BAB II GAMBARAN UMUM PT.POS PERSERO KANTOR REGIONAL VI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI Sejarah Berdirinya PT. POS Indonesia (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. POS Indonesia (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. SEJARAH SINGKAT PT. POS INDONESIA (PERSERO) mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik 12.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Dilakukan di PT. X, di Jalan Banda, Bandung. Obyek penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Pos Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Pos Indonesia (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah dan Profil Perusahaan PT. Pos Indonesia (persero) Perubahan status Pos Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk,

PERAN KOMUNIKASI PETUGAS LOKET TERHADAP PELANGGAN DI KANTOR POS CABANG MANADO

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

Gambar 1. 1 Logo PT. Pos Indonesia (Persero) Sumber: Dokumentasi PT. Pos Indonesia (Persero), 2016

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Berdasarkan Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia Kantor Pos

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum perusahaan PT Pos Indonesia (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PT. POS INDONESIA. 2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Pos Indonesia

GUBERNUR JAWA TENGAH,

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. bersubsidi. Pupuk yang ditetapkan sebagai pupuk bersubsidi adalah pupuk

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kehidupan masyarakat. Perubahan di bidang teknologi. informasi dan komunikasi, salah satunya melahirkan internet, yang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Pekanbaru terletak antara Bujur timur dan 0 0

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicari kejelasan data sebagai dasar pemecahan masalah.

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

PENEMPATAN TENAGA KERJA

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal


BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surat-surat atau paket-paket pos hanya diletakkan di Stadsherbrg atau Gedung

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 3.1.Perubahan Bentuk PT Pos Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Jasa Jasa merupakan aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

FORMULIR PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DATA AKTA PENDIRIAN KOPERASI

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG

DAFTAR NOMINASI SEKOLAH PENYELENGGARA UN CBT TAHUN 2015

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PT.POS PERSERO KANTOR REGIONAL VI SEMARANG 2.1 Sejarah Singkat PT.POS (Persero) Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron Van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah hadir mengemban peran dan fungsi pelayaan kepada publik. Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon, dan Pekalongan. Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari jawatan PTT (Post, Telegraph, dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 9

10 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT.POS Indonesia (Persero). Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukan kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan infrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang terjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari 3.800 Kantorpos online, serta dilengkapi electronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid dan terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat. PT.POS (Persero) Kantor Regional VI Semarang yang terletak di jalan Sisingamangaraja No. 45 ini membawahi seluruh UPT (Unit Pelayanan Terpadu) di wilayah Propinsi Jawa Tengah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun UPT-UPT yang ada di Kantor Regional VI Semarang diuraikan sebagai berikut : Tabel 2.1 UPT-UPT di Kantor Regional VI Semarang No Nama Kantor Kode Pos 1 Kantor Regional VI 50000 2 Banjarnegara 53400 3 Blora 58200 4 Brebes 52200 5 Boyolali 57300 6 Cilacap 53200 7 Jepara 59400 8 Karanganyar 57700

11 9 Kebumen 54300 10 Kendal 51300 11 Klaten 57400 12 Kudus 59300 13 Magelang 56100 14 Pati 59100 15 Pekalongan 53100 16 Pemalang 52300 17 Purbalingga 53300 18 Grobogan 58100 19 Purwokerto 53100 20 Purworejo 54100 21 Salatiga 50700 22 Semarang 50000 23 SPP Semarang 50000 24 Solo 57100 25 Sragen 57200 26 Sukoharjo 57500 27 Tegal 52100 28 Temanggung 56200 29 Ungaran 50500 30 Wonogiri 57600 31 Wonosobo 56300 32 Bantul 55700 33 Wonosari 55800 34 Wates 55600 35 SPP Yogyakarta 55400 36 Yogyakarta 55000 Sumber : Kantor Regional VI Semarang (2002 : 89)

12 2.1 Lambang Pos Indonesia 2.1.1 Logo PT.POS (Persero) Bentuk,warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Nomor 95/Dirut/1112 tanggal 1 November 2012 Gambar 2.1 Logo PT.POS (Persero) 2.1.2 Makna Logo PT.POS (Persero) 1. Burung Merpati Burung merpati adalah lambang jasa pos. Hal ini disebabkan karena pada zaman dahulu, masyarakat melakukan kegiatan surat menyurat dengan orang lain dalam jarak yang jauh menggunakan burung merpati pos. Dan simbol burung merpati dalam posisi terbang dengan pandangan lurus ke depan, lima garis sayap yang berbentuk garis-garis kecepatan, memiliki arti/makna bahwa perusahaan dalam menjalankan usahanya mengutamakan pada kecepatan, ketepatan dan terpercaya.

13 2. Bola Dunia Simbol Bola Dunia melambangkan peran Perusahaan sebagai penyelenggara layanan yang mampu menjadi sarana komunikasi dalam lingkup Nasional maupun Internasional. 3. Tulisan POS INDONESIA Tipe tulisan POS INDONESIA dengan huruf Futura Extra Bold memberikan ciri khas sebagai Perusahaan kelas dunia. 4. Warna Logo Warna logo menggunakan warna korporat yaitu warna Pos Orange dan Abu-Abu yang merupakan warna natural mengandung arti/makna modern dari sisi pendekatan bisnis. 2.1.3 Tifografi Tulisan POS INDONESIA terletak di bawah symbol burung merpati dan bola dunia, dengan spesifikasi teknis: a) Panjang tulisan POS INDONESIA sama dengan panjang/jarak horisontal ujung sayap terjauh dan ujung paruh burung merpati. b) Letak huruf O pada tulisan INDONESIA tepat di bawah garis vertikal bola dunia. c) Jarak antara sisi bawah bola dunia dengan sisi atas tulisan POS INDONESIA adalah setengah dari ukuran tinggi huruf POS INDONESIA. d) Letak ujung ekor burung merpati tepat di atas huruf I pertama pada tulisan INDONESIA. 2.2 Visi dan Misi PT.POS (Persero) a. Visi Menjadi raksasa logistik pos dari Timur

14 b. Misi 1) Menjadi aset yang berguna bagi bangsa dan negara 2) Menjadi tempat berkarya yang menyenangkan 3) Menjadi pilihan terbaik bagi para pelanggan 4) Senantiasa berjuang untuk memberi yang lebih baik bagi bangsa, negara, pelanggan, karyawan, masyarakat serta pemegang saham

15 2.3 Struktur Organisasi dan Job Deskripsi 2.3.1 Struktur Organisasi PT.POS (Persero) Kantor Regional VI Semarang PT.POS (Persero) Kantor Regional VI Semarang menggunakan struktur organisasi garis. Menurut Henry Fayol, organisasi garis adalah organisasi dimana pimpinan memberi perintah kepada tiap-tiap bagian secara langsung. Pada bentuk ini kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada tiap tingkatan, mulai dari atasan sampai bawahan. Tiap-tiap atasan memimpin beberapa bawahan yang masing-masing memberikan laporan pertanggung jawaban kepada atasan.

16 STRUKTUR ORGANISASI PT.POS (PERSERO) KANTOR REGIONAL VI SEMARANG Kepala Regional Manajemen Sekretariat Hukum dan Manajemen Resiko Deputi Bisnis Surat dan Paket Deputi Bisnis Jasa Keuangan, Ritel dan Properti Deputi Umum Pengendalia n Sistem Operasi Perencanaan dan Administrasi Penjualan Pemasaran Jasa Keuangan Pemasaran Ritel dan Properti SDM Keuangan Proses dan Transportas i Kinerja Penjualan Surat dan Paket Operasi Jasa Keuangan Pengawasan dan Pengembang anoutlet Sarana Teknologi Informasi Manjaer Kolekting dan Antaran Account Manager Asman 31 Ka UPT

17 2.3.2 Job Deskripsi Job Deskripsi dari masing-masing bagian di PT.POS (Persero) Kantor Regional VI Semarang adalah sebagai berikut: a. Kepala Regional VI Semarang Kepala Regional mempunyai fungsi mencapai sasaran target laba melalui peraihan pendapatan dan optimalisasi Sumber Daya, serta efisiensi dan efektifitas biaya dengan implementasi terhadap strategi dan kebijakan penjualan dan sales promotion, pross bisnis dan layanan yang menjamin mutu operasi dan layanan, pengendalian keuangan dan operasional dengan dukungan perencanaan, program pengembangan Sumber Daya dan pengembangan kapasitas, serta pengelola sumber daya yang meliputi pengendalian kinerja, dan mutu operasional seluruh unit pelaksana teknis yang berada dalam lingkup tanggung jawab Kantor Regional VI. b. Bidang Produk Jasa Pos dan Operasi Bidang Produk Jasa Pos dan Operasi dipimpin oleh Senior Manager yang selanjutnya disebut Senior Manager Produk Jasa Pos dan Operasi. Senior Manager mempunyai fungsi mencapai sasaran target, laba bidang surat pos, paket pos melalui peraihan pendapatan dan optimalisasi sumber daya efisiensi dan efektifitas biaya, serta implementasi dan pengendalian proses operasional dan jaringan pos, dengan melaksanakan program kegiatan penjualan dan sales promotion, penyediaan proses bisnis untuk menjamin mutu, operasi dan layanan yang meliputi pengelolaan sumber daya dan pegembangan kapasitas, serta pengendalian kerja seluruh UPT yang berada dalam lingkup tanggung jawab Kantor Regional VI.

18 Tugas dan tanggung jawab Senior Manager Produk Jasa Pos dan Operasi : 1) Mengkoordinir dan mengorganisasikan penyusunan target, pendapatan dan anggaran biaya bidang produk jasa pos dan operasi sesuai dengan sasaran dan ketentuan perusahaan melalui sasaran UPT dalam tanggung jawab Kantor Regional VI; 2) Mengkoordinir dan mengorganisasikan pencapaian sasaran program kerja di Kantor Regional VI; 3) Mengorganisasikan implementasi kebijakan proses bisnis internal dan operasi untuk mendukung kinerja layanan surat pos, paket pos sehingga tercapai sasaran mutu operasi dan layanan. c. Bidang Produk Jasa Keuangan dan Ritel Bidang Produk Jasa Keuangan dan Ritel dipimpin oleh Senior Manager yang selanjutnya disebut Senior Manager Produk Jasa Keuangan dan Ritel yang selanjutnya bertanggung jawab pada Kantor Regional VI. Senior Manager Produk Jasa Keuangan dan Ritel mempunyai fungsi mencapai sasaran target, laba bidang jasa keuangan dan ritel melalui peraihan pendapatan dan optimalisasi sumber daya yang ada serta efektifitas biaya. Tugas dan tanggung jawab Senior Manager Produk Jasa Keuangan dan Ritel : 1) Mengkoordinir dan mengorganisasikan penjabaran target, laba, pendapatan dan anggaran biaya dibidang jasa keuangan dan ritel termasuk filateli sesuai dengan sasaran dan ketentuan perusahaan; 2) Merancang alokasi target pendapatan usaha layanan jasa keuangan dan ritel termasuk filateli;

19 3) Mengorganisasikan optimalisasi pemanfaatan real property sesuai dengan ketentuan perusahaan. d. Bidang Sumber Daya Manusia, Keuangan dan Sarana Bidang Sumber Daya Manusia, Keuangan dan Sarana dipimpin oleh Senior Manager yang selanjutnya disebut Senior Manager Sumber Daya Manusia, Keuangan dan Sarana. Senior Manager Sumber Daya Manusia, Keuangan dan Sarana mempunyai fungsi merumuskan dan mengelola sumber daya manusia dan keuangan dan akuntansi, peralatan dan kendaraan, gedung dan bangunan, perangkat keras serta jaringan teknologi infrastruktur untuk mendukung terhadap pencapaian sasaran sebuah UPT, serta mengendalikan pencapaian sasaran keuangan dan pengendalian aktifitas program kerja, bina lingkungan perusahaan di Kantor Regional VI dan sebuah UPT yang berada dalam lingkup tanggung jawab Kantor Regional VI. Tugas dan tanggung jawab Senior Manager Sumber Daya Manusia, Keuangan dan Sarana : 1) Mengkoordinir penyusunan dan implementasi rencana kerja dan anggaran dibidangnya melalui sasaran UPT dalam lingkup tanggung jawab Kantor Regional VI; 2) Merumuskan penyusunan rencana kerja dan anggaran Kantor Regional VI termasuk UPT dalam tanggung jawabnya; 3) Merumuskan sasaran keuangandan seluruh UPT yang berada dalam lingkup tanggung jawab Kantor Regional VI; 4) Merumuskan sasaran dan program pengembangan sumber daya manusia dan investasi sarana sesuai dengan kebutuhan untuk pencapaian sasaran sebuah UPT dan Kantor Regional VI dalam tanggung jawabnya.

20 e. Bidang Pengelolaan Penjualan Bagian Pengelolaan Penjualan dipimpin oleh seorang Manager, untuk selanjutnya disebut Manager Pengelolaan Penjualan yang bertanggung jawab kepada kepala Kantor Regional. Manager Pengelolaan Penjualan mempunyai fungsi pelaksanaan dan pengorganisasian pelaksanaan penjualan dan sales promotion layanan surat pos dan paket pos, jasa keuangan dan ritel, filateli serta layanan lainnya yang berhubungan dengan pendapatan Kantor Regional VI. Tugas dan tanggung jawab Manager Pengelolaan Penjualan : 1) Menyusun rencana kerja dan anggaran biaya terkait kegiatan penjualandan sales promotion di Kantor Regional VI dan UPT; 2) Menyusun program penjulan dan sales promotion; 3) Menyusun target penjualan masing-masing UPT. f. Bidang Umum Bagian umum dipimpin oleh seorang Manager yang selanjutnya disebut dengan Manager Umum yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Regional VI. Manager Umum mempunyai fungsi mengelola kegiatan administrasi umum yang meliputi kegiatan kerumahtanggaan dan kesekretariatan divisi regional, kegiatan kehumasan dan protokolir, kegiatan bidang hukum, mengelola administrasi kegiatan pengadaan barang dan jasa, serta hubungan dengan instansi-instansi teknis terkait untuk menjamin pelaksanaan tugas Kantor Regional VI. Tugas dan tanggung jawab Manager Umum : 1) Menyusun rencana kerja dan anggaran biaya terkait dengan pengelolaan kegiatan di bidang umum; 2) Mengelola perlengkapan dan fasiitas kerja sesuai dengan ketentuan pengelolaan penglengkapan perusahaan;

21 3) Melaksanakan kegiatan protokoler, hubungan dan kesekretariatan pada Kantor Regional VI sesuai dengan ketentuan; 4) Melakukan pembinaan dengan instansi terkait; 5) Melakukan kegiatan fungsi hukum ditingkat Kantor Regional VI; 6) Memelihara administrasi data dan laporan kegiatan pengelolaan fungsi pengadaan beserta kegiatan protokoler, kehumasan dan kesekretariatan pada Kantor Regional VI; 7) Melakukan analisis dan revisi perlengkapan dan fasilitas kerja, serta kegiatan protokoler, kehumasan dan kesekretariatan Kantor Regional VI; 8) Memberikan konseling kepada karyawan dilingkungan kerjanya untuk kelancaran pelaksanaan kerja; 9) Mengkoordinir semua bagian di Kantor Regional VI untuk menghimpun data dari hasil perbaikan tindakan dan tanggung jawab temuan SPI dan perwakilan SPI serta pemeriksaan pihak eksternal; 10) Menyusun dan menyampaikan laporan pada atasan unit terkait.