METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kelapa Rapat (Klara) Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dengan luas area ± 5.6 Ha (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai pada tanggal 25 Februari 2008 dan berakhir pada tanggal 25 Juni 2008, dengan pembagian kerjanya selama dua bulan di lokasi untuk melaksanakan inventarisasi tapak dan analisissintesis, dan dua bulan melaksanakan kegiatan utama kegiatan mendesain lanskap wisata Pantai Klara di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Metode Kerja Metode kerja kegiatan penelitian yang digunakan adalah survei lapang dan wawancara. Jenis data yang dkumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Sumber data utama adalah Primkopal Lanal Panjang, data primer berupa data keadaan tapak, potensi dan masalah yang ada, hasil observasi lapang, hasil kuesioner, dan diskusi langsung secara informal dengan pengelola, pengunjung, dan para penduduk di sekitar pantai, sedangkan data sekunder meliputi rencana, peta, gambar, data iklim, dan cuaca (Tabel 1). Data-data tersebut menjadi dasar dan masukan untuk laporan penelitian yang dilengkapi dengan studi pustaka yang kemudian dianalisis sehingga menghasilkan suatu desain tapak. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan 1 Data Fisik (Administrasi & Geografis, Survei lapang, Kondisi umum, TGL, Topografi, Kemiringan, dan Drainase, Aksesibilitas & Sistem Primkopal Lanal panjang, daya dukung, kenyamanan, Transportasi, View, Sejarah Kawasan, Geologi & Tanah, Bappeda, Pemda, ketersediaan air, BMG, BPS, Dinas dan kemudahan Hidrologi, Iklim, Tektonik &Seismitas, Perhubungan akses pada tapak Kondisi Perairan, Fasilitas & Utilitas) 2 Data Biofisik (Vegetasi dan Satwa) Survei lapang, Primkopal Lanal panjang, BPS, Bappeda, Pemda 3 Data Sosial (Kondisi Sosial, Budaya, dan Ekonomi Masyarakat, Potensi Wisata, Potensi Pengunjung, Perilaku dan Harapan Masyarakat dan Pengunjung terhadap Tapak) Hasil kuesioner, Primkopal Lanal panjang, Bappeda Pemda, dan BPS Kondisi umum tapak Analisis keinginan rekreasi pada pengguna, pengelola dan pemilik tapak
14
15 Pendekatan dalam desain lanskap wisata Pantai Klara dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan sistematis untuk perencanaan dan desain suatu kawasan rekreasi yang dikemukakan oleh Gold (1980). Metode ini dipilih karena menekankan dari segi rekreasi dalam penjabaran proses-prosesnya yang terdiri dari enam tahap yaitu: persiapan awal, inventarisasi, analisis, sintesis, perencanaan, dan desain. Menurut Gold (1980) desain suatu tempat rekreasi adalah suatu proses yang menghubungkan pengunjung ke bentuk dan fungsi dari suatu sumber daya rekreasi. Penggunaan informasi untuk menciptakan desain-desain yang berhubungan dengan eksisting, para pengguna potensial dari ruang rekreasi, atau populasi area perencanaan. Penekanannya di skala mikro dan tapak atau tahapan proyek pada tahap perencanaan tapak, proses desain itu diorganisir ke dalam proses yang ditunjukkan pada Gambar 3. Meski proses ini adalah umum bagi sebagian besar usaha-usaha perencanaan atau desain, ada perbedaan yang pantas dipertimbangkan di dalam pendekatan, konsep-konsep, dan metoda-metoda yang digunakan untuk menerapkan proses ini pada kedua tahapan sistem dan perencanaan tapak. Perbedaan-perbedaan ini dikondisikan oleh pandangan-pandangan yang berbeda dari proses perencanaan.tahapantahapan untuk desain lanskap wisata pantai Klara menggunakan Metode Gold (1980) yang dimodifikasi, yaitu: 1. Persiapan Awal Pada tahap ini dilakukan penetapan tujuan desain dan informasi tentang program dan instansi yang terkait, yang berhubungan dengan pariwisata, rekreasi, dan pengelolaan kawasan tersebut. 2. Inventarisasi Pada tahap ini dilakukan pengambilan data awal dan penghayatan tapak. Hasil inventarisasi merupakan karakteristik tapak alami yang terdiri dari: kondisi eksisting, iklim, relief kemiringan, fisiografi dan hidrologi, kemiringan, kemiringan pencahayaan, tanah, vegetasi, dan survey visual. 3. Analisis Berdasarkan data yang dikumpulkan dari tahap inventarisasi, pada tahap ini dilakukan analisis untuk mengetahui potensi pengembangan terhadap tapak, baik secara spatial maupun nonspatial dari berbagai aspek dan faktor yang berperan sehingga diketahui potensi dan kendala dari tapak, use-area potensial, dan kesesuaian lahan.
16 4. Sintesis Pada tahap ini hasil yang diperoleh pada tahap analisis dikembangkan sebagai suatu masukan untuk mendapatkan hasil sintesis yang sesuai dengan tujuan desain. Hal-hal yang negatif dicarikan jalan keluarnya melalui berbagai alternatif yang terbaik, sedangkan hal-hal yang positif dikembangkan untuk mencapai tujuan, hasil yang terpilih berupa suatu konsep perencanaan. Alternatif pengembangan dibuat menjadi beberapa konsep perencanaan. 5. Master Plan Master plan merupakan kesimpulan dari keseluruhan tahap inventarisasi, analisis, dan sintesis. Pada tahap ini digambarkan berbagai aktivitas, fasilitasfasilitas yang dapat dikembangkan, tata letak, dan elemen lanskap yang mendukung keberadaan tapak yang berupa zonasi tapak, tata guna lahan, dan landscape plan. 6. Detail Tapak dan Desain Arsitektural Tahap ini merupakan penjabaran dari master plan, yang kemudian akan digambarkan secara lebih detail lagi berupa gambar tapak, potongan dan detail elemen serta perspektif. Detail tapak dan desain arsitektural merupakan pengembangan penelitian program rekreasi yang lebih spesifik.
17
Program rekreasi saat ini Penelitian, percobaan, dan fleksibilitas Pengembangan penelitian program rekreasi spesifik Tapak Inventarisasi Karakteristik tapak alami Analisis Potensi Pengembangan Sintesis Alternatif pengembangan Master plan Detail tapak dan desain arsitektural Kondisi eksisting Iklim Relief kemiringan Fisiografi dan hidrologi Potensi dan Kendala Use-Area Potensial Konsep 1 2 3 Kemiringan Kemiringan pencahayaan Tanah Vegetasi Kesesuaian Lahan Survey visual Gambar 3. Proses Desain pada Level Tapak (Gold,1980)