ANALISA KUAT LELAH KUNINGAN YELLOW BRASS C85700 PADA MESIN UJI ROTARY BENDING

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. untuk diperkirakan kapan terjadinya, dan tidak dapat dilihat secara kasat mata

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan estimasi waktu penelitian dikisarkan

PERANCANGAN MESIN UJI LELAH BAJA POROS DENGAN PEMBEBANAN PUNTIR DINAMIS

DESIGN UNTUK KEKUATAN LELAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada rentang

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

Asyari D. Yunus - Struktur dan Sifat Material Universitas Darma Persada - Jakarta

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

II. TINJAUAN PUSTAKA. akibat beban berulang ini disebut patah lelah (fatigue failures) karena

I. PENDAHULUAN. Baja karbon AISI 1045 adalah jenis baja yang tergolong dalam baja paduan

III. METODOLOGI PENELITIAN. waktu pada bulan Oktober hingga bulan Maret Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

Waktu Tempering BHN HRC. 1 jam. Tanpa perlakuan ,7. 3 jam ,7. 5 jam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komponen mesin yang terbuat dari baja ini contohnnya poros, roda gigi dan

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

KAJI EKSPERIMEN PENINGKATAN UMUR LELAH POROS BERALUR DENGAN PENAMBAHAN ALUR BANTU

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

MECHANICAL FAILURE (KERUSAKAN MEKANIS) #2

Perpatahan Rapuh Keramik (1)

HUBUNGAN SIKLUS PUTARAN DAN BEBAN TERHADAP KEKUATAN BAHAN PADA UJI FATIK BENDING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016 DEWAN REDAKSI. Pelindung : Dr.Eng. Fritz Akhmad Nuzir, ST, MA (Dekan Fakultas Teknik Universitas Bandar Lampung)

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin

Analisis Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT Holcim Tbk Tuban

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

I. PENDAHULUAN. Baja adalah sebuah senyawa antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana sering

MECHANICAL FAILURE (KERUSAKAN MEKANIS)

POROS dengan BEBAN PUNTIR

TIN107 - Material Teknik #5 - Mechanical Failure #1. TIN107 Material Teknik

ESTIMASI UMUR FATIK MENGGUNAKAN PEMBEBANAN ROTATING BENDING PADA MATERIAL SS 304

BAB I PENDAHULUAN. baja HQ705 (High Quality) untuk komponen konstruksi permesinan. Baja HQ705

ANALISA PERPATAHAN RODA GIGI TERHADAP MISSLIGNMENT GEAR BOX KILN INDARUNG V PT. SEMEN PADANG

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

Bab II STUDI PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan Pembelajaran:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODE PERANCANGAN

PENGANTAR TEKNIK MESIN 4 IWAN PONGO,ST,MT

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI DESAIN ANALISA KEKUATAN DAN KEMULURAN RANTAI SUPRA X 125 DD OLEH: WAHYUDDIN ROMADHON

Hasil Identifikasi Fractography

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

PENGARUH PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN LAJU PERAMBATAN RETAK MATERIAL AL T3 Susilo Adi Widyanto

Gambar 4.1 Terminologi Baut.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI METALURGI FISIK SIMULASI DAN ANALISIS PENGUJIAN FATIK DENGAN VARIASI BEBAN PADA MATERIAL PADUAN ALUMINIUM DAN MAGNESIUM

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB 4. PEGUJIAN GESER

Kategori Sifat Material

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN MULUR (CREEP)

ANALISIS PENYEBAB KERUSAKAN EQUALIZER BAR PADA UNIT BULLDOZER

ANALISA KEGAGALAN MAIN BEARING CRANKSHAFT PADA KENDARAAN RODA EMPAT

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

BAB III METODE PENELITIAN. oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

II. TINJAUAN PUSTAKA. korosi yang baik, hantaran listrik yang baik dan sifat - sifat lainnya. Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

BAB III METODE PENELITIAN

ISSN hal

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG KABEL ROBOTIK TIPE WORM GEAR

MESIN PEMINDAH BAHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Baja adalah logam paduan, dimana logam besi adalah unsur dasarnya yang

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

PENGARUH TEMPERATUR QUENCHING PADA PROSES AUSTEMPERING TERHADAP KEKUATAN LELAH AUSTEMPERING GREY IRON

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

Kunci: camshaft, patahan, operasional, pengujian, kegagalan.

ANALISA KEKUATAN PUNTIR DAN KEKUATAN LENTUR PUTAR POROS BAJA ST 60 SEBAGAI APLIKASI PERANCANGAN BAHAN POROS BALING-BALING KAPAL

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENARIKAN KAWAT UNTUK PRAKTIKUM FENOMENA DASAR

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

Transkripsi:

ANALISA KUAT LELAH KUNINGAN YELLOW BRASS C8700 PADA MESIN UJI ROTARY BENDING Ade Irvan Tauvana Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Enjinering Indorama irvan_teknikmesin@yahoo.co.id Abstrak Dalam dunia industri, sering kita temukan komponen mesin yang mengalami suatu kegagalan karena tegangan yang berulang atau berfluktuasi. Prilaku yang paling istimewa dari kegagalan ini adalah tegangan tersebut terjadi berulang-ulang dalam waktu yang lama. Kegagalan ini disebut kegagalan lelah (fatique allure) bila bagian mesin gagal secara statis, hal ini dapat terlihat dan memberi peringatan pendahuluan sebab biasanya bagian itu menghasilkan suatu lendutan yang besar, karena tegangan telah melampaui kekuatan lelah sehingga bagian tersebut, biasadiganti sebelum patahan yang sebenarnya terjadi.spesimen uji fatik ini menggunakan bahan kuningan yellow brass C8700 dengan jumlah spesimen buah. Proses pengambilan data dilakukan dengan mengubah beban pada mesin uji fatik dengan memperhitungkan besarnya endurance limit. Beban yang dipakai kg, kg dan kg dengan besarnya tegangan 2, kg/mm², kg/mm², dan kg/mm² sehingga terjadi patah lelah. Hasil pengujian didapat jumlah siklus untuk pembebanan tersebut adalah 178089, 4043 dan 333772. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai patahan pada spesimen berbanding terbalik dengan besarnya beban. Kata kunci : Fatik, Beban, Tegangan, Siklus, Endurance Limit. 1. Pendahuluan Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi, mesin diperlukan dalam setiap aktivitas manusia. Keamanan dan kelangsungan operasional pada suatu peralatan perlu mendapat perhatian yang serius. Dengan adanya mesin memberikan kemudahan dalam melakukan pekejaan, peralatan dan komponen komponen mesin sebagian besar terbuat dari logam. Sebagian besar logam mengalami pembebanan dengan tegangan yang dinamis atau berulang dalam waktu yang lama, maka logam tersebut akan patah atau mengalami kegagalan lelah. Untuk mengetahui dan mendeteksi tingkat ketahanan material tersebut maka di perlukan pengujian dengan menggunakan alat uji fatik. Logam yang mengalami kegagalan lelah dapat dilihat pada sepeda motor atau mobil, pesawat terbang, konstruksi jembatan, gear (roda gigi) atau komponen mesin lainya. Kegagalan fatik biasanya terjadi pada tempat yang konsentrasi tegangannya besar, seperti pada ujung yang tajam atau notch. Retak awal dapat ditimbulkan dari perubahan metalurgis oleh karena proses mekanis, termal, maupun kimia. retak tersebut mula-mula terbentuk di daerah kritis struktur dan sejalan dengan pertumbuhan jumlah siklus beban kerja dinamis, retak akan merambat sampai panjang kritis sehingga struktur tidak dapat beroperasi pada beban yang ditentukan. Uji kelelahan dan pengamatan bentuk patahan sangat diperlukan untuk material logam yang dikenai beban berulang dan berguna sebagai referensi 48 bagi logam tersebut dalam aplikasinya.uji lelah yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji lentur putar yang hasilnya adalah umur lelah dan besar tegangan yang diberikan serta perkiraan tegangan batas lelah. Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya umur lelah (fatique life) suatu komponen mesin,salah satunya adalah faktor pembebanan. Kenaikan pembebanan kerja pada komponen mesin dapat mempengaruhi umur kerja komponen mesin tersebut. Pengujian logam yang digunakan harus lebih dari satu buah spesimen ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dari material terhadap beberapa variasi pembebanan, dapat mengetahui besarnya kekuatan lelah yang diterima oleh suatu logam, sehingga kita dapat memprediksi dan memberikan informasi tentang kapan suatu logam akan mengalami kegagalan lelah, serta dapat merekomendasikan kepada industri dan masyarakat yang membutuhkannya. 2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mencoba untuk melakukan pengujin fatik dengan menggunakan spesimen kuningan yellow brass C8700, yang menjadi pokok masalah adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh pembebanan terhadap batas lelah kuningan yellow brass C8700? 2. Tegangan terhadap siklus lelah pada KuninganYellow Brass C8700?

3. Tujuan Penelitian Tujuan dari pengujian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh pembebanan terhadap batas lelah (endurance limit) kuningan yellow brass C8700. 2. Menegetahui Tegangan terhadap siklus lelah pada KuninganYellow Brass C8700akibat pembebanan lentur putar pada v 4. Tinjauan Pustaka Kerusakan akibat beban berulang ini disebut patah lelah (fatigue failures) karena umumnya perpatahan tersebut terjadi setelah periode pemakaian yang cukup lama. Mekanisme terjadinya kegagalan fatik dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu : awal retak (initiation crack), perambatan retak (crack propagation), dan perpatahan akhir (fracture failure). Fatik atau kelelahan menurut (Zulhanif, 02) didefinisikan sebagai proses perubahan struktur permanen progressive localized pada kondisi yang menghasilkan fluktuasi regangan dan tegangan dibawah kekuatan tariknya dan pada satu titik atau banyak titik yang dapat memuncak menjadi retak (crack) atau patahan (fracture) secara keseluruhan sesudah fluktuasi tertentu. Ketahanan fatik suatu bahan tergantung dari perlakuan permukaan atau kondisi permukaan dan temperatur operasi.perlakuan permukaan merubah kondisi permukaan dan tegangan sisa di permukaan. Perlakuan permukaan shoot peening menghasilkan tegangan sisa tekan yang mengakibatkan ketahan lelah yang meningkat (Collins,1981). Pada dasarnya kegagalan fatik dimulai dengan terjadinya retakan pada permukaan benda uji. Hal ini membuktikan bahwa sifat-sifat fatik sangat peka terhadap kondisi permukaan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kekasaran permukaan, perubahan sifat-sifat permukaan dan tegangan sisa permukaan (Dieter,1992). Siklus untuk menimbulkan awal retak dan penjalaran retak tergantung pada tegangan yang bekerja. Bila tegangan yang bekerja tinggi maka waktu terbentuknya awal retak akan lebih pendek. Pada tegangan yang sangat rendah maka hampir seluruh umur lelah digunakan untuk membentuk retak awal. Pada tegangan yang tinggi sekali retak terbentuk sangat cepat.retak permulaan ini begitu kecil sehingga tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Sekali suatu retak muncul, pengaruh pemusatan tegangan menjadibertambah besar dan retak tersebut akan maju lebih cepat. Begitu ukuran luas yang menerima tegangan berkurang, tegangan bertambah besar sampai akhirnya luas yang tersisa tiba-tiba gagal menahan tegangan tersebut. Karena itu kegagalan lelah ditandai dari perkembangan retak yang ada dan kepatahan mendadak dengan daerah yang mirip kepatahan bahan rapuh (Shigley, 1989). Material kuningan yellow brass C8700tidak mempunyai titik batas (endurance limit) yang signifikan, memiliki kurva S-N dengan gradien yang turun sedikit demi sedikiit sejalan dengan bertambahnya jumlah siklus. Setelah mendapatkan nilai tegangan ultimate/ tegangan maksimal dari proses pengujian tarik maka tegangan Dultimate (σu) digunakan untuk menentukan beban yang akan di berikan pada proses pengujian fatik sebagai berikut : F = M.C I (1) F.a. d 2 π (2) 64.d 4 32Fa πd πd 3 σ 32 a 3 (3) (4) Dimana: σ= Tegangan (Kg/mm²) F =Beban yang digunakan (Kg) a = Panjang dari bearing ke dudukan (mm) d= Diameter benda uji (mm) L= Panjang dari dudukan ke dudukan berikutnya(mm M = Momen puntir berlawanan (Kg/mm²) C = Constanta empiris / titik center (.d/2) I = Momen inersia (mm). Metode Penelitian.1 Diagram Alir Penelitian Tidak Mulai Pemilihan Prosedur Pengujian Pengujian Spesimen Data Hasil Pengujian Setujuu Analisis Kesimpulan Selesai Ya Gambar 1. Diagram alir 49

.2 Pemilihan Bahan Dan Dimensi Spesimen Spesimen yang digunakan adalah paduan kuningan yellow brass C8700 Gambar 2. Dimensi spesimen benda uji.3 Peralatan Pengujian Alat uji yang digunakan untuk mengetahui kekuatan lelah dari spesimen adalah Mesin Uji Fatik Tipe single Rotating Bending. Alat yang digunakan untuk mengamati keretakan yang terjadi pada permukaan spesimen digunakan photo. Peralatan bantu lain yang digunakan adalah Vernier Calipers untuk mengetahui dan memastikan ukuran spesimen uji, Tachometer infra red untuk mengetahui putaran poros tempat spesimen berputar. Pemasangan spesimen pada poros alat uji diasumsikan centre dan silindris, kunci allen untuk mengencangkan baut pengikat speimen pada bearing house, kunci collet dan kunci adjusting wrench untuk memasang dan mengencangkan spesimen pada collet..4 Prosedur Pengujian Fatik Tujuan dari uji fatik adalah untuk mengetahui karakteristik material yang berhubungan dengan beban dinamis yaitu kekuatan fatik atau fatik limit. Pengujian dilakukan dengan mesin uji fatik tipesingle rotating bending. A. Langkah Persiapan 1. Persiapan alat dan bahan pengujian 2. Periksalah kondisi peralatan, apakah seluruhnya dalam keadaan baik. 3. Semua tombol listrik pada panel pengaturan pada posisi of 4. Periksa counter pada posisi angka nol. B. Langkah Pengujian 1. Hubungkang motor ke panel listrik dari PLN dengan menggunakan tegangan 2 volt. 2. Pasangkan spesimen dengan cara menggeser bearing house sebelah kiri kemudian masukan poros spesimen kedalam inner bearing dan poros spesimen sebelah kanan pada collet kencangkan baut pengikatnya. 3. Pasangkan beban pemberat pada gantungan seberat kg. 4. Pastikan counter pada posisi nol.. Hidupkan motor penggerak dengan cara menekan switch on 6. Biarkan motor berputar sehingga benda uji patah lelah pada jumlah siklus (N) tertentu. 0 7. Motor mati secara otomatis saat benda uji mengalami gagal lelah atau dengan cara menekan switch off 8. Lihat angka pada Counter pada saat terjadi kegagalan 9. Mencatat jumlah siklus (N) pada counter saat terjadi kegagalan. Untuk menambah beban lakukan dengan hatihati 11. Lakukan langkah pengujian 1 atau 9 utuk pengujian spesimen pada tiap tingkat beban kg dan kg. 12. Setelah melakukan pengujian lepaskan benda uji dan beban, bereskan alat uji dan tempat kerja. C. Pelaksanaan Pengujian Pengujian dilaksanakan dengan pengaruh lingkungan (kelembaban dan temperatur) dianggap tidak signifikan. Dimensi dari semua spesimen uji dianggap sama.tingkat kekasaran permukaan spesimen uji dianggap sama, sedangkan pengaruh faktor putaran dan getaran dikurangi semaksimal mungkin dengan pemasangan spesimen center pada poros. Pemberian beban sesuai perhitungan kekuatan lelah dari data sifat mekanik bahan dan dengan melakukan pengujian awal sampai didapat tingkat pembebanan yang sesuai, masing-masing pada siklus pembebanan yang berbeda mulai dari N = ² sampai batas ketahanan N = ⁶ pada satu lingkungan pengujian. Putaran motor konstan rpm untuk mendapatkan pengaruh beban terhadap bahan uji. Jumlah siklus spesimen uji dihitung menggunakan counter atau tachometer infra merah sampai spesimen patah dan untuk spesimen yang tidak patah melewati N = ⁷ pengujian dihentikan dan dianggap spesimen tidak akan mengalami perpatahan lagi. Pada satu beban pengujian (satu tingkat beban) dilakukan pengujian terhadap 3 (tiga) buah spesimen untuk memperoleh minimal 3 (tiga) buah titik pengujian pada kurva S-N sesuai standar pengujian fatik. Tingkat beban terdiri dari 3 (tiga) tingkat sehingga jumlah spesimen keseluruhan adalah 9 (sembilan) buah. 6. Hasil dan Pembahasan 6.1 Pembahasan Pengujian terhadap kekuatan lelah kuningan yellow brass C8700 telah dilakukan dengan beban bervariasi yaitu kg, kg dan kg, menggunakan mesin uji fatik model single rotating bending. 6.2 Pengolahan Data Hasil Pengujian Berikut ini data dan hasil pengolahan dari pengujian fatik menggunakan matrial kuningan yellow brass C8700 dengan variasi beban kg, kg dan kg, dengan menggunakan contoh perhitungan dibawah ini maka besarnya tegangan (σ) dapat diketahui.

Contoh : Perhitungan untuk mengetahui besarnya tegangan (σ) matrial aluminium adalah sebagai berikut: Spesimen Uji Fatik 1 (beban kg) Diketahui = Bahan kuningan yellow brass C8700 Diameter benda uji d = mm Panjang dari bearing ke dudukan a = 1 mm Beban P = Kg Putaran motor lisrik n = rpm Jumlah putaran siklus N = 97722 Ditanyakan : Berapa besarnya Tegangan σ? Penyelesaian : σ= 32Fa = πd 3 32. kg. 1 mm 3,14. 3 mm² = 2, kg/mm² Jadi besarnya tegangan adalah = 2, kg/mm² Hasil dari perhitungan spesimen satu pada beban kg didapatkan hasil pengujian tegangan sebesar 2, kg/mm². Dengan menggunakan cara dan perhitungan yang sama maka data untuk spesimen yang lainya didapatkan hasil sebagai berikut pada tabel 4.1 dibawah ini. Dengan menggunakan cara dan perhitungan yang sama maka data untuk spesimen yang lainya didapatkan hasil sebagai berikut pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1 Datapengolahan pengujian fatik Kode spesime n A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 n F Dimensi Spesime n σ N N rata - a d rata 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2, 2, 2, 977 22 14 178089,34 07 2936 49 2934 27 6273 4043,6 86 6 7412 91 393 278 33372 00 3300 Keterangan : n : Putaran Motor (rpm) F : Beban (kg / mm²) a : Jarak dari bearing ke tengah titik center (mm) d : diameter spesimen (mm) σ : Tegangan (kg / mm²) N: jumlah cycles t : Waktu gagal patah (det) 1 6.3 Analisa Untuk memudahkan dalam menganalisa data hasil pengujian fatik maka dibuat grafik dari hasil pengolahan data, berikut ini grafik hasil pengujian fatik dimana data yang dimasukan berupa besarnya tegangan vs beban dan tegangan vs siklus lelah N. a. Analisa Grafik 1. Grafik tegangan ( σ ) vs Beban ( F ) σ ( Kg/mm 2 ) 40 0 2.. σ( Kg/mm 33372 2 ) 4043.66 31.6 F ( Kg ) Gambar 3.Grafik hubungan antara tegangan vs beban Pada Gambar 2 terlihat bahwa garis kurva tegangan lelah kg/mm² denganbeban kg lebih tinggi dari titik kurva tegangan kg/mm² dengan beban kg, garis titik kurva kg/mm² lebih tinggi dari titik kurva pada tegangan 2, kg/mm² pada beban kg. Hal ini menujukan bahwa besarnya tegangan lelah kuningan yellow brass C8700 dipengaruhi oleh peningkatan variasi beban, semakin tinggi variasi beban semakin tinggi pula tegangan lelah kuningan sehingga kegagalan lebih cepat dengan meningkatnya variasi beban. 2. Grafik Tegangan ( σ ) vs Siklus (N ) σ ( Kg/mm 2 ) 3 30 2 1 0 0 300,000 0,000 900,000 1,0,000 1,00,000 1,800,000 N (Siklus) Gambar 4. Hubungan antara tegangan vs siklus N Pada gambar 3 terlihat bahwa garis kurva tegangan lelah kg/mm² menghasilkan jumlah siklus N sebesar 33372 garis kurva titik 178089.3

kg/mm² menghasilkan jumlah siklus N sebesar 4043,66 garis kurva titik 2, kg/mm² menghasilkan jumlah siklus N sebesar 178089,34. Hal ini menujukan bahwa besarnya tegangan lelah kuningan berbanding terbalik dengan julah siklus N yang dibutuhkan untuk mengalami kegagalan lelah, semakin besar tegangan kekuatan lelah semakin kecil jumlah siklus N untuk terjadinya kegagalan lelah, dan sebaliknya semakin kecil tegangan semakin semakin besar jumlah siklus N, sehingga kuningan tidak terdapat batas lelah yang segnifikan, memiliki kurva dengan gradien yang turun sedikit demi sedikit sejalan dengan bertambahnya jumlah siklus 7. Kesimpulan dan Saran 7.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian diketahui bahwa: Ferdinand LS & Andrew P.(1984): Kekuatan Bahan, Terjemahan Darwin Sebayang, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta. Taufik, A,. (00): Aplikasi MekanikaRetakan Pada Analisis Kegagalan Logam, ITB,Bandung Zulhanif.(02) Teses: Pengaruh Implantasi Ion Cromium Terhadap Ketahanan Fatique BajaKarbo Rendah.Yogyakarta Universitas Gadjah Mada Daftar Riwayat Hidup Nama : Ade Irvan Tauvana, ST,. M.Eng, Tempat/ Tanggal Lahir : Ciamis, 2 Januari 1979 Pendidikan Terakhir: S2 Teknik MesinUniversitas Gadjah Mada Jabatan Terakhir:Dosen/ Sekertaris Program Studi Teknik MesinPoliteknik Enjinering Indorama 1. Kuningan yellow brass C8700 pada beban kg mengalami penurunan siklus (N) sebesar 33372, pada beban kg terjadi transisi tegangan dan mengalami penurunan siklus (N) sebesar 4043,66 dan pada beban kg mengalami peningkatan siklus (N) sebesar 178089,34. Hal ini menunjukan bahwa variasi pembebanan dapat mempengaruhi terhadap siklus batas lelah material kuningan. 7.2 Saran 1. Besarnya penurunan kekuatan umur lelah Kuningan yellow brassc8700 pada beban kg dibandingkan dengan kg yang mengalami pembebanan, maka Kuningan yellow brass C8700 disarankan untuk tidak digunakan pada komponen mesin yang beroperasi pada beban tinggi, karena terlalu besarnya penurunan pada pembebanan rotating bending atau sangat sensitif terhadap beban tinggi yang akan menyebabkan umur pemakaian Kuningan yellow brass C8700 akan lebih pendek. 2. Karena mesin belum dilengkapi pengaman, terutama jika benda uji patah maka dalam pengoprasianya hendaknya hati-hati dan disarankan menggunakan pelindung mata. Daftar Pustaka Akuan,. A. (07):Diktat Kelelahan Logam, UNJANI, Bandung Collins,J.A..( 1981)Failure of Material in Mechanical Design, Analysis Predection and Prevention, John Willey & Son, Inc US. Dieter, George E.( 1992) Metalurgi Mekanik, Jilid 1, edisi ketiga, alih bahasa oleh Sriati Djafrie, Erlangga, Jakarta. 2