BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

Transkripsi:

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Karakteristik Wilayah Kecamatan Pacet merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kecamatan ini berada di bagian utara kota Cianjur. Wilayah ini terdiri dari dataran tinggi yang terletak di kaki gunung gede. Sebagian daerahnya berupa pegunungang dan sebagian lagi berupa dataran yang digunakan untuk areal perkebunan dan persawahan. Secara geografis juga terletak diantara Ibu Kota Negara dan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, sehingga sangat strategis dan mempunyai keunggulan komperatif dalam pengembangan agribisnis sayuran. Secara Administratif wilayah Kecamatan Pacet berbatasan dengan: a) Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Cipanas b) Sebelah Timur Berbatasan dengan Kecamatan Sukaresmi c) Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Cipanas d) Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Cugenang Kecamatan Pacet terletak pada ketinggian 2023 meter dpl, topografi Kecamatan Pacet terdiri dari daratan seluas 826,24 Ha atau 14,53 persen dan perbukitan seluas 4860,20 Ha atau 85,47 persen. Sedangkan jenis tanah yang ada di Kecamatan Pacet Latosol Coklat Kemerahan Andosol dan Regosol dengan tingkat kesuburan meliputi tanah subur seluas 5068,3 Ha (89,13 persen) tingkat kesuburan sedang 439,4 Ha (8,43persen) dan kurang subur 169,7 Ha (2,98persen) dengan ph tanah antara 5,5-7,5. Kondisi iklim dan suhu rata-rata di Kecamatan Pacet sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Menurut data yang diperoleh dari Instalasi Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan Pacet, menunjukkan rata-rata curah hujan pertahun di Kecamatan Pacet/Pacet mencapai 2.967,84 mm, dengan suhu antara 12-30 C dengan kelembaban 71 persen. 54

Wilayah administrasi Kecamatan Pacet terdiri 79 RT (Rukun Tetangga), 290 RW (Rukun Warga) dan 7 kelurahan/desa. Berikut data desa beserta jumlah penduduk dan jumlah KK di Kecamatan Pacet (Tabel 8 ). Tabel 8. Desa di Kecamatan Pacet dan Jumlah Penduduknya Jumlah Penduduk (Jiwa) Jml No Desa Lakilaki Perempuan Jumlah KK Jml KK Tani 1. Ciherang 7.086 7.405 14.491 3.633 1.838 2. Ciputri 5.235 4.813 10.048 3.630 2.740 3. Sukanagalih 9.010 8.240 17.250 4.784 1.513 4. Cibodas 4.219 4.713 8.932 2.582 1.459 5. Sukatani 5.736 5.388 11.124 3.074 3.051 6. Cipendawa 9.530 8.838 18.368 4.603 2.317 7. Gadog 4.633 4.281 8.914 2.521 548 Jumlah 45.449 43.678 89.127 24.827 13.466 Sumber : Kantor BPBTPH Pacet, 2010 Sebagian besar wilayah Kecamatan Pacet merupakan daerah perbukitan, sehingga memilki potensi dalam pengelolan lahan untuk menghasil komoditas sayuran. Keanekaragaman komoditas sayuran dataran tinggi yang bernilai ekonomis dan komersial yaitu wortel, daun bawang, sawi, kubis, cabai dan tomat, ditunjang oleh keadaan geografis Kecamatan Pacet yang lokasinya dekat dengan sentra-sentra Tujuan pasar komoditas yang diproduksi dari Kecamatan ini umumnya ialah kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tanggerang dan Bekasi. Penduduk di Kecamatan pacet memliki beragam mata pencaharian pokok, mulai dari petani, buruh tani, swasta, PNS, TNI, pedagang, peternak dan jasa. 55

5.2 Karakteristik Petani Responden Tataniaga Wortel Petani responden yang diambil sebagai sample berjumlah sebanyak 20 petani. Petani responden umumnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini, karakteristik petani dilihat dari beberapa aspek antara lain seperti umur responden, tingkat pendidikan, jenis kelamin, luas lahan pengusahaan wortel dan status kepemilikan lahan. Responden sebanyak 20 petani yang diambil dari 3 desa di Kecamatan Pacet (Desa Ciherang, Sukatani dan Cipendawa) yaitu petani yang sedang memproduksi atau melakukan panen wortel. Pada umumya petani responden tidak hanya menanam wortel sebagai komoditi utama, melainkan menaman pula berbagai sayuran seperti daun bawang, brokoli, caisim dan seledri. Dalam satu lahan petani memisahkan berbagai komoditas dalam satu satuan lahan atau disekat berpetak-petak dalam satu lahan dan selain itu terdapat beberapa petani yang menanam dengan metode tumpangsari yaitu, dalam satu petak lahan divariasikan dua-tiga komoditi sayuran. Petani responden yang melakukan usahatani sayuran di Kecamatan Pacet sebagai mata pencaharian utama juga memilki pekerjaan sampingan seperti berdagang, buruh tani maupun bentuk usaha lainnya. Hal ini dilakukan sebagai tambahan pendapatan bagi kepala keluarga maupun sebagai tambahan untuk membeli saran produksi yang dibutuhkan diluar usahatani yang selama ini dijalankan. Petani di lokasi penelitian memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik tersebut dibedakan ke dalam beberapa poin antara lain usia petani, tingkat pendidikan, pengalaman usahatani wotel dan luas lahan produksi. 5.2.1 Usia Petani Responden Berdasarkan usia, petani responden umumnya berusia mulai dari 42 tahun hingga 64 tahun. Jika dilibagi berdasarkan kelompok umur, petani yang berusia 41 50 tahun berjumlah 10 orang atau 50 persen dari jumlah responden total. Petani berusia 51 60 tahun berjumlah sekitar 35 persen dan sisanya sebesar 15 persen (3 orang) berada pada usia lebih dari 60 tahun. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya petani di Kecamatan Pacet didominasi oleh petani-petani berusia produktif (kurang dari 60 tahun) sehingga diduga 56

mempengaruhi dalam hal pengambilan keputusan serta kemampuan kerja yang masih berada pada kondisi optimal. Sebaran petani berdasarkan usia responden dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Sebaran Petani Berdasarkan Usia di Kecamatan Pacet 2012 Kelompok Usia Jumlah (Tahun) 41-50 10 50 51-60 7 35 > 60 3 15 Total 20 100 5.2.2 Tingkat Pendidikan Formal Pendidakan formal merupakan salah satu karakteristik petani yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Selain itu juga, dengan tingginya pendidikan formal diduga petani juga akan membantu petani dalam hal memperoleh informasi dan teknologi serta penerapannya untuk mengembangakn usahataninya. Sebaran petani responden berdasarkan lama pendidikan formal responden Disajikan pada Tabel 10. Berdasarkan lamanya pendidikan formal di Kecamatan Pacet, terdapat tiga orang petani atau sebanyak 15 persen petani yang tidak pernah mendapatkan pendidikan formal atau bangku sekolah. Petani yang pernah mendapatkan pendidikan formal tingkat SD (Sekolah Dasar) sebanyak 15 persen, hal tersebut sama jumlahnya dengan petani yang pernah mendapatkan pendidikan formal tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Umumnya petani responden di Kecamatan Pacet telah berpendidikan hingga SMA (Sekolah Menengah Atas) yaitu sebanyak 55 persen atau sebanyak 11 orang dari total petani responden. 57

Tabel 10. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Lama Pendidikan Formal di Kecamatan Pacet Tahun 2012 Pendidikan Formal (Tahun) Jumlah Petani 0 3 15 1-6 3 15 7-9 3 15 10-12 11 55 13 0 0 Total 20 100 5.2.3 Pengalaman Berusahatani Wortel Pengalaman petani di Kecamatan Pacet umumnya sudah berlangsung cukup lama. Pengalaman mengenai berusahatani perlu untuk diketahui, karena pengalaman usahatani wortel dapat mempengaruhi pemahaman sistem budidaya wortel maupun pemasarannya. Berikut data mengenai pengalaman usahatani wortel di Kecamatan Pacet (Tabel 11). Tabel 11. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani Wortel di Kecamatan Pacet Tahun 2012 Pengalaman Usahatani Wortel (Tahun) Jumlah Petani 5-14 8 40 15 24 5 25 25 7 35 Jumlah 20 100 Berdasarkan pengalaman petani responden dalam berusahatani wortel (Tabel 11), jumlah petani paling banyak berpengalaman selama 5 hingga 14 tahun yaitu sebnayak 40 persen. Selanjutnya, diikuti oleh petani dengan pengalaman lebih dari 25 tahun sebanyak 35 persen dan sisanya petani yang berpengalaman 58

antara 15 sampai 24 tahun. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa petani responden telah memiliki pengalaman yang sudah cukup lama (rata-rata petani responden berpengalaman usahatani wortel selama 21 tahun). 5.2.4 Luas Lahan Produksi Wortel Luas lahan yang digunakan petani akan mempengaruhi jumlah produksi yang selanjutnya akan dipasarkan oleh petani. Lahan di Kecamatan Pacet merupakan lahan yang relatif subur untuk mengusahan komoditas wortel. Petani umumnya menggunakan lahan milik sendiri dengan kisaran luas lahan kurang dari 0,12 hektar untuk menanam wortel meskipun lahan yang digunakan untuk usahatani keseluruhan lebih luas dari itu. Hal ini dikarenakan, para petani responden tidak hanya mengusahakan satu komoditi. Data mengenai luas lahan yang diusakan untuk budidaya wortel di Kecamatan Pacet dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan Usahatani Wortel di Kecamatan Pacet Tahun 2012 Luas Lahan (Hektar) Jumlah Petani < 0,05 10 50 0,05 0,1 9 45 > 0,1 1 5 Jumlah 20 100 Berdasarkan Tabel 12 dapat dijelaskan bahwa petani responden umumnya mengusahakan wortelnya dengan luasan lahan kurang dari 0,05 hektar (50 persen). Terdapat juga petani yang mengusahakan wortel dengan kisaran luasan lahan antara 0,05 hingga 0,1 hektar sebanyak 9 orang petani responden atau sebanyak 45 persen dari responden total. Selain itu, ada juga petani yang mengusahakan wortel dengan luas lahan lebih dari 0,1 hektar sebanyak 5 persen. 5.3 Karakteristik Pedagang Responden Tataniaga Wortel Pedagang pengumpul yang menjadi responden dalam penelitian berjumlah 16 orang yang terdiri dari tujuh orang pedagang pengumpul kebun, satu orang 59

pedagang besar di wilayah STA, empat orang pedagang besar di wilayah Kecamatan Pacet, sisannya masing-masing satu orang pedagang pengecer dari pasar TU Bogor, Pasar Depok, dan Pasar Senen. Pedagang pengumpul kebun ditentukan berdasarkan informasi dari petani dan pedagang besar ditentukan berdasarkan informasi dari petani dan pedagang pengumpul kebun. Untuk pedagang pengecer, ditentukan secara acak berdasarkan tujuan pemasaran masingmasing pedagang besar. Karakteristik dari pedagang responden secara umum dapat dibagi berdasarkan usia dan pendidikan. 5.3.1 Usia Pedagang Responden Berdasarkan usianya, pedagang yang menjadi responden dalam penelitian ini umumnya sudah berusia diatas 35 tahun. Pedagang dengan usia terkecil berusia 39 tahun dan terbesar 62 tahun. Jika dilihat dari kelompok usia, pedagang responden lebih dominan berada pada kelompok usia 46 55 tahun yaitu sebesar 56,25 persen dari total 16 orang pedagang responden. Selain itu, pedagang yang berada pada kelompok usia 36 45 tahun sejumlah 31,25 persen yang selanjutnya diikuti oleh pedagang yang berada pada kelompok usia tertua (56 65 tahun) sebesar 12,50 persen. Umumnya pedagang reponden berada pada usia produktif dan semangat yang tinggi serta lebih cermat dalam melihat dan menganalisis risiko berdagang wortel. Data dari sebaran pedagang responden berdasarkan usia unruk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Sebaran Pedagang Responden Berdasarkan Usia di Kecamatan Pacet Tahun 2012 Kelompok Usia (Tahun) Jumlah Pedagang 36-45 5 31.25 46-55 9 56.25 56-65 2 12.50 Total 16 100 60

5.3.2 Pendidikan Pedagang Responden Pendidikan merupakan salah satu variabel yang bisa menggambarkan karakteristik dari pedgang responden. Tingkat pendidikan tentunya akan membantu pedagang dalam melakukan kegiatan bisnis. Dari pendidikan yang pernah diterima petani di bangku sekolah setidaknya mampu memberi kemudahan dalam menerapkan ilmu serta kemampuan dalam memperoleh informasi maupun menjalin relasi secara professional. Berdasarkan tingkat pendidikan, dari 16 pedagang respon 50 persen diantaranya telah menempuh pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas. Pedagang dengan kualifikasi tersebut merupakan pedagang yang dominan dari total pedagang responden. Pedagang yang pendidikan formalnya hingga tingkat Sekolah Menengah Pertama sebanyak 5 oran dan 3 orang sisanya hanya bersekolah hingga tingkat Sekolah Dasar. Berbeda dengan petani responden, pedagang responden semuanya pernah bersekolah dibanding dengan petani responden yang masih terdapat responden yang tidak pernah memperoleh dan mengikuti pendidikan formal. Sebaran pedagang responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Sebaran Pedagang Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Pacet Tahun 2012 Tingkat Pendidikan Jumlah SD (Sekolah Dasar) 3 18.75 SMP (Sekolah Menengah Pertama) 5 31.25 SMA (Sekolah Menengah Atas) 8 50.00 Total 16 100 61