1 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING (PTK Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 03 Colomadu Tahun 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika YULI SURYANTO A 410100104 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
5 2
1 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING (PTK Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 03 Colomadu Tahun 2013/2014) Oleh Yuli Suryanto 1, Rita P. Khotimah 2 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika, yuli.suryanto@yahoo.co.id 2 Staf Pengajar Pendidikan Matematika, rpramujiyanti@ums.ac.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dan mendeskripsikan penggunaan strategi pembelajaran Concept Mapping untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII C SMP N 03 Colomadu. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII C SMP Negeri 03 Colomadu yang berjumlah 32 siswa. Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan selama dua kali putaran. Teknik pengumpulan data melalui observasi, catatan lapangan, kajian dokumen dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode alur yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan strategi pembelajaran Concept Mapping dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari indikator pemahaman konsep siswa meliputi 1) Kemampuan siswa memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep ada 5 siswa (15,63%) setelah tindakan putaran II ada 20 menjadi (62,5%). 2) Kemampuan siswa dalam menuliskan model matematika dengan tepat ada 7 siswa (21,86%) setelah tindakan putaran II ada 25 menjadi (78,13%). 3) Kemampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus dengan tepat ada 6 siswa (18,75%) setelah tindakan putaran II ada 25 menjadi (78,13%). Sedangkan indikator komunikasi meliputi 1) Kemampuan siswa dalam mengemukakan ide matematika dengan berbicara ada 5 siswa (15,63%) setelah tindakan putaran II ada 24 menjadi (75%). 2) Kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar ada 6 siswa (18,75%) setelah tindakan putaran II ada 22 menjadi (68,75%). Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan strategi pembelajaran Concept Mapping dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan komunikasi dan pemahaman konsep siswa. Kata Kunci: concept mapping; komunikasi; pemahaman konsep 1
2 PENDAHULUAN Matematika adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan seharihari dan merupakan peranan penting dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat terlihat matematika diajarkan dari jenjang pendidikan TK sampai perguruan tinggi. Pada pembelajaran matematika, aspek yang diperlukan untuk mengetahui hasil belajar matematika adalah pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, pemecahan masalah. Keberhasilan pembelajaran matematika tidak terlepas dari kemampuan pemahaman konsep. Dalam pembelajaran matematika sebagai prasyarat dalam memahami konsep adalah memahami materi sebelumnya. Jika dari awal siswa kurang memahami materi atau dari awal siswa tidak paham maka akan sulit untuk siswa belajar dan akan berlanjut sampai siswa selesai menempuh pendidikan. Komunikasi merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan dalam proses belajar. Kemampuan komunikasi juga merupakan standar kompetensi lulusan bagi siswa sekolah dasar sampai menengah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih dan di dalamnya terjadi pertukaran informasi dalam rangka mencapai tujuan tertentu (Beni, 2012: 116). Berdasarkan observasi di kelas VIII C SMP N 03 Colomadu terdapat permasalahan pemahaman konsep belajar matematika siswa meliputi : 1) kemampuan siswa memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep (15,63%), 2) kemampuan siswa dalam menuliskan model matematika (21,86%.), 3) kemampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus (18,75%), Sedangkan permasalahan komunikasi siswa meliputi : 1) kemampuan siswa dalam mengemukakan ide matematika dengan berbicara (15,63%), 2) kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar (18,75%). Akar penyebab masalah yang terjadi yaitu pembelajaran yang monoton, dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan pendekatan konvensional atau tradisional dan kemampuan guru dalam memanfaatkan alat
3 peraga. Sedangkan sumber penyebab yang berasal dari siswa yaitu siswa masih pasif dalam berkomunikasi, siswa cenderung malas menulis, menggambar dan kemampuan dalam berdiskusi masih bertumpu pada teman yang lain dan siswa masih kurang memahami masalah dari setiap pertanyaan yang diajukan. Sumber penyebab sarana dan prasarana pembelajaran yaitu masih minimnya sarana atau alat pembelajaran. Berdasarkan akar penyebab yang diuraikan dapat dimaknai bahwa akar penyebab yang paling dominan bersumber dari kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep dalam belajar. Alternatif tindakan yang dapat ditawarkan agar proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep, yaitu melalui pembelajaran peta konsep (Concept Mapping). Menurut Martin dalam Trianto (2007: 159) peta konsep (Concept Mapping) adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Keunggulan dari peta konsep diantaranya: peta konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar bermakna sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat belajar siswa, dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berfikir siswa sehingga menimbulkan kemandirian belajar yang lebih, mengembangkan struktur kognitif terintegrasi dengan baik yang akan memudahkan belajar, membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara komprehensif dalam setiap komponen konsep-konsep dan mengenali hubungan yang terdapat antar konsep dengan konsep berikutnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu diadakan penelitian tentang penerapan Concept Mapping dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep siswa. Strategi pembelajaran Concept Mapping adalah penyampaian pembelajaran matematika dengan menggunakan peta konsep dari setiap materi yang diberikan sehingga konsep dapat lebih mudah dipahami.
4 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja sistem pendidikan, dan mengembangkan manajemen sekolah agar menjadi lebih produktif, efektif dan efisien (Mulyasa: 9). Penelitian dilakukan melalui kolaborasi melalui proses kerja antar guru matematika, kepala sekolah dan peneliti di lingkungan sekolah. Adapun langkah langkah PTK modifikasi Kemmis dan Mc Taggart dalam Tjipto Subadi (2010: 85) sebagai berikut: 1) dialog awal; 2) perencanaan tindakan; 3) pelaksanaan tindakan, observasi dan monitoring; serta 4) refleksi dan evaluasi. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu Oktober 2013 - Maret 2014 di SMP N 03 Colomadu. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru SMP N 03 Colomadu. Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas VIII C yang berjumlah 32 orang, terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Sementara subjek pemberi tindakan adalah guru matematika kelas VIII C yaitu C. Triningsih, S.Pd. Teknik pengumpulan data berupa observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Sumber data primer adalah peneliti yang melakukan tindakan dan siswa yang menerima tindakan, sedangkan data sekunder berupa data dokumentrasi, pengambilan data dapat dilakukan dengan metode pokok, dan metode bantu. Metode pokok melalui observasi dan tes, observasi dalam penelitian ini adalah mengamati secara langsung dengan teliti, cermat dan hatihati terhadap fenomena yang terjadi pada saat pembelajaran matematika; tes diperlukan untuk memperoleh data tingkat pemahaman konsep. Metode bantu berupa catatan lapangan dan dokumentasi, catatan lapangan yang dipakai oleh peneliti adalah pengamatan yang berupa pertanyaan tentang semua peristiwa yang dialami, dilihat, dan didengar; dokumentasi yang digunakan adalah berupa data sekolah, data nama-nama siswa dan daftar nilai siswa, foto guru dan siswa saat proses pembelajaran matematika berlangsung. Teknik Analisis data dalam penelitian ini dilakukan terdiri atas:1) analisis data, 2) penyajian data, 3) verifikasi
5 data (penarikan kesimpulan). Keabsahan data dilakukan dengan observasi secara terus menerus dan triangulasi sumber. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pembelajaran yang dilaksanakan dari siklus I sampai berakhirnya siklus II, telah diambil kesepakatan bersama antara peneliti dan guru matematika kelas VIII C SMP N 03 Colomadu bahwa pembelajaran dengan menerapkan strategi Concept Mapping dapat meningkatkan komunikasi dan kemampuan pemahaman konsep belajar matematika. Indikator-indikator yang tampak untuk kemampuan komunikasi matematika, kemampuan siswa dalam mengemukakan ide matematika dengan berbicara, kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar. Sedangkan untuk pemahaman konsep belajar matematika kemampuan siswa memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, kemampuan siswa dalam menuliskan rumus dengan tepat, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus dengan tepat. Berdasarkan data pelaksanaan tindakan diatas mengenai pemahaman konsep belajar matematika siswa pada kelas VIII C SMP N 03 Colomadu keseluruhan tindakan dapat disajikan dalam tabel 2 berikut. Tabel 4.1 Peningkatan Pemahaman Konsep Belajar Siswa No Sebelum Putaran Putaran Indikator Pemahaman Konsep Matematika Tindakan I II 1 Kemampuan siswa memberikan contoh dan 5 siswa 12 siswa 20 siswa bukan contoh dari suatu konsep (15,63%) (37,5%) (59,38%) 2 Kemampuan siswa dalam menuliskan 7 siswa 16 siswa 25 siswa model matematika dengan tepat (21,86%) (50%) (78,13%) 3 Kemampuan siswa dalam mengaplikasikan 6 siswa 15 siswa 25 siswa rumus dengan tepat (18,75%) (46,88%) (78,13%) Adapun grafik peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas siklus II dapat digambarkan sebagai berikut:
Presentase Siswa 6 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa sebelum tindakan putaran I Tindakan putaran II Kemampuan siswa memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep Kemampuan siswa dalam menuliskan model matematika dengan tepat Kemampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus dengan tepat Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan data pelaksanaan tindakan diatas mengenai komunikasi matematika siswa pada kelas VIII C SMP N 03 Colomadu keseluruhan tindakan dapat disajikan dalam tabel 1 berikut. Tabel 1. Peningkatan Komunikasi Matematika Siswa No Indikator Komunikasi Matematika Sebelum Putaran Putaran Tindakan I II 1 Kemampuan siswa dalam mengemukakan ide matematika dengan berbicara 5 siswa (15,63%) 15 siswa (46,88%) 24 siswa (75%) 2 Kemampuan siswa dalam mengungkapkan 6 siswa 12 siswa 22 siswa gagasan melalui symbol, tabel, diagram, (18,75%) (37,5%) (68,75%) gambar Adapun grafik peningkatan komunikasi matematika siswa dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas siklus II dapat digambarkan sebagai berikut:
Presentase siswa 7 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Peningkatan Komunikasi Matematika siswa Sebelum Tindakan Putaran I Tindakan Putaran II Kemampuan siswa dalam mengemukakan ide matematika dengan berbicara Kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar Kedua grafik di atas menunjukan adanya peningkatan komunikasi matematika dan pemahaman konsep belajar matematika siswa dengan strategi pembelajaran Concept Mapping pada kegiatan belajar mengajar dari sebelum adanya tindakan sampai putaran ke 2. Presentase tiap-tiap indicator dari komunikasi matematika dan pemahaman konsep belajar matematika mengalami peningkatan. Untuk kemampuan siswa dalam mengemukakan ide matematika dengan berbicara pada kondisi awal (15,63%) bertambah menjadi (46,88%) pada putaran I, meningkat menjadi (75%) pada putaran II, kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar pada kondisi awal (18,75%) meningkat menjadi (37,5%)pada putaran I, meningkat menjadi (68,75%).pada putaran II. Sedangkan untuk pemahaman konsep, kemampuan siswa memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep pada kondisi awal (15,63%) meningkat menjadi (37,5%) pada putaran I, meningkat menjadi (59,38%) pada putaran II, kemampuan siswa dalam menuliskan rumus dengan tepat pada kondisi awal (21,86%) meningkat menjadi (50%) pada putaran I, meningkat menjadi (78,13%) pada putaran II, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus dengan tepat pada kondisi awal (18,75%) meningkat menjadi (46,88%) pada putaran I, meningkat menjadi (78,13%) pada putaran II.
8 Pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi siswa sebelum dilaksanakan tindakan kelas masih rendah, hal ini terlihat dari belum tercapainya indikator pemahaman konsep dan komunikasi belajar siswa pada mate pelajaran matematika. Kondisi seperti ini mendorong untuk mengadakan evaluasi pembelajaran, dialog yang dilakukan peneliti dan guru mate pelajaran matematika kelas VIII C SMP N 03 colomadu menghasilkan kesepakatan untuk diadakannya perbaikan kualiatas pembelajaran. Solusi yang disepakati adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran Concept Mapping. Pada putaran I indikator Guru kurang memotivasi siswa untuk bertanya ataupun memotivasi siswa untuk berkomunikasi, Siswa masih berbicara sendiri dengan teman sebangku dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru sehingga kelas belum terlihat kondusif, siswa masih salah dalam pengerjaan soal latihan, siswa masih takut untuk menyampaikan gagasan, sehingga pemahaman konsep dan komunikasi matematika sudah mulai terlihat dibanding sebelum tindakan tetapi belum signifikan. pada putaran I penerapan strategi pembelajaran Concept Mapping belum berjalan dengan baik sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk putaran selanjutnya. Putaran II mengacu pada putaran I yang telah mengalami perbaikan. Perbaikan yang dilakukan diantaranya guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa, membimbing siswa yang kesulitan dalam pengerjaan, memperbanyak latihan, kegiatan lebih dipusatkan kepada siswa. Pada putaran II setelah dilakukan pembelajaran Concept Mapping dengan perbaikan persentase indikator pemahaman konsep dan komunikasi siswa meningkat secara signifikan. Penerapan strategi pembelajaran dengan Concept Mapping sesuai harapan, Pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan ditandai dengan siswa yang dapat memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, menuliskan dan menerapkan rumus dengan tepat dengan signifikan. Kemampuan komunikasi siswa dalam mengemukakan gagasan dengan berbicara dan mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar mengalami peningkatan signifikan ditandai dengan siswa yang tidak malu-malu dan berani dalam berkomunikasi dalam bertanya, menjawab, diskusi. Siswa lebih aktif dan
9 mendominasi dalam pembelajaran setelah proses pembelajaran yang sebelumnya masih berpusat pada guru dikurangi. Indikator pemahaman dan komunikasi belajar siswa yang diamati sebelum diterapkannya strategi pembelajaran Concept Mapping sampai diterapkannya strategi pembelajaran ini hingga putaran II selalu mengalami peningkatan. Hal tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Nilmajeet Kaur (2012) dalam International Journal Of Research In Education Methodology peta konsep dapat berpengaruh terhadap prestasi matematika siswa di sekolah menengah dan berkaitan dengan tingkat kecerdasan mereka. Penelitian Endang Dwi Astuti (2012) menyatakan penerapan strategi pembelajaran Poster Session dapat meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian Reni Yuli Astuti (2011) menyatakan pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika meningkat setelah diterapkan strategi pembelajaran Collaborative Concept Mapping with Co Teaching. Hasil penelitian J Muller dkk (2004) menyatakan pemetaan konsep adalah contoh alat pikiran yang dapat mendukung pembelajaran matematika. Penelitian Mwakapendaa dan Adlera (2013) dalam IEEE Learning Technology Newsletter menyatakan penggunaan peta konsep dapat mengeksplorasi pemahaman dan dengan peta konsep siswa lebih mampu membuat koneksi kontekstual ( yaitu, untuk mengingat konsep atau situasi di mana konsep-konsep tertentu yang dipelajari di sekolah ) daripada untuk membuat hubungan konseptual ( yaitu, untuk mengungkapkan dan merepresentasikan pemahaman yang memadai tentang konsep dan cara-cara di mana konsep-konsep matematika yang terkait). Hasil penelitian Uli Aqiatun Rohmah (2013) menyatakan penerapan strategi pembelajaran peta konsep pada bilangan bulat menunjukan terjadinya peningkatan hasil belajar matematika siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi Concept Mapping diterapkan pada siswa kelas VIII C SMP N 03 Colomadu mampu meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa.
10 KESIMPULAN Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru matematika kelas VIII SMP N 03 Colomadu dengan menggunakan strategi Concept Mapping diperoleh kesimpulan sebagai berikut; 1. Strategi pembelajaran Concept Mapping akan menambah variasi dalam penyampaian materi pelajaran seningga dapat menarik perhatian siswa. Selain itu pembelajaran dengan Concept Mapping membantu terciptanya proses pembelajaran yang aktif dan berpusat pada siswa serta mengurangi dominasi guru dalam proses belajar mengajar. Guru juga harus mampu memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran serta melatih kemampuan komunikasi siswa. 2. Adanya peningkatan Pemahaman konsep belajar matematika siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran Concept Mapping. Kemampuan siswa memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep ada 5 siswa (15,63%) setelah tindakan putaran II ada 20 menjadi (62,5%). Kemampuan siswa dalam menuliskan rumus dengan tepat ada 7 siswa (21,86%) setelah tindakan putaran II ada 25 menjadi (78,13%). Kemampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus dengan tepat ada 6 siswa (18,75%) setelah tindakan putaran II ada 25 menjadi (78,13%). 3. Adanya peningkatan komunikasi matematika siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran Concept Mapping. Kemampuan siswa dalam mengemukakan ide matematika dengan berbicara ada 5 siswa (15,63%) setelah tindakan putaran II ada 24 menjadi (75%). Kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar ada 6 siswa (18,75%) setelah tindakan putaran II ada 22 menjadi (68,75%). Berdasarkan hasil penelitian yang didapat peneliti memberikan saran kepada guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa lebih tertarik pada pembelajaran matematika, perlu mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran karena dapat dijadikan catatan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya, hendaknya dapat memotivasi siswa agar aktif dalam pembelajaran. Kepada siswa, hendaknya berani dalam melakukan aktifitas yang
11 mendukung pembelajaran seperti berani bertanya, menjawab, mengerjakan soal tanpa takut salah dan aktif selama proses belajar mengajar. Kepada peneliti bidang matematika selanjutnya hendaknya melaksanakan penelitian pada jenjang pendidikan yang lain dengan memperluas indikator-indikator lain yang dapat mempengaruhi pemahaman konsep dan komunikasi matematika siswa dalam pembelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA Ambarjaya, Beni S.2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran. Yogyakarta: CAPS Astuti, Reni Yuli. 2011. Penerapan strategi pembelajaran collaborative Concept Mapping With Co Teaching dalam pembelajaran matematika sebagai upaya peningkatan pemahaman konsep. Surakarta: Skripsi FKIP UMS.(Tidak Diterbitkan) Hastuti, Endang dwi. 2012. Penerapan Strategi Pembelajaran poster Session Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Komunikasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika. Surakarta: Skripsi FKIP UMS.(Tidak Diterbitkan) Kaur Nilmaljeet. 2012. Effect Of Concept Mapping On Achievement In Mathematics Of Secondary School Students In Relation To Their Intelligence. International Journal Of Research In Education Methodology. Vol. 1, No.3. Pages 55-59. Muller, J dkk. 2004. Towards using concept mapping for math learning. IEEE Learning Technology Newsletter. Vol 6, Pages 13-15. Mwakapendaa, Willy dan Jill Adlera. 2013. Using Concept Mapping To Explore Student Understanding And Experiences Of School Mathematics., African Journal of Research in Mathematics, Science and Technology Education. Vol 7, No 1. Pages 51-62. Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan. Rohmah, Uli Aqiatun. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Peta Konsep Materi Bilangan Bulat Pada Siswa
12 Kelas Viib Smp Negeri 25 Purworejo Tahun 2012/2013. Dalam Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 4, No 1. Hal. 14-18. Subadi, Tjipto. 2010. Lesson Studi Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas): Suatu Model Pembinaan menuju Guru Profesional. Surakarta: Badan Penerbit FKIP UMS. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka