BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan

dokumen-dokumen yang mirip
II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

Apa itu Rupa dasar?desain dasar?

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

KONSEP KARYA. Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

II. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

BAB II Kaidah Estetika Dan Etika Seni Grafis

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

NIRMANA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL. Nama : Deddy Award Widya Laksana, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi

Dasar Dasar Desain 1

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Ikan Lele

2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III ELABORASI TEMA

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

DINA FATIMAH, RYANTY DERWENTYANA, FEBRY MAHARLIKA Program Studi Desain Interior, Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Progdi Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain Materi Kuliah ESTETIKA BENTUK

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn.

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

Komposisi dalam Fotografi

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize

PERSEPSI BENTUK. Ragam Bentuk Modul 5. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh

BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

III. PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam tesis yang berjudul Busana Adat Perkawinan Suku Gorontalo bahwa:

I. PENDAHULUAN. Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seni lukis batik berawal dari seni batik yang sudah tua usianya. Seni batik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

KESEIMBANGAN DINAMIK. Priscilia Yunita Wijaya Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain - Universitas Kristen Petra ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka

BAB III LANDASAN TEORI

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SMAN 1 Garut DASAR DASAR NIRMANA SENI RUPA. XI IPA 6 Kelompok 4

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

EKSPLORASI KEHIDUPAN DALAM SENI LUKIS A.A. NGURAH PARAMARTHA

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

FOTOGRAFI DALAM LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI (TAKS)

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penciptaan 1. Pengertian Seni Pengertian mengenai seni, salah satunya adalah karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya, pengalaman batin itu disajikan secara indah atau menarik. Sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya. Kelahirannya tidak didorong hasrat memenuhi kebutuhan pokok, melainkan merupakan usaha untuk melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiaan memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual (Susanto, 2011:102). Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Mikke Susanto, bahwa:... Seni yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia (Susanto, 2011: 354). Seni juga merupakan produk keindahan yang dapat menggerakkan perasaan indah orang lain yang melihatnya. Ahdiat Kartamiharja dalam Mikke Susanto menyatakan bahwa: seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan kenyataan dalam karya yang berkat bentuk maupun isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya (Susanto, 2011:354). Dalam definisi itu dipertegas oleh Nooryan Bahari dalam bukunya yang berjudul Kritik Seni bahwa: seni adalah suatu bentuk keterampilan yang diperoleh 6

7 melalui pengalaman, belajar, atau pengamatan-pengamatan (Bahari, 2008: 61). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa seni adalah hasil karya manusia yang merupakan penyampaian pengalaman batinnya yang disajikan secara indah dan menarik sehingga merangsang munculnya pengalaman batin penikmat yang menghayatinya. 2. Komponen Karya Seni Rupa a. Subject Matter atau Tema Subject matter merupakan bentuk dalam ide dasar atau penggambaran yang berada dalam pikiran seniman, dengan kata lain ialah suatu bentuk imajiner yang ada dalam pikiran seniman sebelum dituangkan dalam media atau belum lahir sebagai bentuk fisik. Tema atau subject matter pada umumnya dimaksudkan juga bisa disebut induk gagasan ; yaitu pokok persoalan yang selalu dijumpai dalam suatu karya seni. Salah satu implementasi dari subject matter dapat berupa tema pada umumnya merupakan suatu pokok persoalan yang menjadi batasan bagi seniman dalam visualisasi bentuk rupa sebuah karya seni. Adapun definisi subject matter adalah objek-objek atau ide-ide yang dipakai dalam berkarya atau ada dalam sebuah karya seni (Susanto, 2011: 383). Tema merupakan gagasan yang hendak dikomunikasikan pencipta karya seni kepada khalayak. Tema bisa saja menyangkut masalah sosial, budaya, religi, pendidikan, politik, pembangunan, dan sebagainya (Bahari, 2008:22).

8 b. Bentuk (Form) Bentuk dalam suatu karya adalah aspek visualnya, atau yang terlihat itu, yaitu karya seni itu sendiri. Bentuk dikenal pola sebagai totalitas karya yang merupakan organisasi unsur-unsur rupa sehingga terwujud apa yang disebut karya. Unsur-unsur yang dimaksudkan adalah garis, shape, gelap terang, dan warna. Ini berarti bentuk adalah suatu yang ditangkap dengan panca indra (Mulyadi. 1994:16). Aristoteles menganggap Seni sebagai tiruan dari kenyataan atau alam, bukan sebagai pantulan gambar cermin, tetapi melibatkan perenungan atau meditasi yang kompleks atas kenyataan alam (Sumardjo, 2000:129). Penulis memiliki kebebasan mencurahkan hasil dari perenungannya sesuai dengan pengalaman dan kepekaan yang dimiliki dalam mewujudkan inspirasinya ke dalam bentuk lukisan sebagai curahan perasaannya. Wujud karya dari penulis adalah seni lukis yang merupakan representasi pemahaman tentang perempuan yang melalui proses perenungan dan pemikiran, sehingga dari penciptaan ini dihasilkan suatu karya yang khas. Membangun sebuah dunia dari hasil pemikiran, pengalaman, dan proses artistik penulis yang di tuangkan dalam karya seni lukis. c. Isi atau Makna P. Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Pengetahuan Seni, menjelaskan bahwa: Isi disebut sebagai kualitas atau arti, yang ada dalam suatu karya seni. Isi juga disebut sebagai final statement, mood (suasana hati) atau pengalaman pengkayat. Isi

9 merupakan arti yang essential daripada bentuk, dan seringkali dinyatakan sebagai sejenis emosi, aktifitas intelektual atau asosiasi yang kita lakukan terhadap suatu karya seni (P. Mulyadi. 1994:16). Berdasarkan teori di atas penulis berusaha mewujudkan hasil pemikiran dan perenungannya ke dalam karya seni lukis untuk menggambarkan atau mengungkapkan isi dari perasaaan dan peristiwa yang dialami dan membagikannya kepada penghayat. Isi dari karya ini merupakan pengungkapan dari hasil pemikiran dan perenungan tentang perempuan dan selendang. 3. Perempuan dan selendang Dalam bahasa Indonesia, kata "perempuan" berasal dari kata "empu" yang merujuk pada gelar kehormatan "yang dituankan sebagai berkemampuan" atau orang yang ahli (Sutrino. 2005:319). Di dalam masyarakat Jawa, perempuan mempunyai pemahaman filosofis tersendiri, yakni : kata wadon yang berasal dari bahasa kawi "wadu" yang artinya kawula/abdi (Sujarwo. 2015:107). Perempuan adalah orang (manusia) yg mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui. (http://kbbi.co.id/arti-kata/perempuan. 14/07/2016). Selendang adalah pakaian tradisional Indonesia yang berbentuk kain panjang. Selendang biasanya digunakan oleh perempuan. Pada saat ini, selendang kebanyakan dihias dengan ornamentika motif batik. Hampir setiap daerah punya bentuk dan ukuran selendang adatnya masing-masing. Selendang dapat disampirkan di pundak, terkadang dililitkan melingkar di atas kepala atau sebagai tutup kepala bila panas, dan terkadang sebagai kain gendongan anak. Padanan

10 selendang adalah kain yang multifungsi, kain untuk tutup bagian bawah tubuh atau sebagai ikat pinggang untuk wanita yang mengenakan kain jarit, juga untuk menggendong anak atau bayi, sebagai ayunan bayi, untuk bawa barang, dan sebagainya. Selendang juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam upacara perkawinan, kehamilan, atau upacara kelahiran dan kematian dan tari tradisional (https://keseniantaridaerah.wordpress.com/tag/properti-selendang/.22/02/2016). Keberadaan selendang ketika berkaitan dengan perempuan bukan hanya karena kebiasaan atau sejarah, melainkan pandangan masyarakat juga yang berpendapat bahwa kehangatan dan kelembutan dari selendang adalah simbol dari seorang wanita. B. Unsur-Unsur Bentuk 1. Elemen-elemen Seni Rupa a. Garis Secara sederhana garis dapat diartikan sebagai pertemuan antara titik-titik yang saling berhubungan. Sadjiman Ebdi Sanyoto menyimpulkan ada dua pengertian mengenai garis, Garis adalah suatu hasil goresan (garis nyata) atau batas atau limit suatu benda, batas sudut ruang, batas warna, bentuk massa, dan sebagainya (garis semu) (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2010: 87). b. Shape (Bidang) Bidang adalah suatu bentuk datar sejajar dengan dimensi panjang dan lebar serta menutup permukaan. Bidang dapat juga diartikan bentuk

11 yang menempati ruang (Sanyoto, 2010: 103). Bidang dapat dibedakan atas bidang geometri dan bidang biomorphic. Bidang geometrik merupakan bentuk yang standar (ukuran, aturan, dan batasan) dalam sifat dan berasal dari ilmu ukur, seperti lingkaran, empat persegi, segitiga. Bidang biomorphic merupakan bentuk yang tidak beraturan (bebas dan organik) (Hakim, 1997: 54-55). Bidang adalah suatu bentuk yang sekelilingnya dibatasi oleh garis. Dua jenis bidang yaitu bidang geometris dan bidang organis. Bidang geometris yaitu, lingkaran, segi tiga, segi empat dan lain-lain. Bidang organis dibuat dengan bentuk-bentuk bebas beraneka ragam bentuk yang tidak terbatas (Bahari, 2008: 100). c. Warna Tanpa adanya cahaya maka tidak akan terjadi warna, itu pun berlaku pada karya seni, tanpa adanya cahaya maka karya tersebut tidak akan menampakkan warna. Warna merupakan pantulan cahaya dan warna menjadi terlihat karena adanya cahaya yang menimpa pada suatu benda (Sunyoto, 2009: 12). Melalui beberapa teori warna seperti teori Brewster, kita dapat mengenal warna primer, sekunder, dan warna komplementer. Warna dapat dianalisis malalui sudut pandang estetika maupun tinjauan berdasarkan kadar intensitas warna yang dimiliki. Warna mampu menimbukan kesan positif dan negatif serta mampu menciptakan berbagai suasana sesuai intepretasi masing-masing orang. Warna dapat mengajak kita seolah-olah

12 berada dalam suasana periode dimana karya tersebut diciptakan (Neddy S, 2012: 88). Menurut Sulasmi Darmaprawira dalam bukunya yang berjudul Warna Teori dan Kreativitas, warna putih memiliki karakter positif, merangsang, ringan, cemerlang, dan sederhana. Sedangkan warna hitam memperlihatkan sifat tegas, kukuh dan struktur yang kuat (Darmaprawira, 2002: 47-49). d. Tekstur Pengertian tekstur adalah kesan halus atau kasar permukaan yang ditampilkan pada sebuah karya. Berdasarkan macamnya tekstur dibagi menjadi dua yaitu, tekstur nyata, nilai permukaan yang sama secara visual mata dengan rabanya. Tekstur semu, nilai permukaan yang berbeda secara visual mata dengan rabanya (Bahari, 2008: 101). Sadjiman Ebdi Sanyoto dalam bukunya yang berjudul NIRMANA: Elemen-elemen Seni dan Desain menambahkan tekstur sebagai nilai atau ciri khas suatu permukaan atau raut (Sanyoto, 2010: 120). 2. Komposisi Arfial Arsad Hakim dalam buku Nirmana Dwimatra membagi komposisi menjadi 4 macam, yaitu:.komposisi terbuka, yaitu komposisi suatu bidang atau ruang, yang unsur komposisinya merupakan bagian terkesan menerus, tersebar, meluas dari pusat bidang atau ruang komposisi tersebut. Komposisi tertutup adalah jika unsur-unsur tersebut seakan-akan di dalam bagian, mengumpul, menyempit, sehingga terlihat adanya pengelompokan unsur-unsur itu ke dalam pusat bidang atau ruang komposisi. Selain itu, terdapat pula komposisi piramidal dan komposisi piramidal terbalik. Komposisi piramidal merupakan komposisi yang meletakkan objek gambar yang

13 membentuk susunan segitiga, yang puncaknya berada di atas dan alasnya berada di bawah. Sedangkan komposisi piramidal terbalik adalah kebalikannya, di mana puncaknya berada di bawah.(arfial Arsad Hakim, 1997: 31). Komposisi dalam dunia seni rupa adalah gabungan antara unsur-unsur seni rupa di dalam suatu karya yang disusun sedemikian rupa sehingga enak dilihat dan menambah nilai seni pada karya seni tersebut. Mikke Susanto menyebutkan komposisi diperlukan untuk mendapat kesesuaian atau integrasi warna, garis, bidang, dan unsur lainnya sehingga tercapai susunan dinamis dan proporsi artistik (Susanto, 2011: 226-227). 3. Prinsip Organisasi Unsur-unsur Rupa a. Kesatuan atau Unity Menurut Sadjiman, kesatuan merupakan efek yang dicapai dalam suatu komposisi di antara unsur pendukung karya yang secara keseluruhan menampilkan kesan keutuhan (Sanyoto, 2009: 213). Kesatuan di dalam karya Tugas Akhir ini ditunjukkan dengan adanya penggunaan unsurunsur rupa yang disusun sedemikian rupa sehingga memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. b. Harmoni (Irama (Rhytm) dan Repetisi) Arfial Arsad Hakim menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Nirmana Dwimatra, bahwa: Repetisi merupakan metode pengulangan bentuk secara terus menerus terhadap unit visual suatu pola dengan tujuan mengikat keseluruhan unsur desain ke dalam suatu kesatuan (unity) (Hakim, 1997: 19).

14 Menurut Mikke Susanto bahwa harmoni merupakan tatanan atau proporsi yang dianggap seimbang dan serasi dapat tercapai (Susanto, 2011: 175). Sadjiman mengatakan bagian dari harmoni di antaranya adalah irama (rhytm) dan repetisi. Irama atau rhytm merupakan gerak pengulangan atau gerak mengalir atau aliran ajeg, runtut, teratur, dan terus menerus (Sanyoto, 2009: 161). Penulis menampilkan harmoni dengan melakukan pengulangan bentuk potongan-potongan dari objek selendang pada background dan bentuk yang ditampilkan dengan tingkatan perbedaan value warna. c. Dominan atau Domination Penulis berpendapat bahwa hal menarik pertama yang bisa dilihat orang lain dan merupakan unsur dominasi dalam karyanya berada pada objek perempuan yang memiliki kesan paling mencolok dari lainnya. Karena pada dasarnya, seperti yang disampaikan Sadjiman, dominan berarti menguasai, keunggulan, keunikan, atau keistimewaan. Dominasi merupakan daya tarik dalam karya seni (Sanyoto, 2009: 225). d. Keseimbangan atau Balance Keseimbangan adalah kondisi atau kesan berat, tekanan, tegangan, sehingga memberi kesan stabil (setimbang) (Hakim, 1997: 6). Sadjiman Ebdi Sanyoto menjelaskan bahwa: setidaknya terdapat dua jenis keseimbangan, yakni keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris. Keseimbangan simetris merupakan keseimbangan yang terjadi di mana sisi kanan-kiri sama persis, baik bentuk, warna, arah, maupun besaran ukuran. Keseimbangan asimetris adalah kebalikan dari keseimbangan simetris, di mana sisi kanan dan kiri tidak sama (Sanyoto, 2009: 237-240).

15 4. Perubahan Wujud Perubahan wujud diperlukan dalam proses kreatif. Proses itu tidak sematamata memindahkan objek ke dalam media gambar. Bisa dikatakan bahwa perubahan wujud yang muncul di dalam suatu karya merupakan bukti kreativitas seorang seniman dalam mengolah objek yang digambarnya. Setidaknya, terdapat empat jenis perubahan bentuk yang digunakan oleh penulis, yakni: a. Abstraksi Secara sederhana penulis mengartikan bahwa abstraksi merupakan penyederhanaan dan penyusunan kembali objek. Sesuai dengan penjelasan dalam buku Art Fundamentals: Theory and Practice, abstraksi merupakan penyederhanaan dan penyusunan kembali objek atau elemen bentuk untuk mengekspresikan perasaan seorang seniman dari realitas (Ocvirk, 1962: 5). Pengertian abstraksi menurut Narsen Afatara dalam Abstraksi Biomorfis sebagai Ekspresi Estetis adalah: dalam terminologi filosofis, adalah pemikiran di mana ide-ide dipisahkan dengan objek. Abstraksi menggunakan strategi simplifikasi di mana detail-detail konkret dibiarkan dalam kerangka ambigu atau tidak terdefinisikan (Afatara, 2011: 45). b. Distorsi Proses ini terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan dengan abstraksi, di mana penggambaran ulang dalam bentuk sederhana tersebut sudah sedikit diubah bentuknya, namun bagian inti dari objek yang menjadi fokus perhatian masih dibiarkan mirip aslinya agar karakter asli dari masih bisa dilihat. Suryo Suradjijo dalam buku Filsafat Seni menjelaskan bahwa distorsi bertujuan untuk menonjolkan karakteristik visual objek, sehingga mendapatkan bentuk

16 baru yang lebih sempurna dari alam atau bentuk lain yang sesuai konsep estetik sang seniman (Suradjijo, 2000: 77). c. Stilasi Stilasi memiliki sedikit kesamaan dengan distorsi, hanya saja stilasi lebih ke arah mengeksplorasi penggayaan bentuk objeknya. Dalam buku yang sama Suryo Suradjijo menambahkan pengertian stilasi, yakni penggambaran dengan cara menggayakan setiap kontur objek atau benda, tanpa meninggalkan bentuk alaminya sekedar untuk menambah nilai keindahannya (Suradjijo, 2000: 79). Bagian-bagian objek yang diolah dan digayakan oleh sedemikian rupa sehingga bentuk yang dihasilkan sudah tidak seperti bentuk aslinya tetapi memiliki kesan yang masih memperlihatkan objek tersebut. d. Deformasi Dalam karya Tugas Akhir ini, deformasi dilakukan pada semua bagian tubuh perempuan, karena penulis memiliki penggambaran suasana atau perasaan berbeda di setiap karyanya. Setiap karya memiliki bentuk yang berbeda tergantung dari perasaan dan pemikiran penulis yang merupakan kebebasan ekspresi seniman. Suryo Suradjijo mengartikan deformasi sebagai pengubahan bentuk yang mengutamakan kebebasan perasaan seniman sehingga karya yang dihasilkan tidak berwujud seperti aslinya, namun penghayat masih bisa menangkap unsur bentuk di dalamnya (Suradjijo, 2000: 80).