BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGGUNAAN RELE DIFERENSIAL SEBAGAI PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR DAYA 16 MVA DI GARDU INDUK JAJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. pernah dilakukan sebagai rujukan penulis guna mendukung penyusunan

ANALISIS ARUS INRUSH TERHADAP PENGARUH KINERJA RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR 150 KV

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

ANALISA TROUBLE DIFFERENTIAL RELAY TERHADAP TRIP CB ( CIRCUIT BREAKER ) 150 KV TRANSFORMATOR 30 MVA PLTGU PANARAN

STUDI SISTEM PROTEKSI RELE DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT. PLN (PERSERO) KERAMASAN PALEMBANG

BAB VI. RELE DIFFERENTIAL

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen, peranan transformator daya pada Gardu Induk Pauh Limo

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

SETTING RELAY DIFFERENSIAL PADA GARDU INDUK KALIWUNGU GUNA MENGHINDARI KEGAGALAN PROTEKSI

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

ABSTRAK Kata Kunci :

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

ANALISA SISTEM PROTEKSI RELE DIFERENSIALPADA TRANSFORMATOR DAYA 60MVA DI GARDU INDUK WONOGIRI

BAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir

BAB II LANDASAN TEORI

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA X&XI. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

STUDI SETTING RELE DIFFERENTIAL PADA TRANSFORMATOR TENAGA DI PT PERTAMINA REFINERY UNIT IV CILACAP

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

PENGGUNAAN RELAY DIFFERENSIAL. Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan

BAB III PEMBAHASAN RELAY DEFERENSIAL DAN RELEY DEFERENSIAL GRL 150

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah terkait dan menganalisa studi kasus, sehingga dari data yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

Analisa Kerja Rele Diferensial Pada Trafo 60 MVA Di Gardu Induk Wonosari 150 kv

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

Sidang Tugas Akhir (Genap ) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

BAB III LANDASAN TEORI

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

ANALISIS PROTEKSI RELE DIFERENSIAL PADA TRAFO GARDU INDUK KONSUMEN TEGANGAN TINGGI DI GARDU INDUK SEMEN MERAH PUTIH REMBANG

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

SISTEM TENAGA LISTRIK

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

BAB IV ANALISA HASIL PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB III TEORI DASAR DAN DATA

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang terdiri atas sistem

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

STUDI PENYETELAN RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT PERTAMINA JOB MEDCO ENERGI TOMORI FIELD SENORO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Presentasi Sidang Tugas Akhir (Ganjil 2013) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS. Nama : Rizky Haryogi ( )

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

Analisis Sistem Pengaman Arus Lebih pada Penyulang Abang Akibat Beroperasinya PLTS pada Saluran Distribusi Tegangan Listrik 20 Kv di Karangasem

Pengaturan Ulang Rele Arus Lebih Sebagai Pengaman Utama Compressor Pada Feeder 2F PT. Ajinomoto Mojokerto

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

Transkripsi:

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data yang Diperoleh Dalam penelitian ini menggunakan data di Pembangkit listrik tenaga panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang telah dikumpulkan untuk dilakukan identifikasi, analisis, dan evaluasi pada sistem proteksi rele diferensial pada Busbar di Switchyard Kamojang unit 4, Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan : Gambar 4.1 Over All Single Line 1 x 60 MW kamojang unit 4 39

40 Gambar 4.2 Single Line Diagram 1 x 60 MW kamojang unit 4 Gambar 4.1 dan 4.2 diatas merupakan gambar Single Line Diagram 1 x 60 MW kamojang unit 4, kapasitas daya yang dihasilkan oleh generator pada unit 4 adalah 60 MW, dengan tegangan yang dihasilkan adalah 13,8 kv. Trafo utama yang digunakan pada PLTP unit 4 ini adalah Trafo Step up dengan tegangan 13,8 kv pada sisi primer dan 150 kv pada sisi sekunder. Tegangan output generator pada unit 4 adalah 13,8 kv lalu kemudian dinaikkan tegangannya menggunakan trafo step up menjadi 150 kv dan selanjutnya di transmisikan melalui switchyard atau gardu induk yang ada di PLTP unit 4.

41 4.1.1 Data Sheet Generator Tipe generator yang digunakan pada PLTP unit 4 yaitu GTLRI494/53-2, dengan total daya yang dihasilkan sebesar 80 MVA, daya tersalur adalah 60 MW, tegangan yang dihasilkan 13,8 kv, Arus 2,092 A, Power faktor 0,8, Frekuensi 50Hz, rotasi generator 3000 rotasi/menit. Berikut merupakan data generator yang digunakan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi unit 4 di PT. PGE area Kamojang. Tabel 4.1 Data sheet generator No Tipe Generator Daya Tegangan Arus Power Frekuensi Rotasi (MVA) (kv) (A) faktor (Hz) (r/min) 1 GTLRI494/53-2 80 13.8 2,092 0.8 50 3.000 4.1.2 Data Sheet Transformator Trafo utama yang digunakan pada PLTP unit 4 ini adalah Trafo Step up dengan tegangan 13,8 kv pada sisi primer dan 150 kv pada sisi sekunder. Dengan frekuensi 50Hz dan impedansi sebesar 13,8%. Berikut merupakan data transformator yang digunakan oleh Pembangkit Listrik Panas Bumi unit 4 di PT. PGE area Kamojang. Tabel 4.2 Data sheet transformator No Daya Tranformator Tegangan Tegangan Frekuensi Impedansi (MVA) Primer (kv) Sekunder (kv) (Hz) (%) 1 80 13.8 150 50 13.8

42 4.1.3 Data Sheet Trafo Arus Transformator arus ( CT ) berfungsi sebagai alat pengindera yang merasakan apakah keadaan yang diproteksi dalam keadaan normal atau mendapat gangguan. Dan melakukan transformasi dari besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang kecil secara akurat dan teliti untuk keperluan pengukuran dan proteksi. Berikut ini adalah data trafo arus (CT) yang digunakan oleh Pembangkit Listrik Panas Bumi unit 4 di PT. PGE area Kamojang Tabel 4.3 Data Trafo Arus (CT) Rated Power Ratio CT Protection Arus Voltage Ratio No Class Nominal 1 80 MVA 2000 / 5A 5P15 307,92 A 150 kv 4.1.4 Data Sheet Rele diferensial Relay diferensial adalah salah satu relay pengaman utama sistem tenaga listrik yang bekerja seketika tanpa koordinasi relai disekitarnya sehingga waktu kerja dapat dibuat secepat mungkin. Daerah pengamanannya dibatasi oleh pasangan trafo arus dimana relay diferensial dipasang sehingga relay diferensial tidak dapat dijadikan sebagai pengaman cadangan untuk daerah berikutnya. Proteksi relay diferensial bekerja dengan prinsip keseimbangan arus (current balance). Berikut ini adalah data Rele Diferensial yang digunakan oleh Pembangkit Listrik Panas Bumi unit 4 di PT. PGE area Kamojang

43 Tabel 4.4 Data Rele Diferensial Busbar No Merk Type Jenis Frequency Serial Number Addres 1 ABB REB 670 Diferensial (87B) 50 Hz T1442045 RP1501 Zona proteksi rele diferensial dicatu oleh dua buah ttrafo arus yang letaknya di sisi primer sebelum busbar dan di sisi sekunder setelah busbar berikut ini adalah gambar Zona Proteksi Rele diferensial (87B) pada Busbar di Switchyard kamojang unit 4 Gambar 4.3 Zona Proteksi Rele diferensial (87B) pada Busbar di Switchyard kamojang unit 4

44 4.2 Perhitungan Matematis Perhitungan matematis berupa perhitungan arus nominal dan arus rating untuk menentukan rasio CT terpasang pada trafo daya tersebut, kemudian menghitung besar error mismatch, menghitung arus differential, arus restrain (penahan), arus slope dan arus setting rele diferensial. Setelah itu akan dilakukan perhitungan arus yang di keluarkan CT pada saat gangguan dan pengaruh terhadap rele diferensial. 4.2.1 Perhitungan Rasio CT Perhitungan arus rating menggunakan rumus : Irating = 110% Inominal (4.1) Inominal = S 3 V (4.2) In = Arus Nominal (A) S = Daya tersalur (MVA) V = Tegangan pada sisi primer dan sekunder (Kv) I nominal pada tegangan 150 Kv : Inominal = 80.000.000 3 150.000 In = 307,92 A

45 I rating pada tegangan 150 kv : Irat = 110% I nominal Irat = 110% x 307,92 A Irat = 338,71 A Hasil dari perhitungan arus nominal yang mengalir pada trafo sisi tegangan 150 kv sebesar 307,92 Ampere. Nilai arus rating pada sisi tegangan 150 kv sebesar 338,71 Ampere. Berdasarkan dari hasil perhitungan nilai rasio CT tidak sesuai dengan CT yang terpasang, Maka rasio CT yang dipilih pada sisi tegangan tinggi adalah 2000 / 5 Ampere. Maksud dari rasio yang dipilih adalah, apabila pada trafo sisi tegangan tinggi mengalir arus sebesar 2000 Ampere maka pada CT tesebut terbaca 5 Ampere. Karena nilai tersebut mendekati nilai rating arus yang telah dihitung dan CT dengan rasio tersebut ada di pabrikan atau pasaran. 4.2.2 Error Mismatch Error mismatch yaitu kesalahan dalam pembacaan perbedaan arus dan tegangan di sisi primer dan sekunder transformator serta pergeseran fasa di trafo tersebut. Selanjutnya menghitung besarnya arus mismatch yaitu dengan cara membandingkan rasio CT ideal dengan CT yang ada di pasaran, dengan ketentuan error tidak boleh melebihi 5% dari rasio CT yang dipilih. Perhitungan besarnya mismatch menggunakan rumus : Error Mismatch = CT Ideal CT Terpasang % (4.3)

46 CT 2 CT 1 = V 1 V 2 (4.4) CT (Ideal) = trafo arus ideal V1 = tegangan CT1, V2 = tegangan CT2 Error Mismatch di sisi CT1: CT1(Ideal)=CT2 V2V1 CT 1 (Ideal) = CT 2 V 2 V 1 CT 1 (Ideal) = 2000 5 150 150 CT 1 (Ideal) = 400 A Error Mismatch = 400 2000 % Error Mismatch = 0.2 % Error Mismatch di sisi CT2 : CT 2 (Ideal) = CT 1 V 1 V 2 CT 2 (Ideal) = 2000 5 150 150 CT2 (Ideal) = 400 A

47 Error Mismatch = 400 2000 % Error Mismatch = 0.2 % Hasil dari perhitungan yang telah dilakukan, maka di dapat nilai CT1 ideal sebesar 400 Ampere dan error mismatch sebesar 0.2 %. Error mismatch pada CT2 sebesar 0.2 % dengan hasil perhitungan CT ideal sebesar 400 Ampere. Error Mismatch di PGE masih dalam zona aman dikarenakan error mismatch tidak melebihi batas maksimum 5%. 4.2.3 Arus sekunder CT Arus sekunder CT adalah arus yang di keluarkan CT atau arus yang terbaca oleh trafo arus (CT). I sekunder = 1 rasio CT In (4.5) Arus sekunder CT1: I sek = 5 2000 307,92 Isek = 0,7698 A Arus sekunder CT2: I sek = 5 2000 307,92 Isek = 0,7698 A

48 4.2.4 Arus Diferensial Arus diferensial adalah arus selisih antara arus sekunder CT1 dan CT2. Rumus untuk menentukan arus diferensial yaitu : Idif= I2 I1 (4.6) Dimana: Idif = Arus Diferensial I1 = Arus Sekunder CT1 I2 = Arus Sekunder CT2 Perhitungan arus diferensial : Idif = 0,7698 0,7698 Idif = 0 A Selisih antara Isek CT1 dan CT2 yaitu sebesar 0 A. Selisih inilah yang nanti akan dibandingkan dengan arus setting rele diferensial. 4.2.5 Arus Restrain Arus restrain di dapat dengan cara menjumlahkan arus sekunder CT1 dan CT2 kemudian dibagi 2. Rumus yang digunakan untuk menghitung arus restrain yaitu : I r = I 1+I 2 2 (4.7) Dimana: Ir = Arus penahan (A) I1 = Arus sekunder CT1 (A)

49 I2 = Arus sekunder CT2 (A) Maka : I r = 0,7698 + 0,7698 2 Ir= 0,7698 A Arus restrain yang didapat dari hasil perhitungan adalah 0,7698 A. Ketika arus diferensial naik akibat perubahan rasio di sisi tegangan tinggi dan tegangan rendah yang disebabkan oleh perubahan tap trafo daya maka arus restrain ini juga akan naik. Hal ini berguna agar rele diferensial tidak bekerja karena bukan merupakan gangguan. 4.2.6 Slope (setting kecuraman) Percent Slope yaitu membagi antara arus diferensial dengan arus restrain. Slope 1 akan menentukan arus diferensial dan arus restrain pada saat kondisi normal dan memastikan sensitifitas rele pada saat gangguan internal dengan arus gangguan yang kecil, sedangkan slope 2 berguna supaya rele diferensial tidak bekerja oleh gangguan eksternal dengan arus gangguan yang besar sehingga salah satu CT mengalami saturasi. Rumus yang digunakan untuk mencari % slope 1 dan % slope 2 yaitu : slope 1 = Id Ir 100% (4.8) slope 2 = ( Id 2) 100% (4.9) Ir

50 Dimana : slope1 : setting kecuraman 1 slope2 : setting kecuraman 2 Id : Arus Diferensial (A) Ir : Arus Restrain (A) Menghitung slope 1 : slope 1 = 0 0,7698 100% slope1 = 0 % Menghitung slope 2 : 0 slope 2 = ( 2) 100% 0,7698 slope2 = 0 % Nilai perhitungan % slope yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah slope 1 sebesar 0% dan slope 2 sebesar 0%. 4.2.7 Arus setting (Iset) Arus setting didapat dengan cara mengalikan antara slope dan arus restrain. Arus setting inilah yang nanti akan dibandingkan dengan arus diferensial.

51 Rumus matematis Isetting : Iset = %slope Irestrain (4.10) Dimana : Iset : Arus Setting % slope : Setting Kecuraman (%) Irestrain : Arus Penahan Iset = 0 % 0,7698 Iset = 0 0,7698 Iset = 0 A Arus setting yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 0 A Berikut merupakan tabel hasil perhitungan Arus Nominal, Arus Ratting, I sekunder CT, Ratio CT ideal, I diferensial, I restrain, % slope dan I setting: Tabel 4.5 Data hasil perhitungan Setting Rele Diferensial (87B) I nominal = 307,92 A I ratting = 338,71 A I diferensial = 0A I restrain = 0,7698 A I sekunder CT = 0,7698 A % slope 1 = 0% Ratio Ct ideal = 400 I setting = 0 A

52 4.3 Perbandingan Setting Differential Rele Berikut ini adalah data sheet setting aktual rele diferensial (87B) yang digunakan oleh Pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP) Kamojang Unit 4 yang dimiliki oleh PT. Pertamina Geothermal Energi, berikut ini merupakan data pengecekan rele diferensial bus (87B) oleh PT Mardika Sarana Engineering: Tabel 4.6. Data Sheet setting aktual Rele Diferensial (87B) No Setting relai diferensial Range (87B) 1 Setting relai diferensial 2,5 A 2 Percent slope #1 53 % Berikut ini adalah data sheet vendor rele diferensial (87B) yang digunakan oleh Pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP) Kamojang Unit 4 yang dimiliki oleh PT. Pertamina Geothermal Energi yang terhubung dengan generator, transformator daya, dan transformator arus. Tabel 4.7. Data Hasil Perhitungan Manual Rele diferensial (87B) No Setting relai diferensial Range (87GT) 1 Setting relai diferensial 0 A 2 Percent slope #1 0 %

53 Jadi, Setelah dilakukan perhitungan manual dapat diketahui bahwa batas arus setting yang diperbolehkan mengalir pada Busbar di sisi tegangan 150kV adalah 0 Ampere, Percent slope 1 senilai 0% sesuai perhitungan matematis. Namun berberda halnya dengan data actual yang didapatkan dari vendor, berdasarkan data aktual di Pertamina Geothermal Energi bahwa batas arus setting yang diperbolehkan mengalir pada Busbar di sisi tegangan 150kV adalah 2,5 Ampere, Percent slope 1 senilai 53 %. Tabel 4.8. Data Hasil Perbandingan Perhitungan Manual dan Data Setting Aktual Rele diferensial (87B) No Data Setting relai diferensial Setting Data Aktual Setting Perhitungan Manal (87B) 1 Setting relai diferensial 2,5 A 0 A 2 Percent slope #1 53 % 0 % Jadi, setelah dilakukan perbandingan data setting aktual dengan data perhitungan manual dapat diketahui bahwa terlihat pada table diatas. Berdasarkan data perhitungan matematis batas arus setting yang mengalir pada Busbar di sisi tegangan 150kV adalah 0 Ampere, Percent slope 1 senilai 0%.

54 Namun berberda halnya dengan data aktual yang didapatkan dari vendor, berdasarkan data aktual yang didapatkan dari data vendor Constuction, Engineering and Maintenance bahwa batas arus setting yang diperbolehkan mengalir pada Busbar di sisi tegangan 150kV adalah 2,5 Ampere, Percent slope 1 senilai 53 %. Faktanya di lapangan arus setting yang diizinkan untuk melewati rele diferensial pada zona Busbar adalah sebesar 2,5A tidak sesuai dengan data perhitungan, karena pada kenyataanya di lapangan tekinisi atau vendor menyesuaikan dengan keandalan serta koefisian alat atau komponen yang ada pada sistem tenaga listrik di lapangan, apabila arus yang mengalir melebihi arus setting yang sudah ditentukan atau ditetapkan maka rele diferensial akan bekerja serta mendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya menginstruksikan kepada Circuit Breaker (CB) untuk mentripkan jaringan tersebut.

55 4.4 Gangguan hubung singkat pada Busbar 150 kv Berikut merupakan asumsi gangguan hubung singkat jika terjadi di busbar, Gangguan hubung singkat pada busbar dapat dihitung dengan persamaan : I f relay = I f CT 2 (4.11) I 2 fault = I frelay I 2 (4.12) Id = I2 I1 (4.13) If rele If CT2 I2 Id I1 I2 fault : Arus gangguan yang dibaca rele : Arus yang masuk pada rele : Rasio CT2 : Arus sekunder CT2 sebelum terjadi gangguan : Arus differential : Arus sekunder CT1 : Arus sekunder CT2 saat terjadi gangguan Arus gangguan sebesar 8000 A disisi tegangan 150 kv : I f relay = I f CT 2 I f relay = 8000 I f relay = 20 A I 2 fault = I frelay I 2 I 2 fault = 20 0,7698 5 2000

56 I 2 fault = 25,9 A Id = I2 fault I1 Id = 25,9 0,7698 Id = 25,2 A Arus gangguan sebesar 8000 A pada sisi tegangan 150 kv menghasilkan arus sekunder pada CT2 sebesar 25,9 A dan arus differential menjadi 25,2 A, maka rele differential akan bekerja karena arus differential nilainya lebih besar dari arus setting rele differential yaitu 2,5 A. Arus gangguan sebesar 800 A pada sisi tegangan rendah 13.8 kv : I f relay = I f CT 2 I f relay = 800 5 2000 I f relay = 2 A I 2 fault = I frelay I 2 I 2 fault = 2 0.7698 I 2 fault = 2.59 A Id = I 2 fault I 1 Id = 2.59 0.7698 Id = 1.82 A Arus gangguan sebesar 800 A pada sisi tegangan 150 kv menghasilkan arus sekunder pada CT2 sebesar 2,59 A dan arus differential menjadi 1,82 A, maka rele differential tidak akan bekerja karena arus differential lebih kecil dari arus setting yaitu 2.5 A.

57 4.5 Simulasi Differential Rele pada Busbar menggunakan Software ETAP 12.6 Gambar dibawah ini merupakan single line diagram simulasi menggunakan software ETAP 12.6 pada kamojang unit 4 dalam keadaan arus normal. Gambar 4.4 Simulasi differential rele dalam keadaan normal

58 Generator menyuplai daya sebesar 60 MW untuk digunakan oleh beban pada jaringan 150 Kv dan beban untuk pemakaian oleh PT Pertamina Geothermal Energi. Tegangan keluaran yang dihasilkan oleh generator sebesar 13.8 Kv, namun tegangan perlu distabilkan oleh automatic voltage regulator (AVR). Tegangan keluaran 13.8 Kv akan ditransmisikan ke jaringan 150 Kv sehingga diperlukan transformator step up yang berfungsi untuk menaikkkan tegangan, Simulasi rele diferensial yang telah dilakukan menggunakan software ETAP 12.6.0 menghasilkan under voltage pada bus 4, bus 13 dan bus 14. Hal ini dikarenakan terjadinya beban berlebih pada jaringan. Beban berlebih yang terjadi karena data beban yang diambil sebagai referensi data diambil saat beban puncak atau sore hari. normal. Berikut ini adalah data tabel dari hasil simulasi dalam keadaan arus Tabel 4.9. Data simulasi rele diferensial dalam keadaan arus normal No Variabel Bus 3 Bus 4 Bus 13 Bus 14 1 Arus (Ampere) 2957,9 A 272,1 A 272,1 A 272,1 A 2 Tegangan(Kilo Volt) 13,8 kv 140,2 kv 140,2 kv 140,2 kv

59 4.5.1 Simulasi short circuit di luar Zona Proteksi Differential Rele Busbar Pada gambar 4.3 menjelaskan tentang simulasi rele diferensial dalam keadaan diberi arus gangguan diluar zona proteksi rele diferensial dengan menggunakan software ETAP 12.6.0. Gambar 4.5 Simulasi differential rele di luar zona proteksi rele diferensial (87B)

60 Generator menyuplai daya sebesar 60 MW untuk digunakan oleh beban pada jaringan 150 Kv dan beban untuk pemakaian oleh PT Pertamina Geothermal Energi. Tegangan keluaran yang dihasilkan oleh generator sebesar 13.8 Kv, namun tegangan perlu distabilkan oleh automatic voltage regulator (AVR). Tegangan keluaran 13.8 Kv akan ditransmisikan ke jaringan 150 Kv sehingga diperlukan transformator step up yang berfungsi untuk menaikkkan tegangan, Jadi, ketika diberikan short circuit diluar zona proteksi differential rele pada Busbar maka circuit breaker pada bagian sebelum transformator akan bekerja dikarenakan adanya short circuit pada bagian dekat Main Transformator dan selanjutnya circuit breaker akan bekerja dengan berkoordinasi dengan overcurrent rele dan overvoltage rele untuk mentripkan jaringan.

61 4.5.2 Simulasi short circuit di dalam Zona Proteksi Differential Rele Pada gambar 4.4 menjelaskan tentang simulasi rele diferensial dalam keadaan diberi arus gangguan didalam zona proteksi rele diferensial dengan menggunakan software ETAP 12.6.0, Gambar 4.6 Simulasi differential rele di dalam zona proteksi

62 Generator menyuplai daya sebesar 60 MW untuk digunakan oleh beban pada jaringan 150 Kv dan beban untuk pemakaian oleh PT Pertamina Geothermal Energi. Tegangan keluaran yang dihasilkan oleh generator sebesar 13.8 Kv, namun tegangan perlu distabilkan oleh automatic voltage regulator (AVR). Tegangan keluaran 13.8 Kv akan ditransmisikan ke jaringan 150 Kv sehingga diperlukan transformator step up yang berfungsi untuk menaikkkan tegangan. Busbar atau sering disingkat bus, yaitu tempat penyambungan beberapa komponen sistem tenaga listrik, serta sebagai transmisi energi listrik maka diperlukan proteksi sebagai pengamannya. Rele diferensial adalah sebagai pengaman utama bagian internal pada transformator dan busbar yang bekerja berdasarkan hukum Kirchoff, yaitu membandingkan arus yang masuk harus sama dengan arus yang keluar. Jadi, ketika diberikan short circuit didalam zona proteksi differential rele pada Busbar, maka rele diferensial akan mendeteksi adanya perbedaan arus, yang selanjutnya rele diferensial akan menginstruksikan kepada circuit breaker pada bagian zona proteksi busbar, dan selanjutnya circuit breaker akan bekerja dengan untuk mentripkan jaringan.