STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN BADUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN BADUNG"

Transkripsi

1 STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN BADUNG Ni Md Sriadnyani 1, I.B. Surya Manuaba 2, Md Putra 1, 2, 3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia sriadnyani22@yahoo.com 1, manuabasurya@yahoo.com 2, putra_md13@yahoo.com 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas implementasi kurikulum 2013 pada Kabupaten Badung ditinjau dari konteks, input, proses, dan produk. Penelitian ini termasuk jenis penelitian evaluatif dengan mengadopsi model evaluasi CIPP. Variabel konteks, input, proses dan produk diukur dengan instrumen berupa kuesioner. Sampel penelitian berjumlah 11 orang Kepala Sekolah, 21 orang guru kelas I, dan 23 orang guru kelas IV. Data yang berupa skor variabel konteks, input, proses, dan produk dianalisis dengan mengubah skor tersebut ke T-skor yang dikonversikan kedalam kuadran Glickman. Hasil penelitian menunjukkan (1) implementasi kurikulum 2013 adalah efektif (65,45%) kurang efektif (34,54%) ditinjau dari konteks, (2) implementasi kurikulum 2013 adalah efektif (61,18%) kurang efektif (38,18%) ditinjau dari input, (3) implementasi kurikulum 2013 adalah efektif (36,36%) kurang efektif (63,63%) ditinjau dari proses, (4) implementasi kurikulum 2013 adalah efektif (40%) kurang efektif (60%) ditinjau dari produk. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari CIPP pada sekolah dasar negeri di wilayah perkotaan kabupaten badung kurang efektif. Kata kunci: studi evaluasi, model CIPP, implementasi kurikulum 2013 Abstract This research purpose is to describe the effectiveness of the implementation of the 2013 curriculum at public elementary school in urban area of Badung regency in terms of context, input, process, and product. This research is an evaluation research that adopted CIPP evaluation model. The context, input, process, and product variable was measured with questionnaire. The samples were consisted of 11 school principals, 21 teachers of 1 st grade class and 23 teachers of 4 th grade class. The data in the form of scores for context, input, process and product variables were analysed by converting them into T-scores and Glickman quadrant. The results showed (1) the implementation of 2013 curriculum was effective (65,45%) less effective (34,55%) observed from the context, (2) the implementation of 2013 curriculum was effective (61,82%) less effective (38,18%) observed from the input, (3) the implementation of 2013 curriculum was effective (36,36%) less effective (63,64%) observed from the process, (4) the implementation of 2013 curriculum was effective (40%) less effective (60%) observed from the product. Based on the research results, it can be concluded that the implementation of 2013 curriculum observed from the CIPP based on elementary schools in urban area of Badung regency is less effective. Keywords : evaluative study, CIPP model, implementation of 2013 curriculum

2 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Kemajuan dari suatu Negara dapat dilihat dari kualitas pendidikannya, dengan adanya pendidikan yang berkualitas akan menjamin tersedianya generasi muda yang berkualitas sebagai modal pembangunan dari Negara itu sendiri. Pendidikan yang berkualitas dari suatu Negara tidak terlepas dari kurikulum. Berdasarkan hal tersebut, maka kurikulum merupakan salah satu komponen yang amat penting dan sangat menentukan peningkatan kualitas pendidikan. Pembaharuan dan penyempurnaan kurikulum pendidikan pada dasarnya mengacu pada upaya penciptaan sumber daya manusia yang berkualitas dalam upaya menghadapi tantangan yang semakin mengglobal. Sebagai tindak lanjut dari upaya peningkatan kualitas pendidikan, pemerintah telah mengeluarkan PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut terdapat elemen perubahan kurikulum 2013 diantaranya, Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, dan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Keempat peraturan tersebut memuat beberapa hal penting dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan Kurikulum Nasional, sebagaimana ditetapkan menjadi Kurikulum Kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Kurikulum 2013 bertujuan untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar. Sehingga, proses pembelajaran yang dirancang berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar, dan kebiasaan belajar. Dalam kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam proses pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan saintifik. Daryanto (2014:51) menyatakan, Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan. Komponen-komponen didalam pendekatan saintifik tersebut sudah seyogyanya dapat dimunculkan dalam setiap proses pembelajaran. Untuk mengaplikasikan pendekatan saintifik didalam suatu proses belajar mengajar, maka kurikulum 2013 memberikan kepada siswa di sekolah dasar pembelajaran yang dilaksanakan secara tematik integratif dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran tematik integratif dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu sehingga dapat memberi pengalaman bermakna kepada siswa. Terpilihnya sekolah yang mendapat kesempatan mengimplementasikan kurikulum 2013 bukan merupakan hal yang mudah. Beberapa sekolah yang ditunjuk merupakan sekolah penentu berhasil tidaknya kurikulum 2013 diterapkan di Indonesia. Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing secara Internasional. Implementasi kurikulum 2013 dapat dilihat dari sekolah dasar Badung yang diberi kesempatan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran. Pada tahun 2014, kurikulum 2013 sudah diterapkan dikelas I, II, IV, dan V

3 pada tingkat sekolah dasar. Diharapkan pada tahun 2015 telah diterapkan pada seluruh jenjang pendidikan. Namun kenyataan pelaksanaan kurikulum 2013 di lapangan tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan atau ditargetkan. Terdapat beberapa masalah yang dialami oleh guru dan juga siswa dalam penerapan kurikulum Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada beberapa sekolah dasar negeri di Kabupaten Badung, terdapat masalah yang dialami guru dan siswa dalam mengimplementasikan kurikulum Kenyataan tersebut tercermin dari: (1) buku-buku pelajaran yang terlambat datang; (2) tidak semua sekolah memiliki fasilitas penunjang pembelajaran yang sama; (3) pelajaran yang memerlukan akses internet tidak dapat dilaksanakan karena tidak adanya koneksi internet; dan (4) proses penilaian yang rumit karena terlalu banyak aspek yang harus dinilai dan dideskripsikan. Melihat kenyataan tersebut, perlu untuk diketahui bagaimana sebenarnya keefektifan implementasi kurikulum 2013 di lapangan. Untuk mengetahui keefektifan kurikulum 2013, maka perlu diadakan suatu evaluasi terhadap program tersebut. Evaluasi ini dilaksanakan untuk meningkatkan atau memperbaiki praktik program kurikulum Melihat keterlaksanaan kurikulum 2013, maka akan ditentukan tindak lanjut dari program tersebut. Evaluasi terhadap implementasi kurikulum 2013 dilakukan dengan menggunakan salah satu model evaluasi program pendidikan yakni model Context evaluation (evaluasi terhadap konteks), Input evaluation (evaluasi terhadap masukan), Process evaluation (evaluasi terhadap proses), dan Product evaluation (evaluasi terhadap hasil) atau yang lebih dikenal dengan model CIPP yang dikembangkan oleh Stufflebeam. Pengertian untuk masing-masing komponen yakni sebagai berikut. (1) Komponen Context yakni, situsi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam sistem yang bersangkutan, seperti masalah pendidikan yang dirasakan, keadaan ekonomi Negara, pandangan hidup masyarakat dan seterusnya; (2) Komponen Input yakni, sarana atau bahan dan rencana strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut; (3) Komponen Process yakni, pelaksanaan strategi dan penggunaan sarana atau bahan didalam kegiatan nyata di lapangan; dan (4) Komponen Product yakni, hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir pengembangan sistem pendidikan yang bersangkutan. Dengan kata lain menurut Stufflebeam, sistem pendidikan hendakya dinilai dari segi latar belakangnya, sarana atau rencana kegiatannya, proses pelaksanaannya, dan hasil yang dicapai agar dapat diperoleh hasil yang luas. Sehingga, model CIPP disusun dengan tujuan untuk melengkapi dasar pembuatan keputusan dalam evaluasi sistem dengan analisis yang berorientasi pada perubahan terencana. Evaluasi dengan model CIPP, pada prinsipnya mendukung proses pengambilan keputusan dengan mengajukan pemilihan alternatif dan penindak lanjut konsekuensi dari suatu keputusan. Untuk melaksanakan keputusan tersebut, ada empat macam fokus evaluasi, yaitu (1) evaluasi konteks, menghasilkan informasi tentang macammacam kebutuhan yang telah diatur prioritasnya; (2) evaluasi input, menyediakan informasi tentang masukan yang terpilih, butir-butir kekuatan dan kelemahan, strategi, dan desain untuk merealisasikan tujuan; (3) evaluasi proses menyediakan informasi untuk para evaluator melakukan prosedur monitoring terpilih yang mungkin baru diimplementasi sehingga butir yang kuat dapat dimanfaatkan dan yang lemah dapat dihilangkan; dan (4) evaluasi produk, menyediakan informasi untuk meyakinkan dalam kondisi apa tujuan dapat dicapai dan juga untuk menentukan prosedur dan metode yang diterapkan sebaiknya berhenti, dimodifikasi, atau dilanjutkan. Berdasarkan pemaparan tersebut keempat unsur atau komponen yang disebutkan dalam singkatan CIPP merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah

4 program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Hasil atau output yang berkualitas merupakan salah satu indikator berhasilnya penerapan kurikulum Kualitas output ditentukan oleh kualitas konteks, input dan proses yang terlibat dalam konsep pendidikan. Studi evaluasi ini melibatkan empat variabel, yaitu: variabel konteks, input, proses, dan produk (hasil). Variabel konteks yang meliputi visi dan misi sekolah dalam implementasi kurikulum 2013, program sekolah dalam melaksanakan implementasi kurikulum 2013 yang ditunjukkan oleh skor yang diperoleh dari kuesioner yang menggambarkan dukungan program sekolah, serta lingkungan sekolah. Variabel input yang meliputi manajemen sekolah, sarana dan prasarana sekolah, dan kompetensi guru yakni pengetahuan guru tentang implementasi kurikulum Variabel proses dalam penelitian ini meliputi perencanaan program, pelaksanaan program, dan asesmen (penilaian) program. Variabel produk dalam penelitian ini meliputi prestasi akademik (aspek pengetahuan) siswa dan prestasi non akademik (aspek sikap spiritual, sikap sosial dan aspek keterampilan) siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diadakan pengkajian ulang mengenai penerapan kurikulum 2013 untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan kurikulum 2013 selama penerapannya. Oleh sebab itu, dilaksanakanlah penelitian yang berjudul Studi Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Ditinjau dari CIPP pada sekolah dasar negeri di Wilayah Perkotaan Kabupaten Badung, dengan tujuan untuk mengetahui: (1) efektivitas implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari komponen konteks pada sekolah dasar Badung, (2) efektivitas implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari komponen input pada sekolah dasar negeri di wilayah perkotaan Kabupaten Badung, (3) efektivitas implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari komponen proses pada Kabupaten Badung, dan (4) efektivitas implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari komponen produk pada sekolah dasar Badung. METODE Penelitian ini termasuk penelitian evaluatif, dengan menggunakan salah satu model evaluasi, yakni model CIPP (context evaluation, input evaluation, process evaluation, dan product evaluation) yang dikembangkan oleh Stufflebeam. Model ini mengarahkan sasaran evaluasinya pada proses dan masukan sampai hasil. Populasi dalam penelitian ini adalah 100 orang, dengan sasaran penelitian yaitu Kepala Sekolah sebanyak 21 orang, guru kelas I sebanyak 39 orang, dan guru kelas IV sebanyak 40 orang. Populasi penelitian diambil dari 21 sekolah dasar negeri dalam 4 gugus di Kecamatan Kuta. Dalam penelitian ini, digunakan teknik penarikan sampel non probabilitas sampel yaitu pengambilan sampel tujuan (purposive sampling) dan pengambilan sampel kuota (quota sampling). Selain itu, digunakan teknik penarikan probabilitas sampel yaitu pengambilan sampel acak atau random sederhana (Simple Random Sampling) dengan pengambilan acak secara undian. Teknik penarikan sampel yang pertama digunakan adalah teknik penarikan sampel non probabilitas yaitu pengambilan sampel tujuan (purposive sampling). Penggunaan purposive sampling adalah untuk menentukan sampel berdasarkan kebutuhan dan kepentingan penelitian yaitu sekolah dasar Badung (Kecamatan Kuta) yang berjumlah 21 sekolah. Selain itu, purposive sampling juga digunakan untuk menentukan kepala sekolah, guru kelas I dan guru kelas IV. Terpilihnya Kepala sekolah, guru kelas I dan guru kelas IV sebagai sasaran penelitian adalah dengan beberapa pertimbangan. Kepala sekolah berperan sebagai pemegang kebijakan, penanggung jawab, penyusun program dan sekaligus melakukan manajemen

5 dalam implementasi kurikulum 2013 di sekolah yang dipimpin. Sedangkan guru kelas I dan IV terlibat langsung dalam perencanaan program, pelaksanaan program, dan assessment dengan mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran, serta guru kelas tersebut telah lebih awal melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum Untuk menentukan jumlah sampel penelitian maka digunakan penarikan sampel yang kedua yakni, penarikan sampel kuota. Quota Sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan memperhitungkan atau menentukan jumlah sampel yang sesuai, yang bisa mewakili populasi. Karena jumlah populasi dibawah 100, maka kuota sampel yang ditarik adalah 50% dari masing-masing subpopulasi. Dari gugus 1 dengan jumlah sekolah 6 ditarik 50%, sehingga sampel sekolah yakni 3 sekolah dasar, gugus 2 dengan jumlah sekolah 5 ditarik 50%, sehingga sampel sekolah yakni 3 sekolah dasar, gugus 3 dengan jumlah sekolah 4 ditarik 50%, sehingga sampel sekolah yakni 2 sekolah dasar, dan gugus 4 dengan jumlah sekolah 6 ditarik 50%, sehingga sampel sekolah yakni 3 sekolah dasar. Dari pemaparan tersebut maka dapat ditentukan jumlah sampel sebanyak 55 orang yang tersebar di 11 sekolah dasar negeri di wilayah perkotaan (Kecamatan Kuta) Kabupaten Badung. Teknik penarikan sampel yang ketiga adalah teknik penarikan sampel probabilitas yaitu pengambilan sampel acak atau random sederhana (Simple Random Sampling). Simple Random Sampling digunakan untuk menentukan jumlah sampel penelitian berdasarkan kuota yang telah ditentukan. Agar semua sekolah dasar negeri di gugus Kecamatan Kuta dapat terwakili, maka sampel diambil dari masing-masing gugus dengan proporsi yang sama. Simple Random Sampling dilakukan dengan pengambilan acak sampel secara undian. Dengan demikian maka subjek dari penelitian ini adalah 11 sekolah dasar negeri di wilayah perkotaan (Kecamatan Kuta) Kabupaten Badung, dengan sasaran kepala sekolah sebanyak 11 orang, guru kelas I sebanyak 21 orang, dan guru kelas IV sebanyak 23 orang. Sehingga jumlah dari subjek penelitian yakni 55 orang. Studi evaluasi ini melibatkan empat variabel, yaitu: variabel konteks, input, proses, dan produk (hasil). Variabel konteks meliputi visi dan misi sekolah dalam implementasi kurikulum 2013, program sekolah dalam melaksanakan implementasi kurikulum 2013 yang ditunjukkan oleh skor yang diperoleh dari kuesioner yang menggambarkan dukungan program sekolah, serta lingkungan sekolah. Variabel input yang meliputi manajemen sekolah, sarana dan prasarana sekolah, dan kompetensi guru yakni pengetahuan guru tentang implementasi kurikulum Variabel proses dalam penelitian ini meliputi perencanaan program, pelaksanaan program, dan asesmen (penilaian) program. Variabel produk dalam penelitian ini meliputi prestasi akademik (aspek pengetahuan) siswa dan prestasi non akademik (aspek sikap spiritual, sikap sosial dan aspek keterampilan) siswa. Didalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode kuesioner dengan menggunakan Skala Likert (skala 5) berbentukochecklist. Data yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan rumus Z-score. Arikunto (2012:303) menyatakan, Standard score atau Z-score adalah angka yang menunjukkan perbandingan perbedaan skor seseorang dan mean dengan standar deviasinya. Standard score ini lebih mempunyai arti dibandingkan dengan skor itu sendiri karena telah dibandingkan dengan suatu standar yang sama. Untuk menentukan Z- score, harus diketahui rata-rata skor dari kelompok dan standar deviasi dari skorskor tersebut terlebih dahulu dan dapat digunakan rumus sebagai berikut, menghitung rata-rata skor, menghitung standar deviasi dengan., dan menghitung Z-score

6 Dengan menggunakan analisis Z- score, maka akan diperoleh hasil dengan angka-angka tidak bulat dan tanda-tanda positif-negatif. Untuk mempermudah, maka analisis data berikutnya menggunakan T-score. Arikunto (2012:306) menyatakan, T-score adalah angka skala yang menggunakan rata-rata (Mean) = 50 dan Standar Deviasi (SD) = 10. Skala T-score dapat dicari dengan cara mengalikan Z-score dengan 10, kemudian ditambah 50. Dengan rumus T- score sebagai berikut, T = Dalam analisis data pada masingmasing variabel konteks, input, proses, dan produk diarahkan pada kurve normal. Data yang berada di atas atau disebelah kanan daerah penerimaan diberi tanda positif (+), sebaliknya data yang berada di sebelah kiri atau di bawah daerah penerimaan diberi tanda negatif (-). Untuk menentukan skor pada masing-masing variabel, dihitung dengan menggunakan rumus T-score. Jika T 50 adalah positif (+), dan T < 50 adalah negatif (-). Sedangkan untuk mengetahui hasil akhir dari masing-masing variabel, dihitung dengan menjumlahkan skor positif (+) dan skor negatif (-). Jika jumlah skor positifnya lebih banyak atau sama dengan jumlah skor negatifnya berarti hasilnya positif (Σ skor (+) Σ skor (-) = +), begitu sebaliknya jika jumlah skor positifnya lebih kecil dari skor negatifnya maka hasilnya negatif (Σ skor (+) < Σ skor (-) = -). Untuk menentukan tingkat efektivitas evaluasi program implementasi kurikulum 2013 dilakukan analisis terhadap variabel konteks, input, proses, dan produk melalui analisis kuadran model Glickman yang terbagi dalam empat kuadran, seperti gambar dibawah ini. Kuadran II C I P P (Cukup Efektif) Kuadran IV C I P P (Sangat Kurang Efektif) Kuadran I C I P P (Sangat Efektif) Kuadran III C I P P (Kurang Efektif) Gambar 1. Kuadran Glickman (Sumber : Suarjana, 2010:66 ) HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian diperoleh dari jawaban kuisioner yang terdiri dari 33 butir pernyataan tentang variabel konteks, 27 butir pernyataan tentang variabel input, 38 butir pernyataan tentang variabel proses dan 35 butir pernyataan tentang variabel produk sebagai data utama. Untuk mempermudah mendeskripsikan masingmasing variabel, maka di bawah ini disajikan rangkuman statistik deskriptif pada Tabel 1. berikut. Tabel 1. Rangkuman Statistik Deskriptif Skor Variabel Konteks, Input, Proses dan Produk Statistik Variabel Konteks Input Proses Produk Mean Median Modus Standar Deviasi Varians

7 Rentangan Skor Minimum Skor Maksimum Hasil penelitian pada variabel konteks, implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar negeri di wilayah perkotaan Kabupaten Badung tergolong efektif, bila dilihat dari skor yang telah dikonversikan ke dalam T-skor menunjukkan bahwa F(+) = 36 > daripada F(-) = 19. Pada variabel input, Kabupaten Badung tergolong efektif, bila dilihat dari skor yang telah dikonversikan ke dalam T-skor menunjukkan bahwa F(+) = 34 > daripada F(-) = 21. Pada variabel proses, implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar negeri di wilayah perkotaan Kabupaten Badung tergolong kurang efektif, bila dilihat dari skor yang telah dikonversikan ke dalam T-skor menunjukkan bahwa F(+) = 20 < daripada F(-) = 35. Pada variabel produk, Kabupaten Badung tergolong kurang efektif, bila dilihat dari skor yang telah dikonversikan ke dalam T-skor menunjukkan bahwa F(+) = 22 < daripada F(-) = 33. Dari data tersebut menggambarkan bahwa efektivitas implementasi kurikulum perkotaan Kabupaten Badung, ditinjau dari komponen konteks adalah efektif, input adalah efektif, proses adalah kurang efektif, dan produk adalah kurang efektif. Untuk lebih jelasnya hasil analisis data untuk skor variabel konteks, input, proses, dan produk dengan T-skor dapat dilihat pada Tabel 2. berikut, Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Efektivitas Variabel Konteks, Input, Proses, dan Produk No Variabel Frekuensi F + F - Hasil Keterangan 1 Konteks Positif 2 Input Positif 3 Proses Negatif 4 Produk Negatif Hasil Kurang Efektif Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa sekolah dasar negeri di wilayah perkotaan Kabupaten Badung (Kecamatan Kuta) ternyata kurang efektif dalam melaksanakan kurikulum Hal ini didapatkan dari hasil pengolahan data penelitian variabel konteks, variabel input, variabel proses, dan variabel produk. Untuk menentukan tingkat efektivitas variabel konteks, input, proses, dan produk melalui analisis T-skor yang dikonversikan kedalam kuadran Glickman. Efektivitas implementasi kurikulum perkotaan Kabupaten Badung adalah efektif ditinjau dari komponen konteks. Efektifnya implementasi kurikulum 2013 disebabkan antara lain visi dan misi sekolah yang mendukung pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013, selain itu lingkungan sekolah juga sangat berperan dalam mendukung implementasi kurikulum 2013 di sekolah. Faktor lain yang mendukung efektifnya implementasi kurikulum 2013 adalah program sekolah yang sudah sejalan dengan tujuan dari kurikulum Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, faktor yang terkait dengan variabel konteks sangat memberi kontribusi pada pelaksanaan kurikulum Sehubungan dengan hal tersebut sekolah perlu mempertahankan dan bahkan meningkatkan efektivitas konteks yang dalam hal ini terdiri dari visi sekolah,

8 misi sekolah, program sekolah, dan lingkungan sekolah. Sehingga dapat meningkatkan kembali efektivitas pelaksanaan kurikulum Efektivitas implementasi kurikulum perkotaan Kabupaten Badung adalah efektif ditinjau dari komponen input. Efektifnya implementasi kurikulum 2013 disebabkan antara lain faktor manajemen sekolah, kebijakan kepala sekolah mengenai tanggung jawab implementasi kurikulum 2013 pada sekolah yang dipimpin adalah memberikan tanggung jawab kepada semua warga sekolah untuk ikut membantu penerapan kurikulum 2013, sehingga beban tersebut tidak hanya diberikan kepada guru kelas saja. Selain itu kompetensi guru juga mendukung terselenggaranya kurikulum 2013 dengan baik, pengetahuan guru tentang pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 sudah memadai, karena guru telah banyak mendapatkan informasi melalui berbagai diklat atau seminar implementasi kurikulum 2013 di sekolah dasar. Faktor lain yang mendukung yakni sarana dan prasarana sekolah, selain sarana dan prasarana yang memang telah dimiliki oleh sekolah (LCD, proyektor) yang mendukung penerapan kurikulum 2013, sarana dan prasarana dari pemerintah juga sudah lengkap diberikan ke masingmasing sekolah dasar sehingga dapat membantu proses pembelajaran dengan kurikulum Sarana dan prasarana tersebut antara lain aplikasi penilaian lengkap berdasarkan kurikulum 2013, buku guru berdasarkan tema dan buku siswa berdasarkan tema, sehingga pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 dapat berlangsung dengan baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, faktor yang terkait dengan variabel input sangat memberi kontribusi pada pelaksanaan kurikulum Sehubungan dengan hal tersebut sekolah perlu mempertahankan dan bahkan meningkatkan efektivitas input yang dalam hal ini terdiri dari manajemen sekolah, sarana dan prasarana sekolah, dan kompetensi guru. Sehingga dapat meningkatkan kembali efektivitas pelaksanaan kurikulum Efektivitas implementasi kurikulum perkotaan Kabupaten Badung adalah kurang efektif ditinjau dari komponen proses. Kurang efektifnya implementasi kurikulum 2013 pada variabel proses disebabkan antara lain faktor pelaksanaan program dan asesmen (penilaian) program. Selama enam bulan (satu semester) penerapan kurikulum 2013 pada sekolah dasar negeri di wilayah perkotaan Kabupaten Badung, guru kelas terlalu disibukkan dengan mengikuti diklat atau seminar implementasi kurikulum 2013 di sekolah dasar. Hal inilah yang menyebabkan sedikitnya pertemuan antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga menyebabkan tidak efektifnya pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 yang diterapkan selama enam bulan (satu semester) tersebut. Selain itu, penerapan kurikulum 2013 selama enam bulan (satu semester) juga menjadi salah satu sebab kurang efektifnya penerapan kurikulum perkotaan Kabupaten Badung. Faktor asesmen (penilaian) juga belum optimal dalam mendukung efektivitas variabel proses pada implementasi kurikulum Hal ini dikarenakan sebagian besar guru kelas yang telah lanjut usia tidak bisa memasukkan data (nilai siswa) ke dalam aplikasi penilaian yang telah disediakan oleh pemerintah pusat (guru gagap teknologi). Selain itu, banyaknya jumlah siswa dalam satu kelas juga menambah kesulitan guru kelas dalam menilai sikap dan perilaku siswa sehari-hari di sekolah yang dituntut oleh kurikulum Keadaan seperti inilah yang kurang mendukung efektivitas variabel proses dalam implementasi kurikulum Efektivitas implementasi kurikulum perkotaan Kabupaten Badung adalah kurang efektif ditinjau dari komponen produk. Kurang efektifnya implementasi kurikulum 2013 pada variabel produk disebabkan antara lain faktor prestasi akademik (aspek pengetahuan) siswa, dan aspek prestasi non-akademik (aspek sikap spiritual, sikap sosial dan aspek keterampilan) siswa. Selama enam bulan

9 (satu semester) penerapan kurikulum perkotaan Kabupaten Badung, menyebabkan belum banyak terlihat perilaku siswa yang berubah dan sesuai dengan sikap dan perilaku yang dituntut oleh kurikulum Kognitif siswa selama belajar dengan menerapkan kurikulum 2013, juga belum dapat diketahui oleh guru sejauh mana peningkatannya. Hal ini dikarenakan, kesibukan guru kelas yang mengikuti diklat atau seminar implementasi kurikulum 2013 di sekolah dasar yang menyebabkan tidak efektifnya guru dalam mengamati perkembangan sikap, perilaku dan kognitif siswa dalam proses belajar mengajar. Singkatnya masa penerapan kurikulum 2013 juga menjadi salah satu alasan belum terlihatnya perubahan perilaku, sikap dan kognitif siswa setelah belajar dengan menerapkan kurikulum Keadaan seperti inilah yang kurang mendukung efektivitas variabel produk dalam implementasi kurikulum Apabila efektivitas implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar negeri di wilayah perkotaan Kabupaten Badung ditinjau dari komponen konteks, input, proses dan produk dijadikan dalam bentuk persentase dapat dikatakan bahwa (1) efektivitas implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar negeri di wilayah perkotaan Kabupaten Badung ditinjau dari komponen konteks sebesar 65,45% efektif dan 34,55% kurang efektif; (2) efektivitas Kabupaten Badung ditinjau dari komponen input sebesar 61,82% efektif dan 38,18% kurang efektif; (3) efektivitas implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar negeri di wilayah perkotaan Kabupaten Badung ditinjau dari komponen proses sebesar 36,36% efektif dan 63,64% kurang efektif; (4) efektivitas implementasi kurikulum perkotaan Kabupaten Badung ditinjau dari komponen produk sebesar 40% efektif dan 60% kurang efektif. Mengacu pada hasil pengkajian variabel demi variabel dalam penelitian yang sudah dilaksanakan dapat ditemukan bahwa Kabupaten Badung menunjukkan hasil yang kurang efektif. Hal ini dapat ditentukan dari hasil penelitian variabel konteks hasilnya positif (+), variabel input hasilnya positif (+), variabel proses hasilnya negatif (-), dan variabel produk hasilnya negatif (-). Hasil secara keseluruhan yakni ( ) menyatakan bahwa Kabupaten Badung kurang efektif. Berdasarkan hal tersebut, apabila masing-masing aspek dari komponen proses dan komponen produk mendapatkan perhatian yang lebih dan sejak dini diperbaiki oleh kepala sekolah, guru, maupun pemerintah sebagai pelaksana kurikulum 2013, maka Kabupaten Badung akan menunjukkan hasil yang efektif. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara mendalam, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) Efektivitas implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari komponen konteks pada Kabupaten Badung, yang meliputi aspek visi sekolah, misi sekolah, program sekolah, dan lingkungan sekolah menunjukkan hasil 65,45% efektif dan 34,55% kurang efektif. (2) Efektivitas implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari komponen input pada sekolah dasar Badung, yang meliputi aspek manajemen sekolah, sarana dan prasarana sekolah, dan kompetensi guru menunjukkan hasil 61,82% efektif dan 38,18% kurang efektif. (3) Efektivitas implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari komponen proses pada Kabupaten Badung, yang meliputi aspek perencanaan program, pelaksanaan program, dan asesmen (penilaian) program menunjukkan hasil 36,36% efektif dan 63,64% kurang efektif. (4) Efektivitas implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari komponen produk pada sekolah dasar

10 Badung, yang meliputi aspek prestasi akademik (aspek pengetahuan) siswa, dan aspek prestasi non-akademik (aspek sikap spiritual, sikap sosial dan aspek keterampilan) siswa menunjukkan hasil 40% efektif dan 60% kurang efektif. Mengacu pada simpulan di atas, maka Kabupaten Badung menunjukkan hasil variabel konteks positif (+), variabel input positif (+), variabel proses negatif (-), dan variabel produk negatif (-). Hasil secara keseluruhan yakni ( ) menyatakan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 Ditinjau dari CIPP pada sekolah dasar negeri di Wilayah Perkotaan Kabupaten Badung Kurang Efektif. Adapun saran yang dapat disampaikan, berdasarkan hasil analisis tersebut adalah: (1) Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dalam uji coba penerapan kurikulum 2013 diharapkan agar Dinas Pendidikan Pusat bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten dalam penunjukan sekolah piloting yang akan menerapkan kurikulum Sehingga dapat menghindari kurang efektifnya penerapan kurikulum (2) Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian membuktikan secara umum efektivitas Kabupaten Badung berada pada kategori kurang efektif, maka komponen tersebut harus mendapat perhatian yang serius. Usaha-usaha kearah efektivitas Kabupaten Badung yang baik segera mungkin harus dipelihara dan ditingkatkan karena memberikan pengaruh positif dalam pengelolaan program sekolah. Kepala sekolah juga diharapkan lebih sering melakukan pendampingan kepada guru-guru saat mengajar dengan menggunakan kurikulum (3) Bagi Komite Sekolah, Komite sekolah khususnya orang tua siswa juga bekerjasama dengan sekolah dalam mengawasi sikap dan perilaku siswa sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah siswa masing-masing. Sehingga, tuntutan sikap dan perilaku dalam kurikulum 2013 dapat diaplikasikan dengan baik oleh siswa. (4) Bagi Peneliti Lain, untuk menyempurnakan hasil penelitian ini, kepada peneliti lain agar melakukan penelitian lanjutan dengan menambah jumlah populasi, sampel, dan waktu penelitian sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih konverhensif. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Yogyakarta: Gava Media Kemendikbud Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Suarjana, I Nyoman Studi Evaluasi Pelaksanaan Program Muatan Lokal Bahasa Bali pada SMP Negeri di Kabupaten Gianyar. Tesis (tidak diterbitkan) Program Studi Penelitian dan Evaluai Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.   1, 2, STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CONTEXT, INPUT, PROCESS, DAN PRODUCT (CIPP) PADASEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PINGGIRANKABUPATEN BADUNG Ni Luh Karnita Dewi 1, I B Surya Manuaba

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI STANDAR PROSES PADA SEKOLAH TUNAS DAUD DENPASAR

STUDI EVALUASI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI STANDAR PROSES PADA SEKOLAH TUNAS DAUD DENPASAR STUDI EVALUASI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI STANDAR PROSES PADA SEKOLAH TUNAS DAUD DENPASAR D Prasetya 1, Nym Dantes 2, Ni Kt Suarni 3 1,2 Program Studi Managemen

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PEDESAAN KABUPATEN BADUNG

STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PEDESAAN KABUPATEN BADUNG STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PEDESAAN KABUPATEN BADUNG Km Manik Riptiani 1, I.B. Surya Manuaba 2, Made Putra 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah

Lebih terperinci

I Wayan Gede Agastya Putra, I Made Yudana, Ni Ketut Suarni

I Wayan Gede Agastya Putra, I Made Yudana, Ni Ketut Suarni EFEKTIFITAS PELAKSANAAN STANDAR PROSES (PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI NO. 65 TAHUN 2013) DALAM PEMBELAJARAN PKN PADA SISWA TINGKAT PERTAMA SMP NEGERI SE-KABUPATEN BADUNG I Wayan Gede Agastya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi SMP Negeri 15 Yogyakarta ada sejak sebelum kemerdekaan atau lebih tepatnya masa Hindia Belanda,

Lebih terperinci

Journal of Physical Education and Sports

Journal of Physical Education and Sports JPES 4 (2) (2015) Journal of Physical Education and Sports http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI

Lebih terperinci

Oleh. Ni Wayan Sukreni ABSTRAK

Oleh. Ni Wayan Sukreni ABSTRAK STUDI EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIT- INTEGRATIF PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BANGLI Oleh Ni Wayan Sukreni ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 1, Tahun 2016 Kaifan Nur Jannah 1 9

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 1, Tahun 2016 Kaifan Nur Jannah 1 9 EVALUASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2014 EVALUATION OF THE USED OF SCHOOL OPERATIONAL

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROGRAM BOS SMA DI SMA NEGERI KABUPATEN KARANGASEM DALAM RANGKA MENDUKUNG PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL

EFEKTIVITAS PROGRAM BOS SMA DI SMA NEGERI KABUPATEN KARANGASEM DALAM RANGKA MENDUKUNG PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL EFEKTIVITAS PROGRAM BOS SMA DI SMA NEGERI KABUPATEN KARANGASEM DALAM RANGKA MENDUKUNG PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL I Wayan Cenik, A.A. Gede Agung, I Made Yudana, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI EVALUATIF EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SMA NEGERI 2 KUTA

STUDI EVALUATIF EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SMA NEGERI 2 KUTA STUDI EVALUATIF EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SMA NEGERI 2 KUTA Kt. Suendi 1, Nym. Natajaya 2, Gd. Anggan S. 3 1,,2,3 Program Studi Managemen Pendidikan, Program Pascasarjana

Lebih terperinci

User ID/

User ID/ STUDI EVALUATIF PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN KEPALA SMK NEGERI DI KABUPATEN BANGLI I Dewa Gede Antarga, Nyoman Dantes, I Made Yudana, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah

1. Pendahuluan Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON (TKB) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 SINGARAJA oleh I Ketut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Evaluasi Penelitian ini menggunakan desain penelitian evaluatif dengan pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan pertimbangan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR PADA EMPAT KOPERASI PENERIMA PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2014

EVALUASI PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR PADA EMPAT KOPERASI PENERIMA PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2014 EVALUASI PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR PADA EMPAT KOPERASI PENERIMA PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2014 I Ketut Adi Widiana Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Ni Wayan Ary Rusitayanti, Nyoman Dantes, I Nyoman Natajaya

Ni Wayan Ary Rusitayanti, Nyoman Dantes, I Nyoman Natajaya STUDI EVALUASI EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) MAHASISWA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (FPIPS) IKIP PGRI BALI TAHUN 2013 Ni Wayan Ary Rusitayanti, Nyoman Dantes,

Lebih terperinci

Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha

Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha I Nyoman Pasek Nugraha 1*, Kadek Rihendra Dantes 2, Dewi Arum Widhiyanti 3 Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. empirik (ex- post facto) dengan pendekatan ex-post facto peneliti berhubungan

BAB III METODE PENELITIAN. empirik (ex- post facto) dengan pendekatan ex-post facto peneliti berhubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dilihat dari pendekatannya, penelitian ini menggunakan pendekatan empirik (ex- post facto) dengan pendekatan ex-post facto peneliti berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20 Agustus 2016 di Jakarta, dengan lokasi kantor ABTI asosiasi

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 TINGGARSARI

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 TINGGARSARI PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 TINGGARSARI Ketut Indah Arfika Yani 1, Ni Ketut Suarni 2, I Made Citra Wibawa 3 Jurusan

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 BALER BALE AGUNG, KECAMATAN NEGARA

STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 BALER BALE AGUNG, KECAMATAN NEGARA STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 BALER BALE AGUNG, KECAMATAN NEGARA Ni Gusti A. Kd. Sari Astuti 1, Gede Sedanayasa 2, I Made Suarjana 3 1,3 Jurusan PGSD, 2 Jurusan BK, FIP Universitas

Lebih terperinci

DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 DI SD LABORATORIUM UNDIKSHA

DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 DI SD LABORATORIUM UNDIKSHA e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 DI SD LABORATORIUM UNDIKSHA Ni

Lebih terperinci

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA KABUPATEN LAMONGAN Sumei (Pendidikan Biologi, Fakultas Matematikan dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya) E-mail Sumei.melani@yahoo.com

Lebih terperinci

STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI PENDEKATAN PAIKEM PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PAYANGAN

STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI PENDEKATAN PAIKEM PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PAYANGAN STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI PENDEKATAN PAIKEM PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PAYANGAN Ni Wayan Sudarmini 1, Ketut Suarni 2, Wayan Lasmawan 3 1,2,3 Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Program

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI KESIAPAN SD NEGERI 2 GIANYAR MENJADI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

STUDI EVALUASI KESIAPAN SD NEGERI 2 GIANYAR MENJADI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL STUDI EVALUASI KESIAPAN SD NEGERI 2 GIANYAR MENJADI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL G. M. Eka Putra, N. dantes, A.A.I.N Marhaeni Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Program Pascasarjana,

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Oleh:

EVALUASI KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Oleh: EVALUASI KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh: Diah Mustika Wardani, Herpratiwi, Sasmiati FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1

Lebih terperinci

STUDI EVALUATIF TENTANG PENGELOLAAN BIAYA PENDIDIKAN PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

STUDI EVALUATIF TENTANG PENGELOLAAN BIAYA PENDIDIKAN PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI NEGARA KABUPATEN JEMBRANA STUDI EVALUATIF TENTANG PENGELOLAAN BIAYA PENDIDIKAN PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI NEGARA KABUPATEN JEMBRANA Sukur 1, Wy. Lasmawan 2, Nym. Dantes 3 1,3, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

STUDI EVALUATIF PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS PERMULAAAN SE- KECAMATAN KUTA UTARA BADUNG

STUDI EVALUATIF PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS PERMULAAAN SE- KECAMATAN KUTA UTARA BADUNG STUDI EVALUATIF PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS PERMULAAAN SE- KECAMATAN KUTA UTARA BADUNG Rushartatik, Nyoman Dantes,, Gde Anggan Suandana Jurusan Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial adalah penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS Ayu Galuh Pujawati 1, I Wayan Sujana, Ni Nyoman Ganing 3 1,,3

Lebih terperinci

DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NO. 65 TAHUN 2013 DI SD NO. 4 KAMPUNG BARU

DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NO. 65 TAHUN 2013 DI SD NO. 4 KAMPUNG BARU DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NO. 65 TAHUN 2013 DI SD NO. 4 KAMPUNG BARU Metta Anugrah Dewi 1, Md. Sumantri 2, I Wyn. Widiana 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 RESPONS TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR PILOTING DI KABUPATEN KONAWE DAN KONAWE SELATAN

Lebih terperinci

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kela VII SMP Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Materi Asam, Basa dan Garam The Effect of Group Investigation

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI Fitria Halim Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research about leadership of headmaster and teacher

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian menurut Arikunto (2010: 203) adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitiannya. Pemilihan metode ini didasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini mengungkap hubungan antara dua variabel maupun lebih atau mencari pengaruh suatu

Lebih terperinci

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN Tingkat Pengetahuan Peserta...(Novianta Wahyu Prasetiawan)1 TINGKAT PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TERHADAP MATERI PERMAINAN BOLA BESAR DALAM EMBELAJARAN PENJASORKES KELAS XI DI SMA N 1 PRAMBANAN KLATEN LEVEL

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. A. Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. A. Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK.... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. ii iii DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. x xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH.

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH. PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH Oleh: INTAN SUCI UTAMA 53913 ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 015 PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TEMA CITA-CITAKU PADA SISWA KELAS IV DI SDN DESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program akselerasi merupakan sebuah terobosan dalam dunia pendidikan. Program kelas akselerasi bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas sumberdaya

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 37 EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN Suharto SMK SWADAYA TEMANGGUNG Email: Suharto111@rocketmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014) STUDI EVALUASI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI BIDANG SENI BUDAYA PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN KLUNGKUNG A.A.Mas Putri Kusumawati, Kt.Suarni, Md.Yudana Program Studi Penelitian dan Evaluasi

Lebih terperinci

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017 1 TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017 LEVEL OF UNDERSTANDING OF SWIMMING ACTIVITY ON ELEVENTH GRADE STUDENTS IN SMAN 1 JOGONALAN KLATEN

Lebih terperinci

KAJIAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI. (Artikel) Oleh ELIYANA PUTRI

KAJIAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI. (Artikel) Oleh ELIYANA PUTRI KAJIAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI (Artikel) Oleh ELIYANA PUTRI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014

Lebih terperinci

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari, PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI PRACTICE-REHEARSAL PAIRS (PRAKTIK BERPASANGAN) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KKPI SISWA KELAS X TB4 SMK NEGERI 2 TABANAN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN SIKAP SOSIAL KELAS IV SDN 2 TONJA

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN SIKAP SOSIAL KELAS IV SDN 2 TONJA PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN SIKAP SOSIAL KELAS IV SDN 2 TONJA Ni Putu Suastini 1, Ni Nyoman Ganing 2, I Ketut Adnyana Putra 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 94 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini adalah penelitian evaluatif berdasarkan model CIPP (Context, Input, Process, Product) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian evaluatif

Lebih terperinci

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 Oleh : Dhiah Ristyandari, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU. Lala Jelita Ananda Surel :

KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU. Lala Jelita Ananda Surel : KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU Lala Jelita Ananda Surel : ljananda@unimed.ac.id ABSTRACT This research was executed at SMK Sandhy Putra 2 Medan. The purpose of this research is to know how

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu usaha sadar yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER DI SD NEGERI PRAMPELAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK. Tesis

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER DI SD NEGERI PRAMPELAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK. Tesis EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER DI SD NEGERI PRAMPELAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK Tesis Diajukan Kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH

ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH Analisa Pelaksanaan Kurikulum ( Iska Arif Yulianto) 1 ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH ANALYSIS OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL CURRICULUM ORIENTED

Lebih terperinci

INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media BK Dosen Pengampu : Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh:

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGAWASAN DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA

HUBUNGAN PENGAWASAN DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA HUBUNGAN PENGAWASAN DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA Asri Inayati Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research aimed to see

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 013) STUDI EVALUATIF BERBASIS MODEL CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT TERHADAP PELAKSANAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) DI SMK NEGERI 1 MAS- UBUD PADA JURUSAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Negeri 1 Pengajaran, Bandar Lampung, tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas V Sekolah Dasar di

METODE PENELITIAN. Negeri 1 Pengajaran, Bandar Lampung, tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas V Sekolah Dasar di 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil di Sekolah Dasar Negeri 1 Pengajaran, Bandar Lampung, tahun pelajaran 2014/2015. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hakekat pendidikan adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan adalah cara yang strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN 79 EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN Oleh: Ivani Mirasari 1 Dra. Gantina Komalasari, M.Psi. 2 Dra. Retty Filiani 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan menilai keberadaan

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI MANAJEMEN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI BERBASIS AGAMA PADA UNIVERSITAS KRISTEN TENTENA DI GEREJA KRISTEN SULAWESI TENGAH

STUDI EVALUASI MANAJEMEN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI BERBASIS AGAMA PADA UNIVERSITAS KRISTEN TENTENA DI GEREJA KRISTEN SULAWESI TENGAH STUDI EVALUASI MANAJEMEN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI BERBASIS AGAMA PADA UNIVERSITAS KRISTEN TENTENA DI GEREJA KRISTEN SULAWESI TENGAH Oktavianus Barusu, I Made Candiasa, I.G.K. Arya Sunu, Program Pascasarjana

Lebih terperinci

STUDI EKSPLORASI KESULITAN GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS BERDASARKAN KURIKULUM 2013

STUDI EKSPLORASI KESULITAN GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 1 STUDI EKSPLORASI KESULITAN GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 EXPLORATION STUDY OF DIFFICULTIES OF THE JHSs SOCIAL STUDIES TEACHERS IN THE YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU

PERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU PERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU Suwondo, Mariani Natalina L. dan Vivi Triska Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa, baik buruknya peradaban

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL IPA TEMA CITA-CITAKU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL IPA TEMA CITA-CITAKU PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TEMA CITA-CITAKU Ni Kadek Dwi Eriyanti 1, Ni Wayan Suniasih 2, Komang Ngurah Wiyasa 3 Jurusan Pendidikan Guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain penelitian ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI KOTA SURAKARTA

KEEFEKTIFAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI KOTA SURAKARTA Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31 Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Agustus, 2016. KEEFEKTIFAN

Lebih terperinci

ANALISIS DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 SD NEGERI 3 BANJAR JAWA

ANALISIS DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 SD NEGERI 3 BANJAR JAWA ejournal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha ANALISIS DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 SD NEGERI 3 BANJAR JAWA Putu Arik Indah Pertiwi¹, Ign.I Wayan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang dilalui dan dilakukan oleh setiap manusia dalam rangka memahami sesuatu. Dalam belajar, setiap manusia akan melewati tahapan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR Nur Widia Wardani Nurul Ulfatin E-mail: nurwidia_wardani@yahoo.co.id, Universitas Negeri Malang, Jl.

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.   1, 2, PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PROSEDURAL DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA TEMA CITA-CITAKU SISWA KELAS IVA SDN 1 PEMECUTAN TAHUN 2016 Ni Wayan Wirantini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran fisika di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ambarawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran fisika di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ambarawa Kabupaten 62 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini didesain untuk mengamati dan menganalisis bagaimana fisika di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ambarawa Kabupaten Pringsewu telah terlaksana

Lebih terperinci

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA https://semnas.unikama.ac.id/pgsd/artikel.php Vol. 1, Desember 2017

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA https://semnas.unikama.ac.id/pgsd/artikel.php Vol. 1, Desember 2017 PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIEM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANAIKANG 1 KOTA MAKASSAR Eka Fitriana HS STKIP Mega Rezky

Lebih terperinci

PENERAPAN ISO 9001: 2008 TERHADAP KUALITAS PELAYANAN SEKOLAH DI SMK N 2 KLATEN

PENERAPAN ISO 9001: 2008 TERHADAP KUALITAS PELAYANAN SEKOLAH DI SMK N 2 KLATEN Penerapan ISO 9001: 2008 (Adi Kurniawan) 1 PENERAPAN ISO 9001: 2008 TERHADAP KUALITAS PELAYANAN SEKOLAH DI SMK N 2 KLATEN IMPLEMENTATION OF ISO 9001: 2008 FOR SCHOOL SERVICE QUALITY IN VSS STATE 2 KLATEN

Lebih terperinci

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI Oleh I Wayan Sudarsana NIM 0816011124 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Pembelajaran Guru Matematika dengan Menggunakan Model EKOP di SMK Teknologi Tri Tunggal 45 Makassar

Analisis Kualitas Pembelajaran Guru Matematika dengan Menggunakan Model EKOP di SMK Teknologi Tri Tunggal 45 Makassar Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan ALam Maret 2016, Vol.4, No.1, hal.89-102 ISSN(P): 2527-3744; ISSN(E):- 2016 Tadris Matematika IAIN Palopo. http://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/khwarizmi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh 1 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL Oleh ISNA MALIHATUL AINI RISWANDI LILIK SABDANINGTYAS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran (Dimas Satrio R) 1 TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Nazir (2005:84-85) mengemukakan bahwa: Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian atau proses

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN INSTALASI PENERANGAN DI BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN PATI

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN INSTALASI PENERANGAN DI BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN PATI 79 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO: E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta http://journal.student.uny.ac.id/ EVALUASI PROGRAM PELATIHAN INSTALASI PENERANGAN DI BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN PATI EVALUATION

Lebih terperinci

EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTIKUM TATA BOGA PADA PROGRAM STUDI MANAJEMEN TATA BOGA DI SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI

EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTIKUM TATA BOGA PADA PROGRAM STUDI MANAJEMEN TATA BOGA DI SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI EVALUASI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTIKUM TATA BOGA PADA PROGRAM STUDI MANAJEMEN TATA BOGA DI SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI I Made Purwa Dana Atmaja, A.A.I.N. Marhaeni, Nyoman Dantes

Lebih terperinci

MODEL KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

MODEL KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Jurnal 138 Biotik, Rahmatan ISSN: 2337-9812, Vol. 3, No. 2, Ed. September 2015, Hal. 138-144 MODEL KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) :

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) : BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan ini dilakukan tehadap sejumlah siswa dalam satu kelas. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V Ni Kadek Sukreni 1.,.,A. A.Gede Agung 2 I Made Citra Wibawa 3., 1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA KURIKULUM 2013 KELOMPOK MATA PELAJARAN PRODUKTIF KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK

EVALUASI PROGRAM PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA KURIKULUM 2013 KELOMPOK MATA PELAJARAN PRODUKTIF KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 39, NO. 2, SEPTEMBER 2016: 109-118 EVALUASI PROGRAM PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA KURIKULUM 2013 KELOMPOK MATA PELAJARAN PRODUKTIF KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK Novi Rahmawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Generasi yang tangguh ditandai dengan terampil. kelompok (Warsono dan Hariyanto, 2012: 1).

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Generasi yang tangguh ditandai dengan terampil. kelompok (Warsono dan Hariyanto, 2012: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembentukan generasi tangguh semakin disadari kepentingannya oleh berbagai pihak. Generasi yang tangguh ditandai dengan terampil memecahkan masalah, bijak

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, SURVEI PEMAHAMAN GURU TERHADAP PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BIDANG STUDI PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMA NEGERI SE KECAMATAN LAMONGAN (Studi Pada Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 2,

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.    2, PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PKN DITINJAU DARI KARAKTERISTIK PERTANYAAN GURU SISWA KELAS IV SD GUGUS PANGERAN DIPONEGORO KECAMATAN DENPASAR BARAT Ida Bagus Ketut Surya

Lebih terperinci

E-JURNAL. oleh Septi Haryani

E-JURNAL. oleh Septi Haryani KEEFEKTIFAN STRATEGI ESTIMATE, READ, RESPOND, AND QUESTION DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS ULASAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WATES, D.I. YOGYAKARTA E-JURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG THE LEVEL OF STUDENTS' INTEREST TOWARD FORWARD ROLL LEARNING ON CLASS VIII IN JUNIOR

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS Agus Wahyu Setiawan, I Wayan Sujana, I Wayan Darsana Jurusan

Lebih terperinci

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) Studi Evaluasi Tentang Persepsi Konselor Mengenai Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 27 Tahun 2008 Pada SMP Negeri Di Kabupaten Lombok Timur Ahmad Sidik, N. Dantes, A.A.I.N. Marhaeni

Lebih terperinci

PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAPAT MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAPAT MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAPAT MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA N W. Destriantini 1, I N. Suadnyana 2, I.G.A.A. Sri Asri 3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pendidikan di Indonesia selain dilakukan di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pendidikan di Indonesia selain dilakukan di lembagalembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara yang dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan kualitas pembangunan yang ada di Indonesia. Pendidikan ini diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA Ni Luh Sri Ayu Karyaningsih 1, Nengah Suadnyana 2, I Gusti Agung Oka Negara 3 Jurusan

Lebih terperinci