BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan pengukuran masingmasing variabel dilakukan pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2008). Penelitian ini meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Rohul. Skema 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian Dimulai Sampel / n = 171 (pasien diruang rawat inap Dahlia RSUD Rohul) Melakukan penelitian dalam sekali waktu dengan menggunakan kuesioner bersamaan Faktor resiko diet garam, kurang olahraga, obesitas, merokok, minuman alkohol, stress Sumber : Hidayat, (2008) Hasil Pengamatan Analisa Data 56
57 2. Alur Penelitian Alur penelitian adalah suatu abstraksi tentang suatu penelitian yang akan dilaksanakan (Arikunto, 2011). Adapun alur penelitian ini sebagai berikut : Skema 3.2 Alur Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Rohul Ruang Rawat Inap Kejadian hipertensi Pengobatan hipertensi Variabel yang berhubungan dengan faktor kejadian hipertensi pada semua penderita hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Rohul Diet garam Olahraga Obesitas Rokok Alkohol Stress Analisa Data B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Rohul Tahun 2016.
58 2. Waktu penelitian Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 25 April sampai dengan 25 Mei 2016. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah setiap objek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat diruang rawat inap Dahlia RSUD Rohul yang berjumlah 300 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel pada penelitian ini yaitu penderita hipertensi yang dirawat diruang rawat inap RSUD Rohul dengan kriteria sebagai berikut : a. Kriteria sampel 1) Kriteria inklusi a) Pasien yang dirawat diruang rawat inap RSUD Rohul yang menderita hipertensi dan bukan hipertensi dengan usia 40 Tahun b) Bersedia menjadi responden 2) Kriteria ekslusi Penderita, tetapi dalam keadaan tidak dapat dilakukan penelitian karena kondisi pasien tidak memungkinkan kesadaran menurun tidak kooperatif dan meninggal.
59 b. Teknik pengambilan sampel Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik accidental sampling yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan kebetulan bertemu (sedang dirawat di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Rohul) saat penelitian dilakukan. c. Jumlah sampel Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 171 orang. Sampel yang akan diteliti diambil berdasarkan jumlah sampel yang telah ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : n N 1 N( d) 2 Dimana : N : Besar populasi n : Besar sampel d : Tingkat kepercayaan atau ketetapan yang di inginkan n = 300 1+ 300 (0,05) 2 n = 300 1,75 n = 171 Jumlah sampel yang diteliti adalah 171 orang pasien yang dirawat
60 diruang rawat inap Dahlia RSUD Rohul. D. Etika penelitian Etika penelitian ini meliputi (Hidayat, 2009) : 1. Lembar persetujuan (Informed consent) Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Jika responden bersedia, maka mereka harus mendatangani lembar persetujuan. Tapi, jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden. 2. Tanpa nama (Anonimity) Anonymity adalah suatu jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama subjek penelitian pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. E. Prosedur Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan data melalui prosedur sebagai berikut :
61 1. Mengajukan Surat Permohonan Izin kepada Institusi STIKes Tuanku Tambusai Riau untuk mengadakan penelitian di RSUD Rohul. 2. Setelah mendapat surat izin, peneliti memohon izin kepada Direktur RSUD Rohul untuk melakukan penelitian. 3. Peneliti akan memberikan informasi secara lisan dan tulisan tentang hipertensi dan etika penelitian serta menjamin kerahasiaan responden. 4. Jika masyarakat tersebut bersedia menjadi responden, maka orang tersebut akan menandatangani surat persetujuan menjadi responden yang diberikan oleh peneliti. 5. Setelah responden menjawab semua pertanyaan, maka kuesioner dikumpulkan kembali untuk dianalisa. F. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2009).
62 Tabel.3.1 Definisi Operasional Variabel Independen Garam Olahraga Definisi Operasional Natrium/garam yang terkandung dalam makanan yang berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah Serangkaian aktifitas fisik yang terencana guna membakar kolesterol dalam tubuh yang berfungsi untuk turunkan tekanan darah Alat Ukur Skala Ukur Hasil Pengukuran Kuesioner Nominal 0. Tinggi : Jika konsumsi garam >1 sendok teh / hari 1. Rendah : Jika konsumsi garam 1 sendok teh /hari Kuesioner Nominal 0. Tidak Olahraga 1. Olahraga Obesitas Suatu kondisi terganggunya TD atau berat badan berlebih dari responden yg diukur dengan kriteria IMT. Weighate (timbangan)/mete ran (ukuran centimeter) Ordinal 0. Obesitas = IMT >25 1. Tidak Obesitas = IMT 25 Merokok Alkohol Stres Suatu tindakan menghisap nikotin yang terkandung dalam rokok yang memiliki pengaruh terhadap tekanan darah Suatu tindakan meminum minuman yang mengandung zat alkohol yang dapat meningkatkan tekanan darah Suatu kondisi yang dialami responden dengan perasaan tegang, cemas, takut yang dapat meningkatkan tekanan darah Kuesioner Nominal 0. Merokok 1. Tidak Merokok Kuesioner Nominal 0. Mengkonsumsi Alkohol 1. Tidak Mengkonsumsi Alkohol Kuesioner Ordinal 0.Berat Sekali : jika skor 42-56(Stres sangat berat sekali) 1.Berat : jika skor 28-41(Stres berat) 2.Sedang : jika skor 21-27(Stres sedang) 3. Ringan : jika skor14-20(kecemasan ringan)
63 Variabel Independen Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Hasil Pengukuran Kejadian Hipertensi Terjadinya atau berulangnya kejadian penyakit dengan ditandai dengan tekanan darah melampaui batas normal dengan kriteria TD > 140/90 mmhg dan dengan diagnosa medis Tekanan Darah Nominal 0. Terjadi hipertensi 1. Tidak Terjadi hipertensi G. Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan teknik pengolahan data komulatif secara manual. Setelah pengumpulan data selesai, kemudian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing (pemeriksaan data) Setelah instrument dikembalikan oleh responden, maka setiap instrument diperiksa apakah sudah diisi dengan benar dan semua item sudah dijawab responden. b. Coding (memberi kode) Melakukan pemberian kode pada setiap data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan inisial dan tanda checklist. c. Tabulating (tabulasi data) Untuk mempermudah analisa data serta mengambil kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
64 d. Cleaning (pembersihan data) Setelah dikumpulkan dilakukan pengolahan data dengan editing, coding, tabulating, dan selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program komputer secara manual untuk pengecekan kembali data, apakah ada kesalahan atau tidak (Riyanto, 2009). 2. Analisa data Analisa data berguna untuk menyederhanakan segingga mudah untuk ditafsirkan (Notoatmodjo, 2003) dalam penelitian ini peneliti menganalisa data dengan 2 cara : a. Analisa Univariat Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel, sehingga diketahui variasi dari masing-masing variabel. Variabel yang dilihat untuk univariat yaitu Diet karbohidrat, Diet garam, Olahraga, Obesitas, Merokok dan Alkohol. b. Analisa Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan secara statistik antara variabel independen (Diet karbohidrat, Diet garam, Olahraga, Obesitas, Merokok dan Alkohol) dengan variabel dependen (kejadian hipertensi). Analisa bivariat akan menggunakan uji Chi-Square (x²) sesuai aturan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan diolah
65 menggunakan sistem komputerisasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut : x² = (0-E)² E Keterangan : x 2 = Chi Square 0 = Frekuensi observasi E = Frekuensi yang diharapkan (Hidayat, A. A, 2007). Dasar pengambilan keputusan yaitu dengan membandingkan nilai x 2 hitung dengan x 2 tabel, sebagai berikut : a. Jika x 2 hitung > x 2 tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (signifikan) b. Jika x 2 hitung < x 2 tabel, maka Ha tidak terbukti dan Ho gagal ditolak( tidak signifikan) Berdasarkan probabilitas : a. Jika probabilitas (p) α (0,05) Ha diterima dan Ho ditolak. b. Jika probabilitas (p) α (0,05) Ha tidak terbukti dan Ho gagal ditolak. 1) Estimasi Titik (Point Estimation) Dengan Analisa Rasio Prevalens (RP) Setelah dilakukan validasi dan pengelompokan data penelitian yang diperoleh, hasil pengamatan akan disusun dalam table 2x2. Kemudian berdasarkan data akan dicari rasio prevalens untuk
66 mengetahui pengaruh risiko terhadap efek dan dilakukan uji hipotesis. Efek Ya Tidak Jumlah Faktor Ya (+) A B A+B Risiko Tidak (-) C D C+D Rumus Rasio Prevalens : RP = A / (A+B) : C / (C+D) Interprestasi Hasil : 1. Jika RP > 1, maka variabel tersebut merupakan faktor risiko/ penyebab tidak berolah raga. 2. Jika RP = 1, maka variabel yang diduga merupakan faktor risiko tersebut tidak ada pengaruhnya untuk terjadi efek, dengan kata lain tidak ada hubungan antara variabel tersebut dengan kegiatan olah raga. 3. Jika RP < 1, maka variabel tersebut merupakan faktor pencegah timbulnya tidak melakukan olah raga. Nilai statistik (nilai-nilai sampel) digunakan sebagai pendugaan nilai parameter karena nilai-nilai ini merupakan estimator yang baik untuk menduga atau mengestimasi nilai parameter. Misalnya nilai mean sampel kita anggap sebagai nilai mean populasi.
67 µ diestimasi sama dengan x s diestimasi sama dengan σ Sebenarnya nilai populasi atau µ bias kita duga dari bermacam-macam nilai di dalam sampel seperti nilai median ataupun nilai mode atau salah satu dari nilai pengamatan, namun yang dikatakan tidak bias adalah nilai mean. Walau demikian, estimasi titik ini juga mempunyai kelemahan tertentu. Kelemahan estimasi titik adalah kita tidak dapat mengetahui berapa kuat kebenaran dugaan kita itu. Dan kemungkinan besar akan salah. Kelemahan estimasi titik ini dapat dihilangkan dengan melakukan estimasi selang (interval) (Sabri, 2010). 2) Estimasi Silang (Interval) Dasar estimasi interval dua populasi ini pada prinsipnya tidak berbeda dengan estimasi terhadap satu populasi. Estimasi ini dibedakan lagi menjadi dua, yaitu : (a) Estimasi perbedaan rata-rata dua populasi Estimasi perbedaan rata-rata dua populasi yang akan dibahas saat ini adalah berdasarkan besarnya sampel (n), diketahui atau tidaknya deviasi standar populasi, sama atau tidak deviasi standar kedua populasi tersebut, dan variabel populasi yang berpasangan. (b) Estimasi perbedaan proporsi dua populasi
68 Kita sering menjumpai event yang berdistribusi binomial dan kita akan mengadakan estimasi terhadap proporsi populasi melalui perhitungan proporsi sampel. Estimasi tersebut dapat dilakukan terhadap satu populasi, tetapi dapat pula estimasi dilakukan terhadap selisih proporsi dua populasi. Untuk mengadakan estimasi terhadap selisih proporsi dua populasi, maka diambil sampel pada masing-masing populasi sebesar n1 dan n2 dimana terdapat proporsi sebesar p1 dan p2. bila ukuran sampel cukup besar, maka distribusi binomial dapat mengadakan pendekatan ke distribusi normal (Budiarto, 2001). Rumus : CI 95% = RP [1± / x²] Hasil : p value, RP (95% CI = - ) Signifikan : p value < α, RP > 1 (95% CI = - ) Ada hubungan nilai estimasi titik (rasio prevalen) yang didapat berdasarkan dalam rentang nilai Confiden Interval (CI). Ada hubungan jika nilai CI di atas 1, tidak melalui angka 1, dan tidak melewati angka 1.