Pemberdayaan Karang... Triyanto & Edi Cahyono PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK Triyanto STIE Atma Bhakti Surakarta E-mail: triyanto_55@yahoo.co.id Edi Cahyono STIE Atma Bhakti Surakarta E-mail: edicahyono73@yahoo.co.id ABSTRAKSI Kegiatan yang dilakukan dalam Program IbM ini terkait dengan masalah pencemaran lingkungan, penanganan limbah bulu ayam, dan pengangguran di Desa Jati, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Tujuan pertama kegiatan IbM ini adalah untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah bulu ayam. Tujuan kedua kegiatan ini adalah untuk mengolah dan memanfaatkan limbah bulu ayam menjadi pakan ternak bebek. Selanjutnya, tujuan yang ketiga adalah membuka lapangan usaha berupa budidaya ternak bebek bagi anggota Karang Taruna RT 01 dan RT 03 Desa Jati yang belum produktif. Target khusus yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah pemberdayaan anggota karang taruna dan termanfaatkannya limbah bulu ayam yang selama ini tidak dimanfaatkan dan hanya dibuang di sungai atau dibakar. Metode yang dipakai guna mencapai tujuan yang dimaksud adalah evaluasi penanganan limbah bulu ayam, pelatihan dan penyuluhan, monitoring dan pendampingan. Hasil yang diperoleh dari program pengabdian masyarakat ini adalah terlaksananya pengolahan limbah bulu ayam dengan baik dan dapat dimanfaatkan untuk campuran pakan bebek. Limbah bulu ayam yang telah diolah menjadi pakan bebek, selanjutnya dimanfaatkan untuk budidaya bebek. Pemberdayaan karang taruna melalui program tersebut berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Kata kunci: Pemberdayaan Karang Taruna, Limbah Bulu Ayam, Budidaya Bebek Jurnal Pengabdian Masyarakat Kewirausahaan Indonesia, November 2016, Vol. 2, No. 1 1
Pemberdayaan Karang... PENDAHULUAN Analisis Situasi Desa Jati merupakan salah satu desa di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Desa Jati dibagi menjadi 3 Rukun Warga (RW). Mata pencaharian penduduk desa ini sebagian besar adalah sebagai petani. Selain itu, ada beberapa warga yang mengelola usaha pemotongan ayam harco (petelur) dan broiler (pedaging), sedangkan ada sebagian penduduk yang berusia produktif belum memiliki mata pencaharian. Jumlah usaha pemotongan ayam yang ada di seluruh wilayah Desa Jati adalah sekitar 5 buah pemotongan ayam. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, usaha pemotongan ayam mendatangkan limbah yang berupa bulu ayam potong. Jumlah rata-rata bulu ayam yang dihasilkan adalah sekitar 2-3 kwintal/hari. Jadi, total limbah bulu ayam yang dihasilkan dari 5 usaha pemotongan ayam adalah sekitar 10-15 kwintal/hari. Dari hasil wawancara dengan beberapa pengusaha pemotongan ayam diketahui bahwa selama ini limbah tersebut tidak dimanfaatkan sama sekali. Triyanto & Edi Cahyono Para pengusaha pemotongan ayam di desa ini menangani limbah bulu ayam hanya dengan membuang ke sungai serta terkadang memusnahkan dengan cara dibakar. Para pengusaha kadang-kadang enggan atau lalai untuk menangani limbah ini, sehingga limbah bulu ayam hanya diletakkan di sekitar rumah pemotongan ayam, yang pada akhirnya dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan mendatangkan lalat. Mereka biasanya setiap 3 hari sekali membuang ke sungai atau membakar limbah bulu ayam tersebut. Hal tersebut bisa mengakibatkan pencemaran lingkungan seperti pencemaran air sungai dan polusi udara yang disebabkan oleh pembakaran bulu ayam tersebut. Kebiasaan para peternak dan warga tersebut dikarenakan mereka belum mengetahui cara memanfaatkan limbah bulu ayam secara tepat. Limbah bulu ayam yang selama ini merupakan beban bagi para pengusaha pemotongan ayam dan juga telah menimbulkan pencemaran lingkungan ini sebenarnya sangat potensial untuk dimanfaatkan dan memiliki nilai tambah. Oleh karena itu, melalui Program IbM ini maka akan diadakan sosialisasi pemanfaatan bulu ayam kepada Jurnal Pengabdian Masyarakat Kewirausahaan Indonesia, November 2016, Vol. 2, No. 1 1
masyarakat khususnya pengusaha pemotongan ayam dan angkatan kerja yang belum produktif yang tergabung dalam Karang Taruna RT 03 dan RT 01 Desa Jati. Hal ini dilakukan untuk mendorong masyarakat peka terhadap limbah di lingkungan dan sekaligus mengolah limbah tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat, sehingga penyalahgunaan bulu ayam juga tidak akan ada lagi. Limbah bulu ayam melalui teknologi yang sederhana dan mudah untuk diaplikasikan dan tentu saja tepat akan diolah menjadi pakan ternak. Bulu ayam mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap untuk diolah menjadi makanan ternak, adapun jumlah nutrisi tertinggi yang terkandung pada bulu ayam adalah Protein Kasar yang tinggi sehingga baik digunakan sebagai makanan ternak bebek. Selanjutnya, selain karang taruna dilatih untuk mengolah limbah bulu ayam menjadi pakan ternak, karang taruna secara terpadu dapat membudidayakan ternak bebek dengan menggunakan hasil olahan pakan tersebut. Pemilihan kegiatan usaha pemeliharaan bebek ini adalah berdasarkan makin tingginya permintaan pasar terhadap telur bebek. Telur bebek yang dihasilkan dalam kegiatan pemeliharaan bebek ini diharapkan memberikan pemasukan penghasilan bagi anggota karang taruna yang mengelolanya. Keberlanjutan usaha pemeliharaan bebek akan terjamin karena potensi ketersediaan pakan dari limbah bulu ayam cukup besar dan hal tersebut juga sangat menguntungkan karena limbah bulu ayam dapat diperoleh secara cuma-cuma. Jadi, integrasi antara pengolahan limbah bulu ayam dan pemeliharaan bebek ini sangatlah menguntungkan, karena dapat mengurangi biaya usaha pemeliharaan bebek, mengingat pakan dapat menyerap 50%-60% dari biaya usaha. Sistem terintegrasi ini akan menjadi lapangan usaha bagi anggota karang taruna yang belum produktif, yang berarti akan mengurangi masalah sosial berupa pengurangan pengangguran. Permasalahan Berdasarkan analisis situasi diatas, maka permasalahan yang dihadapi oleh warga Jati adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya pengetahuan para pengusaha pemotongan ayam dan masyarakat tentang penanganan
limbah bulu ayam. Selama ini upaya yang dilakukan oleh para pengusaha dalam penanganan terhadap limbah bulu ayam adalah dengan cara membuang ke sungai atau dibakar. 2. Limbah bulu ayam mengganggu masyarakat sekitar. 3. Limbah bulu ayam menyebabkan masalah kesehatan lingkungan, karena menimbulkan pencemaran terhadap air, tanah, maupun udara. METODE Tempat Pelaksanaan Tempat pelaksanaan kegiatan IbM ini di desa Jati RT 03/RW 03, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan IbM terkait dengan pengolahan limbah bulu ayam maupun budidaya ternak bebek dilaksanakan di tempat anggota karang taruna desa Jati RT 03/RW 03. Metode Pelaksanaan Program IbM ini merupakan program yang bersifat aktual dalam rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan anggota Karang Taruna RT 01 dan 03 RW 3, Jati, Gatak, Sukoharjo, dengan cara pengolahan limbah bulu ayam menjadi pakan ternak bebek melalui langkah sosialisasi, pelatihan dan penyuluhan, monitoring serta pendampingan. Dalam pelaksanaan kegiatan ini tim IbM bersinergi dengan pemerintah desa, para tokoh masyarakat, pengusaha pemotongan ayam, dan anggota Karang Taruna RT 01 dan 03 RW 03 Desa Jati, Gatak, Sukoharjo. Prosedur Kerja Kegiatan IbM ini dirancang untuk mengatasi masalah limbah bulu ayam dan selanjutnya dikembangkan sebagai lapangan pekerjaan baru bagi warga Desa Jati, khususnya bagi anggota karang taruna RT 01 dan 03 RW 03. Dalam pelaksanaan program yang sifatnya rintisan atau baru ini, dirancang sebuah kegiatan pelatihan bagi anggota karang taruna dengan materi pelatihan antara lain: pengolahan bulu ayam menjadi pakan ternak bebek, dan budidaya bebek. Model pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara langsung atau tatap muka antara tim pelaksana IbM dengan peserta kegiatan yaitu anggota karang taruna. Kegiatan IbM ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang digunakan untuk mencapai tujuan kegiatan
pemecahan masalah yang telah ditetapkan di atas, tahapan kegiatan dan langkah solusi kegiatan IbM ini meliputi: Tahap I: Survey awal Kegiatan awal dalam tahapan ini adalah tahap penentuan lokasi kegiatan pengabdian. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap penanganan limbah bulu ayam di wilayah desa Jati dan pemilihan kelompok karang taruna yang akan dijadikan mitra program IbM. Tahap II: Persiapan Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah pengurusan perijinan ke pemerintah setempat dan persiapan halhal lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program IbM. Tahap III: Evaluasi Penanganan Limbah Bulu Ayam dan Sosialisasi Program IbM Kegiatan tahap ini untuk mengevaluasi penanganan limbah bulu ayam yang telah dilakukan selama ini dan melakukan sosialisasi tentang penyelesaian pemasalahan yang dijadikan prioritas. Dalam Penanganan terhadap limbah bulu ayam yang dilakukan oleh para peternak selama ini mengganggu kesehatan lingkungan maupun masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan limbah bulu ayam dibuang ke sungai ataupun dimusnahkan dengan cara dibakar. Pada tahapan ini tim IbM juga mengundang para pengusaha pemotongan ayam. Dalam kesempatan ini, para pengusaha pemotongan ayam disarankan dan diharapkan untuk dapat bekerjasama dengan karang taruna setempat untuk melakukan program penanganan limbah bulu ayam secara optimal. Tahap IV: Pelatihan dan Penyuluhan Kegiatan tahap ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan usaha anggota karang taruna. Kegiatan diawali dengan pemaparan materi tentang manfaat limbah bulu ayam dan cara pengolahan limbah tersebut. Anggota karang taruna dilatih untuk menangani pengolahan limbah bulu ayam dan memproduksi limbah tersebut menjadi pakan ternak. Selain itu, dilakukan juga pelatihan dan penyuluhan usaha budidaya bebek. Tahap V: Monitoring Tujuan kegiatan pada tahap ini adalah untuk memonitor pengolahan limbah bulu ayam setelah adanya mesin pengolah limbah. Selain itu juga guna memonitor pemanfaatan pakan dari
limbah bulu ayam tersebut untuk memelihara ternak bebek. Dalam tahap ini juga akan diidentifikasi hambatanhambatan yang ada selama proses pengolahan bulu ayam menjadi pakan ternak dan proses pemeliharaan ternak bebek yang diberi pakan hasil olahan tersebut. Proses tersebut meliputi pengumpulan limbah bulu ayam dari para pengusaha pemotongan ayam, pembersihan, perebusan, pengeringan, dan penggilingan, serta proses pemeliharaan ternak bebek. Sebagai indikator dalam tahap ini adalah: 1). Tingkat keluhan para pengusaha pemotongan ayam teratasi, 2). Tingkat pencemaran lingkungan dan keluhan masyarakat berkurang, 3). Keberhasilan mengolah dan memanfaatkan limbah bulu ayam menjadi pakan ternak bebek, 4). Mengurangi jumlah pengangguran. Rancangan Evaluasi Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka dilakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Kriteria dan indikator pencapaian tujuan dan tolak ukur yang digunakan sebagai justifikasi tingkat keberhasilan kegiatan dapat diuraikan dalam tabel 1 (Lihat Lampiran 6) HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Kegiatan Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh warga masyarakat desa Jati kecamatan Gatak kabupaten Sukoharjo dalam kaitannya dengan upaya pemanfaatan limbah bulu ayam, maka program ini dilakukan dalam bentuk transfer iptek yang dilakukan berupa sosialisasi, pelatihan, dan penyuluhan, serta monitoring dan pendampingan kepada karang taruna Rt 01 maupun Rt 03 desa Jati yang mengolah bulu ayam mejadi pakan ternak bebek, untuk selanjutnya dikembangkan budidaya ternak bebek. Adapun alur pelaksanaan program IbM ini, pertama adalah tahap persiapan, yang terdiri dari beberapa tahap: 1. Penyiapan bahan administrasi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan sosialisasi; 2. Melakukan koordinasi dengan ketua Rt 01 dan Rt 03; 3. Melakukan koordinasi dengan ketua karang taruna Rt 01 dan Rt 03 desa Jati; 4. Melakukan koordinasi dengan para
pengusaha pemotongan ayam di desa Jati; 5. Melakukan koordinasi dengan Ketua STIE Atma Bhakti Surakarta; 6. Menyiapkan materi sosialisasi dan pelatihan; 7. Menyiapkan jadwal sosialisasi yang disesuaikan dengan perencanaan kegiatan yang telah terprogram. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan, yang terdiri dari: 1. Melakukan sosialisasi penanganan limbah bulu ayam kepada pengusaha pemotongan ayam dan anggota karang taruna; 2. Melakukan penyuluhan dan diskusi mengenai pengolahan limbah bulu ayam menjadi pakan ternak bebek; 3. Melakukan penyuluhan dan diskusi mengenai budidaya ternak bebek. Tahap ketiga adalah tahap pembelian peralatan dan uji coba mesin yang akan digunakan untuk mengolah limbah bulu ayam menjadi pakan ternak bebek. Berikut adalah foto peralatan dan mesin yang akan digunakan untuk mengolah limbah bulu ayam (Lihat lampiran 1) Tahap keempat adalah tahap pembelian bahan pembuatan kandang bebek beserta kelangkapannya. Setelah pembelian semua bahan, langkah selanjutnya adalah membuat kandang bebek. Pembuatan kandang bebek dilakukan secara bergotong-royong oleh anggota karang taruna. Berikut foto-foto proses pembuatan kandang bebek (Lihat lampiran 2). Tahap kelima adalah pembelian bebek beserta kelengkapannya. Sebelum bebek dimasukkan ke kandang, semua bebek diberikan vaksin supaya terhindar dari berbagai macam penyakit unggas. Berikut adalah foto-foto kandang bebek yang sudah jadi beserta bebek yang siap dibudidayakan (Lihat lampiran 3) Tahap keenam adalah pendampingan dan praktek pengolahan limbah bulu ayam menjadi pakan ternak bebek. Dalam kegiatan ini tim pelaksana IbM beserta mitra, khususnya anggota karang taruna melaksanakan pengolahan bulu ayam menjadi pakan bebek dengan menggunakan metode dan alat yang sudah disiapkan oleh tim pelaksana IbM. Berikut adalah foto-foto kegiatan pengolahan bulu ayam menjadi pakan bebek (Lihat lampiran 4). Tahap ke tujuh adalah pendampingan dan praktek budidaya ternak bebek. Dalam kegiatan ini tim pelaksana IbM beserta mitra, khususnya
anggota karang taruna melaksanakan budidaya ternak bebek. Berikut adalah foto-foto kegiatan budidaya bebek, mulai dari pencampuran dan pemberian pakan bebek sampai tahap pengambilan telur hasil budidaya bebek (Lihat lampiran 5). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan yang diperoleh dari pelaksanaan program IbM pada karang taruna Rt 01 dan Rt 03 desa Jati adalah sebagai berikut: 1. Tingkat partisipasi yang tinggi dari mitra program pengabdian kepada masyarakat memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, yaitu rencana program IbM dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Solusi masalah yang ditawarkan oleh tim IbM dirasa sangat berguna bagi mitra IbM. dan Rt 03 desa Jati kecamatan Gatak kabupaten Sukoharjo. Hal ini dikarenakan masih perlunya upaya penuntasan pengolahan terhadap limbah bulu ayam dan upaya pemberdayaan pada karang taruna. Selain itu, saran yang dapat diberikan adalah program ini dapat melibatkan anggota karang taruna di seluruh kecamatan Gatak kabupaten Sukoharjo. DAFTAR PUSTAKA Adiati, U., Puastuti, W., Mathius. 2004. Peluang Pemanfaatan Tepung Bulu Ayam sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia. WARTAZOA. Vol. 14 No. 1. Saran Saran yang dapat diberikan adalah bahwa kegiatan IbM lanjutan masih perlu untuk dilakukan pada karang taruna Rt 01
Lampiran 1. Foto peralatan dan mesin yang akan digunakan untuk mengolah limbah bulu ayam Panci Presto Kompor beserta kelengkapannya Mesin penepung Oven
Lampiran 2. Foto proses pembuatan kandang bebek
Lampiran 3. Foto kandang bebek yang sudah jadi beserta bebek yang siap dibudidayakan
Lampiran 4. Foto kegiatan pengolahan bulu ayam menjadi pakan bebek 1. Pencucian bulu ayam 2. Perebusan bulu ayam
3. Penjemuran bulu ayam 4. Pengovenan bulu ayam
5. Penggilingan bulu ayam
Lampiran 5. kegiatan budidaya bebek, mulai dari pencampuran dan pemberian pakan bebek sampai tahap pengambilan telur hasil budidaya bebek Pencampuran pakan bebek
Pemberian pakan ke ternak bebek
Pengambilan telur bebek Telur bebek
Lampiran 6. Tabel 1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Program IbM No Masalah Prioritas yang Harus Ditangani 1 Pengetahuan masyarakat tentang dampak pencemaran terhadap lingkungan masih kurang 2 Pengusaha pemotongan ayam terbebani dalam penanganan terhadap bulu ayam 3 Pencemaran lingkungan (air, tanah, dan udara) 4 Pemanfaatan limbah bulu ayam 5 Wawasan dan kemampuan usaha karang taruna yang masih kurang Pemecahan Masalah yang Ditawarkan Penyuluhan terhadap masyarakat mengenai dampak pencemaran Penanganan diserahkan kepada kelompok karang taruna Mengurangi pencemaran lingkungan Limbah bulu ayam dikelola oleh karang taruna untuk diolah menjadi pakan ternak bebek Penyuluhan intensifikasi usaha 6 Masalah pengangguran Melakukan budidaya bebek Alternatif Teknologi yang Diterapkan Cara penanganan yang optimal terhadap limbah Peralatan dan mesin untuk mengolah limbah bulu ayam Perlakuan pada bulu ayam dan sanitasi lingkungan Membuat pakan ternak bebek Manajemen usaha dan analisa usaha budidaya bebek Budidaya bebek Indikator Pengetahuan para pengusaha pemotongan ayam dan anggota karang taruna Tingkat keluhan pengusaha pemotongan ayam Tingkat keluhan masyarakat sekitar Pengetahuan anggota karang taruna Pengetahuan anggota karang taruna Tingkat pengangguran anggota karang taruna Kriteria keberhasilan Terjadi perubahan yang positif terhadap pengetahuan penanganan limbah bulu ayam Tingkat pengusaha pemotongan berkurang Tingkat masyarakat berkurang keluhan ayam keluhan sekitar Kemampuan anggota karang taruna dalam membuat pakan ternak bebek dari limbah bulu ayam Terjadinya perubahan yang positif terhadap pengetahuan mengenai manajemen usaha budidaya ternak bebek Berkurangnya tingkat pengangguran atau tambahan pengahasilan bagi anggota karang taruna