PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN MENARA SAINS FMIPA ITS DENGAN METODE PRACETAK

PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

TONNY RIZKYA NUR S ( ) DOSEN PEMBIMBING :

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

TUGAS AKHIR RC

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan Dalam perancangan struktur gedung perkantoran dengan Sistem Rangka Gedung (Building Frame System)

Kata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

Gedung Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Barwijaya merupakan gedung yang terdiri dari 9 lantai yang dibangun dalam rangka untuk memenuhi

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN

Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sekolah dengan fasilitas yang lengkap, maka dibangunlah Sekolah Santa Clara yang terletak di Jalan Ngagel

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

menggunakan ketebalan 300 mm.

DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MAHASISWA ERNA WIDYASTUTI. DOSEN PEMBIMBING Ir. HEPPY KRISTIJANTO, MS.

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

Perancangan Modifikasi Struktur Gedung Hotel Nawasaka Surabaya dengan Sistem Ganda

PERHITUNGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG ASRAMA KEBIDANAN LEBO WONOAYU DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA LAKARSANTRI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SISTEM DINDING PENUMPU.

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam

Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN PANDAN WANGI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA UNTUK DIBANGUN DI BENGKULU

Studi Perencanaan Desain Sambungan Balok-Kolom Dengan Sistem Pracetak Pada Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

PERANCANGAN MODIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN. Oleh : Sulistiyo NRP Dosen Pembimbing : Ir. Iman Wimbadi, MS

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

PERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL 11 LANTAI JALAN TEUKU UMAR PONTIANAK

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KEPANJEN MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS UNTUK DIBANGUN DI ACEH

MODIFIKASI DESAIN GEDUNG HOLYDAY INN EXPRESS SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM STRUKTUR PRACETAK

PERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ONE GALAXY DENGAN METODE SISTEM RANGKA MOMEN PEMIKUL KHUSUS

PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN BAJA DENGAN SISTEM. Oleh Heri Istiono

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG HOTEL NAWASAKA SURABAYA DENGAN SISTEM GANDA

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB V ANALISA STRUKTUR PRIMER

BAB 3 METODE PENELITIAN

Gedung yang dibangun dengan sistem rangka pemikul momen (SRPM) dengan balok masih mempunyai kekurangan bila ditinjau dari segi tinggi gedung dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

PERENCANAAN STRUKTUR STADION MIMIKA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DENGAN STRUKTUR ATAP SPACE FRAME

KOMPARASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT BEDASARKAN SNI 1726:2002 DENGAN SNI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG UNIVERSAL MEDICAL CENTER DI PANDAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA (DUAL SISTEM) Alexander Vedy Christianto ABSTRAK

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

PENERAPAN DAN PELAKSANAAN APARTEMEN UNTUK MBR DENGAN SISTEM PRACETAK PENUH BERBASIS MANUFACTUR OTOMATIS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City. sudah mampu menahan gaya geser.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.3 Batasan Masalah 1.4 Maksud dan Tujuan 1.5 Manfaat

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP KELAS 1 RSUD SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR SEWA DELAPAN LANTAI DI PONTIANAK ABSTRAK

TUGAS AKHIR RC

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

BAB V KESIMPULAN. Kedoya Jakarta Barat, dapat diambil beberapa kesimpulan: ganda dengan ukuran 50x50x5 untuk batang tarik dan 60x60x6 untuk batang

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tata Langkah Penelitian. Tata langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TUNJUNGAN PLAZA V SURABAYA DENGAN METODE SISTEM GANDA. Huriyan Ahmadus ABSTRAK

PENGARUH DOMINASI BEBAN GRAVITASI TERHADAP KONSEP STRONG COLUMN WEAK BEAM PADA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Andy Kurniawan Budiono, I Gusti Putu Raka Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Jalan Arief Rahman hakim, Surabaya 60111. Email : andykurniawan_91@yahoo.com ABSTRAK Perencanaan Gedung Research Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember dirancang dengan metode pracetak dengan ketinggian 11 lantai. Metode ini dipilih mulai banyak dipakai karena lebih menguntungkan daripada metode konvensional, antara lain membuat pelaksanaan lebih cepat, pengendalian mutu dan kualitas yang terjamin, serta pengurangan tenaga kerja. Dengan adanya keuntungan tersebut, pada tugas akhir ini dibahas perencanaan dengan menggunakan metode pracetak. Perencanaan yang dilakukan disini meliputi perencanaan pelat lantai, tangga, atap beton, balok anak, balok induk, kolom dan pondasi. Namun, yang direncanakan dengan struktur pracetak hanya yang memiliki tipikal yang sama yaitu pada pelat, balok induk, dan balok anak. Sementara untuk kolom direncanakan dengan cor setempat. Sambungan yang dipakai antara pelat dengan balok dan balok dengan kolom adalah sambungan basah dengan cor di tempat. Tujuan dari Tugas akhir ini adalah menghasilkan perencanaan struktur gedung dengan metode pracetak yang kuat dengan memenuhi persyaratan keamanan struktur berdasarkan SNI 03-2847-2002, SNI 03-1729-2002, SNI 03-1726-2002, dan PPIUG 1983 selain itu juga lebih ekonomis. I. PENDAHULUAN Beton merupakan material yang banyak digunakan dalam pembuatan kontruksi. Hal ini karena bahan dasar beton sangat banyak dan mudah didapatkan. Dengan majunya ilmu dalam penggunaan beton maka didapatkan metode beton pracetak. Beton pracetak merupakan metode kontruksi yang melakukan pembuatan atau pengecoran beton pada suatu tempat atau pabrik, kemudian dibawa ke lokasi kemudian disusun sehingga menjadi kesatuan structural. Sebagai bahan studi perencanaan, Gedung Research Center ITS ini terdiri dari sebelas lantai struktur gedung ini menggunakan beton bertulang dengan merencanakan metode beton pracetak pada balok dan pelat. Pengambilan penggunaan beton pracetak pada balok dan pelat dirasakan menguntungkan dibandingkan dengan melakukan pengecoran setempat karena pada gedung ini memiliki bentuk yang bersifat tipikal sehingga lebih mudah dan efisien dalam pelaksanaannya. Metode pembuatan beton pracetak yang dipilih memiliki beberapa keunggulan yaitu konsistensi kualitas beton dapat terjaga dengan pengendalian mutu yang sama di pabrik, lebih ekonomis karena lebih murah dan tidak memerlukan perawatan khusus karena dilakukan proses. produksi di pabrik, proses produksi berlangsung cepat disesuaikan dengan bentuk struktur, mengurangi penggunaan bekisting dan tenaga kerja yang dapat menghemat biaya proyek Tujuan dari pembahasan tugas akhir ini adalah : 1. Merencanakan dimensi pada balok dan pelat tanpa mengubah fungsi bangunan. 2. Melakukan proses pengangkatan dan pemasangan beton pracetak. 3. Memilih detailing sambungan dalam beton pracetak. II. TINJAUAN PUSTAKA Pelaksanaan bangunan dengan menggunakan metodae beton pracetak memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal tersebut disebabkan keuntungan metode pelaksanaan dengan mengunakan beton pracetak ini akan mencapai hasil yang maksimal jika pada proyek konstruksi tersebut tercapai reduksi waktu pekerjaan dan reduksi biaya konstruksi. Keuntungan sistem pracetak dibandingkan dengan sistem konvesional

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 2 III. Metodologi Metodologi pada perencanaan tugas akhir ini dapat dilihat pada flow-chart dibawah ini : Untuk desain awal dari perencanaan bangunan didapatkan sebagai berikut : Dimensi Balok Sesuai dengan SNI 03-2847-2002 pasal 11.5 untuk dimensi balok maka darihasil perhitungan diperoleh : - Balok induk : 60/90 (pracetak) - Balok induk : 60/90 (konvensional) - Balok anak : 35/50 - Balok lift : 35/50 Dimensi Pelat Pelat yang di desain terdiri dari pelat satu arah yang di desain sesuai dengan SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.3. dalam perencanaan ini diambil tebal pelat sebagai berikut : - Pelat lantai : 14 cm (pracetak) - Pelat lantai : 14 cm (konvensional) - Pelat atap : 10 cm Dimensi kolom Pada perencanaan kolom ini menggunakan 3 tipe ukuran yang berbeda yang sesuai dengan SNI 03-2847-2002 pasal 25.3.1. sehingga didapatkan kolom dengan dimensi sebagai berikut : - Kolom 100/100 : untuk lantai 1-lantai 4 - Kolom 95/95 : untuk lantai 5-8 - Kolom 90/90 : untuk lantai 9-11 4.3 Pembebanan dan Analisa Gempa IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data bangunan : Lokasi : Kampus ITS Surabaya Fungsi bangunan : Perkuliahan dan Penelitian Jumlah lantai : 11 Lantai Struktur utama : Beton bertulang dengan balok dan pelat pracetak Jenis tanah : Lunak Zona gempa : 3 Struktur, komponen-elemen struktur dan elemen-elemen fondasi harus dirancang sedemikian hingga kuat rencananya sama atau melebihi pengaruh beban-beban terfaktor dengan kombinasi-kombinasi sebagai berikut: 1.4 DL 1.2 DL + 1.6 LL 1.2 DL + 1.0 LL + 1.0 EX + 0.3 EY 1.2 DL + 1.0 LL + 1.0 EX - 0.3 EY 1.2 DL + 1.0 LL - 1.0 EX + 0.3 EY 1.2 DL + 1.0 LL - 1.0 EX - 0.3 EY 1.2 DL + 1.0 LL + 0.3 EX +1.0 EY 1.2 DL + 1.0 LL + 0.3 EX -1.0 EY 1.2 DL + 1.0 LL - 0.3 EX +1.0 EY 1.2 DL + 1.0 LL - 0.3 EX -1.0 EY 0.9 DL + 1.0 EX + 0.3 EY 0.9 DL + 1.0 EX - 0.3 EY 0.9 DL - 1.0 EX + 0.3 EY 0.9 DL - 1.0 EX - 0.3 EY 0.9 DL + 0.3 EX +1.0 EY 0.9 DL + 0.3 EX -1.0 EY 0.9 DL - 0.3 EX +1.0 EY 4.2 Preliminary Design Data struktur untuk perencanaan gedung research center ITS Surabaya : Mutu beton (f c) Mutu baja (fy) : 30 MPa : 400 Mpa

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 3 Pembebanan Gempa Data analisa gempa yang dipakai pada diperoleh dari SIN 03-1726-2010 sebagai berikut : Kelas situs tanah : SE (tanah lunak) Kategori Resiko : II S DS : 0.78 S D1 : 0.2475 Faktor keutamaan : 1.0 Periode Hasil Analisa Struktur Dari hasil analisa struktur dengan program bantu analisa struktur didapatkan : T= 0.277 detik < Cu x T a 0.277 < 1.4 x 1.439 0.277 < 1.92...(OK) 4.5 Detailing Struktur Sekunder 4.6 Struktur Primer 1. Balok induk pracetak 60/90 Dengan L = 7.2 m, maka kebutuhan tulangan : - Daerah tumpuan : Tulangan tumpuan atas : 10D25 Tulangan tumpuan bawah : 4D25 - Daerah lapangan : Tulangan tumpuan atas : 2D25 Tulangan tumpuan bawah : 4D25 Dengan L = 10/8 m, maka kebutuhan tulangan : - Daerah tumpuan : Tulangan tumpuan atas : 9D28 Tulangan tumpuan bawah : 4D28 - Daerah lapangan : Tulangan tumpuan atas : 2D28 Tulangan tumpuan bawah : 3D28 2. Penulangan kolom : Kolom ukuran 100/100 o Tulangan lentur : 16D29 o Panjang penyaluran : 1000 mm Kolom ukuran 95/95 o Tulangan lentur : 16D29 o Panjang penyaluran : 1000 mm Kolom ukuran 90/90 o Tulangan lentur : 16D25 o Panjang penyaluran : 900 mm 4.7 Perencanaan Pondasi Untuk perencanaan pondasi kolom diambil gaya-gaya dalam paling maksimum pada kolom lantai 1. Sehingga untuk pondasi kolom yang lain direncanakan tipikal. Dari program bantu analisa struktur didapatkan dengan kombinasi 1D + 1L pada kaki kolom dengan kombinasi envelope didapat gaya-gaya dalam sebagai berikut : P n M ux M uy H x H y : 1674097.64 kg : 102254.86 kgm : 97282.07 kgm : 42036.27 kg : 244406.19 kg

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 4 Direncanakan menggunakan tiang pancang : Diameter tiang pancang (D) = 60 cm Panjang tiang pancang = 14 m Daya dukung ijin pondasi satu tiang diameter 60 cm pada kedalaman 13 m adalah : P ijin 1 tiang rata-rata = 240.3 ton (menentukan) Jumlah tiang yang minimum yang diperlukan n = 9 tiang maka didesain dengan 9 tiang pancang dengan susunan 3 x 3 4.8 Perencanaan Sambungan o Perencanaan Sambungan Balok Induk dengan Kolom Sambungan pada balok induk dengan kolom menggunakan model sambungan Park, 1995. Dalam hal ini, kolom dibuat dengan sistem konvensional dan balok induk dibuat dengan sistem pracetak. Perencanaan sambungan dengan model ini dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini. o Perencanaan Sambungan Balok dengan Pelat Pracetak Perencanaan sambungan pada balok dan pelat pracetak menggunakan sambungan PCI design handbook 4th edition 1992 yang terlihat seperti pada dibawah ini Elemen pelat pracetak dengan ketebalan 8 cm yang telah dicetak diletakan diatas elemen balok, kemudian dilakukan pengecoran (overtopping) dengan tebal 6 cm. o Perencanaan Sambungan Balok Induk Pracetak dengan Balok Anak Sambungan antara balok induk pracetak dengan balok anak konvensional memerlukan tempat penyambungan pada balok induk pracetak sehingga saat proses pracetak disediakan tempat untuk balok anak konvesional. Pada perencanaan gedung ini menggunakan model Park, 1995 V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dalam Tugas Akhir ini maka, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : Perencanaan Gedung Research Center-ITS Surabaya Dengan Metode Pracetak ini terletak pada lokasi zona gempa sedang yang memiliki struktur utama yaitu : Kolom = 100 x 100 cm pada lantai dasar-4 = 95 x 95 cm pada lantai 5-8 = 90 x 90 cm pada lantai 9-11 Balok induk pracetak = 60/90 cm Balok induk konvensional = 60/90 cm Balok Lift = 35/50 cm Balok Anak = 35/50 cm 2. Perhitungan Gaya gempa pada Perencanaan Gedung Research Center-ITS Surabaya Dengan Metode Pracetak menggunakan SNI 1726 2010 dengan mencari grafik gempa response spectrum berdasarkan zona gempa 3 dan data tanah sesuai peraturan SNI 1726 2010 3. Perhitungan pada balok, kolom, dan pelat pada Perencanaan Gedung Research Center-ITS Surabaya Dengan Metode Pracetak ini menggunakan ketentuan sesuai dengan SNI 03-2847-2002 pasal 23.10 pada ketentuan untuk sistem rangka pemikul momen menengah 4. Perencanaan Gedung Research Center-ITS Surabaya Dengan Metode Pracetak dengan menggunakan balok pracetak dinilai efektif karena dapat menghemat waktu dan menghemat biaya.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 5 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisa dalam Tugas Akhir ini meliputi : 1. Perencanaan dengan menggunakan struktur beton pracetak sebaiknya memperhatikan detail dan jenis sambungan serta metode pelaksanaan pada lapangan. 2. Perencanaan struktur dengan pracetak perlu memikirkan kemudahan dalam aplikasi di lapangan sehingga pelaksanaan di lapangan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. VI DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Standarisasi Nasional. Tata Cara Perhitungan Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Bandung, Indonesia. 2. Badan Standarisasi Nasional. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2010). Bandung, Indonesia. 3. Departemen Pekerjaan Umum. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983. Penerbit Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan Gedung. Bandung, Indonesia. 4. PCI. 1992. PCI Handbook 4 th Edition Precast/prestressed Concrete Institue. Chicaago,IL. 5. Khakim, Anwar, Hasyim. 2011.STUDI PEMILIHAN PENGERJAAN BETON ANTARA PRACETAK DAN KONVENSIONAL GEDUNG DENGAN METODE AHP. Jurnal Rekayasa Sipil Volume 5, No.2. Malang, Indonesia. 6. Sugeng Wijanto. 2005. Beton Pracetak Untuk Bangunan Tinggi di Daerah Rawan Gempa. Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta, Indonesia. 7. Rahman. 2005. Metode Membangun dengan Konstruksi Pracetak. Handout Kuliah Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanegara, Jakarta, Indonesia. 8. Syarif BP. 2011. KAJIAN EKSPERIMENTAL BALOK- KOLOM EKSTERIOR MENGGUNAKAN BALOK BETON PRACETAK DAN KOLOM KOMPOSIT (CONCRETE-FILLED STEEL COLUMN). Majalah Ilmiah Al- Jibra. Makassar, Indonesia.