FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI STUDI CROSS-SECTIONAL TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN YANG BEROBAT DI POLIKLINIK RSUD RAA SOEWONDO PATI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat...7

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

Kata Kunci : Status Merokok, konsumsi alkohol, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

ABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang diangkut oleh darah. Penyakit ini bukan merupakan. penyakit syaraf namun merupakan salah satu penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta


BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI KLINIK RAWAT INAP SUHERMAN PERIODE JANUARI SAMPAI AGUSTUS 2012

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stroke Berulang Pada Pasien Stroke di RSUD dr. H Chasan Bosoerie Ternate

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent


BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. 1

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

Transkripsi:

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI STUDI CROSS-SECTIONAL TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016 Andrian Dwi Rizki Setyawan ^, Djoko Trihadi*, Nurina Tyagita # ^ Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang * Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang # Bagian Ilmu Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang Andrian Dwi Rizki Setyawan, Semarang. andriandrs@gmail.com ABSTRAK Hipertensi belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun banyak faktor diduga turut berperan terhadap kejadian hipertensi. Tujuan penelitian ini mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dengan kejadian hipertensi di RSUD Kota Semarang. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional telah dilakukan pada 300 responden dengan consecutive sampling di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kota Semarang. Faktor riwayat keluarga, umur, kebiasaan merokok, kebiasaan konsumsi kopi hitam, dan kebiasaan olahraga ditanyakan langsung menggunakan kuesioner. Analisis statistik dengan menggunakan Chi-Square dengan p<0,05 dan Regression Logistic. Hasil uji Chi-Square pada riwayat keluarga p=0,000, umur >45 tahun p=0,024, jenis kelamin p=0,734, obesitas p=0,071, merokok berat p=0,035, konsumsi kopi hitam 5-7 gelas p=0,017, dan tidak olahraga p=0,016. Hasil uji multivariat dengan metode Regression Logistic, faktor tidak olahraga merupakan faktor paling dominan berpengaruh terhadap hipertensi, nilai p =0,029 RP = 2,732 (1,109-6,934). Riwayat keluarga, umur >45 tahun, konsumsi kopi hitam 5-7 gelas, kebiasaan merokok berat, dan tidak olahraga berpengaruh terhadap kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kota Semarang Tahun 2016 Kata kunci : Hipertensi, riwayat keluarga, konsumsi kopi 5-7 gelas, Kebiasaan merokok berat, dan tidak olahraga 1

ABSTRACT Hypertension is not known exactly, but many factors thought to contribute to hypertension. The purpose of this study to know the factors that influence the incidence of hypertension in RSUD city of Semarang. Analytic observational study with cross sectional study was conducted on 300 respondents with consecutive sampling at the Polyclinic Internal Medicine in RSUD city of Semarang. Factor are family history, age, smoking habits, coffee consumption habits of black and exercise habits using questionnaires asked directly. Statistical analysis using Chi-Square with p <0.05 and Logistic Regression. Chi-Square test results on family history, p = 0.000, age> 45 years p = 0.024, p = 0.734 gender, obesity p = 0.071, p = 0.035 heavy smoking, coffee consumption of 5-7 cups of black p = 0.017, and not sports p = 0.016. Results of multivariate analysis with Logistic Regression method, the factors do not exercise is the most dominant factor against hypertension, p = 0.029 RP = 2.732 (1.109 to 6.934). Family history, age> 45 years, consumption of 5-7 cups of black coffee, smoking heavily, and do not sports influence on the incidence of hypertension in outpatient Polyclinic Internal Medicine RSUD city of Semarang Keywords: hypertension, family history, 5-7 cups of black coffee consumption, heavy smoking habit, and not sports. PENDAHULUAN Hipertensi adalah keadaan ketika tekanan darah pada pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Apabila penyakit hipertensi tidak ditangani, maka dapat menganggu fungsi organ-organ lain, terutama jantung dan ginjal (Waas, 2014). Penyakit hipertensi telah mengakibatkan kematian sebesar 9,4 juta orang di dunia setiap tahun. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah kasus hipertensi akan terus meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk. Persentase penderita hipertensi paling banyak terdapat di negara berkembang (Candra, 2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% (Riskesdas, 2013). Prevalensi kasus hipertensi primer di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 1,96% menurun bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 2,00%. Kasus tertinggi penyakit tidak menular tahun 2011 pada kelompok penyakit 2

jantung dan pembuluh darah adalah penyakit hipertensi, yaitu sebanyak 634.860 kasus (72,13%) (Novian, 2013). Hipertensi menimbulkan banyak komplikasi. Angka kejadian penyakit komplikasi dari hipertensi, seperti serangan jantung sebesar 69%, penyakit stroke 77%, congestive heart failure ( CHF ) 74%. Angka kematian akibat hipertensi 9,4 juta per tahun (Ilma, 2014). Untuk mencegah berbagai komplikasi, diperlukan pencegahan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai faktor risiko yang berpengaruh terhadap hipertensi penting untuk diketahui, sebagai upaya pencegahan terhadap hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit dengan berbagai kausa. Beberapa penelitian telah membuktikan berbagai risiko terhadap hipertensi. Faktor risiko ini diklasifikasikan menjadi faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah riwayat keluarga dengan hipertensi, jenis kelamin, umur, dan etnis. Terdapat juga faktor yang dapat dimodifikasi antara lain stress, obesitas, nutrisi, dan zat berbahaya antara lain konsumsi alkohol berlebih, konsumsi rokok, serta olahraga yang kurang (Kartikasari, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu di Jakarta Selatan pada tahun 2012 menyatakan bahwa, umur dan obesitas mempunyai hubungan dengan hipertensi (Rahayu, 2012). Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Suprihatin di Boyolali tahun 2012 menyatakan bahwa, konsumsi alkohol dan garam berlebih, konsumsi makanan tinggi lemak, aktivitas fisik, obesitas, dan stres mempunyai hubungan dengan terjadinya hipertensi (Suprihatin, 2012). Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Sariana, di Desa Seri Tanjung Kecamatan Tanjung Batu pada tahun 2014 menyatakan bahwa, asupan natrium merupakan faktor yang dapat dimodifikasi pada penderita hipertensi (Sariana, 2014). Belum terdapat data mengenai 3

faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi di RSUD Kota Semarang tahun 2016, sehingga penulis tertarik untuk meneliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui faktor risiko yang berpengaruh terhadap hipertensi pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2016. Manfaat penelitian ini adalah Sebagai bahan masukan bagi pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2016 untuk menghindari faktor risiko yang dapat menimbulkan hipertensi agar kesehatan, kualitas hidup meningkat dan mencegah penyakit komplikasi Hipotesis dari penelitian ini adalah Terdapat faktor risiko kejadian hipertensi terhadap pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2016 METODE PENELITIAN Penelitian mengenai faktor risiko kejadian hipertensi studi cross-sectional terhadap pasien rawat jalan rumah sakit umum daerah kota semarang tahun 2016 telah dilaksanakan di RSUD Kota Semarang pada bulan Agustus 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien laki-laki dan wanita yang berobat pada rawat jalan Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2016 dengan jumlah sampel 300 serta memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria yang dimaksud dalam penelitian tersebut adalah Semua pasien yang berobat di Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang pada bulan Agustus Tahun 2016 pada unit rawat jalan, Semua pasien berumur >20 tahun, Semua pasien yang diukur tekanan darahnya, Semua pasien laki-laki dan perempuan, baik dengan berat badan normal maupun yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas, 4

Semua pasien yang bersedia mengikuti penelitian, serta kriteria eksklusi yang dimaksud adalah Semua pasien perempuan yang sedang hamil dan yang sedang menggunakan metode kontasepsi hormonal (Pil KB, Suntik KB, Implan), Semua pasien yang mempunyai penyakit berat ketika dilakukan pengukuran tekanan darah (penyakit gagal ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperaldosteronisme primer, sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta), Semua pasien yang sedang mengonsumsi obat steroid atau anti radang (Methyl prednisolone, ibuprofen, deksametason, hidrokortison), Semua pasien pernah mendapatkan pengobatan yang berkaitan dengan peningkatan tekanan darah, Semua pasien pernah menderita penyakit hipertensi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-probability sampling dengan cara consecutive sampling, karena semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Setelah data terkumpul, analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS. Peneliti mencari hubungan antara ketujuh variabel dengan uji Chi-square dan melihat faktor yang paling dominan antara ketujuh variabel dengan uji multivariate. HASIL PENELITIAN Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Berbagai Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Hipertensi Variabel Frekuensi Presentase (%) Hipertensi 156 52 144 48 Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Umur 45 tahun Obesitas 195 105 224 76 143 157 65 35 74,7 25,3 47,7 52,3 5

Riwayat Keluarga Konsumsi Kopi Hitam 5-7 Gelas 3-4 Gelas 1-2 Gelas Mengkonsumsi Olahraga Ringan Sedang Sering Merokok Berat Sedang Ringan Bukan perokok 171 128 42 63 93 101 134 69 84 14 20 17 26 40 57,2 42,8 14 21 31 33,7 44,7 23 28 4,7 19,2 16,3 24,8 38,1 Tabel 4.2. Hasil Tabulasi Silang Antara Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Faktor yang Hipertensi Total P 95%CI berhubungan Iya Tidak Value Riwayat Keluarga 105 (35,1%) 50 (16,7%) Umur >45 tahun Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Kopi Hitam 5-7 gelas 125 (41,7%) 31 (10,3%) 100 (33,3%) 56 (18,7%) 29 (9,7%) 66 (22%) 78 (26% 99 (33%) 45 (15%) 95 (31,7%) 49 (16,3%) 13 (4,3%) 171 (57,2%) 128 (42,8%) 224(74,7%) 76 (25,3%) 195 (65%) 105 (35%) 42 (14%) 0,000* 1,572 (1,228-2,012) 0,024* 1,368 (1,019-1,837) 0,734 0,962 (0,768-1,204) 0,017* 1,403 (1,106-1,779 3-4 gelas 29 (9,7%) 34 (11,3%) 63 (21%) 0,286 0,859 (0,641-1,151) 1-2 gelas 50 (16,7%) 43 (14,3%) 93 (31%) 0,682 1,050 (0,834-1,322) konsumsi 48 (16%) 53 (17,7) 101 (33,7%) 0,269 0,876 (0,688-1,115) Obesitas 85 (28,3%) 77 (25,7%) 58 (19,3%) 80 (26,7%) 143 (47,7%) 157 (52,3%) 0,071 1,212 (0,983-1.494) Merokok Berat 15 (14,4%) 5 (4,8%) 20 (19,2%) 0,035* 1,537 (1,100-2,147) 6

Sedang Ringan merokok Olahraga Olahraga 9 (7,7%) 14 (13,3%) 17 (16,3%) 80 (26,7%) 8 (7,7%) 12 (11,4%) 23 (21,9%) 54 (18%) 17 (15,4%) 26 (24,8%) 40 (38,1%) 134 (44,7%) 0,996 0,952 0,081 0,016 * 1,001 (0,613-1,635) 1,013 (0,671-1,529) 0708 (0,469-1,069) 1,304 (1,050-1,619) Olahraga Jarang 34 (11,3%) 35 (11,7%) 69 (23%) 0,606 0,933 (0,713-1,221) Olahraga sedang 38 (12,7%) 46 (15,3%) 84 (28%) 0,144 0,828 (0,635-1,079) Olahraga sering 4 (1,3%) 10 (3,3%) 14 (4,7%) 0,072 0,538 (0,233-1,239) Tabel 4.3. Hasil Uji Multivariat Regression Logistic Variabel Sig RP 95% CI Lower Upper Riwayat Keluarga 0,036 2,572 1,062 6,232 Tidak Olahraga 0,029 2,732 1,109 6,934 5-7 gelas kopi hitam 0,035 3,135 1,087 6,728 Merokok berat 0,037 3,479 1,076 11,252 PEMBAHASAN Hasil analisis Chi-Square menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian hipertensi adalah riwayat keluarga yang menderita hipertensi (p=0,000), umur >45 tahun (p=0,024), merokok berat (p=0,035), konsumsi kopi hitam 5-7 gelas (p=0,017), dan tidak olahraga (p=0,016). Data tersebut membuktikan hipotesis peneliti diterima, artinya terdapat pengaruh antara riwayat keluarga yang menderita hipertensi, umur >45 tahun, merokok berat, konsumsi kopi hitam 5-7 gelas, dan tidak olahraga terhadap kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan pada poliklinik penyakit dalam RSUD Kota Semarang tahun 2016. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang faktor risiko riwayat keluarga yang menderita hipertensi terbukti merupakan faktor risiko kejadian 7

hipertensi, dengan hasil analisis Chi-Square p=0,000; RP = 1,572 dan 95%CI 1,228-2,012. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai riwayat keluarga hipertensi mempunyai risiko 1,572 kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Merlisa bahwa riwayat keluarga hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi, dengan hasil analisis Chi-Square p=0,000; RP = 17,71 dan 95% CI 5,5-56,5 (Talumewo, 2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siringoringo juga berhasil membuktikan, bahwa faktor risiko riwayat keluarga yang menderita hipertensi merupakan faktor risiko kejadian hipertensi, dengan nilai p=0,000; RP=1,570 dan 95% CI 1,284-1,921 (Siringoringo, 2013).. Regulasi vaskuler dalam kejadian hipertensi diperankan oleh Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS), vasopresin system, symphatetic nervous system (Sargowo, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai faktor risiko konsumsi kopi hitam 5-7 gelas terbukti merupakan faktor risiko kejadian hipertensi, dengan hasil analisis Chi-Square p=0,017; RP = 1,403 dan 95%CI 1,106-1,779. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa individu dengan kebiasaan konsumsi kopi hitam 5-7 gelas per minggu, mempunyai risiko 1,403 kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak minum kopi hitam atau minum kopi hitam <5 gelas per minggu. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Ayu, bahwa individu dengan konsumsi kopi hitam 5 cangkir per minggu merupakan faktor risiko kejadian hipertensi, dengan hasil p=0,017; RP = 4,11 dan 95% CI 1,22-13,93 (Martiani, 2012) 8

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai faktor risiko merokok >20 batang per hari terbukti merupakan faktor risiko kejadian hipertensi, dengan hasil analisis Chi-Square p=0,035; RP = 1,537 dan 95% CI 1,100-2,147. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa individu yang mempunyai kebiasaan merokok >20 batang per hari, mempunyai risiko 1,537 kali lebih besar menderita hipertensi daripada individu yang tidak merokok. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eirmawati. Hasil penelitian Eirmawati menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah rokok yang dihisap >20 batang per hari dengan kejadian hipertensi, dengan nilai p=0,000; RP = 2,490 dan jenis rokok non filter lebih berpengaruh menyebabkan kejadian hipertensi, dengan nilai p=0,000; RP = 3,518 (Eirmawati, 2014) Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai faktor risiko tidak olahraga terbukti merupakan faktor risiko kejadian hipertensi, dengan hasil analisis Chi-Square p=0,016; RP = 1,304 dan 95% CI 1,050-1,619. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa individu yang mempunyai kebiasaan tidak olahraga, mempunyai risiko 1,304 kali lebih besar menderita hipertensi daripada individu yang melakukan aktivitas olahraga. Hasil analisis multivariat menggunakan Regression Logistic dengan metode Backward Stepwise (Likelihood Ratio), menunjukkan bahwa variabel tidak olahraga merupakan faktor risiko hipertensi yang paling berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Anggara, bahwa individu yang tidak olaharaga mempunyai Ratio Prevalence RP = 8,1 dan 95% CI 2,55-25,64 (Anggara, 2013). 9

Jenis kelamin dan obesitas pada penelitian ini didapatkan hasil tidak bermakna terhadap kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kota Semarang. Hal ini dikarenakan jumlah pasien pada jenis kelamin dan obesitas lebih banyak mengalami hipertensi sekunder, sehingga hal itu menjadi kriteria eksklusi dalam penleitian ini dan pada akhirnya jumlah pasien hipertensi primer yang berdasarkan jenis kelamin dan obesitas sedikit, sehingga data tersebut memengaruhi dari hasil uji analisis chi-square dan analisis multivariate. Keterbatasan penelitian ini antara lain pada penelitian ini menggunakan metode cross sectional, dimana hipertensi beserta variabel lainnya diteliti secara bersamaan sehingga tidak diketahui mana yang lebih dahulu terjadi, apakah hipertensi ataukah ketujuh faktor terkait yang terjadi terlebih dahulu. Kemudian pada penelitian ini hanya menanyakan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi saja, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain yaitu makanan yang berperan sebagai proteksi seperti konsumsi sayur dan buah-buahan yang ditanyakan pada kuesioner FFQ. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa tidak berolahraga, jenis kelamin, umur >45 tahun, riwayat keluarga, dan merokok merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kota Semarang tahun 2016 SARAN 1 Diharapkan peneliti lain dapat melakukan penelitian mengenai hipertensi dengan metode berbeda seperti cohort maupun case control. 2 Diharapkan agar penelitian serupa mempertimbangkan bahan makanan sebagai proteksi di dalam pembuatan kuesioner mengenai FFQ. 10

DAFTAR PUSTAKA anggara, F. H. D., 2013, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat Tahun 2012, http://lp3m.thamrin.ac.id, 13 Oktober 2016. Candra, A., 2013, Penderita Hipertensi terus Meningkat, http://health.kompas.com/, 14 Desember 2015. Eirmawati, C., 2014, Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi di RSD dr. Soebandi Jember, http://download.portalgaruda.org, 13 Oktober 2016. Ilma, D. L., 2014, Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Rawat Inap Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Yogyakarta Periode Januari-Desember 2013, http://etd.repository.ugm.ac.id/, 1 januari 2016. Kartikasari, A. N., 2012, Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul Kabupaten Rembang, http://eprints.undip.ac.id/, 15 Desember 2015. Martiani, A., 2012, Faktor Risiko Hipertensi Ditinjau Dari Kebiasaan Minum Kopi, https://core.ac.uk, 28 Febuari 2016. Novian, A., 2013, Kepatuhan Diit Pasien Hipertensi, http://unnes.ac.id, 2 Mei 2016. Rahayu, H., 2012, Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat RW 01 Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan, lib.ui.ac.id, 28 Desember 2015. Riskesdas, 2013, Riset Kesehatan Dasar, http://www.depkes.go.id/, 14 Desember 2015. Sargowo, D., 2016, Powerful Combination To Achieve Blood Preasure Control, http://djanggan.lecture.ub.ac.id, 22 September 2016. Sariana, 2014, Faktor-Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi Pada Kejadian Hipertensi Di Desa Seri Tanjung Kecamatan Tanjung Batu, www.akademik.unsri.ac.id, 30 Desember 2015. Siringoringo, M., 2013, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipertensi Pada Lansia Di Desa Sigaol Simbolon Kabupaten Samosir Tahun 2013, http://jurnal.usu.ac.id, 13 Oktober 2016. Suprihatin, 2012, Analisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Di Desa Sruni Musuk Boyolali, eprints.ums.ac.id, 26 Desember 2015. 11

Talumewo, M. C., 2014, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Di Wilayah Kerja Puskesmas Airmadi Di Kabupaten Minahasa Utara, http://fkm.unsrat.ac.id, 13 Oktober 2016. Waas, F. L., 2014, Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Puskesmas Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara Periode Desember 2013 -Mei 2014, http://fkm.unsrat.ac.id, 2 Mei 2016. 12