*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

Kata Kunci : Status Merokok, konsumsi alkohol, hipertensi

BAB I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

ABSTRACT. Keywords: Supervisory Swallowing Drugs, Role of Family, Compliance Drinking Drugs, Tuberculosis Patients ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB I PENDAHULUAN. 1

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

Kata kunci: Kualitas hidup, faktor sosiodemografi : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan., EQ- 5D.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

ABSTRAK. Kata Kunci: Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, Hipertensi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

Kata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Nia Aprindah Rau Sefti Rompas Vandri D.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA DAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI DESA PONDOK KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menghadapi masalah kesehatan yang kompleks.

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Giroth Linda Julia*, Angela F. C. Kalesaran*, Sekplin A. S. Sekeon* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Hasil Riset Kesehatan tahun 2013, menemukan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia berjumlah 25,8% dari total jumlah penduduk dewasa ( 18tahun). Kejadian hipertensi di Sulawesi Utara pada tahun 2015 terdapat 2.538 kasus dimana 448 kasus terjadi di Kota Manado. Hipertensi merupakan penyakit kedua terbanyak di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Kebiasaan merokok, lama merokok dan aktifitas fisik diketahui memiliki hubungan dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok, lama merokok dan aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian potong lintang yang dilaksanakan pada bulan Juli-September 201. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung di poliklinik umum Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado selama bulan Juli-Agustus 201. Sampel diambil secara consecutive sampling dengan jumlah sampel 99 responden. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dengan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Uji chi square digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan CI= 95% dan α=0,05. Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok (p= 0,000), lama merokok (p= 0,022) dan aktifitas fisik (p= 0,000) dengan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Kebiasaan merokok, lama merokok dan aktifitas fisik merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Kata kunci: kebiasaan merokok, lama merokok, aktifitas fisik, kejadian hipertensi ABSTRACT Indonesia s National Health Survey 2013 found that the prevalence of hypertension were 25,8% from all total adult population ( 18 years). Hypertension cases in North Sulawesi in 2015 were 2.538 cases, where 448 cases were found in Manado. Hypertension is second highest disense in Ranotana Weru Public Health Center. Smoking habit, smoking duration and physical activities have been known to have a relationship with hypertension. This study aims to analyse the relationship between smoking habit, smoking duration and physical activities with hypertension in Ranotana Weru Public Health Center Manado. This was a quantitative study using cross-sectional design conducted from July to September 201. Population in this study was all the patient who visited Ranotana Weru Public Health Center. The sample was taken by consecutive sampling with a total number of 99 respondent, from July to Agust 201. The data in this research was collected by interview using questionnaire as the data collection instrument. Chi square test was used to analyze the relationship between variables, with CI= 95% and α= 0.05. There is a relationship between smoking habit (p= 0,000), smoking duration (p=0,022) and physical activities (p=0,000) with hypertension in Ranotana Weru Public Health Center Manado. Smoking habit, smoking duration and physical activities are the factors related with hypertension cases in patients at Ranotana Weru Public Health Center Manado. Key Word: Smoking Habit, Smoking Duration, Physical Activities, Hypertension 1

PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menemukan satu dari lima orang dewasa di seluruh dunia mengalami peningkatan tekanan darah dan menyebabkan 9,4 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Dari laporan National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) tahun 1999-2000 insidensi hipertensi orang dewasa mencapai 29-31% di Amerika. Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya (Kemenkes RI, 2014). Prevalensi jumlah penduduk dewasa di Indonesia mencapai 25,8% (Riskesdas, 2013). Menurut Dinas Kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2015, penderita hipertensi di Sulawesi Utara mencapai 2.538 kasus (Dinkes Provinsi Sulut, 201). Berdasarkan Dinas Kesehatan Kota Manado Tahun 2013 kejadian hipertensi sebanyak 8988 kasus, pada tahun 2014 kejadian hipertensi sebanyak 131 kasus, dan pada tahun 2015 terjadi peningkatan kejadian hipertensi sebanyak 448 kasus hipertensi (Dinkes Kota Manado, 201). Hipertensi di Puskesmas Ranotana Weru merupakan penyakit yang tertinggi kedua dari sepuluh penyakit menonjol di Puskesmas Ranotana Weru. Pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 1094 kasus, pada tahun 2014 sebanyak 1023 kasus dan pada tahun 2015 terjadi kenaikan menjadi sebanyak 11 kasus dimana pada bulan Januari sebanyak 125, Februari sebanyak 127, Maret sebanyak 129, April sebanyak 139, Mei sebanyak 82, Juni sebanyak 103, Juli sebanyak 117, Agustus sebanyak 148, September sebanyak 198, Oktober sebanyak 153, November sebanyak 149, Desember sebanyak 14 (Puskesmas Ranotana Weru, 201). Banyak faktor yang berperan terhadap terjadinya hipertensi, meliputi faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan dan faktor risiko yang dapat dikendalikan. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan faktor risiko yang dapat dikendalikan yaitu kebiasaan merokok, aktivitas fisik/olahraga, makanan (kebiasaan makan garam), kafein, alkohol, stres, kelebihan berat badan (obesitas) (Casey dan Benson, 200). Salah satu faktor resiko yang dapat dikendalikan yaitu kebiasaan merokok. Anggara (2012) dan Oroh (2013) menemukan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi. Faktor lainnya yang memicu terjadinya hipertensi, yaitu kurangnya aktivitas fisik. Suoth (2014) menemukan bahwa ada hubungan antara tingkat gaya hidup mencakup aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi. Dan penelitian lain juga ditemukan bahwa kurang beraktivitas fisik berisiko mengalami hipertensi dibandingkan 2

dengan cukup beraktivitas fisik (Sihombing, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dan aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado, pada bulan Juli sampai September 201. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung di poliklinik umum Puskesmas Ranotana Weru pada bulan Juli hingga Agustus 201. Sampel diambil secara consecutive sampling dengan jumlah sampel 99 responden. Penelitian ini menggunakan data primer, dimana pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk memberikan gambaran, distribusi, frekuensi, karakteristik responden serta masing-masing variabel. Analisis bivariat dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel dependen dan independen, menggunakan uji chi square dengan CI=95% dan α=0,005. Uji chi square merupakan uji statistik yang digunakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Karakteristik n % Responden Jenis Kelamin Laki-laki 54 54,5 Perempuan 45 45,5 Umur 40-45 Tahun 4-50 Tahun 51-55 Tahun 20 20 5 20,2 20,2 5,1 5-0 Tahun 14 14,1 > 0 Tahun 40 40,4 Pendidikan Terakhir SD 5 5,1 SMP SMA Pekerjaan PNS Swasta Wirausaha Wiraswasta Buruh Tukang Sopir Ojek Tidak Bekerja 9 85 2 27 5 1 13 5 1 1 44 9,1 85,8 2,0 27,3 5,1 1,0 13,1 5,0 1,0 1,0 44,4 Alamat Ranotana Weru 32 32,3 Karombasan Utara Karombasan Selatan Bumi Nyiur 22 14 31 22,2 14,1 31,4 Tabel 1 menyatakan bahwa jenis kelamin yang paling banyak dalam penelitian ini adalah laki-laki sebanyak 54,5%. Berdasarkan kelompok umur, dari 99 responden sebagian besar responden berada pada kelompok umur > 0 tahun sebesar 40,4%. Untuk pendidikan terakhir kelompok SMA merupakan tingkat pendidikan dengan presentase terbesar pada responden yaitu sebanyak 85,8% sedangkan untuk distribusi responden berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden bekerja 3

swasta yaitu sebanyak 27,3%. Dan pasien yang berkunjung di Poliklinik Umum Puskesmas Ranotana Weru sebagian besar responden paling banyak berdomisili di Kelurahan Ranotana Weru sebesar 32,3%. Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Penelitian Distribusi Responden n % Hipertensi Ya 59 59, Tidak 40 40,4 Kebiasaan Merokok Ya Tidak Lama Merokok < 25 Tahun 25 Tahun Aktifitas Fisik Aktifitas Ringan Aktifitas Sedang 50 49 13 37 0 39 50,5 49,5 2,0 74,0 0, 39,4 Tabel 2 menunjukkan bahwa kejadian hipertensi di Poliklinik Umum Puskesmas Ranotana Weru sebanyak 59,% dan tidak hipertensi sebanyak 40,4%. Distribusi berdasarkan kebiasaan merokok dapat dilihat bahwa responden yang merokok sebanyak 50,5% dan responden yang tidak merokok sebanyak 49,5%. Untuk distribusi lama merokok dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai kebiasaan merokok < 25 tahun sejumlah 2% responden dan mempunyai kebiasaan merokok 25 tahun sejumlah 74%. Berdasarkan distribusi responden yang melakukan aktifitas fisik menunjukkan responden yang melakukan aktifitas ringan sebanyak 0,% responden dan yang melakukan aktifitas sedang sebanyak 39,4. Tabel 3. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok, Lama Merokok, Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Dipoliklinik Umum Puskesmas Ranotana Weru Hubungan Antara Variabel Kebiasaan Merokok Ya Tidak Total Lama Merokok < 25 Tahun 25 Tahun Total Aktifitas Fisik Aktifitas Ringan Aktifitas Sedang Total Hipertensi Ya % Tidak % Total % p value 15 44 59 7 13 53 59 30, 88,0 59, 53,8 1,2 2,0 88,3 15,4 59, 34 40 31 37 7 33 40 9,4 12,0 40,4 4,2 83,8 74,0 11,7 84, 40,4 50 49 99 13 37 50 0 33 99 0,000 0,022 0,000 Tabel 3 dapat dilihat dari perhitungan dengan menggunakan uji chi kuadrat (chi square) dengan bantuan program SPSS versi 21 terhadap variabel kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi menghasilkan p value = 0,000 < 0,05. Berdasarkan perhitungan diatas dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan merokok 4

dengan hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Hasil penelitian ini didukung dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ainun (2014) di Makassar dengan menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel yaitu 331 responden. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan p value = 0,000 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara merokok dengan kejadian hipertensi. Penelitian lain juga sejalan dengan hasil penelitian yaitu penelitian dari Anggara (2013) yang dilakukan di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat dengan sampel yang berjumlah 75 responden. Dari hasil analisis menggunakan uji chi square menghasilkan p value = 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi. Dan hasil penelitian yang dilakukan di kota Semarang dengan jumlah sampel sebanyak 118 responden mendapatkan p value = 0,035. Itu berarti berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan merokok dan kejadian hipertensi (Rehanun, 2014). Sedangkan hasil penelitian dari Sarasaty (2011) di kota Tangerang Selatan terhadap 105 sampel mendapatkan p value = 0,814 > 0,05 berbeda dengan hasil penelitian. Dengan begitu dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dan kejadian hipertensi. Sama hal dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraeny (2014) di wilayah kerja Puskesmas Pattingalloang Kota Makassar dengan jumlah sampel sebanyak 144 responden yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi. Hasil analisis korelasi dengan perhitungan dari uji statistik chi square, antara variabel lama merokok dengan kejadian hipertensi mendapatkan p value = 0,022 (α < 0,05), maka Ho ditolak. Dengan demikian terdapat hubungan antara lama merokok dengan hipertensi pada pasien Poliklinik Umum di Puskesmas Ranotana. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Setyanda (2015) dengan jumlah sampel sebanyak 92 responden dengan p value = 0,017 < 0,05. Penelitian tersebut menemukan bahwa responden perokok yang menderita hipertensi < 10 tahun sebanyak 20%, 10-20 tahun sebanyak 80%, dan > 20 tahun sebanyak 78,%. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa lama merokok mempengaruhi terjadinya kejadian hipertensi. Berdasarkan hasil uji statistik chi square antara variabel aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi didapatkan p value = 0,000 (α < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan hipertensi pada pasien Poliklinik Umum di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Suoth (2014) yang dilakukan di Provinsi yang sama yaitu Sulawesi Utara, di Kabupaten Minahasa Utara. Dengan menggunakan uji statistik didapatkan p value 5

= 0,000 dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden. Maka dapat disimpulkan yaitu terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini didukung juga dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hepti (2011) di Makassar terhadap 235 responden dengan p value = 0,018 yang menunjukkan adanya hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi. Penelitian lainnya yang dilakukan di Desa Ngabean Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen dengan jumlah sampel sebanyak 54 responden didapatkan bahwa sebagian besar responden (50%) melakukan aktifitas fisik sehingga berdasarkan hasil analisis yang didapat p value = 0,013 yang berarti terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan hipertensi (Budino, 2015). Berbeda dengan hasil yang didapatkan dari Santoso (2013) di Surakarta dengan p value = 0,449 dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi. Penelitian lain yang dilakukan juga oleh Anggraeny (2014) berbeda dengan hasil yang didapatkan dalam penelitian ini dan menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado, maka dapat disimpulkan yaitu: 1. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Ranotana Weru. 2. Ada hubungan antara lama merokok dan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Ranotana Weru. 3. Ada hubungan antara aktifitas fisik dan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Ranotana Weru. SARAN 1. Bagi Puskesmas Bagi seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Ranotana Weru agar lebih aktif dalam melaksankan kegiatan penyuluhan tentang penyakit-penyakit degenaratif lebih khusus penyakit hipertensi. 2. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru untuk dapat lebih memperhatikan gaya hidup, sering melakukan aktifitas fisik secara tepat dan teratur serta dapat mengurangi atau menghindari faktor resiko terhadap kejadian hipertensi. Masyarakat juga harus lebih rutin memeriksakan tekanan darah pada petugas-petugas kesehatan agar tekanan darah bisa terkontrol. 3. Bagi Peneliti Lain Diharapkan bagi peneliti lain untuk dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan kejadian hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA Anggara, F. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Anggreiny, R. 2014. Faktor Resiko Aktifitas Fisik, Merokok, Dan Konsumsi Alkohol Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Pattingaloang Kota Makassar. (Online). Ainun, 2014. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Pada Mahasiswa Di Lingkup Kesehatan Universitas Hasanuddin. Jurnal Ilmiah. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Budino. 2015. Hubungan Antara Aktifitas Fisik Dengan Status Kesehatan Hipertensi Pada Lanjut Usia Di Desa Ngabean Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen. (Online). Casey dan Benson, 2012. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, 201. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Manado. Dinas Kesehatan Kota Manado, 201. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Manado. Manado. Hepti, M. 2011. Hubungan Pola Kounsumsi Natrium Dan Kalium Serta Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUP. DR. WAHIDIN SUDIRHUSODO MAKASSAR. (Online). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta. Puskesmas Ranotana Weru, 201. Profil Kesehatan Puskesmas Ranotana Weru. Manado. Oroh, D. 2013. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dan Konsumsi Alkohol Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Poliklinik Umum Di Puskesmas Tumaratas Kec. Langowan Barat Kab. Minahasa. (Online). Rehanun, 2014. Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi Pada Sopir Angkutan Di Wilayah Ungaran Kabupaten Semarang. (Online). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sarasaty, R, F. 2011. Faktor Yang Behubungan Dengan Hipertensi Pada Kelompok Lanjut Usia Di Kelurahan Sawah Baru Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan. (Online). Setyanda, Y. 2015. Hubungan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki-Laki Usia 35-5 Tahun Di Kota Padang. (Online) Jurnal Kesehatan Andalas. Sihombing, M. 2010. Hubungan Perilaku Merokok, Konsumsi Makanan/ 7

Minuman, Dan Aktivitas Fisik Dengan Penyakit Hipertensi Pada Responden Obes Usia Dewasa Di Indonesia. (Online) Majalah Kedokteran Indonesia, Volume: 0, Nomor: 9. Suoth, M. 2014. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. (Online) e-journal keperawatan (e-kp) Volume 2. WHO, 2015. Q And As On Hypertension. (Online). 8