GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016 Catur Setyorini Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Ibu bayi terkadang kurang tepat dalam memberikan Makanan pendamping ASI (MP-ASI) untuk bayi dan balita, sehingga banyak masalah terjadi dan bahkan bisa menyebabkan bayi lebih mudah terserang penyakit. MP-ASI adalah makanan tambahan selain ASI yang diberikan pada bayi usia 6-24 bulan. MP-ASI diberikan pada usia 6-24 bulan, karena di usia tersebut sangat rawan terjadi malnutrisi. Salah satu faktor penyebab perilaku orang tua dalam memberikan MP-ASI adalah pengetahuan ibu tentang makanan bergizi pada bayinya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan ibu bayi balita tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) di Posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2016. Desain penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Subjek Penelitian adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi dan balita usia 6-24 bulan di Posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2016 sebanyak 32 responden. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data dengan analisis Univariate menggunakan rumus distribusi frekuensi. Hasil penelitian karakteristik responden mayoritas berusia 26-30 tahun sejumlah 18 responden (56,3%), berpendidikan menengah (SMA) sejumlah 21 responden (65,6%) dan tingkat pengetahuan responden berpengetahuan baik sejumlah 12 responden (37,5%), cukup sejumlah 15 responden (46,9%), dan kurang sejumlah 5 responden (15,6%). Simpulan dalam penelitian ini mayoritas pengetahuan ibu bayi balita tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) di Posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2016 dalam kategori cukup. Kata Kunci: Pengetahuan, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (MP-ASI) (Catur Setyorini) 111
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi yang nilainya tidak bisa tergantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam menghasilkan manusia yang berkualitas. Dengan bertambahnya usia bayi, bertambah pula kebutuhan zat-zat gizi. Oleh karena itu mulai umur 6 bulan, selain ASI bayi perlu diberikan makanan lain yang disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). 1 Terkait dengan Golden Standart terutama fokus pada MP-ASI pada kenyataannya sebagian besar anak tidak mendapatkan MP-ASI dengan benar. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas, terutama anak-anak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Jika bayi dan anak usia 6-24 bulan tidak dilatih dan diberi cukup gizi dari MP-ASI akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kognitifnya. Oleh karena itu secara global disadari bahwa perbaikan pada kualitas dan kuantitas MP-ASI menjadi bagian penting dari masa depan suatu bangsa dan negara. 2 Pada Usia 6 bulan pencernaan bayi sudah mulai bisa diperkenalkan makanan sebagai makanan tambahan. Berdasarkan ilmu gizi, para bayi perlu diperkenalkan kepada jenis MP-ASI agar mereka memperoleh unsur gizi diantaranya karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang mereka perlukan untuk pertumbuhan mereka. Pemberian MP-ASI harus bertahap dan bervariasi mulai dengan satu jenis rasa setiap mengenalkan jenis makanan baru, mulai bentuk bubur kental, sari bubur, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat. 3 Pemberian MP-ASI sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman. Hasil penelitian menunjukan bahwa bayi yang mendapat MP-ASI sebelum berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batukpilek dan panas, dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif. 3 Salah satu faktor penyebab perilaku orang tua dalam memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya adalah tingkat pengetahuan ibu tentang makanan bergizi pada bayinya. Pengetahuan ibu tentang makanan bergizi adalah hasil tahu terhadap obyek tertentu tentang bahan makanan yang diperlukan dalam satu hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur yang dibutuhkan oleh tubuh. 4 Keberhasilan dalam memberikan makanan pada bayi tidak hanya tergantung pada ibu saja, akan tetapi dukungan dan peran serta keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan nutrisi pada bayi. Keluarga sebaiknya memahami mengenai MP-ASI, terutama mengenai kapan MP-ASI harus diberikan, jenis, bentuk dan jumlahnya. 5 Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan November di posyandu Dewi Sri I terdapat 30 ibu bayi dengan usia 6-24 bulan dan hasil wawancara pada 5 ibu bayi, hanya 2 ibu yang mengetahui tentang pemberian Makanan Pendamping ASI yang tepat, sedangkan 3 ibu masih memberikan Makanan Pendamping ASI yang kurang tepat. Berdasarkan hal (MP-ASI) (Catur Setyorini) 112
tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Bayi Balita Tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Di Posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2016. B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pengetahuan ibu bayi balita tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) di Posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2016?. C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian adalah mengetahui pengetahuan ibu bayi balita tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) di Posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2016. Sedangkan tujuan khususnya adalah 1. Mengetahui karakteristik ibu bayi balita berdasarkan usia dan pendidikan ibu di Posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2016 2. Mengetahui pengetahuan tentang makanan pendampng ASI (MP-ASI) berdasarkan karakteristik usia dan pendidikan ibu di Posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2016. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. B. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu bayi balita tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI). (MP-ASI) (Catur Setyorini) 113
C. Definisi Operasional Tabel 1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Katagori Skala Alat ukur Pengetahuan ibu bayi Hasil tahu dari sesuatu 1.Berpengetahuan Ordinal Kuisioner balita tentang pengalaman yang baik bila skor atau pernyataan makanan pendamping diperoleh ibu bayi balita nilai 76%-100% positif asi (MP-ASI) usia 6-24 bulan tentang 2.Berpengetahuan Benar : 1 MP-ASI meliputi : cukup bila skor atau pengertian, manfaat MP- nilai 56%-75% Salah : 0 ASI,tahapan pemberian 3.Berpengetahuan Pernyataan MP-ASI, jadwal kurang bila skor negatif pemberian MP-ASI, atau nilai < 56% Benar : 0 syarat pemberian MP- Salah : 1 ASI, tanda bayi yang sudah siap diberi MP- ASI, cara pengolahan MP-ASI Karakteristik responden Ciri-ciri khusus responden 1. Umur Usia responden saat dilakukan penelitian 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun Interval 2. Pendidikan Jenjang pendidikan formal yang terakhir ditempuh responden sampai mendapatkan ijazah Dasar (SD, SMP) Menengah (SMA) Tinggi (D3/S1) Ordinal D. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi dan balita usia 6-24 bulan di Posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali bulan Desember 2016 sebanyak 32 responden. E. Alat dan Metode Pengumpulan Data Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban benar dan salah. Menggunakan skala Gutman pada pernyataan positif jawaban benar: 1 dan jawaban salah: 0, dan pernyataan negatif jawaban benar: 0 dan jawaban salah: 1. Kuesioner pengetahuan meliputi pengertian MP-ASI, manfaat MP-ASI, tahapan pemberian MP-ASI, jadwal pemberian MP-ASI, syarat-syarat pemberian MP-ASI, tanda bayi siap diberi MP-ASI, dan cara pengolahan MP-ASI. (MP-ASI) (Catur Setyorini) 114
Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI No Kisi-kisi Pernyataan No. Soal Jumlah Soal Positif Negatif 1. Pengertian MP-ASI 1,2 3 3 2. Manfaat MP-ASI 6,7 4,5 4 3. Tahapan MP-ASI 8,10,11,13,15 9,12,14 8 4. Jadwal MP-ASI 16,17,19 18 4 5. Syarat-syarat MP-ASI 21,23,24,25 20,22 6 6. Tanda bayi siap diberikan MP-ASI 27,28,29 26 4 7. Cara pengolahan MP-ASI 30,31,32,33-4 Jumlah 33 Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. uji validitas menggunakan person product moment dengan menggunakan SPSS versi 16 diperoleh hasil r hitung r tabel, dimana r pada tabel menunjukkan angka 0,361. Berdasarkan hasil uji validitas dari 38 soal terdapat 5 butir soal dengan hasil r hitung < r tabel yang artinya tidak valid dan selanjutnya soal yang tidak valid dihilangkan atau tidak dipakai dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk uji reliabilitas kuesioner pengetahuan menggunakan rumus K-R 20. Hasil perhitungan realibilitas sangat tinggi menunjukan bahwa kuesioner pengetahuan memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,914. Metode pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden, sebelum mengisi kuesioner responden diberi penjelasan tentang cara mengisi kuesioner dan selanjutnya memberikan informed concent yang diikuti penyerahan kuesioner. Setelah kuesioner diterima oleh responden, responden langsung mengisi kuesioner yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang ada. Selanjutnya kuesioner dikumpulkan oleh peneliti untuk diperiksa kelengkapan jawaban, bila kurang lengkap dikembalikan pada responden untuk dilengkapi. Data sekunder berupa daftar nama ibu bayi dan balita usia 6-24 bulan pada bulan Desember 2016 yang diperoleh dari posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali. F. Metode Pengolahan dan Analisa Data Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariate. Analisis univariate untuk mengkategorikan usia (21-25 tahun, 26-30 tahun dan 31-35 tahun), dan pendidikan (Pendidikan Dasar (SD, SMP), Pendidikan Menengah (SMA) dan Pendidikan Tinggi (D3/S1). Analisis variabel pengetahuan dengan menggunakan skala GUTTMAN dengan pernyataan positif dan negatif. 6 Selanjutnya berdasarkan rumus tersebut dikategoikan dalam 3 kategori yaitu: a) Berpengetahuan baik bila skor 76% 100%, dengan skor >24 b) Berpengetahuan cukup bila skor 56%-75%, dengan skor 18-24 c) Berpengetahuan kurang bila skor < 56%, dengan skor <18 Setelah dilakukan penilaian kategori hasil yang didapat, dilakukan analisis menggunakan analisis distribusi frekuensi. (MP-ASI) (Catur Setyorini) 115
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu bayi balita tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) di Posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2016 dengan hasil sebagai berikut : a. Pengetahuan ibu bayi balita tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) Tabel 3 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu bayi balita tentang MP-ASI No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 12 37,5 2 Cukup 15 46,9 3 Kurang 5 15,6 Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 15 responden (46,9%). b. Karakteristik Responden Tabel 4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia No Usia Frekuensi Prosentase(%) 1 21-25 tahun 8 25 2 26-30 tahun 18 56,3 3 31-35 tahun 6 18,7 Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden berusia 26-30 tahun sebanyak 18 responden (56,3%). Tabel 5 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan No Pendidikan Frekuensi Prosentase(%) 1 Dasar (SD, SMP) 7 21,9 2 Menengah (SMA) 21 65,6 3 Tinggi (D3/S1) 4 12,5 Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden berpendidikan menengah (SMA) sebanyak 21 responden (65,6%). c. Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang MP-ASI Berdasarkan Karakteristik Usia dan Pendidikan Tabel 6 Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang MP-ASI berdasarkan usia Pengetahuan Jumlah No Usia Baik Cukup Kurang f % f % f % f 1 21-25 tahun 3 25 2 13,3 3 60 8 2 26-30 tahun 7 58,3 10 66,7 1 20 18 3 31-35 tahun 2 16,7 3 20 1 20 6 Jumlah 12 100 15 100 5 100 32 (MP-ASI) (Catur Setyorini) 116
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 26-30 tahun dengan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 10 responden (66,7%). Tabel 7 Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang MP-ASI berdasarkan pendidikan Pengetahuan Jumlah No Pendidikan Baik Cukup Kurang f % f % f % f 1 Dasar (SD, SMP) 2 16,7 3 20 2 40 7 2 Menengah (SMA) 7 58,3 11 73,3 3 60 21 3 Tinggi (D3/S1) 3 25 1 6,7 0 0 4 Jumlah 12 100 15 100 5 100 32 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan menengah (SMA) dengan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 11 responden (73,3%). B. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan tingkat pengetahuan ibu tentang gambaran pengetahuan ibu bayi balita tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) di Posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2016 yaitu sebanyak 12 responden (37,5%), cukup sejumlah 15 responden (46,9%), dan kurang sejumlah 5 responden (15,6%). Beberapa pengetahuan mengenai MP-ASI yang harus diketahui ibu adalah waktu pemberian yang setelah berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan untuk bayi selain ASI, sebagai penambah kekurangan ASI atau susu pengganti ASI. Pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) bayi tergantung sepenuhnya pada perawatan dan pemberian makanan oleh ibu. Bayi usia > 6 bulan sudah diperkenalkan dan diberi makanan pendamping ASI karena produksi ASI mulai menurun dan tidak mencukupi kebutuhan fisiologis untuk tumbuh kembang. 7 Menurut hasil penelitian menyatakan bahwa MP-ASI diberikan kepada bayi saat berusia lebih dari 6 bulan karena bayi pada usia ini sudah memiliki sistem imunitas yang cukup kuat untuk melindungi dari macam penyakit dan sistem cerna yang lebih sempurna sehingga dapat mengurangi risiko alergi terhadap makanan. Data dari Pusat Pengembangan Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan, melaporkan bahwa lebih dari 50% bayi di Indonesia mendapatkan makanan pendamping ASI pada usia kurang dari 1 bulan. 7 Pemberian MP-ASI pada bayi dilakukan secara bertahap. Pada usia 6 bulan, MP-ASI berupa makanan yang lembut seperti: bubur saring, bubur susu, atau pure buah. Usia 7-9 bulan diberikan makanan lunak dan sedikit bertekstur. Usia 9-12 bulan diberikan makanan bertekstur semi padat seperti bubur tim atau makanan (MP-ASI) (Catur Setyorini) 117
yang dicincang. Usia 12-24 bulan lanjutkan pemberian makanan semi padat, seperti nasi tim dan makanan yang dicincang lainnya namun porsinya ditambahkan. 8 Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden berpengetahuan cukup sejumlah 15 responden (46,9%). Responden dengan pengetahuan baik dan cukup berarti ibu sudah memahami tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) meliputi pengertian MP-ASI, manfaat MP-ASI, tahapan pemberian MP-ASI, jadwal pemberian MP-ASI, syarat-syarat pemberian MP-ASI, tanda bayi siap diberi MP-ASI, dan cara pengolahan MP-ASI. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata, telinga, pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pendidikan, pekerjaan, dan umur. Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan meliputi lingkungan dan sosial budaya. 9 Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia. Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. 9 Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar responden berumur 26 30 tahun yaitu sebanyak 18 responden (56,3%). Dimana diharapkan pada usia tersebut terbentuk usia dewasa, apabila usia bertambah maka akan lebih banyak informasi dan pengalaman yang didapat, namun kenyataannya masih ada 1 responden dengan usia 26-30 yang pengetahuannya kurang hal itu disebabkan karena tidak diimbangi dengan media informasi yang didapat. Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 21 responden (65,6%). Dimana pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Dari pendapat tersebut bahwa makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. 9 Berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 responden dengan pendidikan tinggi, dan memiliki tingkat pengetahuan baik 3 responden dan cukup 1 responden. (MP-ASI) (Catur Setyorini) 118
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu bayi balita tentang makanan pandamping ASI (MP-ASI) sebagian besar responden berpengetahuan cukup. Tingkat pengetahuan ibu yang baik tentang MP-ASI akan meningkatkan pemahaman ibu tentang MP-ASI guna memenuhi kebutuhan gizi anaknya sehingga ibu akan mengenalkan dan memberikan MP-ASI secara bertahap kepada Anaknya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ike Nurjana dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Makanan Pendamping ASI Terlalu Dini di PKD Ngudi Waras Plupuh Sragen dengan hasil 17 responden (65,4%) berpengetahuan cukup. PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengetahuan ibu bayi balita usia 6-24 bulan tentang MP-ASI di Posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2016 sebagian besar di kategorikan cukup. 2. Karakteristik ibu bayi balita usia 6-24 bulan di Posyandu Dewi Sri I Kateguhan Sawit Boyolali Tahun 2016 menunjukkan sebagian besar berumur 26 30 tahun dan berpendidikan SMA. 3. Sebagian besar responden berusia 26-30 tahun dengan pengetahuan cukup sebanyak 10 responden dan berpendidikan menengah (SMA) dengan pengetahuan cukup sebanyak 11 responden. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Bidan Bidan hendaknya terus-menerus berupaya untuk memberi informasi melalui kegiatan penyuluhan saat posyandu kepada ibu bayi balita tentang pentingnya Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). 2. Bagi Ibu Ibu hendaknya selalu mencari informasi khususnya tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) baik dari berbagai media atau dari sumber langsung seperti tenaga kesehatan. DAFTAR PUSTAKA 1. Krisnatuti, D. 2007. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta: Puspa Swara. 2. Perinasia. 2013. Pelatihan Manajemen MP-ASI. Diunduh dari http://www.perinasia.com/post/144% 3Ftitle%. 3. Ishartanti, D. 2006. Pemberian Air Susu Ibu dan Makanan Pendamping ASI. Yayasan Kakak: Surakarta (MP-ASI) (Catur Setyorini) 119
4. Valentina T. 2005. Makanan Pendamping Untuk Bayi. Diunduh dari: http://www.mail-archive.com/ayahbunda-online@yahoogroup.com 5. Astuti Dian, P. 2007. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI di Posyandu Melati Banmati Sukoharjo. AKBIDMUS: Surakarta 6. Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineke cipta 7. Ayudani, T. 2012. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI dengan Ketepatan Waktu Pemberian MP-ASI dan Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan di Posyandu Permata Desa Baki Pandeyan Kabupaten Sukoharjo. Diunduh dari http://eprints.ums.ac.id/21973/23/02._naskah_publikasi.pdf 8. Sutomo B. Kumpulan resep MP-ASI harian untuk bayi 6-24 bulan. Jakarta: Anak Kita: 2013. 9. Wawan, A & Dewi, M. 2010. Pengetahuan Sikap dan Perilaku. Yogyakarta: Nuha Medika 10. Nurjana, Ike. 2015. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Makanan Pendamping ASI Terlalu Dini di PKD Ngudi Waras Plupuh Sragen. Diunduh dari http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ikenurjana-899-1-ike_b.12-8.pdf (MP-ASI) (Catur Setyorini) 120