BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kanker pada wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa mulai

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP IBU MELAKUKAN TINDAKAN SADARI DI DESA GENENGDUWUR GEMOLONG SRAGEN.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

BAB I PENDAHULUAN. pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi, degenerasi dan. kanker (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dalam perkembangan selanjutnya berada di bawah control hormone-hormon

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kanker melonjak dari menjadi dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2010). Tingginya angka kematian

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nama Rumah Sakit Jumlah Kasus

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan penyakit akibat tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan

PERSEPSI WUS TENTANG SADARI DAN KANKER PAYUDARA DI DESA BANJAR TANGGUL PUNGGING MOJOKERTO FADILLATUS SHOLIHAH NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi

PENYULUHAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN WANITA DALAM USAHA MENCEGAH KANKER PAYUDARA DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wilayah ke wilayah yang lain. Sampai saat ini penyakit 7menular seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan yang diperlukan (Maryanti, 2009). SADARI (Pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. ganas dan berasal dari kelompok parenkim ( parenchima) (Smart, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan. presentase kasus baru tertinggi sebesar 43,3%, dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Ketrampilan, SADARI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI SMA HARAPAN MEKAR KELAS XI MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. ganas dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh manusia (Depkes RI,

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh, termasuk organ reproduksi wanita yaitu serviks atau leher

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar. (Alamat Respondensi: ABSTRAK

KUESIONER. 1. Ayah : a. Tidak Pernah Sekolah d. Tamat SLTP/MTS. b. Tidak tamat SD/MI e. Tamat SMA/MA. c. Tamat SD/MI f.

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Karakteristik Responden

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. payudara. Di Indonesia, kanker serviks berada diperingkat kedua. trakea, bronkus, dan paru-paru (8.5%), kanker kolorektal (8.

BAB I PENDAHULUAN. datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Sukaca (2009, p.25) menyatakan, kanker leher rahim (Kanker Serviks)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari periode pubertas dimana hormone seksual mulai mempengaruhi tubuh. Dan di mulainya sesaat proses pematangan alat-alat seksual. Hormon estrogen dan progesterone berpengaruh terhadap perkembangan payudara dan mempengaruhi mempengaruhi ciri khas perempuan, Oleh karena itu wanita dapat mengetahui kelainan payudara, sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya, karena besar sekali pengaruhnya terhadap psikologi perempuan, (Hawari, 2004). Bentuk dan ukuran payudara mengalami perubahan seiring bertambahnya usia. Perubahan payudara besar, kecil atau terlihat kendur akan terjadi berdasarkan usia wanita. Saat masih produktif wanita khawatir mengenai ukuran dan bentuk payudaranya, sedangkan setelah menopause lebih memikirkan mengenai risiko kanker payudara. Payudara sendiri tidak mengandung otot, melainkan terdiri dari jaringan ikat, jaringan lemak dan jaringan padat yang meliputi kelenjar penghasil susu disebut dengan lobulus dan saluran untuk mengalirkan susu, ( http://info-dewasa.com/kesehatan-payudara-wanita-menurut-usianya./ diakses tanggal 5 maret, 2011). Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus dari jaringan kelenjar. Jumlah lobus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap lobus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli atau acini. Kelenjar ini bersama-sama membentuk sejumlah gumpalan, mirip buah anggur yang merambat. Alveoli (alveolus dan acinus singular) menghasilkan susu dan substansi lainnya selama masa menyusui. Setiap bola

memberikan makanan ke dalam pembuluh tunggal lactiferous yang mengalirkannya keluar melalui puting susu. Sebagai hasilnya, terdapat 15-20 saluran puting susu, mengakibatkan banyak lubang pada puting susu (Mykey, 2009). Pertumbuhan dan perkembangan payudara pada seorang wanita menjadi perhatian yang serius karena banyak masalah yang mungkin timbul akibat kelainan pada payudara, misalnya kanker payudara (ca mamae), tumor dan sebagainya. Berdasarkan data dari American Cancer Society pada tahun 2007 di Amerika Serikat terdapat sebanyak 1.444.920 kasus baru kanker payudara invasif dan 559.650 kematian akibat kanker payudara (American Cancer Society, 2007). Survei yang dilakukan sekolah kedokteran Dunedin Selandia Baru menyebutkan bahwa skrining yang dilakukan pada wanita usia 50-69 tahun terbukti mengurangi angka kematian akibat kanker payudara sebanyak 6-8 persen atau 20-34 pasien. Skrining yang dilakukan pada usia lebih muda (mulai 45 tahun) diperkirakan mencegah 1-7 kematian pasien (Sindo, 2008). Di Indonesia kurva angka kejadian meningkat pada usia di atas 30 tahun dan yang paling tinggi pada kelompok usia 45-66 tahun (Haryono, 2008). Berdasarkan data dari SIRS (sistem informasi di rumah sakit) di Indonesia tahun 2007 kejadian kanker payudara sebesar 8.227 kasus (16,85%), survey yang dilakukan yayasan kesehatan payudara di Jakarta tahun 2005 menunjukan 80% masyarakat tidak mengerti tentang pentingnya pemeriksaan dini payudara, sebanyak 11,5% paham dan 8,5% tidak tahu (Ariestiani, 2010). Di Jatim tahun 2009 (dari beberapa rumah sakit percontohan) jumlah penderita kanker serviks (leher rahim) cukup tinggi dan menempati urutan pertama dengan jumlah 1.185 orang yang rawat inap dan 694 orang menjalani rawat jalan. Jumlah kanker payudara yang rawat inap sebanyak 1069 orang dan yang menjalani rawat jalan 970 0rang.

Tahun 2010 belum ada data yang valid karena belum genap 1 tahun namun diperkirakan dibandingkan tahun 2009 jumlah itu semakin meningkat tahun 2010. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sangat bermanfaat bagi para wanita usia dewasa awal. SADARI dapat mengetahui kelainan payudara sedini mungkin, lebih cepat mendeteksi kanker payudara stadium dini sehingga mampu menyelamatkan jiwa para wanita. Pemeriksaan payudara sendiri maka akan semakin mengenal dan memahami area serta kondisi payudaranya, sehingga akan meningkatkan status kesehatan khususnya kesehatan payudara. SADARI sangat potensial untuk identifikasi dan pengobatan kanker payudara sangat penting untuk mempercayakan metode skrining kanker payudara tidak hanya dengan satu metode tetapi dengan beberapa metode pemeriksaan klinik dengan mamografi setiap tahun dilengkapi dengan SADARI tidak hanya meningkatkan kefamiliaran terhadap payudara tetapi juga berguna untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Deteksi dini kanker belum populer di Indonesia karena selain ketidaktahuan, ketidakpedulian dan ketidakmampuan finansial, banyak anggota masyarakat yang takut menghadapi kenyataan (Handayani, 2001). Metode Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat digunakan untuk deteksi dini kanker payudara. Menurut American Cancer Society menganjurkan untuk wanita yang berusia diatas umur 20 tahun melakukan SADARI setiap bulan. Usia 35-40 tahun melakukan mammografi, di atas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli, lebih dari 50 tahun check-up rutin dan mammografi setiap tahun (Asrul, 2008) dan terbaik melakukan mammografi adalah seminggu setelah menstruasi. Deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara adalah terobosan yang inovatif dalam pembangunan kesehatan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian.

Pemeriksaan payudara secara rutin dan teratur adalah salah satu cara untuk mencegah penyakit kanker payudara. Pemeriksaan dapat dimulai dari waktu remaja, untuk mendeteksi tanda-tanda dini. Seorang wanita dapat memeriksa payudara sendiri (SADARI) pada saat mandi dengan menggunakan jari-jari tangan sehingga dapat menentukan benjolan pada lekukan halus di payudaranya. Pemeriksaan payudara sendiri salah satu hal penting dalam menjaga kesehatan payudara dengan mewaspadai payudara dari segala kelaianan, terutama yang berkaitan dengan benjolan pada payudara. Kanker payudara umumnya ditemukan pada stadium lanjut akibat kelalaian penderita dalam mendeteksi benjolan ataupun kelainan pada payudaranya. Kanker payudara stadium lanjut membawa dampak yang besar kepada penderita yakni, biaya pengobatan yang sangat mahal dan menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi. Padahal kemungkinan sembuh tentu akan semakin besar bila benjolan kanker terdeteksi lebih awal (Nurcasanah, 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Kelurahan Merjosari didapatkan data survey mengenai jumlah Wanita Usia Subur berumur 15-49 tahun di wilayah Puskesmas sebanyak 18.343 orang, Maka dari pemaparan diatas, peneliti bermaksud mengambil responden Wanita Usia Subur berumur 20-45 tahun yang berada di wilayah Kelurahan Merjosari. Berbagai pertimbangan yaitu jumlah porsentase WUS yang meningkat dan peneliti mendapatkan informasi dari petugas kesehatan setempat tidak pernah memberikan informasi mengenai Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) kepada Wanita Usia Subur. Hasil wawancara pada masyarakat setempat ada beberapa wanita yang terkena kanker payudara yang berada di wilayah puskesmas Dinoyo Malang dan kurang mengetahui akan pentingnya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Berdasarkan penjabaran tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Kelurahan Merjosari dan memberikan informasi tentang pengetahuan pemeriksaan payudara sendiri kepada Wanita Usia Subur cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri yang baik dan benar untuk mencegah terjadinya kanker payudara sejak dini. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara tingkat pengetahuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan perilaku aktif SADARI pada Wanita Usia Subur. dan penelitian ini Sangat penting untuk dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah Sebagaimana yang telah dibahas pada latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan WUS tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Wilayah Puskesmas Dinoyo Malang? 2. Bagaimana gambaran Perilaku Aktif WUS tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Wilayah Puskesmas Dinoyo Malang? 3. Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan perilaku aktif SADARI pada WUS di Wilayah Puskesmas Dinoyo Malang? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan perilaku aktif SADARI di wilayah Puskesmas Dinoyo Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan WUS tentang SADARI. 2. Untuk mengidentifikasi perilaku aktif WUS dalam melakukan SADARI. 3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku aktif WUS dalam melaksanakan SADARI. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Masyarakat Masyarakat dapat mengetahui tentang arti SADARI, manfaat SADARI, masyarakat dapat melakukan dan mempraktikan SADARI secara rutin dan teratur dan dapat melakukan pencegahan sejak dini. 1.4.2 Bagi petugas Kesehatan Petugas kesehatan mengetahui tingkat pengetahuan WUS tentang SADARI. Sehingga dapat memberikan penyuluhan tentang cara melakukan SADARI dan pemeriksaan SADARI dan dapat dilakukan pencegahan sejak dini 1.4.3 Bagi Peneliti Meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai Hubungan antara tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan Perilaku aktif SADARI dan dapat dilakukannya pencegahan kanker payudara sejak dini Sehingga menurunnya angka kejadian Ca Mamae. 1.4.4 Bagi perawat Diharapkan bagi Perawat dapat berperan dalam menginformasikan Dan mengajarkan pada semua Wanita Usia Subur tentang praktek Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

1.5 Keaslian Penelitian Berdasarkan jurnal yang didapat oleh peneliti yaitu tentang Breast cancer prophylaxis among nurses, (Wiad Lek, 2004) hasil penelitian menunjukan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengetahuan perawat dari profilaksis kanker payudara dan berbagai penggunaannya untuk diri mereka sendiri. Penelitian ini dilakukan di antara 193 perawat mengambil bagian dalam program kualifikasi dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63% perawat tahu tentang deteksi dini kanker payudara. Hampir 50% perawat melakukan kontrol secara teratur tetapi sayangnya, tidak semua dari mereka melakukannya dengan benar. Hanya 38% dari peserta diperiksa di klinik rawat jalan. 33% memiliki mamografi dan payudara 41%'s USG. Jurnal lain yang membahas tentang pengetahuan pemeriksaan payudara sendiri yaitu yang berasal dari Asian Pac J Cancer Prev. (Oktober, 2009). memaparkan bahwa perempuan Malaysia dalam studi kohort menunjukan bahwa tingkat pengetahuan tentang kanker payudara sangat rendah. Implikasi klinis untuk melawan kesulitan dalam pengobatan dan untuk perubahan Informasi tentang cara yang diberikan untuk memudahkan para wanita dalam peran aktifnya untuk melakukan perawatan payudara sendiri. Usaha untuk menyebarluaskan informasi dasar guna meningkatkan pengetahuan wanita dan berkontribusi dalam penyempitan kesenjangan kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Yenny Chandra (2009), gambaran pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Kelurahan Petisah Tengah. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut

adalah gambaran pengetahuan tentang SADARI yaitu sebagai variabel bebas dan deteksi dini kanker payudara sebagai variabel terikat. Kesimpulan penelitian tersebut bahwa tingkat pengetahuan di Kelurahan Petisah Tengah terbanyak berada dalam kategori sedang sebanyak 80 responden (73,4%), sedangkan tingkat pengetahuan terendah berada pada kategori buruk sebanyak 12 responden (11,1%), selebihnya berada pada kategori baik sebanyak 17 responden (15,6%). Jadi penelitian ini ditinjau dari segi karakteristik usia, tingkat pendidikan dan status pernikahan. Perbedaan antara penelitian Yenni Chandra (2009) dengan penelitian yang akan dilakukan adalah responden dan perilaku aktifnya. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah hubungan antara tingkat pengetahuan pemeriksaan payudara sendiri sebagai variabel bebas dan perilaku aktif SADARI pada WUS sebagai variabel terikat. Sedangkan responden yang akan diteliti adalah Wanita Usia Subur di Kelurahan Merjosari. 1.6 Batasan Penelitian 1. Peneliti hanya meneliti tentang tingkat pengetahuan SADARI dengan perilaku aktif SADARI pada WUS. 2. SADARI yang dimaksudkan disini yaitu pemeriksaan payudara sendiri bagian penting dari perawatan kesehatan yang dapat melindungi para wanita dalam resiko kanker payudara. 3. Responden dalam penelitian ini adalah Wanita Usia Subur di Kelurahan Merjosari.

1.7 Batasan Istilah Penelitian 1. Tingkat pengetahuan Merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya). 2. SADARI SADARI adalah periksa payudara sendiri yang dilakukan secara rutin setiap bulan setelah menstruasi atau upaya untuk menetapkan adanya tumor atau tidak dalam payudara yang dilakukan dengan perabaan. 3. Perilaku aktif Perilaku yang dapat diamati secara langsung dan berupa tindakan yang nyata contohnya: melakukan penyuluham tentang SADARI agar wanita bisa melakukan SADARI dengan benar dan teratur, penerapan pelaksanaan SADARI sesuai jadwal dengan baik dan benar dan membaca buku tentang pelaksanaan SADARI. 4. Wanita Usia subur. Wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun.