1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN Topik kajian dalam modul ini hanya terbatas pada Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air Hujan. Sebelum tahapan menggambar instalasi sanitasi dan plambing pada bangunan gedung maka terdapat tahapan awal perancangan system dengan kriteria-kriteria sesuai syarat-syarat dan standar-standar yang berlaku (SNI Sistem Plambing). Kriteria Perancangan harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan: (1) Sistem Air Bersih o Sumber air dan kapasitas pengambilan o Kualitas air untuk peruntukan yang disyaratkan o Volume, jenis dan peruntukan reservoir o Batas kecepatan dalam pipa, sisa tekanan pada alat plambing o Kebutuhan air bersih per orang per hari o Jenis bahan yang digunakan o Neraca kebutuhan air. (2) Sistem Air Panas/Uap o Kebutuhan air panas per orang per hari /kebutuhan uap o Kerugian kalor sepanjang pipa o Pemakaian energi spesifik pembangkit air panas o Jenis bahan yang digunakan o Kualitas air o Volume dan jenis pemanas o Temperatur dan tekanan air panas pada alat plambing. (3) Sistem Air Kotor dan Air Kotoran o Karakteristik air kotor / air kotoran o Sumber asal air kotor o Jumlah airkotor/kotoran perkapita atau equivalennya o Kecepatan aliran dalam pipa pengumpul o Jenis bahan pipa pengumpul o Batas maksimum tekanan yang diperbolehkan/diizinkan o Kerugian/kehilangan tekanan yang diizinkan o Jenis bahan/material yang digunakan o Kemiringan Pipa
o Jumlah perangkap lemak(grease trap) dan minyak bila ada limbah mengandung lemak dan minyak. (4) Sistem Ven o Ukuran pipa tegak air kotoran/buangan o Jumlah unit alat plambing yang dihubungkan pada pipa tegak air kotoran/buangan o Panjang ukur pipa tegak ven. (5) Sistem Air Hujan o Curah hujan maksimum untuk perancangan, termasuk Periode Ulang Hujan (PUH) o Taraf ( peil ) banjir bangunan dan titik sambungan saluran kota penerima. o Kecepatan aliran maksimum dan minimum yang diizinkan. o Jumlah dan dimensi sumur / kolam resapan. A. Instalasi Plambing Sistem Penyediaan Air bersih Sistem penyediaan air bersih meliputi penyedian air bersih itu sendiri dan distribusi. Sistem ini menyangkut sumber air bersih, sistem penampungan air (bak air / tangki, ground tank, Roof tank), pompa transfer dan distribusi. Sumber air bersih, biasanya di dapat dari PDAM, atau berasal dari Deep Well. Sistem penampungan air dibedakan menjadi dua bagian yaitu: raw water tank dan clean water tank. Sumber air bersih yang berasal dari PDAM langsung dialirkan ke clean water tank. Sedang yang berasal dari Deep well di masukan ke dalam raw water tank. Air yang berada di raw water tank ditreatment dulu di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya di alirkan ke clean water tank (bak air bersih). Air yang berada di dalam baik air bersih (clean water tank) selanjutnya dialirkan ke bak air atas (roof tank) dengan pompa transfer. Distribusi air bersih pada 2 lantai teratas menggunakan packaged booster pump, sedang untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan instalasi perpipaan air bersih antara lain meliputi: Dalam instalasi air bersih hal pertama yang perlu diketahui lebih dahulu adalah denah plumbing dan diagram isometri untuk menentukan jalur-jalur instalasi pipapipa yang akan dipasang.
Pemasangan pipa dilakukan setelah pasangan bata selesai namun sebelum plesteran dan acian. Hal ini dilakukan untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan pada dinding. Khusus pemasangan di luar bangunan ( contohnya : pipa saluran air hujan), sebaiknya dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan. Pipa yang melalui pelat dak, balok atau kolom beton harus dipasang secara sparing atau pemipaan dilakukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran. Pipa yang telah diposisikan secara tepat harus segera ditutup dengan plug / dop yang kuat untuk menghindari kotoran / adukan masuk yang dapat menyebabkan penyumbatan. Hindari belokan pipa / knik pipa dari daerah pembakaran. Posisi pipa yang hendak diletakan di kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter. Penempatan rencana instalasi air bersih dilakukan pada perempatan nat keramik / as keramik (agar simetris dengan luas keramik). Setelah instalasi selesai terpasang segera lakukan uji tekanan pipa : Untuk pipa Gip max. 10 bar ; Untuk pipa PVC max. 6 bar. (Sumber: https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/metode-instalasi-plumbing) B. Instalasi Plambing Sistem Pembuangan air Kotor Hal yang perlu diketahui dalam instalasi air kotor adalah denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangannya. Dalam bagian perencanaan instalasi air kotor, hindari terlalu banyak percabangan yang dapat merepotkan pada sesi pengerjaan. Pemasangan sambungan antar pipa harus betul-betul rapat. Untuk air bekas mandi / cuci harus dibuat sebuah manhole untuk mengontrol pembersihan (bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu. Lubang saluran pembuang harus diberikan sebuah saringan. Sparing harus dibuat melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton (yang diatas plat = 25 cm, sedang yang dibawah plat = 15 cm). Posisi sparing harus disesuaikan dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan). Jika saniter belum ditentukan, dapat dipakai sistem Block Out. Sparing clean out harus dipasang secara bersamaan dengan sparing closet (jika ada), di mana letak sparing clean out sebaiknya berada di samping atau dekat sparing
closet, fungsinya adalah sebagai pembersihan apabila pada closet terjadi penyumbatan. Fan out hanya dipasang bila dalam instalasi saluran kotor terdapat banyak percabangan dengan saluran pembuangan melalui shaft. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet diberi banyak air. Floor drain sebaiknya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan bak.). (Sumber: https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/metode-instalasi-plumbing) Saluran Pipa WC menuju septictank: Pipa saluran dari closet menuju septictank harus dicermati kemiringannya, kemiringan pipa merupakan hal yang dapat memperlancar ataupun menghambat penyaluran kotoran ketika dilalui dengan air, syarat minimal kemiringan pipa ini adalah 2 %. Pipa pada bagian ini sebaiknya menggunakan pipa kualitas baik (minimal type D). Hindari percabangan pipa yang ditanam di tanah (untuk bangunan 1 lantai), karena bila terjadi penyumbatan akan sulit untuk memperbaikinya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dilengkapidengan clean out dan fan out. C. Sistem Air Hujan dan Sistem Drain Para perencana suatu gedung biasanya ada yang memasukan sistem air hujan dan drain ke dalam sistem plumbing, ada juga yang memisahkannya dari sistem plumbing. Sistem drain biasanya dipisahkan dari sistem plumbing, dan dimasukan kepada instalasi subyek dari sistem yang perlu drain, seperti AC atau sistem sprinkler, yang masuk pada sistem sprinkler tu sendiri. Karena air yang dihasilkan oleh air hujan atau drain (AC dan sprinkler) termasuk air bersih (tidak terkontaminasi) maka biasanya pembuangannya langsung dialirkan ke saluran kota (tidak melalui pengolahan). D. Sistem Venting Sistem venting merupakan sistem instalasi untuk mengeluarkan udra yang terjebak di dalam pipa air limbah / air buangan (air kotor, air bekas dan air hujan). Diantara tujuan pemasangan sistem venting adalah:
1. Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan. Efek siphon timbul apabila seluruh perangkat dan pipa pembuangan terisi air buangan pada akhir proses pembuangan mengakibatkan sekat air akan ikut mengalir. 2. Menjaga aliran air yang lancar di dalam pipa pembuangan 3. Memungkinkan adanya sirkulasi udara di dalam semua jaringan pipa pembuangan. Di bawah ini disertakan contoh instalasi plumbing yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. (Sumber: http://abi-blog.com/cara-menggambar-plumbing-dan-langkah-langkah/) Gbr. Gambar isometrik perpipaan plumbing: Instalasi Air Kotor, air bekas dan venting Sumber: https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/metode-instalasi-plumbing Gbr. Gambar isometrik perpipaan plumbing: Instalasi Air Kotor, air bekas dan venting
Gambar. Skema umum sistem pembuangan gravitasi (Sumber: http://arsitekistn.blogspot.co.id/2011/04/sistem-pembuangan-air-kotor.html) E. Sistem Drainase, Septic Tank dan Resapan Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini
berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Perlengkapan drainase utama pada lingkungan bangunan gedung adalah: (Sumber: http://irhamsyah93.blogspot.co.id/2015/04/drainasegedungmenggambardrainase.html) a. Instalasi/jaringan air kotor 1. Sistem jaringan-sistem Terbuka untuk air hujan /saluran yang tidak menimbulkan bau 2. Sistem Tertutup untuk saluran yang menimbulkan pencemaran / polusi. Dalam pelaksanaannya untuk saluran tertutup dipisah menjadi 2, yaitu: 1. Saluran dari WC >> Septictank >> Peresapan 2. Saluran dari Kamar Mandi/Dapur/Cuci >> Peresapan b. Saluran air hujan 1. Air hujan dari cucuran atap serta ruang terbuka/halamandisalurkan ke saluran kota (jika sudah tersedia) atau dibuatkan peresapan local 2. Saluran dibuat terbuka agar mudah dibersihkan 3. Menggunakan pipa ½ Ø20 cm 4. Sebaiknya dibuatkan peresapan tersendiri sebagai usahakonservasi air tanah 5. Pada bagian yang terkena sirkulasi diberi/ditutup denganpelat beton/kisi-kisi besi beton 6. Pada pertemuan dan belokan diberi bak control Gambar. Detail sistem saluran air hujan
c. Septic Tank Berfungsi sebagai tempat proses pengahancuran disposal padat secara biologis / dibantu bakteri pembusuk. Gambar. Skema denah septic tank Gambar. Skema potongan septic tank Contoh penentuan dimensi ruang penghancur : Kebutuhan air/orang/hari = 25 liter Kotoran hancur dalam waktu = 3 hari Tinggi air dalam septic tank (T) = 150 cm =1,5 m Volume air (V) = 15 x 25 x 3 = 1125 liter = 1,125 m³ Misal direncanakan panjang ruang (P) = 1 m
Maka lebar ruang (L) = V/T. P = 1,23/1,5. 1 = 0,75 m Dimensi septic tank dapat mengikuti ukuran berikut: d. Peresapan Air Kotor Berfungsi sebagai filter aliran air dari septictank sebelum meresap ke dalam tanah Terdapat 2 model peresapan, yaitu: 1. Model memanjang dipergunakan bila halaman cukup luas / tanah merupakan lapisan pasir 2. Model sumuran dipergunakan pada halaman yang sempit / lapisan tanah bagian atas tidak mudah meresap air Gambar. Peresapan Model Memanjang
Gambar. Peresapan Model Sumuran