KEEFEKTIFAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI KOTA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
KEEFEKTIFAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 KLATEN

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

STUDI EKSPLORASI KESULITAN GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI SESUAI KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI di KOTA KLATEN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

Journal of Physical Education and Sports

EVALUASI KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Oleh:

Pengembangan Perangkat Penilaian Autentik Berbasis Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran IPA/Biologi di Sekolah Menengah Pertama

KENDALA GURU DALAM MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI SURAKARTA SKRIPSI. Oleh : Mawar Istiqomah NIM : K

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI

STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN BADUNG

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KOTA SURAKARTA

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

EVALUASI PROGRAM PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA KURIKULUM 2013 KELOMPOK MATA PELAJARAN PRODUKTIF KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK

PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI

EVALUASI PELAKSANAAN AUTHENTIC ASSESSMENT BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA ISLAM AL-HIDAYAH JEMBER

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN INSTALASI PENERANGAN DI BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN PATI

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL E-JOURNAL

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

KESIAPAN UJI KOMPETENSI PROGRAM OTOMOTIF DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) YOGYAKARTA. Samsul Hadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TERTULIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMA. Oleh

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR KURIKULUM 2013 PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK 2 SURAKARTA

: AYU PERDANASARI K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 KELAS VIII SEMESTER GENAP DI SMP SWASTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

Edu Elektrika Journal

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL

KREATIVITAS GURU IPA KELAS VII DAN VIII DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2014/2015

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

IDENTIFICATION OF IMPLEMENTATION OF SKILL COMPENTECE ASSESSMENT ON BIOLOGY IN SMA BASED ON CURRICULUM 2013

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

DRAPING DITINJAU JURUSAN FAKULTAS

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

STUDI EVALUASI TENTANG EVALUASI PEMBELAJARAN TARI BEDANA SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh DEVIELIA VEBRIANA JUNETE.

PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP KOMPETENSI INTERPERSONAL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS TAHUN 2016

IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

ANALISIS BUKU SISWA MATEMATIKA KURIKULUM 2013 UNTUK KELAS X BERDASARKAN RUMUSAN KURIKULUM 2013

KESESUAIAN INSTRUMEN EVALUASI DENGAN MATERI PLANTAE YANG DIAJARKAN GURU DI SMA BANDUNG. Dosen Pendidikan Biologi Universitas Islam Riau 2

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SMK N 2 DEPOK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

PROFILE IMPLEMENTASION OF AUTHENTIC ASSESSMENT BY BIOLOGY TEACHER S CLASS X VOCATIONAL HIGH SCHOOL PHARMACY IKASARI PEKANBARU IN ACADEMIC YEARS

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

HUBUNGAN MORAL KERJA DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 KOTA PADANG

EVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 158 WATALLIPU KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO

PENERAPAN PENILAIAN KINERJA PADA PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR

EVALUASI PEMBELAJARAN TEAM TEACHING PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK N 2 YOGYAKARTA JURNAL SKRIPSI

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

STUDI EVALUASI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI STANDAR PROSES PADA SEKOLAH TUNAS DAUD DENPASAR

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO

ANALYZE THE ABILITY OF TEACHERS IPA SMP IN PEKANBARU IN IMPLEMENTING OF AUTHENTIC ASSESSMENT YEAR 2015/2016

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KOTA SURAKARTA SKRIPSI. Oleh : RITA NURHAMSAH K

KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK (AUTHENTIC ASSESMENT) SEBAGAI EVALUASI PEMBELAJARAN

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. *Corresponding author, telp: ,

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KABUPATEN SOLOK

SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PADA PRAKTIKUM PEMROGRAMAN WEB DI SMK

Oleh: Haris Ali Murfi (A )

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Kata kunci: guru madrasah, program peningkatan kualifikasi guru

PELAKSANAAN REMEDIAL TEACHING DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI SE-KOTA PEKANBARU

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluative dengan pendekatan

E_mail: Hp

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORI

EVALUASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN SISTEM REFRIGERASI

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

ANALISIS PENGETAHUAN DAN KESULITAN BELAJAR SISWA TENTANG VIRUS DI KELAS X SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh: ALFIAH K

ANALISIS PENILAIAN KUALITAS DIMENSI PRODUK UJI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK

Unnes Physics Education Journal

PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN DIRI DENGAN RUBRIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31 Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Agustus, 2016. KEEFEKTIFAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI KOTA SURAKARTA Heni Rahmahwati, Sudiyanto, Binti Muchsini* *Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia heni.rahmah@gmail.com ABSTRACT The objective of this research is to investigate: (1) the effectiveness of authentic assessment in Accounting learning at State Vocational Schools of Surakarta in term of context component; (2) the effectiveness of authentic assessment in Accounting learning at State Vocational Schools of Surakarta in term of input component; (3) the effectiveness of authentic assessment in Accounting learning at State Vocational Schools of Surakarta in term of process component; and (4) the effectiveness of authentic assessmentin Accounting learning at State Vocational Schools of Surakarta in term of product component.this research used the evaluative research method of Context, Input, Process, and Product (CIPP) evaluation model with the quantitative descriptive approach. It was held in three schools, namely: State Vocational School 1 of Surakarta, State Vocational School 3 of Surakarta, and State Vocational School 6 of Surakarta. Its population was all of the Accounting subject matter teachers of State Vocational High Schools of Surakarta. The samples of research were determined by using the purposive sampling technique. The data of research were obtained from the teachers in the Accounting learning. The data of research were collected through questionnaire supported with the results of documentation and analyzed by using the descriptive quantitative model of analysis. The results of research show that: (1) the level of the effectiveness of authentic assessment in Accounting learning in term of context component is 2.95, which belongs to fairly effective category; (2) the level of effectiveness of authentic assessment in Accounting learning in term of input component is 3.17, which belongs to fairly effective category; (3) the level of effectiveness of authentic assessment in Accounting learning in term of process component is 3.22, which belongs to fairly effective category; and the level of effectiveness of authentic assessment in Accounting learning in term of product component is 3.20, which belongs to fairly effective category. Overall the level of the effectiveness of authentic assessment in Accounting learning at State Vocational High Schools of Surakarta is 3.14, which belongs to fairly effective category. The result of the measurement is in the range of Scales 1-4. The context component in the authentic assessment has been in accordance with the need assessment of the learning result evaluation. There are fairly effective supporting aspects as input components for authentic assessment. The implementation of the process component for the authentic assessment has fairly been in accordance with the stipulated procedure. The product component for authentic assessment has fairly been able to describe the students real competencies. Keywords: Effectiveness, Evaluation Model of CIPP Program, Authentic Assessment.

17 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui keefektifan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta dari segi komponen konteks, (2) untuk mengetahui keefektifan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta dari segi komponen masukan, (3) untuk mengetahui keefektifan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta dari segi komponen proses, dan (4) untuk mengetahui keefektifan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta dari segi komponen hasil. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif model CIPP (Context, Input, Process, Product) dengan pendekatan kuantitatif deskriptif yang dilaksanakan di tiga sekolah, yaitu SMK Negeri 1 Surakarta, SMK Negeri 3 Surakarta, dan SMK Negeri 6 Surakarta.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.sumber data berasal dari guru pada pembelajaran akuntansi.pengumpulan data menggunakan angket yang didukung hasil dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) tingkat keefektifan komponen konteks penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta sebesar 2,95 termasuk kategori cukup efektif, (2) tingkat keefektifan komponen masukan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta sebesar 3,17 termasuk kategori cukup efektif, (3) tingkat keefektifan komponen proses penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta sebesar 3,22 termasuk kategori cukup efektif, (4) tingkat keefektifan komponen hasil penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta sebesar 3,20 termasuk kategori cukup efektif. Tingkat keefektifan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta secara keseluruhan sebesar 3,14 termasuk kategori cukup efektif. Pengukuran tersebut dalam rentang skala 1 4. Komponen konteks pada penilaian autentik sudah cukup sesuai dengan need assessment penilaian hasil belajar. Terdapat aspek-aspek pendukung yang cukup efektif sebagai komponen masukan penilaian autentik. Pelaksanaan komponen proses penilaian autentik sudah cukup sesuai dengan sesuai prosedur yang ditetapkan. Komponen hasil penilaian autentik sudah cukup mampu untuk menggambarkan kompetensi siswa yang sebenarnya. Kata Kunci : Keefektifan, Model Evaluasi Program CIPP, Penilaian Autentik. PENDAHULUAN Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi yang meminta siswa untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Penilaian ini sangat penting dalam proses pembelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Bab V menyatakan bahwa penilaian autentik (authentic assessment) adalah pendekatan penilaian yang digunakan dalam proses pembelajaran. Penilaian ini dapat memberikan informasi yang menunjukkan kemampuan atau keterampilan peserta didik pada kondisi sebenarnya. Kemampuan peserta didik yang dinilai meliputi tiga aspek penting yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31 18 Penilaian autentik dapat dilaksanakan dengan baik apabila didukung oleh berbagai komponen, yang meliputi komponen konteks, masukan, proses, dan hasil. Komponen konteks berasal dari need assessment atau analisis kebutuhan dari penilaian autentik itu sendiri. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Namun, fenomena menunjukkan bahwa penilaian yang selama ini dilakukan hanya dari segi pengetahuan saja. Mulyasa (2008: 61 62) menyatakan bahwa Guru menggunakan tes tertulis untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik atau berbasis paper-and-pencil test. Penilaian yang seperti ini tentu belum dapat menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Komponen konteks dalam penilaian autentik yang sesuai dengan kebutuhan, akan memengaruhi komponen masukan yang tepat. Komponen masukan dalam penilaian autentik berhubungan dengan teknik, instrumen, prosedur, serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam penilaian autentik. Pada pelaksanannya, guru merasa rumit dalam memilih teknik penilaian autentik yang sesuai untuk mengukur kompetensi siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Retnawati, Hadi, dan Nugraha (2016) menunjukkan bahwa guru mengalami kesulitan dalam mengatur waktu penilaian autentik dan juga dalam memilih instrumen penilian. Hal ini akan memengaruhi komponen proses penilaian autentik. Komponen proses dalam penilaian autentik berhubungan dengan pelaksanaan penilaian autentik yang sesuai dengan standarnya. Apabila komponen proses berjalan dengan baik, hasil penilaian autentik akan dapat menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada kenyataannya, penilaian autentik pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dirasa kurang optimal. Setyowati (2014) menyatakan bahwa guru di SMK Negeri 6 Surakarta merasa kesulitan dengan prosedur penilaian autentik pada kurikulum 2013 sehingga pelaksanaannya kurang maksimal. Nugrahedi (2016) menyatakan guru di SMK Negeri 3 Surakarta belum sepenuhnya menerapkan pedoman penilaian kurikulum 2013. Guru di sekolah tersebut tidak membuat kisi-kisi dalam melaksanakan penilaian dan tidak medeskripsikan hasil belajar siswa secara detail. Pelaksanaan yang kurang optimal akan memengaruhi komponen hasil penilaian autentik. Komponen hasil penilaian autentik berhubungan dengan pelaporan hasil penilaian belajar. Penilaian ini diharapkan dapat menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Kemampuan tersebut

19 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) bersifat menyeluruh mulai dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Apabila pelaksanaan penilaian autentik pada komponen proses kurang optimal, maka hasil penilaian juga kurang mampu untuk menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Adanya fenomena-fenomena mengenai pelaksanaan penilaian autentik yang belum dilaksanakan sepenuhnya, mengakibatkan tujuan penilaian autentik tidak dapat tercapai dengan baik. Penilaian autentik yang seharusnya mampu menggambarkan kompetensi siswa yang sebenarnya menjadi tidak valid dan objektif. Hal tersebut dapat mengakibatkan penilaian yang overvalue atau undervalue. Overvalue bisa terjadi apabila guru memberikan nilai yang terlalu tinggi dibandingkan kemampuan siswa sebenarnya. Sebaliknya, undervalue terjadi apabila guru memberikan nilai yang terlalu rendah dibandingkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebenarnya. Penilaian yang dilakukan dengan asal-asalan tidak dapat menggambarkan kemampuan siswa yang senyatanya. Hal ini berakibat ilmu yang diperoleh siswa menjadi tidak bermanfaat di masyarakat. Nilai dari hasil penilaian autentik menjadi tidak dapat dipertanggungjawabkan. Penilaian autentik harus mampu mengatasi fenomena-fenomena tersebut. Penilaian autentik harus dapat memberikan informasi yang menunjukkan kemampuan atau keterampilan peserta didik pada kondisi sebenarnya sehingga diperlukan evaluasi program penilaian autentik. Evaluasi tersebut berfungsi untuk mengukur keefektifan penilaian autentik dengan menggunakan model evaluasi program CIPP (Context, Input,Process, Product). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keefektifan pelaksanaan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta dari segi komponen konteks, (2) mengetahui keefektifan pelaksanaan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta dari segi komponen masukan, (3) mengetahui keefektifan pelaksanaan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta dari segi komponen proses, (4) mengetahui keefektifan pelaksanaan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta dari segi komponen hasil. Penilaian autentik merupakan suatu penilaian dari hasil pembelajaran yang merujuk pada kondisi dunia nyata. Penilaian ini berorientasi untuk mengukur dan memonitor kemampuan siswa dalam berbagai macam kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi pada situasi atau konteks dunia nyata (Yusuf, 2015: 292). Mueller (2014) berpendapat bahwa Assesment Authentic: A form of assessment in which students are asked to perform real-

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31 20 world tasks that demonstrate meaningfull application of essential knowledge and skill. Mardapi (2012 : 166) berpendapat autentik asesmen adalah bentuk penilaian yang meminta peserta didik untuk dapat menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah suatu proses pengumpulan informasi mengenai kemampuan peserta didik yang meminta siswa untuk menunjukkan kinerja secara nyata. Penilaian autentik sangat bermanfaat dalam pembelajaran. Penilaian ini mampu menilai kompetensi siswa yang diukur dari tiga aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pencapaian kompetensi siswa yang dinilai dengan penilaian autentik benar-benar terukur dan empiris karena terdapat rumusan yang jelas mengenai kriteria kompetensi yang harus dicapai. Keefektifan suatu program pendidikan dapat diukur dengan menggunakan model evaluasi program CIPP yang meliputi 4 komponen utama yaitu komponen konteks (context), masukan (input), proses (process), dan produk (product). Model tersebut pertama kali dikembangkan oleh Stufflebeam pada 1965 (Widoyoko, 2013 : 182). Evaluasi komponen konteks merupakan penggambaran dan spesifikasi tentang lingkungan program yang dilaksanakan, kebutuhan yang belum terpenuhi, karakteristik populasi dan sampel dari individu yang diberi pelayanan serta tujuan dari program. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (2015: 1 2) menyatakan bahwa pada kurikulum 2006 terdapat beberapa permasalahan diantaranya kompetensi yang menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan serta beberapa kompetensi lain yang dibutuhkan belum terakomodasi di dalam kurikulum, standar proses pembelajaran masih membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam, standar penilaian masih belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi, serta diperlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir. Komponen konteks dalam mengukur keefektifan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi oleh KTSP. Penilaian autentik pada komponen konteks meliputi analisis kebutuhan penilaian pada pembelajaran, dan analisis belum terpenuhinya kebutuhan penilaian pada kurikulum KTSP. Evaluasi komponen masukan membantu pihak yang berkepentingan untuk mengatur keputusan yang akan ditetapkan,

21 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) menentukan sumber-sumber yang ada untuk pelaksanaan program dan alternatif apa yang akan diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, serta bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Komponen evaluasi masukan meliputi sumber daya manusia, sarana dan peralatan pendukung, dana/anggaran, dan berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan. Komponen masukan dalam mengukur keefektifan penilaian autentik dihubungkan dengan pemilihan teknik, instrumen, dan prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan penilaian autentik, serta prinsip-prinsip penilaian hasil belajar. Evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap pelaksanaan program. Evaluasi proses juga digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana diterapkan dan komponen apa saja yang perlu diperbaiki. Komponen prosesdalam mengukur keefektifan penilaian autentik dihubungkan dengan seluruh kegiatan dalam pelaksanaannya. Kegiatan ini disesuaikan dengan prosedur pelaksanaan penilaian autentik serta pelaksanaan penilaian yang sesuai dengan panduannya. Evaluasi komponen hasil bertujuan membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah tercapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan. Komponen hasil dalam mengukur keefektifan penilaian autentik dihubungkan dengan pelaporan hasil penilaian autentik yang dilakukan. Pelaporan ini harus sesuai dengan pedoman sehingga hasilnya dapat menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kemampuan tersebut menggambarkan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan standar kompetensi lulusan SMK. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan model evaluasi program CIPP (Context, Input, Process, Product). Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif deskriptif. Variabel yang dipakai menggunakan variabel tunggal yang difokuskan untuk mengukur tingkat keefektifan penilaian autentik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri Kota Surakarta yang mengampu pembelajaran akuntansi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah seluruh guru yang mengampu pembelajaran akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta, SMK Negeri 3 Surakarta, dan SMK Negeri 6 Surakarta. Responden dalam penelitian ini berjumlah

Frekuensi (%) Frekuensi (%) Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31 22 32 guru. Sumber data berasal dari guru pada pembelajaran akuntansi. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket yang didukung hasil dokumentasi. Angket digunakan untuk mendapatkan data mengenai tingkat keefektifan penilaian autentik sedangkan dokumentasi merupakan metode pelengkap yang digunakan untuk mendukung angket. hasil Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Analisis ini digunakan untuk menghitung nilai keefektifan berdasarkan hasil penskoran yang telah ditetapkan untuk masing-masing komponen atau subkomponen. Hasil penskoran tersebut selanjutnya dibandingkan dengan kriteria penilaian sebagai berikut No. Norma Penilaian Rentang Skor 1. M i +1,5SD i 3,26 s.d. 4,00 M i +3SD i 2. M i s.d. 2,51 M i +1,5SD i 3,25 3. M i -1,5SD i 1,76 s.d. M i 2,50 4. M i -3SD i s.d. 1,00 M i -1,5SD i 1,75 (Sumber : Arikunto, 2009: 40) HASIL PENELITIAN Hasil pengumpulan data Interprestasi Efektif Cukup Efektif Kurang Efektif Tidak Efektif mengenai keefektifan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi sebagai berikut Komponen Konteks (Context) Komponen konteks penilaian autentik pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta menunjukkan rata-rata sebesar 2,95; median 3,08; modus 3,31; dan standar deviasi sebesar 0,42. Rata-rata tersebut berada pada kategori cukup efektif. Hasil analisis data pada komponen konteks dapat digambarkan sebagai berikut Komponen Masukan (Input) Komponen masukan dalam penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta menunjukkan rata-rata sebesar 3,17; median 3,06; modus 3,00; dan standar deviasi sebesar 0,34. Ratarata tersebut berada pada kategori cukup efektif. 100% 80% 60% 40% 20% 0% 28,1 % 56,3 % 15,6 % Efektif Cukup Kurang Efektif Efektif Komponen Konteks 0,0 % Tidak Efektif Hasil analisis data pada komponen masukan dapat digambarkan sebagai berikut 100% 80% 60% 40% 20% 0% 31,2 % 62,5 % Efektif Cukup Kurang Efektif Efektif 6,3 % 0,0 % Komponen Masukan Tidak Efektif

Frekuensi (%) Frekuensi (%) 23 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) Komponen Proses (Process) Komponen proses dalam penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta menunjukkan rata-rata sebesar 3,22; median 3,15; modus 3,74; dan standar deviasi sebesar 0,43. Ratarata tersebut berada pada kategori cukup efektif. Hasil analisis data pada komponen proses dapat digambarkan sebagai berikut PEMBAHASAN Keefektifan Komponen Konteks (Context) Penilaian Autentik Hasil analisis data berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan membuktikan bahwa tingkat keefektifan komponen konteks (context) penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta sebesar 2,95 (skala 1 4). Pencapaian tersebut berada pada kategori 100% 80% 60% 40% 20% 0% 37,5% 59,4% 3,1% 0,0% Efektif Cukup Kurang Efektif Efektif Komponen Proses Tidak Efektif cukup efektif. Analisis pada komponen konteks meliputi analisis (1) kebutuhan penilaian pada pembelajaran dan (2) belum terpenuhinya kebutuhan penilaian pada kurikulum KTSP. Penilaian autentik mampu Komponen Hasil (Product) Komponen hasil dalam penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta menunjukkan rata-rata sebesar 3,20; median 3,00; modus 3,00; dan standar deviasi sebesar 0,38. Ratarata tersebut berada pada kategori cukup efektif. Hasil analisis data pada komponen hasil dapat digambarkan sebagai berikut 100% 80% 60% 40% 20% 0% 34,4% 65,6% 0,0% 0,0% Efektif Cukup Kurang Efektif Efektif Komponen Hasil Tidak Efektif memenuhi kebutuhan penilaian hasil belajar. Kebutuhan yang tercapai yakni dapat mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan sekaligus mengukur keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi yang telah ditentukan. Penilaian autentik juga mampu menilai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik secara holistik. Penilaian hasil belajar pada KTSP belum mampu memenuhi kebutuhan guru dalam melakukan penilaian terutama dalam kompetensi keterampilan dan sikap sehingga diperlukan adanya penilaian autentik yang mampu memenuhi kebutuhan penilaian guru. Penilaian tersebut meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik secara menyeluruh dan

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31 24 berkesinambungan. Pelaporan penilaian hasil belajar juga harus mampu menggambarkan ketiga kompetensi tersebut. Hasil analisis kedua subkomponen pada komponen konteks dapat dikatakan bahwa Guru membutuhkan penilaian yang mampu menilai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Penilaian pada KTSP belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian, adanya penilaian autentik dalam kurikulum 2013 sudah sesuai dilihat dari komponen konteksnya. Hasil analisis tersebut mendukung penyataan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (2015: 1 2) yang menyatakan bahwa kurikulum 2006 atau yang disebut dengan KTSP memiliki beberapa permasalahan, diantaranya kompetensi belum menggambarkan domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara holistik; standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi dan belum tegas menuntut remidiasi secara berkala; serta KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multitafsir. Penilaian autentik sebagai alat penilaiaan hasil belajar dinilai mampu mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Keefektifan Komponen Masukan (Input) Penilaian Autentik Hasil analisis data berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan membuktikan bahwa tingkat keefektifan komponen masukan (input) penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta sebesar 3,17 (skala 1 4). Pencapaian tersebut berada pada kategori cukup efektif. Analisis pada komponen masukan meliputi analisis subkomponen (1) terdapat teknik, instrumen, dan prosedur untuk mengukur kompetensi peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada situasi yang nyata; dan (2) penilaian autentik memenuhi prinsip-prinsip penilaian hasil belajar yang tercantum di dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Dilihat dari komponen masukan, penilaian autentik sudah memiliki teknik, instrumen, dan prosedur yang cukup efektif untuk mengukur kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi tersebut meliputi aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang ditunjukkan pada situasi yang nyata. Teknik, instrumen, dan prosedur penilaian tersebut sudah terdapat di dalam Buku Panduan Penilaian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2015.

25 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) Penilaian autentik dapat dikatakan cukup efektif karena memenuhi prinsip-prinsip penilaian hasil belajar seperti yang tercantum di Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Prinsipprinsip penilaian yang cukup efektif terpenuhi oleh penilaian autentik meliputi penilaian autentik cukup mampu menilai secara objektif, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel, dan edukatif. Hasil analisis kedua subkomponen pada komponen masukan (input) dapat dikatakan bahwa penilaian autentik cukup efektif dilihat dari komponen masukannya. Terdapat teknik, instrumen, dan prosedur yang cukup efektif untuk dapat mengukur kompetensi peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada situasi yang nyata. Penilaian ini juga cukup efektif memenuhi prinsip-prinsip penilaian hasil belajar seperti yang tercantum di dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Dengan demikian, komponen masukan (input) dalam penilaian autentik cukup efektif untuk mendukung pelaksanaannya pada pembelajaran. Keefektifan Komponen Proses (Process) Penilaian Autentik Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, hasil analisis data membuktikan bahwa tingkat keefektifan komponen proses (process) penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta sebesar 3,22 (skala 1 4). Pencapaian tersebut berada pada kategori cukup efektif. Analisis pada komponen proses meliputi analisis subkomponen (1) Perencanaan penilaian autentik sesuai dengan Panduan Penilaian SMK dan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian; (2) Pelaksanaan penilaian sesuai dengan prosedur penilaian autentik; (3) Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan prosedur penilaian; dan (4) Analisis/pengolahan dan tindak lanjut penilaian autentik sesuai dengan prosedur penilaian autentik. Sebagian besar guru pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta sudah melakukan perencanaan penilaian autentik dengan baik sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Prosedur pada tahap ini tercantum di dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013 dan Panduan Penilaian SMK yang diterbitkan oleh Permendikbud. Hal ini didukung pula dengan hasil dokumentasi yang terkumpul. Mayoritas guru sudah membuat rencana penilaian yang terpadu, menentukan teknik dan instrumen penilaian yang sesuai dengan indikator, membuat kisikisi penilaian, menetapkan bobot penilaian dan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).Perencanaan tersebut sebagian besar sudah sesuai dengan Panduan Penilaian SMK dan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian.

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31 26 Kunandar (2014: 73) menyatakan standar perencanaan penilaian pada pembelajaran sebagai berikut (1) Guru membuat rencana penilaian secara terpadu dengan mengacu pada silabus dan rencana pembelajaran akuntansi; (2) Guru mengembangkan kriteria pencapaian kompetensi dasar sebagai dasar untuk penilaian; (3) Guru menentukan teknik dan instrumen penilaian sesuai indikator pencapaian kompetensi dasar; (4) Guru menginformasikan kepada peserta didik tentang aspek yang akan dinilai dan kriteria pencapainnya; (5) Guru membuat kisi-kisi penilaian berdasarkan komponen yang akan dinilai; (6) Guru membuat instrumen penilaian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat dan dilengkapi dengan pedoman penskoran; (7) Guru menganalisis kualitas instrumen penilaian dengan mengacu persyaratan instrumen serta menggunakan acuan kriteria; (8) Guru menetapkan bobot penilaian untk tiap teknik/jenis penilaian dan menetapkan rumus nilai akhir peserta didik; serta (9) Guru menetapkan acuan kriteria yang akan digunakan yaitu berupa nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Pada pelaksanaan pembelajaran, guru sudah mengawali dengan teknik bertanya kepada peserta didik. Hal ini bertujuan untuk mengeksplorasi belajar pengalaman siswa. Guru pembelajaran akuntansi juga melakukan tes dan nontes dalam menilai hasil belajar peserta didik. Pelaksanaan penilaian autentik dikatakan efektif apabila sesuai dengan dengan prosedur penilaian hasil belajar. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (2015: 14) menyatakan prosedur pelaksanaan penilaian autentik yaitu (1) pelaksanaaan penilaian diawali dengan penelusuran dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar siswa sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik; dan (2) melaksanakan tes dan/atau nontes. Penilaian autentik digunakan untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Pada penilaian sikap, guru sudah melakukan penilaian seperti berikut (1) Guru selalu melakukan observasi sikap siswa di setiap kegiatan belajar selama satu semester; (2) Guru melakukan observasi sikap siswa selama berada di luar jam pelajaran; (3) Guru Bimbingan Konseling (BK) melakukan observasi sikap siswa selama satu semester; (4) Guru memperkuat penilaian kompetensi sikap siswa dengan penilaian diri dan penilaian antarteman oleh siswa; (5) Wali kelas mengumpulkan data/informasi dari hasil penilaian sikap yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan/atau penilaian diri dan antarteman untuk dirangkum menjadi deskripsi (bukan angka atau predikat) yang menggambarkan

27 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) perilaku siswa; dan (6) Guru mencatat perilaku siswa yang sangat baik dan kurang baik dalam jurnal. Teknik penilaian yang digunakan oleh guru untuk menilai kompetensi pengetahuan peserta didik yaitu teknik tes tertulis, tes lisan, penugasan, dan portofolio. Teknik penilaian tes lisan dan portofolio cukup jarang dilakukan oleh guru sehingga perlu ditingkatkan pelaksanaannya. Pada penilaian kompetensi keterampilan, guru sudah menggunakan teknik penilaian kinerja, proyek, dan portofolio untuk menilai kompetensi keterampilan akuntansi siswa. Instrumen yang digunakan dalam menilai kompetensi tersebut adalah daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik. Teknik penilaian proyek dan portofolio cukup jarang dilakukan oleh guru sehingga perlu ditingkatkan lagi pelaksanaannya. Guru pada pembelajaran akuntansi sudah cukup efektif dalam melaksanakan semua teknik penilaian dan prosedurnya sesuai dengan RPP yang telah direncanakan. Guru juga menjamin bahwa pelaksanaan penilaian autentik bisa bebas dari kecurangan. Hasil penilaian autentik sudah dianalisis guru untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Guru sudah melakukan analisis/ pengolahan dan tindak lanjut penilaian autentik yang cukup sesuai dengan prosedurnya. Guru mengembalikan hasil penilaian kepada peserta didik disertai (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan). Guru selalu memberikan layanan program perbaikan (remedial) bagi siswa yang memiliki nilai di bawah standar yang sudah ditetapkan. Guru memberikan layanan program pengayaan (enrichment) bagi siswa yang sudah mencapai nilai standar yang sudah ditetapkan. Guru pada pembelajaran Akunansi juga sering memberikan layanan program konseling bagi semua siswa yang mengalami kendala dalam pembelajaran. Hasil analisis yang dilakukan pada keempat subkomponen dapat dikatakan bahwa komponen proses (process) penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta sudah cukup efektif dilaksanakan, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, maupun tindak lanjut hasil penilaiannya. Hal tersebut didukung pula dengan hasil dokumentasi berupa lembar penilaian siswa dan RPP yang sudah dibuat oleh guru. Hasil analisis komponen proses yang menunjukkan kategori cukup efektif sejalandengan penelitian yang dilakukan oleh Retnawati, Hadi, dan Nugraha (2016) yang menyatakan bahwa guru juga mengalami kesulitan dalam mengatur waktu pada perencanaan pembelajaran, merencanakan kegiatan pembelajaran, merencanakan penilaian sikap, dan memilah pengetahuan dan keterampilan pada penyusunan instrumen penilaian. Sebagian

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31 28 besar guru pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta menyatakan kategori sering dilakukan dan bukan selalu dilakukan pada pernyataan yang diajukan pada komponen proses. Hasil analisis komponen proses yang menunjukkan kategori cukup efektif juga sejalan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2014) yang menyatakan bahwa penilaian autentik pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dirasa kurang optimal, terutama penilaian aspek sikap. Hal tersebut terbukti dengan hasil analisis yang dilakukan yaitu sebagian besar guru pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta menyatakan kategori sering dilakukan dan bukan selalu dilakukan pada pernyataan yang diajukan pada komponen proses. Artinya, guru pada pembelajaran akuntansi tidak selalu melakukan tahapan yang ada di prosedur penilaian sikap peserta didik. Keefektifan Komponen Hasil (Product) Penilaian Autentik Hasil analisis data berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan membuktikan bahwa tingkat keefektifan komponen proses (process) penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta sebesar 3,20 (skala 1 4). Pencapaian tersebut berada pada kategori cukup efektif. Analisis pada komponen proses meliputi analisis subkomponen (1) penilaian autentik mampu memenuhi kebutuhan penilaian pada pembelajaran; dan (2) hasil penilaian autentik dan pelaporan sesuai dengan aturan yang ada di Buku Panduan Penilaian SMK. Hasil penelitian membuktikan bahwa penilaian autentik yang dilakukan oleh guru sudah cukup efektif untuk memenuhi kebutuhan penilaian pada pembelajaran. Penilaian autentik juga sudah mampu untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengukur keberhasilan penguasaan kompetensi peserta didik. Hasil dari penilaian juga sudah cukup mampu untuk menggambarkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa yang sebenarnya secara nyata. Selain itu, penilaian autentik juga cukup efektif digunakan sebagai alat alat untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Pelaporan hasil penilaian autentik yang dilakukan guru pada pembelajaran akuntansi sudah cukup sesuai dengan aturan yang ada Panduan Penilaian SMK. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (2015: 65 68) menyatakan bahwa (1) Hasil penilaian mampu menunjukkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki peserta didik; (2) Pelaporan penilaian autentik meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

29 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) secara menyeluruh; (3) Pelaporan peserta didik jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak Analisis yang dilakukan pada kedua subkomponen dapat dikatakan bahwa komponen hasil (product) penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta sudah cukup efektif untuk memenuhi kebutuhan penilaian hasil belajar. Selain itu, pelaporan dan juga hasil penilaian autentik sudah cukup sesuai dengan aturan yang ada di Buku Panduan Penilaian SMK sebagai acuan pelaksanaan penilaian autentik pada pembelajaran. Keefektifan Komponen Komponen konteks (context), masukan (input), proses (process), dan hasil (product) Penilaian Autentik Hasil analisis data yang telah dilakukan pada masing-masing komponen dapat diperoleh perhitungan rata-rata untuk setiap komponen penilaian autentik. Apabila data tersebut disatukan maka akan diperoleh hasil akhir keefektifan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Hasil perhitungan rerata keefektifan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta sebesar 3,14 (skala 1 4). Pencapaian tersebut berada pada kategori cukup efektif. Hasil analisis keempat komponen pada penilaian autentik dapat dikatakan bahwa penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta cukup efektif.komponen tersebut meliputi komponen konteks (context), masukan (input), proses (process), dan hasil (product). Komponen konteks cukup efektif karena cukup sesuai dengan need assessment penilaian hasil belajar. Komponen konteks penilaian autentik turut memengaruhi komponen masukannya. Komponen masukan menunjukkan kategori cukup efektif, artinya aspek-aspek yang dibutuhkan untuk melakukan penilaian autentik sudah ada, seperti teknik, instrument, prosedur penilaian.selain itu, berdasarkan analisis yang dilakukan, penilaian autentik cukup efektif digunakan sebagai alat untuk menilai hasil belajar peserta didik karena cukup memenuhi prinsip-prinsip penilaian hasil belajar. Komponen masukan yang cukup efektif memengaruhi komponen proses yang juga menunjukkan kategori cukup efektif. Komponen proses penilaian autentik menunjukkan kategori cukup efektif, artinya guru sudah cukup efektif menerapkan penilaian autentik sesuai prosedur yang ditetapkan dalam Panduan Penilaian SMK dan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Prosedur tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, analisis/pengolahan, serta tindak lanjut hasil penilaian. Komponen proses memengaruhi komponen hasil yang menunjukkan kategori cukup efektif.

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31 30 Komponen hasil penilaian autentik menunjukkan kategori cukup efektif, artinya hasil dari penilaian autentik cukup efektif untuk memenuhi kebutuhan penilaian pembelajaran. Penilaian autentik cukup mampu untuk menggambarkan kompetensi siswa yang sebenarnya. Kompetensi tersebut meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang dapa ditarik berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebagai berikut: 1. Tingkat keefektifan penilaian autentik pada komponen konteks (context) berada pada kategori cukup efektif dengan pencapaian skor sebesar 2,95 (skala 1 4). 2. Tingkat keefektifan penilaian autentik pada komponen masukan (input) berada pada kategori cukup efektif dengan pencapaian skor sebesar 3,17 (skala 1 4). 3. Tingkat keefektifan penilaian autentik pada komponen proses (process) berada pada kategori cukup efektif dengan pencapaian skor sebesar 3,22 (skala 1 4). 4. Tingkat keefektifan penilaian autentik pada komponen hasil (product) berada pada kategori cukup efektif dengan pencapaian skor sebesar 3,20 (skala 1 4). Tingkat keefektifan penilaian autentik secara keseluruhan berdasarkan hasil perhitungan keempat komponen tersebut menurut indikator model evaluasi program CIPP yaitu berada pada kategori cukup efektif dengan pencapaian skor sebesar 3,14 (skala 1 4). Saran yang dapat disampaikan berdasarkan simpulan yang telah disampaikan sebelumnya sebagai berikut (1) pihak sekolah melakukan upaya untuk meningkatkan keefektifan penilaian autentik, seperti melakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan penilaiannya sehingga dapat meningkatkan tingkat keefektifannya; (2) Guru selalu menyusun kisi-kisi penilaian berdasarkan indikator penilaian yang sudah dibuat; (3) Guru selalu melakukan analisis kualitas instrumen dengan mengacu pada persyaratan instrument; (4) Guru selalu melakukan penilaian kompetensi sikap peserta didik secara menyeluruh sesuai prosedur, seperti selalu melakukan observasi sikap siswa di luar jam pelajaran dan mencatat perilaku siswa yang sangat baik dan kurang baik di dalam jurnal; (5) Guru selalu melakukan penilaian kompetensi pengetahuan peserta didik secara menyeluruh sesuai prosedur, seperti peningkatan penggunaan teknik tes lisan dan teknik portofolio dalam pembelajaran; (6)

31 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) Guru selalu melakukan penilaian kompetensi keterampilan peserta didik secara menyeluruh sesuai prosedur, seperti peningkatan penggunaan teknik proyek dan teknik portofolio; (7) Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneruskan atau mengembangkan penelitian ini untuk komponen-komponen lain yang lebih banyak dan mendalam. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. (2015). Panduan Penilaian pada Sekolah Menengah Kejuruan.Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kunandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh: Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Mardapi, D. (2012). Pengukuran Penilaian & Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika. Mueller, J. (2014). Authentic Assessment Toolbox. North Central College. http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/tool box/index.htm. Diunduh pada 15 Maret 2016. Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Nugrahedi, D.P. (2016). Kompetensi Guru dalam Penilaian Pembelajaran Akuntansi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 3 Surakarta. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2 No. 1 hlm.1-11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 4 Juni 2013. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Standar Penilaian Pendidikan. 4 Juni 2013. Jakarta Retnawati, Hadi, & Nugraha. (2016). Vocational High School Teachers Difficulties in Implementing the Assessment in Curriculum 2013 in Yogyakarta Province of Indonesia.International Journal of Instruction, Vol.9, No.1, p-issn: 1694-609X. Setyowati. (2014). Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 MataPelajaran Produktif Kelompok Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 6 Surakarta. Jurnal Pendidikan UNS, Vol 2 No. 3 Hal 312 s/d 322. Widoyoko, E.P. (2013). Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yusuf, A.M. (2015). Asesmen dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31 32