BAB I PENDAHULUAN. Glenn Doman dalam bukunya How to Teach your Baby to Read yang dikutip oleh

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN ASMAINA TERHADAP MINAT BACA ANAK PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DUSUN PLUMBON TENGAH, MOROREJO, TEMPEL, SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. khususnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya jika suatu kebutuhan informasi

- 1 - LINA PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BERAU

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Masyarakat juga mengambil peran yang

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR,

IV.B.26. Urusan Wajib Perpustakaan

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU

BAB I PENDAHULUAN. hingga remaja lebih suka menggunakan gadget untuk bermain game daripada

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

I. PENDAHULUAN. keterampilan, dan nilai-nilai serta norma sosial yang berlaku di masyarakat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa/Kelurahan, hlm. 7.

INOVASI SISTEM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

Universitas Sumatera Utara

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perpustakaan Perguruan Tinggi Berperan dalam Pengembangan Minat Baca Oleh: Drs. Habib, M.M.

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERPUSTAKAAN

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR : 040/871/ KPAD/ 2015

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keilmuan. Membaca merupakan kebiasaan yang diperoleh setelah seseorang

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isnanda, 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar dalam membentuk manusia. Di sekolah telah disusun. usaha tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tersebut.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

RENCANA STRATEGIS BIDANG PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN NGAWI TAHUN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH SRAGEN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1. Alasan pemilihan lokasi magang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, pemerintah sangat serius dalam menangani bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah seperti tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya Baca

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. maka Pemerintah Kota Metro sejak tahun 2010 telah mencanangkan Program

BAB I PENDAHULUAN. (BSNP, 2006). Pendidikan sains ini diharapkan dapat memberikan penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memberikan. kemampuan yang dapat memecahkan masalah atau isu-isu yang beredar.

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 yakni berbunyi...mencerdaskan kehidupan bangsa telah dilaksanakan oleh pemerintah, salah satunya dengan mengembangkan minat baca masyarakat melalui perpustakaan. Glenn Doman dalam bukunya How to Teach your Baby to Read yang dikutip oleh Rahmawati dan Sudarsono mengatakan bahwa membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia, membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Berdasarkan makna akan pentingnya membaca tersebut, perpustakaan berkewajiban untuk mengembangkan minat baca masyarakat menuju bangsa yang cerdas (Rahmawati dan Sudarono, 2012: 8). Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dilakukan melalui pendidikan yang terdiri dari 3 jalur yaitu formal, informal, dan nonformal. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang didalamnya mencakup perpustakaan desa, dan Majelis Taklim, 1

serta satuan pendidikan yang sejenis. Sebagai satuan pendidikan, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan lembaga/institusi atau tempat belajar masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan anak usia dini dan pendidikan baik nonformal maupun informal. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 PKBM berfungsi melayani masyarakat dengan beberapa program seperti, program pendidikan anak usia dini, program pendidikan nonformal, program usaha produktif dan berbagai program sosial kemasyarakatan yang dibutuhkan masyarakat sekitar termasuk yang utama adalah penyediaan bahan bacaan bagi masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat atau perpustakaan umum. Secara spesifik kewajiban untuk meningkatkan minat baca masyarakat diatur dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, dimana perpustakaan bertujuan untuk memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu tujuan perpustakaan untuk meningkatkan kegemaran membaca dapat dilakukan melalui penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau, murah, dan bermutu. Perpustakaan yang demikian menurut jenisnya digolongkan ke dalam perpustakaan umum yaitu perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, dan status sosial-ekonomi. Fungsi perpustakaan untuk meningkatkan kegemaran membaca, diatur pula dalam Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007 pasal 48 sampai 2

dengan pasal 51 yaitu disebut dengan istilah pembudayaan kegemaran membaca, yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak seperti keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat. Pembudayaan kegemaran membaca pada masyarakat dengan jelas disebutkan yaitu melalui penyediaan sarana perpustakaan ditempat-tempat umum yang mudah dijangkau, murah dan bermutu. Untuk melaksanakan program tersebut, diperlukan adanya kerjasama antara perpustakaan dengan beberapa pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk dapat memberikan perhatiannya dengan memfasilitasi dan mendorong pelaksanaan program tersebut. Pemerintah Kabupaten Sleman turut bekerja sama dalam rangka pelaksanaan program pembudayaan kegemaran membaca dengan mendirikan beberapa perpustakaan yang dapat diakses oleh masyarakat secara umum, termasuk di dalamnya adalah perpustakaan daerah di kompleks Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman dan perpustakaan desa yang berada di wilayah-wilayah pedesaan di Kabupaten Sleman. Berdasarkan pada RKPD (Rencana Kerja Pembangunan Daerah) Kabupaten Sleman tahun 2014-2015 tercatat bahwa sampai tahun 2014 jumlah perpustakaan di Kabupaten Sleman mencapai 859 unit termasuk Perpustakaan Asmaina yang berlokasi di Dusun Plumbon Tengah, Mororejo, Tempel, Sleman dan dilengkapi dengan 4 armada perpustakaan keliling. Upaya pemerintah dalam rangka peningkatan pelayanan perpustakaan juga dilakukan dengan menambah jumlah jam/hari buka perpustakaan serta mengikutkan petugas perpustakaan dalam kursus/bimtek untuk meningkatkan 3

profesionalisme SDM (Sumber Daya Manusia) perpustakaan dalam memberikan pelayanan perpustakaan kepada pengunjung perpustakaan. Berikut data jumlah pengunjung perpustakaan dan koleksi buku kabupaten Sleman. Tabel 1. Data Jumlah Pengunjung dan Koleksi Buku Perpustakaan Tahun 2010 2014 Kabupaten Sleman No Indikator Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah pengunjung 89.427 100.044 102.710 108.875 580.219 perpustakaan per tahun (orang) 2. Koleksi buku yang 50.163 51.278 54.114 56.471 59.855 tersedia di perpustakaan daerah Fiksi (eksemplar) 12.812 13.138 14.402 15.388 17.411 Non fiksi 32.820 33.383 34.541 35.618 36.644 (eksemplar) Majalah 2.425 2.663 2.924 3.156 3.389 (eksemplar) Referensi (eksemplar) 2.106 2.118 2.107 2.309 2.411 Sumber : Kantor Perpustakaan Daerah, 2014. Keterangan : Jumlah pengunjung perpustakaan tahun 2014 merupakan gabungan jumlah pengunjung perpusda, perpustakaan keliling, perpustakaan elektronik keliling, 18 lokasi perpustakaan desa dan masyarakat, serta perpustakaan sekolah. Setiap perpustakaan tidak lepas dari ketersediaan buku dan ilmu. Dimana ada perpustakaan disitu dapat ditemukan deretan buku-buku yang memuat berbagai macam ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dari segala penemuan dan pemikiran para ahli dapat diketahui dengan mudah oleh masyarakat dengan membaca buku. Memahami keterkaitan antara perpustakaan, buku dan ilmu tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa keberadaan perpustakaan sangat 4

penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Pemerintah Kabupaten Sleman telah mendirikan beberapa gedung perpustakaan yang dilengkapi dengan armada perpustakaan keliling, dengan harapan akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca, sehingga membaca akan menjadi kebiasaan bagi masyarakat Kabupaten Sleman. Pemerintah Kabupaten Sleman menghitung Angka Melek Huruf yang digunakan sebagai tolok ukur untuk melihat potensi perkembangan intelektual khususnya dengan membaca. Angka Melek Huruf menggambarkan persentase penduduk umur 15 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis (bps.go.id: 2008). Berdasarkan pada RKPD Kabupaten Sleman tahun 2014 2015, pada tahun 2014 Angka Melek Huruf di Kabupaten Sleman yaitu sebesar 98,31% meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 98.03%. Besarnya Angka Melek Huruf tersebut, pada kenyataannya tidak dapat menunjukkan bahwa minat baca masyarakat juga besar. Fakta tersebut didukung dengan data hasil tes Progress International Reading Literacy Study (PIRLS) tahun 2011 yang mengevaluasi kemampuan peserta didik kelas IV yang menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428 dari skor rata-rata 500. Kemudian dalam PISA (Programme for International Student Assesment) yang mencakup membaca, matematika dan sains dan diikuti oleh 65 negara peserta, Indonesia berpartisipasi pada tahun 2009 dan tahun 2012. Tahun 2009 Indonesia menempati urutan ke-57 dengan skor 396 dari skor rata-rata 493, sedangkan pada tahun 2012 Indonesia menempati urutan ke-64 dengan skor 396 dari skor rata-rata 496 (Wiedarti, 2016: 2). 5

Mudjito dalam bukunya Sugihartati (2010: 5) menyatakan bahwa saat ini sebagian besar anak Indonesia baru sampai pada taraf gemar mendengarkan atau melihat, belum sampai pada taraf gemar membaca. Minat baca anak di Indonesia tergolong paling rendah di dunia. Diperkirakan hanya sekitar 10% anak Indonesia tergolong kelompok gemar membaca. Sementara itu, sekitar 90% yang lain disinyalir masih enggan dan belum memiliki budaya gemar membaca, karena faktor lingkungan yang tidak mendukung atau karena kesulitan mengakses bukubuku yang dapat mereka baca. Pernyataan tersebut dapat digunakan untuk mendukung fakta yang terjadi pada masyarakat yaitu mengenai rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca. Fenomena tersebut dapat dengan mudah kita amati pada lingkungan disekitar kita, yaitu anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu belajarnya untuk menonton tayangan televisi dan bermain gadget miliknya atau milik orangtuanya dibandingkan dengan membaca buku. Penelitian Sugihartati tentang alokasi pemanfaatan waktu luang untuk membaca pada anak-anak perkotaan, menyatakan bahwa sebagian besar anak (72%) melakukan kegiatan membaca rata-rata kurang dari 7 jam per minggu atau tidak sampai satu jam per harinya. Sebanyak 100 anak yang diteliti, hanya 24% yang mengaku membaca buku 1-2 jam per hari. Anak-anak cenderung lebih menyukai memanfaatkan waktu luang mereka untuk bermain atau menonton televisi daripada untuk membaca. Kemunculan berbagai stasiun televisi swasta dan makin maraknya acara film anak-anak di layar kaca dianggap lebih menarik dibandingkan dengan membaca buku. Faktor kemajuan teknologi turut mempengaruhi anak-anak dalam menggunakan waktu luang, sebagian besar anak- 6

anak memanfaatkan gadgetnya baik untuk mengakses internet maupun bermain game. Fakta tersebut dapat kita amati secara langsung di lingkungan sekitar kita. Lebih banyak anak-anak yang memiliki gadget pribadi dibandingkan dengan yang tidak memiliki. Potret rendahnya minat baca di Indonesia tersebut menjadi salah satu hal yang harus lebih diperhatikan lagi oleh pihak-pihak yang terlibat seperti keluarga, pemerintah, dan masyarakat khususnya dalam hal ini adalah pustakawan yang lebih memiliki keterkaitan dengan perpustakaan dan buku. Masyarakat Dusun Plumbon Tengah turut berupaya mengatasi masalah rendahnya minat baca dengan mendirikan perpustakaan umum bernama Perpustakaan Asmaina yang didalamnya terdapat banyak koleksi buku, mulai dari fiksi, non fiksi, sampai ke artikel atau majalah yang diperuntukkan bagi seluruh warga masyarakat yang membutuhkannya. Keberadaan Perpustakaan Asmaina berada di dalam wilayah Dusun Plumbon Tengah dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Pengelola perpustakaan melengkapi fasilitas dengan menyediakan jaringan wi-fi gratis bagi pengunjung perpustakaan. Hal tersebut dilakukan dengan harapan akan menimbulkan daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan dan membaca koleksi buku yang ada di dalam perpustakaan. Perpustakaan Asmaina telah berdiri dan diresmikan sejak tahun 2012 dan mengalami perkembangan yang relatif signifikan ditinjau dari koleksi, lokasi perpustakaan, dan penyelenggaraan perpustakaan. Sejak tahun 2012 pengelola perpustakaan telah mengupayakan berbagai cara untuk kemajuan perpustakaan, diantaranya adalah melakukan berbagai upaya mulai dari menerima hibah buku, 7

memasukkan proposal ke penerbit, dan swadana anggota untuk memenuhi kebutuhan koleksi bahan bacaan. Selain itu Perpustakaan Asmaina juga mengalami beberapa kali perpindahan tempat, mulai dari rumah kepala dukuh di Dusun Plumbon Tengah, masjid An-Nashr, hingga saat ini yaitu berada di rumah joglo miliki salah satu warga Dusun Plumbon Tengah. Masyarakat Dusun Plumbon Tengah turut berpartisipasi dalam perkembangan perpustakaan. Sebagian orang tua di Dusun Plumbon Tengah turut menyumbangkan buku-buku kepada pengelola perpustakaan, sebagian yang lain berpartisipasi dengan meminjam buku di perpustakaan. Anak-anak di Dusun Plumbon Tengah juga turut berpartisipasi dengan membaca buku-buku di perpustakaan atau meminjamnya untuk dibaca di rumah. 2017. Berikut data pengunjung Perpustakaan Asmaina pada tahun 2015 dan Tabel 2. Data Pengunjung Perpustakaan Asmaina pada Tahun 2015 dan 2017 No. Asal Pengunjung Jumlah Pengunjung 1. Warga Plumbon Tengah 177 2. Warga Plumbon Kidul 4 3. Warga Plumbon Lor 29 4. Instansi Desa Mororejo 7 5. Warga Dusun Sleman 3 6. Warga Kecamatan Tempel 13 7. Instansi Kecamatan Tempel 9 8. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 3 9. TK Pertiwi Gondang Legi 1 10. BNNK Sleman 3 11. BNN Provinsi DIY 4 12. SMK Ma arif 2 Sleman 35 Total 288 Sumber : Buku data pengunjung Perpustakaan Asmaina tahun 2015 dan 2017 8

Perpustakaan Asmaina dikelola oleh anggota pemuda Asmaina dengan jumlah pengurus sebanyak 23 orang yang masing-masing memiliki kesibukan lain diluar Perpustakaan Asmaina, sehingga dalam memberikan layanan kepada pengunjung perpustakaan belum bisa maksimal seperti yang diharapkan. Perpustakaan Asmaina hanya membuka jam layanan perpustakaan selama 12 jam dalam satu minggu, yaitu pada hari Sabtu pukul 16.00 20.00 dan hari Minggu pada pukul 08.00 16.00, sementara itu masyarakat khususnya anak-anak membutuhkan akses informasi setiap harinya untuk kepentingan mereka mulai dari tugas pekerjaan rumah yang diberikan saat sekolah, atau kebutuhan update informasi setiap harinya untuk mengetahui berita-berita terbaru di berbagai wilayah. Dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat khususnya anakanak tentu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi. Perpustakaan Asmaina menyediakan wifi dan komputer serta menyediakan berbagai macam koleksi bahan bacaan dengan tujuan agar menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk membaca dan meminjam buku di Perpustakaan Asmaina, akan tetapi beberapa hal menjadi penghambat dalam mencapai upaya tersebut, seperti wifi yang pada kenyataannya lebih banyak dimanfaatkan untuk bermain game dibandingkan dengan mengakses informasi yang dibutuhkan, keterbatasan pengelola perpustakaan dalam memberikan layanan dan pengelolaan perpustakaan juga menjadi penghambat bagi sebagian pengunjung untuk dapat melakukan aktivitas di perpustakaan. Mengatasi hal tersebut, pengelola perpustakaan telah melakukan berbagai upaya diantaranya adalah dengan membuka gerbang setiap hari dan meletakkan kunci di tempat yang sudah diketahui oleh anak-anak, dengan harapan 9

bagi pengunjung yang ingin membaca buku bisa membuka sendiri tanpa menunggu kedatangan pengelola perpustakaan, selain itu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan penghargaan bagi anak-anak yang sering membaca buku di perpustakaan dengan harapan anak-anak yang lain akan mengikutinya. Adanya Perpustakaan Asmaina beserta segala fasilitas yang disediakan dan pengelolaannya untuk melayani para pengunjung perpustakaan, peneliti tertarik untuk mengamati dan meneliti pemanfaatan Perpustakaan Asmaina Dusun Plumbon Tengah terhadap minat baca anak-anak pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca anak di Dusun Plumbon Tengah, serta upaya yang dilakukan oleh pengelola Perpustakaan Asmaina dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat khususnya anakanak pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Dusun Plumbon Tengah, sehingga peneliti mengambil judul Pemanfaatan Perpustakaan Asmaina Terhadap Minat Baca Anak pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Dusun Plumbon Tengah, Mororejo, Tempel, Sleman. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi berbagai masalah yang muncul, yaitu sebagai berikut : 1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca. 2. Masih rendahnya minat baca masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Sleman. 3. Angka Melek Huruf di Kabupaten Sleman tinggi, akan tetapi tidak sesuai dengan tingginya minat baca masyarakat. 10

4. Membentuk masyarakat agar gemar membaca membutuhkan perhatian dari pemerintah dan masyarakat khususnya keluarga dan pengelola perpustakaan. 5. Budaya masyarakat Indonesia masih sampai pada tahap gemar mendengarkan dan melihat belum sampai pada tahap gemar membaca. 6. Munculnya berbagai stasiun televisi swasta dan maraknya berbagai acara atau film di televisi dianggap lebih menarik oleh anak-anak dibandingkan dengan membaca buku. 7. Internet sebagai wujud kemajuan teknologi menyebabkan anak-anak lebih banyak menggunakan waktunya untuk bermain gadget dibandingkan dengan membaca buku. 8. Perpustakaan Asmaina hanya membuka layanan selama 12 jam dalam satu minggu yaitu pada hari Sabtu dan Minggu, sementara kebutuhan masyarakat akan informasi muncul setiap saat. 9. Perpustakaan Asmaina menyediakan akses wifi gratis dengan tujuan untuk meningkatkan daya tarik pengunjung agar membaca buku di perpustakaan, akan tetapi sebagian besar pengunjung memanfaatkan wifi tersebut untuk bermain game. 10. Pengelolaan Perpustakaan Asmaina terbatas pada tenaga pengelolanya, sebab kegiatan tersebut merupakan kegiatan sosial yang hanya dibebankan pada tanggung jawab sosial tanpa memberi penghargaan kepada pengurusnya. 11. Sasaran Perpustakaan Asmaina yaitu untuk seluruh warga masyarakat, akan tetapi sebagian besar yang mengunjungi hanya anak-anak. 11

C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi permasalahan yang akan dikaji yaitu sebagai berikut : 1. Pengelolaan Perpustakaan Asmaina di Dusun Plumbon Tengah. 2. Upaya meningkatkan minat baca anak-anak di Dusun Plumbon Tengah. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengelolaan Perpustakaan Asmaina di Dusun Plumbon Tengah, Mororejo, Tempel, Sleman? 2. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi minat baca anak-anak di Dusun Plumbon Tengah, Mororejo, Tempel, Sleman? 3. Bagaimana upaya pengelola perpustakaan dalam meningkatkan minat baca masyarakat khususnya anak pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Dusun Plumbon Tengah, Mororejo, Tempel, Sleman? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengelolaan Perpustakaan Asmaina di Dusun Plumbon Tengah, Mororejo, Tempel, Sleman. 2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat baca anak-anak di Dusun Plumbon Tengah, Mororejo, Tempel, Sleman. 12

3. Upaya yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan dalam meningkatkan minat baca masyarakat umumnya dan anak pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Dusun Plumbon Tengah, Mororejo, Tempel, Sleman. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak secara teoritis maupun praktis, antara lain : 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang perpustakaan khususnya perpustakaan desa sebagai salah satu jenis perpustakaan umum dalam mengoptimalkan upaya untuk mencerdaskan bangsa melalui budaya membaca. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya tentang pemanfaatan perpustakaan terhadap minat baca. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pengelola Perpustakaan Asmaina 1) Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pengelola perpustakaan untuk merefleksi perannya dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. 2) Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan yang lebih baik dan yang lebih efektif dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat. 13

b. Bagi peneliti Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan desa dalam meningkatkan minat baca masyarakat. c. Bagi pemerintah Dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan baru atau memperbaiki kebijakan yang sudah ada sebelumnya terkait dengan pengelolaan perpustakaan desa serta pemanfaatannya terhadap minat baca masyarakat. d. Bagi Jurusan Pendidikan IPS Universitas Negeri Yogyakarta 1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi perpustakaan khususnya tentang pemanfaatan perpustakaan terhadap minat baca masyarakat. 2) Sebagai dokumen hasil penelitian. 14