BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan formal yang didirikan oleh pemerintah, merupakan lembaga tempat diselenggarakannya pendidikan bagi warga khususnya dilingkungan kecamatan Panceng Gresik, dalam pembelajarannya yang kurang optimal dan peserta didik kurang antusias dalam pembelajaran, dan pendidikan pada dasarnya menghantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas ketika melaksanakan pembelajaran, kegiatan guru mengharapkan siswa memiliki motivasi yang tinggi terhadap mata pelajaran yang dibinanya, tetapi banyak siswa yang kurang menunjukkan motivasi, minat yang tinggi terhadap mata pelajaran yang dipelajari dan siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan dari guru dan tidak begitu banyak siswa yang bertanya kepada guru saat pembelajaran berlangsung.tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi efektifitas belajar yang dilakukan peserta didik, pendidikan guru yang menggunakan model pembelajaran konvesiaonal dan kurang tersedia mempelajari model pembelajaran yang baru. Mulyati (2013: 2) selain itu guru mengutamakan hasil akhir dan mengabaikan proses pembelajaran yang berkualitas. Disamping itu guru memahami dengan baik karateristik siswa yang dihadapinya serta kemampuan-kemampuan lain, antara lain ketrampilan dasar 1
2 mengajar, kemampuan memilih dan menggunakan media pelajaran, serta menguasai materi pelajaran, sebagai pendidik yang professional.(nurmiati, 2014 :130 ). Salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran IPA di sekolah diberikan sebagai pelajaran hafalan, verbal dan tidak terkait dengan masalah kehidupan siswa (Putrama, 2012 : 8). Melalui pembelajaran IPA, Peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpanan, dan konsep yang dipelajari( Trianto, 2007: 97). Pada tanggal 17 Oktober tepatnya hari jum at peneliti mencari informasi tentang bagaimana kondisi siswa di SDN Petung Panceng Gresik dalam mengikuti pelajaran di kelas. Berdasarkan informasi dari guru kelas III SDN Petung Panceng Gersik di jelaskan bahwa sebagaian besar siswanya kelas 3 antara lain : (1) Proses pembelajaran di kelas berlangsung, kondisinya sangat ramai dan tidak kondusif (2) Pola komunikasi dua arah antara guru dan siswa belum terbina dengan baik, sehingga banyak yang tidak menguasai materi dan masih banyak siswa belum mampu memahami materi yang telah diajarkan (3) Guru masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Hal ini nyatanya akan mengganggu proses penerimaan informasi pada siswa. Guru yang berfungsi sebagai fasilitator dapat dikatakan kurang mampu mengembangkan model pembelajaran yang inovatif, sehingga siswa mudah bosan dan akhirnya membuat kelas menjadi ramai. Dalam proses pembelajaran di SDN Petung, salah satu mata pelajaran yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dari KKM 70 yang sudah ditetapkan sekolah SDN Petung adalah mata pelajaran
3 IPA pada materi sumber daya alam masih rendah. Siswa yang mencapai kriteria penilaian yang telah di tentukan pada mata pelajaran ipa hanya 32% dan siswa yang dibawah kriteria penilaian yang ditentukan 68%. Siswa yang mencapai kriteria penilaian masih belum begitu bagus. disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Untuk meminimalkan perbedaaan tersebut, maka dibentuk secara berkelompok agar siswa dapat saling mengisi, saling melengkapi, serta bekerja sama dalam menyelesaikan soal-soal atau tugas yang diberikan oleh guru. Dengan demikian tujuan pengajaran dapat tercapai dan hasil belajar siswapun dapat ditingkatkan. Dari uraian di atas, peneliti berusaha memberikan alternatif solusi dalam meningkatkan hasil belajar IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Division) karena tipe STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. (Isjoni, 2009 : 51 ). Peneliti juga menyadari bahwa model pembelajaran kooperatif Tipe STAD tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan interaksi antara guru dan siswa, meningkatkan kerjasama, kreativitas, berpikir kritis serta ada kemauan membantu teman dan STAD di tandai struktur tugas dan penghargaan kooperatif yakni siswa bekerja sama dengan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru agar tercapai tujuan dan penghargaan sehingga siswa
4 kelompok atas dan kelompok bawah akan meningkatkan hasil akademiknya. Putrama (2013 : 82). Pembelajaran STAD dianggap sebagai salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan kualitas kemampuan penalaran (Tria, Muharam, 2014 : 3 ) selain itu, pembelajaran ini mendorong terjadinya tutor sebaya antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama, siswa yang berkemampuan tinggi membantu teman yang berkemampuan rendah sehingga semua anggota kelompok dapat menguasai materi yang dipelajari. ( Army, Auliah, 2009 : 30) Sebagai seorang guru yang memiliki tanggung jawab atas keberhasilan peserta didik, maka guru perlu melakukan perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran salah satunya menggunakan kooperatif tipe STAD dengan alasan peneliti mencoba untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam aspek pembelajaran yang ada di SDN Petung Panceng Gresik. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerapan model koopertif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa SDN Petung Panceng Gresik kelas 3 mata pelajaran IPA? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa SDN Petung Panceng Gresik kelas 3 mata pelajaran IPA dengan menggunakan model koopertif tipe STAD
5 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan model kooperatif tipe STAD SDN Petung Panceng Gresik kelas 3 guna meningkatkan hasil belajar. 2. Untuk mengetahui peningkatan dan mendeskripsikan hasil belajar siswa SDN Petung Panceng Gresik kelas 3 mata pelajaran IPA dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan hasil pembelajaran, manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: Manfaat secara teoritis yaitu : Berharap dari penelitian tindakan kelas ini mampu memperbaiki hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan pembelajaran Sedangkan manfaat secara praktis yaitu : hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan bekal agar kelak mampu menggunakan model-model pembelajaran yang baik dan sesuai materi yang di ajarkan dengan kurikulum yang ada. 1.5 Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Petung Panceng Gresik Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum KTSP, dalam tema bumi dan alam semesta materi sumber daya alam, yang terdiri dari satu Standard Kompetensi (SK) yaitu : 6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungan dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam satu
6 Kompetensi Dasar (KD) yaitu: 6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam dilingkungan sekitar. Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achivement Division) pada siswa kelas III SDN Petung Panceng Gresik. 1.6 Definisi Istilah Adapun batasan istilah yang berkaitan dalam judul penelitian tindakan kelas sebagai berikut 1. Model pembelajaran Pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial (Agus suprijono : 2014 : 46) suatu rancangan pembelajaran yang digunakan untuk proses pembelajaran. 2. Pembelajaran kooperatif Mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain sebagai suatu kelompok atau satu tim ( Huda : 2014: 31) Strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. 3. Student Team Achievement Division (STAD) Salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni. 2009 :51) Salah satu tipe pembelajaran yang beranggotakan kelompok 4-5 siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai nilai yang baik.
7 4. Hasil belajar Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran (Jihad dan Haris, 2008 : 15) Penilaian terhadap kinerja siswa atas usaha siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. 5. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam ) Pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum dan (universal) dan berapa kumpulan hasil observasi dan experiment, ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan alam yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan pengamatan untuk menghasilkan suatu penjelasan mengenai sebuah gejala-gejala alam yang ada di lingkungan sekitar. ( Trianto.2007 : 100) Ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan alam yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan pengamatan untuk menghasilkan suatu penjelasan mengenai sebuah gejala-gejala alam yang ada di lingkungan sekitar.