BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan. kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang (UU) No.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Amanat Pasal 28-H dan Pasal 34 UUD 1945, Program Negara wajib

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI INDONESIA. bisa datang ketika kita masih produktif, berpenghasilan cukup,

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi ukuran penentu penilaian. keberhasilan kesehatan pada masyarakat. Angka kematian ibu di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 menyatakan bahwa. upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang menganut prinsip negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah sebagai instansi tertinggi yang bertanggung jawab atas

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

BAB I PENDAHULUAN. memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945, yaitu pasal 28 yang menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB 1 Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan pelayanan kesehatan secara umum bisa dikaitkan baik. di beberapa daerah yang mengalami kendala dalam

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Nasional

Kata Kunci :Jaminan Kesehatan Nasional, Puskesmas, Pengetahuan, sikap petugas, dan persepsi pasien Kepustakaan : 20 Buah,

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setelah krisis ekonomi melanda Indonesi tahun 1997/1998. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. yang tidak mampu untuk memelihara kesehatannya maka pemerintah mengambil

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kualitas pelayanan, maka fungsi pelayanan di

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut pemerintah berupaya secara maksimal untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Banyaknya pemahaman yang berbeda mengenai good governance

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang teramanat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

I. PENDAHULUAN. mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya

PERBEDAAN MINAT KUNJUNGAN ULANG ANTENATAL CARE PADA PASIEN BPJS DAN NON BPJS DI POLIKANDUNGAN RSUD UNGARAN

Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina Boru Gultom Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung dengan tujuan agar

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Kepesertaan, JKN

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga negara. Setiap individu,

BAB 1 PENDAHULUAN. negara bertanggung jawab mengatur masyarakat agar terpenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jaminan mutu layanan kesehatan atau quality assurance in healthcare

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian sehat menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu kedaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui bahwa kesehatan merupakan suatu hal yang sangat berharga. Dibuktikan dengan begitu banyak jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit setiap harinya. Masih banyak lagi masyarakat yang memilih mempertahankan penyakit yang berada dalam tubuhnya dari pada berobat ke rumah sakit, hal tersebut dikarenakan berbagai faktor penyebab, salah satu faktornya adalah masalah ekonomi. Biaya pelayanan kesehatan yang di rasa oleh kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah masih mahal membuat mereka sangat sulit untuk mencapai kesejahteraan kesehatan (Hamdani, 2013). Berdasarkan UUD 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 36/2009 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. Program Jaminan Kesehatan Nasional merupakan program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin yang sebelumnya disebut Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin). Demikian pula, dengan adanya komitmen 1

2 global dan nasional yang harus disikapi dalam fokus pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, yaitu komitmen dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa kesehatan adalah investasi. (Haeruddin, 2010) Menurut Green (1980; dalam Purba, 2012), status ekonomi masyarakat menjadi hal penting dalam mendorong untuk berperilaku sehat. Status ekonomi mempengaruhi ketersediaan dan kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan. Selain itu, harga pelayanan dan ada tidaknya asuransi kesehatan juga mempengaruhi kemudahan untuk mendapat pelayanan kesehatan. Pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai dan persepsi), faktor pendukung (ketersediaan fasilitas/sarana kesehatan serta keterjangkauan jarak, biaya, dan fasilitas transportasi) dan faktor pendorong (dukungan keluarga, tokoh masyarakat,dll). Berdasarkan Buku Pegangan Sosialisai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam sistem Jaminan Kesehatan Sosial tahun 2014, Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 telah menetapkan bahwa Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari 2014. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional).

3 Jumlah penduduk di Kabupaten Malang berdasarkan data dari BPS Provinsi Jawa Timur tahun 2013 adalah 2.487.120 jiwa dan di Kota Malang adalah 835.082 jiwa dimana semuanya mengingninkan pelayanan kesehatan yang maksimal dan memuaskan. Fasilitas kesehatan di Kabupaten Malang memiliki Puskesmas sebanyak 39 unit dalam 33 kecamatan, dan Kota Malang sebanyak 15 unit dalam 5 kecamatan, diharapkan dapat memenuhi dan melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan maksimal. (Sumber data : Seksi Kesehatan Dasar dan Penunjang, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2012) Berdasarkan hasil studi kuantitatif terhadap 100 responden tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Jamkesmas di wilayah puskesmas kota Jambi tahun 2011, mendapatkan hasil pada responden dengan pengetahuan baik memanfaatkan kartu Jamkesmas, sedangkan pada responden dengan pengetahuan buruk juga memanfaatkan kartu Jamkesmas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien Jamkesmas dengan pemanfaatan Jamkesmas dan pelayanan kesehatan di wilayah puskesmas kota Jambi (Purba, 2011). Berdasarkan hasil diatas diperlukan sistem sosialisasi yang bagus agar pengetahuan masyarakat menjadi lebih baik dan mampu memanfaatkan program pemerintah yang baru yaitu Jaminan Kesehatan Nasional. Pemerintah terus berusaha mengembangkan program pelayanan kesehatan yang lebih memadai tidak hanya sekedar asuransi, tetapi diperlukan Asuransi Kesehatan Sosial atau Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mempunyai banyak kelebihan di antaranya, dibandingkan dengan Jaminan Kesehatan Sosial (JKN) premi asuransi komersial relatif tinggi sehingga tidak

4 terjangkau bagi sebagian besar masyarakat dan manfaat yang ditawarkan umumnya terbatas. Sebaliknya, asuransi kesehatan sosial memberikan beberapa keuntungan dengan premi yang terjangkau dan peserta bisa mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan biaya yang wajar dan terkendali, bukan karena rekomendasi dari dokter atau rumah sakit. Asuransi kesehatan sosial juga menjamin sustainabilitas (kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan) dan memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Program Jaminan Kesehatan Nasional ini untuk melindungi seluruh warga, sehingga kepesertaan asuransi kesehatan sosial/ JKN bersifat wajib (Buku Pegangan Sosialisai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam sistem Jaminan Kesehatan Sosial, 2014). Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Dinas Kesehatan kota Malang, di dapatkan jumlah peserta Jamkesmas atau penerima bantuan iuran (PBI) oleh BPJS di kota Malang adalah 106.902 jiwa. Pada tahun 2014, Dinas Kesehatan kota Malang akan memproses dan memvalidasi peserta Jamkesda untuk terdaftar sebagai peserta BPJS dengan jumlah 24.272 jiwa, yang telah di validasi dan sesuai dengan kriteria yang di tentukan oleh Menteri Sosial. Pelaksanaan BPJS yang masih baru saja dimulai pada 1 januari 2014 memunculkan banyak permasalahan, diantaranya kartu pelanggan BPJS tidak sesuai dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama yaitu Puskesmas, hal ini menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan layanan kesehatan. Selain itu, masalah tentang nama peserta yang tercantum di kartu tidak sesuai dengan nama asli dari peserta menyebabkan peserta harus mengurus surat pernyataan dari kelurahan terlebih dahulu sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan. Masalah selanjutnya tentang sosialisasi

5 yang hanya disampaikan pada perangkat desa juga menyebabkan masyarakat kurang mengetahui tentang program BPJS (Dinkes Kota malang, 2014). Penelitian yang dilakukan menggunakan metode analisis observasi dengan cross sectional tentang hubungan antara pengetahuan dan tingkat pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Wamonasa Kecamatan Singkil Manado tahun 2013, dari 68 responden menghasilkan 54,4% merasa puas, sedangkan 45,6% merasa kurang puas dengan Jaminan Kesehatan Masyarakat. 70,6% berpengetahuan baik memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan baik. Sedangkan 29,4% dengan pengetahauan buruk kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas. Berdasarkan analisis menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa kota Manado (Maabuat, Maramis, & Sondakh, 2013). Kesimpulannya, disamping memperluas sosialisasi program Jaminan Kesehatan Nasional yang akan dijalankan, pemerintah juga harus mengedepankan kepuasaan masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Berdasarkan data-data di atas, maka penulis tertarik untuk mendapatkan gambaran tentang Pengalaman Masyarakat Peserta JKN Terhadap Pelayanan Bpjs di Kota Malang. Peneliti memilih menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif berdasarkan beberapa pertimbangan: (1) Dengan pendekatan deskriptif-kualitatif, peneliti akan mampu memperoleh gambaran yang mendalam dan menyeluruh tentang pengalaman masyarakat peserta JKN secara subjektif dan terbuka pada saat mendapat pelayanan BPJS. (2) Menjadi peserta JKN merupakan pengalaman yang unik,

6 masing-masing individu dapat berbeda dalam menghadapi dan dampak yang dirasakan dalam pelayanan BPJS, sehingga penggunaan teknik wawancara mendalam akan mampu menggali keunikan pengalaman dari masing-masing partisipan. 1.2 Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Pengalaman Masyarakat Peserta JKN Terhadap Pelayanan BPJS di Kota Malang?. 1.3 Tujuan Penelitian Mendapatkan gambaran tentang Pengalaman Masyarakat Peserta JKN Terhadap Pelayanan BPJS di Kota Malang. 1.4 Manfaat Penelitian. 1.4.1 Bagi Peneliti Manfaat untuk peneliti, merupakan sarana untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman sehingga menjadi bekal dan dapat diterapkan dalam praktek sehingga tercapai keselarasan antara teori dan praktek di Lapang sekaligus sebagai media belajar untuk dapat memecahkan masalah secara ilmiah 1.4.2 Bidang Layanan Keperawatan Sebagai sumber informasi dan membantu menciptakan pelayanan kesehatan yang baik dan berjalan sesuai dengan keinginan disemua lapisan masyarakat dan tercapainya kesejahteraan kesehatan. penelitian ini

7 mampu menjadi bahan evaluasi terhadap kinerja pelayanan kesehatan di indonesia. 1.4.3 Bagi Masyarakat Sebagai masukan bagi warga untuk pengembangan dalam pemanfaatan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 1.4.4 Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Keperawatan Karya tulis akhir ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan gambaran tentang pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan untuk mengembangkan sistem melalui program Jaminan kesehatan Naional (JKN). 1.5 Keaslian Penelitian 1. Haeruddin (2010) dengan judul penelitian Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin Kota Yogyakarta. Desain yang digunakan adalah penelitian dengan metode kualitatif deskriptif. Pengambilan sampel penelitian dilakukan yakni dengan cara menelusuri sumber-sumber bacaan yang ada baik berupa textbooks, terbitan berkala (jurnal), dan data sekunder dalam bentuk laporan termasuk laporan penelitian yang pernah ada, serta dokumen-dokumen pendukung dalam berbagai bentuk seperti leaflet, buku panduan, dan sebagainya. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah (1) Implementasi Program Jamkesda yang menjangkau sasaran tidak hanya bagi masyarakat miskin saja tetapi diperluas dengan komponenkomponen masyarakat lainnya. (2) Penyedia pelayanan kesehatan (PPK) tidak hanya dilayani oleh Puskesmas dan/atau Rumas Sakit Pemerintah saja, tetapi lebih

8 diperluas dilaksanakan juga melalui Rumah sakit swasta atau poliklinik swasta lainnya yang tersebar di seluruh kota Yogyakarta. (3) Masih terdapat beberapa kendala prosedural administratif, kendala yang bersifat teknis, kendala SDM pada UPT PJKD berupa belum adanya tenaga kerja yang memiliki keahlian bidang asuransi maupun kendala yang bersifat sosiokultural yang ada pada masyarakat miskin di Kota Yogyakarta. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah subjek dan tempat yang digunakan, pada penelitian ini subjek yang digunakan adalah Masyarakat Miskin di Kota Yogyakarta sedangkan penelitian diatas adalah Masyarakat Peserta JKN di Malang.. 2. Crhistine Launina Louisa Maabuat, Franckie R.R.Maramis, Ricky C.Sondakh (2013) dengan judul penelitian Hubungan Antara Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Wamonasa Kecamatan Singkil Manado Tahun 2013. Desain yang digunakan adalah penelitian dengan metode observasional analitik dengan pendekatan cros sectional study. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 68 sampel dengan pengumpulan data melalui wawancara menggunakan kuisioner tingkat pengetahuan, dan kepuasan pasien. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel menggunakan chi square. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan kesimpulan berikut: pasien Jamkesmas di Puskesmas Wamonasa sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik tentang Jamkesmas (70,6%). Pendidikan tertinggi paien Jamakesmas di Puskesmas Wamonasa adalah tingkat pendidikan menengah yaitu SMP dan SMA (77,9%). Pasien Jamkesmas di Puskesmas Wamonasa

9 lebih banyak telah merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Wamonasa (54,4%). Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di Puskesmas Wamonasa kecamatan Singkil kota Manado (p=0,03). Tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di Puskesmas Wamonasa kecamatan Singkil kota Manado (p=0,09). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah subjek dan tempat yang digunakan. Pada penelitian ini subjeknya adalah Pasien Jamkesmas di Manado, penelitian di atas subjeknya adalah peserta JKN di Malang. Peneliti ingin Mendapatkan gambaran tentang Pengalaman Masyarakat Peserta JKN Terhadap Pelayanan Bpjs di Malang. 1.6 Batasan Penelitian Penelitian membatasi masalah penelitian ini hanya pada gambaran tentang Pengalaman Masyarakat Peserta JKN Terhadap Pelayanan Bpjs di Malang. 1. Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) ( KBBI, 2005). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodic, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi. 2. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-

10 Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. (Buku Pegangan Sosialisai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam sistem Jaminan Kesehatan Sosial, 2014). 3. Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yaitu Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) (Pakpahan, Sihombing 2012).