BAB V PENUTUP. bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: adapun alasan penyebab wanprestasi tersebut antara lain:

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan penelitian, dalam pelaksanaan perjanjian jasa kursus mengemudi mobil di Lembaga Pendidikan dan Latihan (LPL) Akreditas Mengemudi telah terjadi wanprestasi yaitu peserta diklat selaku konsumen jasa tidak melaksanakan prestasi sesuai dengan perjanjian, adapun alasan penyebab wanprestasi tersebut antara lain: a) Keterlambatan kehadiran peserta diklat pada saat waktu dan jam yang telah disepakati bersama pada saat pendaftaran. b) Peserta diklat terlambat melakukan pelunasan atau tidak melunasi uang jasa kursus mengemudi pada saat pertengahan latihan dengan alasan belum memiliki cukup uang dan ada kebutuhan penting lainnya yang harus dilaksanakan. Peserta diklat tersebut meminta kepada LPL Akreditas Mengemudi untuk memberikan pengunduran waktu pembayaran pelunasan 129

2 130 c) Penggantian peserta diklat dengan peserta lain atas inisiatif dari peserta diklat sendiri tanpa konfirmasi terlebih dahulu ke pihak LPL. Hal ini dikarenakan peserta diklat D ada kegiatan di luar kota selama bebrapa bulan dan tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan proses latihan mengemudi di LPL Akreditas Mengemudi. d) Peserta diklat yang merasa kurang cocok dengan instruktur pengajar yang mengajar peserta tersebut selama latihan mengemudi meminta penggantian instruktur dengan alasan merasa kurang nyaman dan kurang cocok selama dilatih oleh instruktur pengajar yang pertama. 2. Upaya penyelesaian wanprestasi yang terjadi dalam perjanjian jasa kursus mengemudi mobil di Lembaga Pendidikan dan Latihan (LPL) Akreditas Mengemudi dilakukan dengan cara sebagai berikut : a) Keterlambatan peserta diklat melebihi batas waktu toleransi mengakibatkan jatah latihan peserta untuk latihan pada hari itu dikurangi dengan waktu terlambat peserta. Tidak ada keberatan oleh peserta diklat atas keputusan LPL Akreditas Mengemudi ini, karena pihak LPL Akreditas Mengemudi melalui Front Line, telah membuat perjanjian lisan dengan peserta bahwa jika peserta kemungkinan akan terlambat maka harus memberi konfirmasi kepada pihak LPL Akreditas Mengemudi sehari sebelumnya dan toleransi keterlambatan itu pun hanya diberikan 30 menit saja.

3 131 Namun apabila keterlambatan peserta diklat telah lewat waktu yang dapat ditoleransi dan peserta tanpa konfirmasi penggantian hari maka latihan dianggap batal dan tidak ada penggantian jam. b) Peserta diklat yang terlambat melakukan pelunasan diberikan teguran oleh pihak LPL Akreditas Mengemudi baik lisan maupun tertulis serta mengingatkan melalui SMS bahwa telah jatuh tempo masa pelunasan pembayaran. Peserta diklat tersebut menjelaskan alasan keterlambatan pelunasan pembayarannya dan meminta keringanan kepada LPL Akreditas Mengemudi untuk memberikan pengunduran waktu pembayaran pelunasan dan berjanji akan melunasi pembayaran yang telah jatuh tempo. Pihak LPL Akreditas Mengemudi pun menerima permintaan keringanan peserta diklat B dengan memberikan waktu pengunduran dengan syarat pihak LPL Akreditas Mengemudi menahan sertifikat kelulusan kursus peserta diklat tersebut sampai peserta tersebut melakukan pelunasan di akhir pertemuan c) Terdapat peserta diklat yang mengganti dirinya dengan orang lain pada saat latihan tanpa konfirmasi terlebih dahulu ke pihak LPL Akreditas Mengemudi. Pihak LPL Akreditas Mengemudi akhirnya memutuskan bawa pergantian peserta diklat dari peserta diklat lama ke peserta diklat yang baru dapat dilakukan dengan syarat, mengenai penilaian oleh intruktur pengajar, tentunya formulir

4 132 penilaian dimulai dari awal lagi untuk peserta pengganti namun waktu latihan hanya menggunakan sisa paket jam dari peserta pertama. Begitu juga mengenai pembayaran paket kursus yang telah dipilih oleh peserta diklat yang lama, peserta diklat yang baru hanya membayar sisa pelunasan pembayaran milik peserta diklat yang lama sebelum jatuh tempo pelunasan. d) Peserta diklat meminta instruktur pengajar yang melatihnya untuk diganti dengan instruktur pengajar yang lain. Hal ini diminta dengan memberikan berbagai alasan merasa kurang nyaman dan kurang cocok selama dilatih oleh instruktur pengajar yang pertama. LPL Akreditas Mengemudi pun akhirnya setuju untuk mengganti intruktur pengajar yang pertama dengan yang baru. Selain itu untuk formulir penilaian, instruktur pengganti yang baru hanya tinggal melanjutkan penilaian dari aspek yang belum dinilai oleh instruktur lama bagitu juga dari segi waktu mengajar, intruktur pengganti yang baru juga hanya melanjutkan sisa waktu yang belum terpakai pada paket kursus yang telah dipilih peserta diklat. Penyelesaian masalah lewat jalan musyawarah ini dilakukan dengan tujuan agar upaya penyelesaiannya lebih cepat, praktis, dan tidak perlu menghabiskan banyak biaya. Disamping itu demi menjaga hubungan baik antara pihak LPL Akreditas Mengemudi dengan para peserta diklat. Sebagian besar penyelesaian wanprestasi tersebut

5 133 menguntungkan pihak peserta diklat. Pihak peserta diklat menjadi mendapatkan keringanan menjalankan kewajibannya dalam pemenuhan prestasi. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penulisan hukum ini, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi pelaku usaha, harus membuat perjanjian secara keseluruhan dalam bentuk tertulis dan dicantumkan mengenai sanksi yang akan diberikan jika nantinya terjadi pelanggaran dalam perjanjian serta nota pada pembayaran uang muka dan pelunasan biaya kursus disertai dengan tanggal jatuh tempo. 2. Saran bagi pemerintah, harus membuat peraturan perundangundangan yang mengatur secara khusus dan jelas mengenai perlindungan hukum bagi pelaku usaha seperti peraturan mengenai perlindungan konsumen yang tercantum dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen, agar kepentingan pelaku usaha dapat juga terlindungi seperti halnya konsumen.