BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series,

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhibungan dengan penelitian. Sektor atau kegiatan basis adalah sektor atau kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor

III.METODE PENELITIAN. rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan

III. METODE PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

METODE PENELITIAN. penulisan skripsi ini, penelitian dilakukan di Provinsi Lampung. Secara khusus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS EKONOMI KOTA TOMOHON TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sektor ekonomi yang menyusun PDRB atas harga konstan 2010 menurut

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TABANAN

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BATU

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

PERUBAHAN STRUKTUR DAN TIPOLOGI EKONOMI KABUPATEN SAMBAS SRI MULYATI B

IDENTIFIKASI DAN POTENSI EKONOMI PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DAN POTENSIAL DI KABUPATEN WONOSOBO.

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Atas Dasar Penyerapan Tenaga Kerja Studi Kasus di Kota Manado Tahun

Kajian Prospek Dan Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tinjauan Pustaka

KARAKTERISTIK DAN POTENSI EKONOMI DAERAH Oleh: Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari instansi

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN DAN KINERJA TERHADAP PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. Henita Astuti 1, Sumarlin 2

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA TERNATE

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun Batanghari. Analisis Potensi Ekonomi di Kabupaten Merangin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN


Analisis Pergeseran Sektor Pertanian dan Strategi Pengembangannya Dalam Pembangunan Daerah Kabupaten Lumajang Tahun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukuan diwilayah Kota Bandar Lampung dan Provinsi

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MINAHASA (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI DAN DAYA SAING EKONOMI)

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN, SEKTOR UNGGULAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KOTA TERNATE TAHUN SKRIPSI

II.TINJAUAN PUSTAKA. A. Teori Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah. pada Gross Domestic Product (GNP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) suatu

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAERAH DI KABUPATEN BLORA TAHUN SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

SEKTOR EKONOMI POTENSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS

PENENTUAN POTENSI EKONOMI DI PRABUMULIH DAN OKU BERDASARKAN INDIKATOR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

IDENTIFIKASI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KOTA TOMOHON TAHUN ( )

III. METODE PENELITIAN. Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa PDRB tiap kabupaten/kota di

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN BANYUWANGI. Nur Anim Jauhariyah & Nurul Inayah

Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010 ANALISIS STRUKTUR EKONOMI SERTA BASIS EKONOMI

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Sumatera Selatan ABSTRACT

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

ANALISIS SEKTOR POTENSIAL DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA (STUDI KASUS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE )

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PONTIANAK DENGAN METODE LOCATION QUOTIENT, SHIFT SHARE DAN GRAVITASI

ANALYSIS OF THE ROLE OF THE LEADING SECTORS OF THE ECONOMY STRUCTURE BASED ON SHIFT-SHARE APPROACH IN THE PROVINCEOF NORTH SUMATRA

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KOTA SINGKAWANG DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DAN KLASIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

ANALISIS SEKTOR BASIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH DI KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berkembang, memiliki jumlah

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun Batanghari. Kajian Potensi Ekonomi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

SEKTOR PEMBENTUK PDRB

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

Analisis Sektor Unggulan Kota Bandar Lampung (Sebuah Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB)

PENENTU SEKTOR UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH: Studi Kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir

Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa TimurTahun (Pendekatan Shift Share Esteban Marquillas)

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bantul periode , maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

KAJIAN BASIS DAN PRIORITAS DALAM SEKTOR PERTANIAN BAGI PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR BENGKULU

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI SEKTOR SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN BATANGHARI

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI. Wiwin Widianingsih Any Suryantini, Irham

ANALISIS POTENSI EKONOMI DI SEKTOR DAN SUBSEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JEMBER

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN ANTAR DAERAH DI KAWASAN PURWOMANGGUNG TAHUN

ANALISIS IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DAN STRUKTUR EKONOMI PULAU SUMATERA OLEH DEWI SAVITRI H

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN MUARA ENIM

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH OLEH PURWANINGSIH H

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini difokuskan untuk Kota Ternate yang terletak pada provinsi Maluku Utara. Alasan memilih penelitian di Kota Ternate karena Kota Ternate merupakan kota dengan penduduk terbesar dan juga yang memiliki prospek untuk berkembang lebih besar dibandingkan kota-kota lain di Provinsi Maluku Utara. Kota Ternate dapat dikatakan memeiliki PDRB yang cukup baik, karena selama kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan PDRB terus mengalami peningkatan. Oleh karna itu, dalam pengembangan suatu wilayah harus melihat dengan jelas struktur ekonomi agar menjadi prioritas untuk pemerintahan Kota Ternate, agar dapat memanfaatkan dan meningkatkan sektor unggulan. Dengan dukungan oleh pemerintah daerah,pembangunan kota Ternate dapat lebih baik. B. Jenis Penelitian Penelitian ini akan menganalisa tentang struktur perekonomian, sektor unggulan dan pengembangan wilayah Kota Ternate dengan menggunakan tabel Produk Domestik Regional Bruto. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. 19

20 C. Definisi Operasional Variabel Pengumpulan data dan analisis datauntuk memudahkan dalam proses penelitian, maka itu diperlukan suatu definisi operasional variable yang meliputi sebagai berikut: 1) Sektor Unggulan (leading sektor) adalah sektor yang memiliki peranan yang relative besar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya terhadap ekonomi wilayah (PDRB) untuk jangka waktu satu tahun. 2) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga konstan dan harga berlaku untuk jangka waktu satu tahun. D. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk data tahunan (time series data). Data sekunder merupakan sumber penelitian yang diperoleh secara tidak langsung, melalui media perantara. Data diperoleh dari sumber yang releven dari kantor Biro Pusat Statistik (BPS) di provinsi Maluku Utara, kantor Biro Pusat Statistik (BPS) di kota Ternate, Jurnal dan Literatur lain yang berkaitan dengan penelitian. Adapun data sekunder yang digunakan yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2011-2015 dan Jumlah Penduduk tahun 2011-2015.

21 E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini Menggunakan beberapa teknik penulisan yaitu: 1) Studi Kepustaka merupakan metode pengumpulan data atau informasi dengan menelusuri literatur yang ada baik berupa buku, arsip, jurnal, penelitian sebelumnya dan lain sebagainya. 2) Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi yang dilakukan untuk Memperoleh data sekunder. Data sekunder antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku dan hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan. F. Teknis Analisis Data 1) Analisis Struktur Perekonomian Analisis struktur perekonomian dilakukan dengan menggunakan Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga Konstan yang diolah menjadi bentuk presentase agar dapat mengetahui kontribusi tiap sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto. 2) Analisis Sektor Unggulan dan Pengembangan Wilayah Analisis sektor unggulan dan pengembangan wilayah menurut Bayu Wijaya dan Hastarin Dwi Atmanti (2006) dilakukan dengan menggunakan Analisis Location Qoutient, Analisis shift share, dan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Treaths).

22 a. Analisis Location Quotient (LQ) Menurut Robinson Tarigan (2009:82) Location Qoutient adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industry di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industry secara nasional. Teknik analisis LQ digunakan untuk menentukan kategori suatu sektor termasuk dalam sektor yang berpotensi atau sektor unggulan atau sektor bukan unggulan. Analisis ini merupakan usaha untuk mengukur konsentrasi dri satu kegiatan ekonomi dalam satu daerah dengan cara membandingkan perannya dalam perekonomian daerah itu dengan perannya kegiatan ekonomi yang sejenis dalam perekonomian regional atau nasional. Alat analisis digunakan dalam menentukan sektor unggulan atau ekonomi basic suatu perekonomian wilayah. Sektor unggulan yang berkembang dengan baik tentunya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah secara optimal. Formulasi perbandingan antara pangsa sektori daerah studi k dengan pangsa sektor tersebut dengan daerah referensi p, tersebut dengan hasil bagi lokasi atau Location Qoutient (LQ), atau dapat ditulis: LQ =

23 Keterangan: S ik = Jumlah PDRB sektor/subsektor ekonomi i (Maluku Utara) S ip = Jumlah PDRB seluruh sektor/subsektor wilayah p (Kota Ternate) PDRR k = Jumlah total PDRB wilayah k (Maluku Utara) PDRR p = Jumlah total PDRB wilayah p (Kota Ternate) Berdasarkan formulasi yang ditunjukan dalam persamaan diatas, maka ada di tiga kemungkinan nilai LQ yang dapat ditemukan, yaitu: 1) Nilai LQ di sektori = 1 ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektori di daerah studi k adalah sama dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dengan dalam perekonomian daerah referensi p. 2) Nilai LQ di sektori > 1 ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektor di daerah studi k adalah lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dengan dalam perekonomian p. Dengan demikian, sektor i merupakan sektor unggulan daerah k sekaligus merupakan basis ekonomi untuk dikembangkan lebih lanjut oleh daerah studi k. 3) Nilai LQ di sektor i < 1 ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di daerah studi k adalah lebih kecil dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dengan dalam perekonomian sektor unggulan daerah studi k dan merupakan basis ekonomi serta tidak propesif untuk dikembangkan lebih lanjut oleh daerah studi k.

24 b. Analisis Shift Share Menurut Soepono(1993:44)analisis Shift-share merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor atau industry pada perekonomian regional maupun local. Analisis Shift-share menggambarkan kinerja sektor-sektor di suatu wilayah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Bila suatu daerah memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian nasional, maka akan dapat ditemukan adanya Shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian daerah. Selain itu, laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu wilayah akan dibandingkan dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional beserta sektorsektornya. Kemudian dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi sebagai hasil dari perbandingan tersebut. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut keunggulan kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah tersebut. Lebih lanjut Soepono menjabarkan metode analisis Shift Share diawali dengan mengukur perubahan PDRB suatu sektor i di suatu region j (Dij) dengan formulasi: Dij = Nij + Cij Dimana: Nij = Eij. rn Mij = Eij (rin-rn) Cij = Eij (rij-rn)

25 Sedangkan rn dan rin masing-masing adalalah laju pertumbuhan agregat provinsi dan pertumbuhan sektor/subsektor i provinsi, yang masing-masing dapat didefinisikan sebagai berrikut: rij = (Eij,t Eij)/Ei rin = (Ein,t Ein)/ Ein rn = (En,t En)/ En keterangan: Di,j = Perubahan PDRB sektor (subsektor) i di Kota Ternate (Rp.), Ni,j = Perubahan PDRB sektor (subsektor) i di Kota Ternate yang disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan ekonomi secara regional Provinsi Maluku Utara (Rp.) Mi,j = Perubahan PDRB sektor (subsektor) i di Kota Ternate yang disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan sektor (subsektor) i secara regional Provinsi Maluku Utara (Rp.) Ci,j = Perubahan PDRB sektor (subsektor) i di Kota Ternate yang disebabkan oleh keunggulan pangsa wilayah sektor (subsektor) tersebut di Kota Ternate (Rp.) Eij = PDRB sektor/subsektor i di Kota Ternate tahun awal analisis (Rp.) Ein = PDRB sektor/subsektor i di Maluku Utara tahun awal analisis (Rp.)

26 En = PDRB total di Provinsi Maluku Utara tahun awal analisis (Rp.) Eij,t = PDRB sektor/subsektor i di Kota Ternate tahun akhir analisis (Rp.) Ein,t = PDRB sektor/subsektor i di Maluku Utara tahun akhir analisis (Rp.) En,t = PDRB total di Provinsi Maluku Utara tahun akhir analisis (Rp.)Menurut Budiharsono (2001:111) analisis Shift Share ini menganalisisperubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi, seperti produksi dan kesempata kerja, pada dua titik waktu disuatu wilayah. Analisis Shift Share memiliki kemampuan untuk menunjukan perkembangan sektor perekonomian di suatu wilayah terhadap perkembangan ekonomi wilayah yang lebih luas, perkembangan sektor-sektor perekonomian jika dibandingkan secara relative dengan sektorsektor lainnya, perkembangan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya, sehingga dapat membandingkan besarnya aktivitas suatu sektor pada wilayah tertentu dan pertumbuhan antar wilayah, perbandingan laju sektorsektor perekonomian di suatu wilayah dengan laju pertumbuhan nasional serta sektorsektornya. 1) Regional Share (Nij) : adalah merupakan komponen pertumbuhan ekonomi daerah yang disebabkan oleh factor luar yaitu peningkatan kegiatan ekonomi daerah akibat kebijaksanaan nasional atau Provinsi yang berlaku pada seluruh daerah. 2) Proportional Shift (Mij) atau PS : komponen pertumbuhan ekonomi daerah yang disebabkan oleh struktur ekonomi daerah yang baik, yaitu berspesialisasi pada sektor yang pertumbuhannya cepat secara nasional

27 atau provinsi. Selain itu komponen pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan dalam kebijakan industry dan perbedaan dalam struktur, dan keragaman pasar. Disebut juga pengaruh bauran industry (industry mix). 3) Differential Shift (Cij) atau DS : adalah komponen pertumbuhan ekonomi daerah Karena kondisi spesifik daerah yang bersifat kompetitif. Unsur pertumbuhan ini merupakan keuntungan kompetitif daerah yang dapat mendorong pertumbuhan ekspor daerah. Komponen pertumbuhan ini disebut juga komponen pertumbuhan pangsa wilayah. Melalui ketiga komponen tersebut dapat diketahui komponen atau unsur pertumbuhan yang mana yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi darah. Nilai masing-masing komponen dapat saja negative atau positif, tetapi jumlah keseluruhn akan selalu positif, bila pertumbuhan ekonomi juga positif dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan persamaan (2) sampai (8) di atas, maka untuk suatu wilayah, pertumbuhan nasional atau regional, bauran industry dan keunggulan kompetitif dapat ditentukan bagi suatu sektor i atau dijumlah untuk semua sektor sebagai keseluruhan wilayah. Persamaan Shift Share untuk sektor i di wilyah j Adalah: Dij = Eij.rn + Eij (rin-rn) + Eij (rij-rn) Selanjutnya menurut Opponheim dalam Yusuf (1999) pertumbuhan ekonomi regional komponen proportional shift (PS) dan differential shift (DS) lebih penting dibandingkan komponen regional

28 share. Hal ini disebabkan karena DS digunakan untuk melihat perubahan pertumbuhan dari suatu kegiatan di wilayah studi terhadap kegiatan tersebut di wilayah referensi. Dari perubahan tersebut akan dapat dilihat berapa besar pertambahan atau pengurangan pendapatan dari kegiatan tersebut. Sedangkan PS untuk melihat perubahan pertumbuhan suatu kegiatan di wilayah referensi terhadap kegiatan total (PDRB) di wilayah referensi. Dari kedua kompenen ini jika besaran PS dan DS dinyatakan dalam suatu bidang datar, dengan nilai PS sebagai sumbu horizontal dan nilai DS sebagai sumbu vertical, akan diperoleh empat katagori posisi relative dari seluruh daerah atau sektor ekonomi tersebut. Keempat katagori tersebut adalah sebagai berikut : Katagori I (PS positif dan DS positif) adalah wilayah/sektor dengan pertumbuhan sangat pesat (rapid growth region/industry or fast growing). Katagori II (PS positif dan DS negative) adalah wilayah/sektor dengan kecepatan pertumbuhan terhambat nemun cenderung berpotensi (depressed region/industry yang berpotensi). Katagori III (PS negative dan DS negative) adalah wilayah/sektordepressed region/industry dengan daya saing lemah dan juga peranan terhadap wilayah rendah.

29 Katagori IV (PS negative dan DS positif) adalah wilayah/sektor dengan kecepatan pertumbuhan terhambat tapi berkembang (depressed region/industry yang berkembang/developing). Tabel 3. 1Posisi Relatif Suatu Sektor berdasarkan Pendekatan PS dan DS Differential Shift (DS) Propotional Shift (DS) Negatif (-) Positif (+) Positif (+) Kuadran IV cenderung Kuadran I Berpotensi pertumbuhan pesat (Highly Potential) (Fast Growing) Negatif (-) Kuadran III Kuadran II Terbelakang (Depressed) Berkembang (developing) c. Analisis Gravitasi Menurut Suwarjoko dalam Wiyadi dan Rina Trisnawati (2002), analisis ini digunakan untuk mencari wilayah di sekitar kota yang berpotensi kuat dalam pertumbuhannya. Adanya intreaksi antara Kabupaten-kota menunjukan eratnya hubungan antara wilayah 1 dengan wilayah 2 sebagai konsekuensi interaksi kota desa dalam teori pusat pertumbuhan. Adapun rumus untuk menghitung intreaksi dalam hubungan desa-kota adalah: I 1,2 = a (W 1 P 1 ) (W 2 P 2 ) / J b 12

30 Keterangan : II,2 : Intreaksi dalam wilayah 1 dan 2 W1 : pendapatan perkapita wilayah 1 W2 : Pendapatan perkapita wilayah 2 P1 : Jumlah penduduk wilayah 1 P2 : Jumlah penduduk wilayah 2 J1,2 : Jarak antara wilayah 1 dan 2 (dalam meter) a : Konstanta yang nilainya 1 b : Konstanta yang nilainya 2. Nilai I 1,2, menunjukan eratnya hubungan antara wilayah 1 dan 2, semakin besar nilai I 1,2, maka semakin erat hubungan anatar dua wilayah, dengan demikian semakin banyak pula perjalanan ekonomi yang terjadi sebagai konsekuensi interaksi Propinsi-kota dalam regional. d. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah salah satu hal yang sangat penting untuk dibuat perancanaan strategis sebuah kota. Melalui perencanaan, sebuah kota akan menjadi tertata, sehingga dapat mengoptimalkan kekuatan atau kelebihan, meminamalisir kelemahan, mengembangkan kesempatan sehingga dapat mengantisipasi segala bentuk ancaman. Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan dan menentukan prioritas pengembangan

31 sektor ekonomi yang berpotensi tersebut dengan membuat tipologi sektoral. Hasil perhitungan indeks LQ dan komponen diferential shift(dj) dapat ditentukan melalui tipologi sektoral dan analisis SWOT. Analisis SWOT memiliki peranan yang sangat penting dalam perencanaan sebuah kota yang strategis, tertata, dan memiliki potensi maksimal serta dapat meminimalisrir kelemahan dengan mengembangkan kesempatan sehingga dapat mengantisipasi segala bentuk ancaman. Tipologi ini menglasifikasikan sektor basis dan non basis berdasarkan tingkat pertumbuhan suatu wilayah sehingga dapat ditentukan sektor-sektor ekonomi yang menjadi kelebihan, kekurangan, serta memaksimalkan kesempatan dan meminimalisir ancaman. Tipologi sektoral terbagi menjadi empat tipe yaitu: Tipe I : sektor basis dengan pertumbuhan cepat (strength) Tipe II : sektor basis dengan pertumbuhan lambat (threat) Tipe III : sektor non basis dengan pertumbuhan cepat (opportunity) Tipe IV : sektor non basis dengan pertumbuhan lambat (weakness) Tipologi I merupakan sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan, dengan nilai LQ > 1 dan komponen DJ > 0. Tipologi II merupakan sektor yang cukup berpotensi untuk dikembangkan, karna sektor tersebut merupakan sektor basis dengan indeks LQ >1 sedangkan nilai DJ < 0. Tipologi III sektor ini merupakan salah satu sektor yang berpotensi untuk dikembangkan karna memiliki nilai DJ > 0 walaupun sektor tersebut memiliki nilai LQ < 1.Tipologi IV sektor ini merupakan sektor yang tidak berpotensi untuk dikembangkan,

32 hal ini diakibatkan karena sektor ini memiliki nilai LQ < 1 yang berarti sektor ini bukan merupakan sektor basis sedangkan nilai DJ < 0. Tabel 3. 2 Matriks SWOT STRENGTH (S) WEAKNESS (W) Internal / Eksternal Daftar Kekuatan Daftar Kelemahan Internal Internal OPPORTUNITIES (O) STRATEGI S-O Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI W-O Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang THREATS (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T Daftar Ancaman Eksternal Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman