Hasil Identifikasi Fractography

Transkripsi

1 Area 1.A Arah Area Perambatan 1.B Retak Pandangan keseluruhan dari Sampel Material No.1, terdapat dua area pengamatan sesuai dengan arah perambatan retak yaitu Area 1.A dan Area 1 B.

2 Perbesaran 500x dan 1000x pada Area 1.A menunjukkan titik awal retakan dan bagian gelap (ditandai dengan dashed oval warna kuning)menunjukkan adanya corrosion pit Perbesaran 500x dan Perbesaran 500x dan 1000x pada Area 1.B terlihat jejak retakan lokal yang menjalar (ditunjukkan oleh anak panah merah)

3 Pandangan keseluruhan dari Sampel Material No.2, terdapat tiga area pengamatan berurutan sesuai dengan arah perambatan retak yaitu Area 2.A, Area 2.B, dan Area 2.C

4 Perbesaran 500x Perbesaran 1000x Perbesaran 500x dan 1000x pada Area 2.A menunjukkan profil patahan bertingkat indikasi patah lelah dan jejak retakan lokal yang merambat (ditandai dengan anak panah warna merah)

5 Perbesaran 1000x Perbesaran 5000x Perbesaran 1000x dan 5000x pada Area 2.B menunjukkan pola patahan bertingkat yang terletak di dekat garis beachmarks

6 Perbesaran 1000x Perbesaran 5000x Area 2.C dengan perbesaran 1000x dan 5000x, terlihat permukaan patahan bertingkat dengan ketebalan yang lebih besar bila dibandingkan dengan profil serupa pada Area 2.B

7 Profil bertingkat pada Sampel Material No.2 dengan ketebalan yang semakin lebar seiring dengan bertambahnya jarak dari titik awal pusat retakan. Ketebalan Profil Bertingkat Area 2.A = 1,22 µm Ketebalan Profil Bertingkat Area 2.B = 2,7 µm Ketebalan Profil Bertingkat Area 2.C = 3,92 µm

8 Profil beachmarks yang mendominasi permukaan patahan menunjukkan bahwa proses perambatan retak lelah masih bekerja pada saat retakan mencapai area tersebut

9 Hasil Identifikasi Beban dan Tegangan Operasi Langkah Langkah dalam Perhitungan : 1. Menentukan beban dinamik dan beban statik 2. Menentukan momen bending dan gaya 3. Menentukan tegangan normal bending dan tegangan geser 4. Analisa kegagalan statik dengan 3 metode (MNST,MSST,DET) 5. Analisa kegagalan fatigue untuk kondisi one-wheel landing Kondisi Pembebanan Dinamik Momen Bending (M bending ) Gaya (B V ) Kondisi Pembebanan Dinamik 322,528 x 10 3 Nm 1295,293 x 10 3 N Kondisi Pembebanan Statik Momen Bending (M bending ) Gaya (B V ) Kondisi Pembebanan Statik 44,477 x 10 3 Nm 178,622 x 10 3 N Kondisi Pembebanan Dinamik Tegangan Normal Bending (σ bending ) 889 MPa Tegangan Geser (τ Shear ) 230,766 MPa Kondisi Pembebanan Statik Tegangan Normal Bending (σ bending ) 122,59 Mpa Tegangan Geser (τ Shear ) 31,823 MPa

10 Hasil Identifikasi Komposisi Kimia EDX

11 Hasil Pengujian Metalografi Sampel Material 1, Sampel Material 4.2, Perbesaran 500x Perbesaran 500x Hasil Pengujian Metalografi pada Sampel Material LH-MLG Inner Cylinder Axle menunjukkan adanya struktur mikro martensit temper, etsa dengan larutan picral 4%

12 Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell C

13 Kesimpulan 1) Modus kegagalan yang terjadi pada komponen Left Hand-Main Landing Gear Inner Cylinder Axle merupakan modus kegagalan lelah ditunjukkan dengan adanya profil beachmarks pada permukaan patahan. Permukaan patahan memberikan informasi bahwa kegagalan terjadi dengan tiga tahapan utama yaitu; tahap awal retakan yang diinisiasikan oleh adanya korosi sumuran, tahap perambatan retak lelah, dan tahap patah akhir. 2) Retakan berawal dari satu titik atau disebut juga sebagai Single Crack Origin yang terdapat pada bagian dalam Bolt-Hole dari Brake Flange dengan posisi pukul 5 searah jarum jam. Korosi sumuran yang terjadi pada daerah awal retakan menjadi pengkonsentrasi tegangan sehingga tegangan pada ujung retakan mampu membuka retakan, dan menyebabkan retak lelah merambat secara helical menuju bagian Inboard Axle. Patah akhir terjadi pada arah radial, menembus dinding dari Inner Cylinder Axle, dan menyebabkan komponen Left Hand-Main Landing Gear Inner Cylinder Axle mengalami patah total. 3) Terdapat dua jenis pola patahan yang timbul akibat kegagalan komponen Left Hand- Main Landing Gear Inner Cylinder Axle yaitu; Pola Patah Lelah dan Pola Patah Statik. Pola patah lelah dibuktikan dengan adanya profil Beachmarks sepanjang 8 cm dari titik awal retakan, dengan spasi antar beachmarks yang semakin melebar seiring dengan bertambahnya jarak dari titik awal retakan. Proses oksidasi terjadi pada permukaan patah lelah ditunjukkan dengan warna coklat dari permukaan patahan. Pola patah statik diindikasikan dengan adanya profil Radial Marks dan tidak terdapat bukti terjadinya proses oksidasi pada daerah permukaan patah statik.

14 Saran 1. Proses pembersihan material sebagai persiapan menuju tahap fractography dilaksanakan tepat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk menghindari hilangnya bukti korosi. 2. Identifikasi komposisi kimia dilaksanakan dengan metode yang lain, contohnya Spectrometry, agar kuantitas unsur paduan dapat terdeteksi secara lebih teliti dan menyeluruh. 3. Proses identifikasi tegangan dapat dilaksanakan secara lebih mendalam dengan bantuan Software NASTRAN atau ANSYS agar faktor-faktor kesalahan manusia (Human Error) yang lazim terjadi pada identifikasi tegangan secara manual dapat direduksi.