BAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry.

BAB III METODE PENELITIAN. atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2000:11). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Larissa Aesthetic Center Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research &

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al-

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok eksperimen adalah siswa yang diberikan perlakuan (treatment) dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010). Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diferensial. Penelitian diferensial adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Shot Case Study (Sugiono 2010: 110) menjelaskan bahwa terdapat suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Langkah yang penting dalam keseluruhan proses penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah. beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

Transkripsi:

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam penelitian ini terdapat upaya mendeskripifkan, mencatat, menganalisa, dan menginterprestasikan kondisi yang terjadi saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan yang terjadi sekarang. Penelitian ini difokuskan pada persepsi siswa tentang penerapan kurikulum 2013 dalam belajar Fisika di kelas MIA SMAN Kota Jambi. 3.2 Alur Penelitian Alur penelitian dimulai ketika peneliti menyiapkan kisi-kisi angket, validitas kisi-kisi, menyusun item, validitas item, dimana proses ini dikatagorikan dalam menyusun instrumen. Alur dilanjutkan menentukan populasi dan sebagian dari jumlah populasi dipilih untuk menjadi sumber data yang disebut sebagai sampel melalui teknik sampel. Angket yang telah di validasi dan memiliki reabilitas yang baik disebar kepada sampel yang telah ditentukan, lalu didapat data persepsi siswa, peneliti melanjutkan pada analisis data kemudian didapatkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Untuk lebih jelas mengenai alur penelitian ini, peneliti menyajikan alur penelitian dalam bentuk gambar berikut ini :

Gambar.3.1 Alur Penelitian 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Waktu penelitian yaitu pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Dari 11 SMAN di Kota Jambi, penelitian hanya dilakukan di 7 SEKOLAH kelas MIA SMAN Kota Jambi saja, hal ini dikarenakan 4 SMAN di Kota Jambi masih menggunakan KTSP 2006 dalam pembelajarannya, dan berikut nama sekolah yang akan dilakukan penelitian. No Nama Sekolah 1 SMA Negeri 1 Kota Jambi 2 SMA Negeri 2 Kota Jambi 3 SMA Negeri 3 Kota Jambi 4 SMA Negeri 4 Kota Jambi 5 SMA Negeri 5 Kota Jambi 6 SMA Negeri 10 Kota Jambi 7 SMA Negeri 11Kota Jambi Tabel 3.1 Nama SMAN Kota Jambi 3.4 Variabel Penelitian

3 Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai atau pengelompokkan logis dari dua atribut atau lebih. Dalam penelitian ini, hanya ada satu variabel yaitu persepsi siswa terhadap penerapan kurikulum 2013 dalam belajar fisika. 3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi Subjek yang akan diambil dalam penelitian biasanya disebut sebagai populasi. Jika jumlah populasi terlalu besar, maka penelitian dapat mengambil sebagian dari jumlah total populasi, sedangkan untuk jumlah populasi kecil, sebaiknya populasi yang terpilih untuk peneitian ini jumlah nya harus memenuhi syarat mewakili populasi yang ada. Seorang peneliti muda umumnya akan bertanya mengenai berapa jumlah sampel dalam suatu penelitian? ada hukum stastika dalam menentukan jumlah subjek penelitian. Hukum tersebut adalah semakin besar jumlah sampel yang digunakan dalam studi semakin kuat dan merefleksikan keadaan populasi yang ada. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian juga tergantung dari keadaan populasi penelitian. Jika keadaan populasi homogen atau mempunyai karakteristik sama maka jumlah sampel dapat lebih kecil. Walaupun pemakaian jumlah subjek yang besar itu sangat dianjurkan. Ada kemungkinan bahwa seorang peneliti mempunyai tiga faktor keterbatasan, yaitu waktu yang sempit, kemampuan menganalisis terbatas, dan keterbatasan biaya guna

menyelesaikan proses penelitian secara komprehensif. Kondisi yang demikian cendrung memotivasi peneliti untuk mencari alternatif lain, sehingga penelitian tetap dapat dilakukan dengan syarat dan aturan statustika tetap dapat dipenuhi (Sukardi, 2014, hal. 66). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah siswa siswi Di Kelas MIA SMAN Kota Jambi yang menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajarannya. 3.5.2 Sampel Sering kali terjadi bahwa penelitian tidak dapat melakukan studi terhadap semua anggota kelompok yang menjadi interes penelitian. Dan mereka hanya mampu mengambil dari jumlah populasi yang ada. Sebagian jumlah populasi yang ada tersebut diambil datanya. Data yang terkumpul tersebut kemudian dianalisis. Hasil akhir penelitian yang didapatkan, kemudian digunakan untuk merefleksikan keadaan populasi yang ada. Cara berfikir yang demikian diperbolehkan dalam proses inkuiri ilmiah. Sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut disebut sampel atau cuplikan. Memang salah satu syarat yang harus dipenuhi di antaranya adalah bahwa sampel harus diambil dari bagian populasi. Syarat yang paling penting untuk diperhatikan dalam mengambil sampel ada dua macam, yaitu jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih harus mewakili. Untuk itu perlu ada cara memilih agar benar-benar mewakili semua populasi yang ada (Sukardi, 2014, hal. 68). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur

5 atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampling purposive. Menurut Sugiyono (2013), bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Tabel 3.2. Jumlah sampel siswa kelas XI SMAN Kota jambi No. Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas XI Jumlah Sampel kelas XI 1. SMAN 1 Kota Jambi 189 Siswa 70 Siswa 2. SMAN 2 Kota Jambi 138 Siswa 74 Siswa 3. SMAN 3 Kota Jambi 157 Siswa 68 Siswa 4. SMAN 4 Kota Jambi 166 Siswa 63 Siswa 5. SMAN 5 Kota Jambi 124 Siswa 54 Siswa 6. SMAN 10 Kota Jambi 129 Siswa 49 Siswa 7. SMAN 11 Kota Jambi 169 Siswa 70 Siswa Jumlah 1072 siswa 448 siswa Sumber: Tata Usaha tiap-tiap Sekolah 3.6 Jenis Data dan Instrumen Penelitian 3.6 1 Jenis Data Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Adapun jenis dan bahan penelitian ini adalah data kuantitatif yang diambil secara langsung dari siswa. Data yang diperlukan dalam penilaian ini yaitu: 1. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari subjek (responden). Dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh berupa persepsi siswa tentang penerapan kurikulum 2013 dalam belajar fisika di kelas MIA SMAN Kota Jambi yang diambil dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak sekolah mengenai jumlah siswa serta kurikulum yang digunakan oleh tiap sekolah. 3.6 2 Instrumen Penelitian Instrumen sangat berperan penting dalam menentukan kualitas suatu penelitian, karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh sangat ditentukan oleh kualitas atau validitas instrumen yang digunakan, di samping prosedur pengumpulan data yang ditempuh. Hal ini mudah dipahami karena instrumen berfungsi mengungkapkan fakta menjadi data, sehingga jika instrumen yang digunakan mempunyai kualitas yang memadai dalam arti valid dan reliabel, maka data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnya di lapangan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuesioner. Menurut Arikunto (2010), bahwa kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian, peneliti dapat menggunakan instrumen yang telah tersedia, dapat pula menggunakan instrumen yang dibuat sendiri, maupun menggunakan instrumen yang sudah ada kemudian dikembangkan lagi oleh peneliti. Instrumen yang telah tersedia pada umumnya adalah instrumen yang sudah dianggap baku untuk mengumpulkan data variabel-variabel tertentu. Dengan demikian, jika instrumen baku telah tersedia untuk mengumpulkan data variabel penelitian maka peneliti dapat langsung menggunakan instrumen tersebut, dengan catatan bahwa teori yang dijadikan landasan penyusunan instrumen tersebut sesuai dengan teori yang menjadi landasan dalam penelitian kita. Selain itu,

7 konstruk variabel yang diukur oleh instrumen tersebut juga sama dengan konstruk variabel yang hendak kita ukur dalam penelitian. Akan tetapi, jika instrumen yang baku belum tersedia untuk mengumpulkan data variabel penelitian, maka instrumen untuk mengumpulkan data variabel tersebut harus dibuat sendiri maupun dikembangkan oleh peneliti sesuai kebutuhan dalam penelitian yang dilakukan. Membuat kisi-kisi angket dan item angket adalah bentuk instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk alat pengumpulan data berupa angket yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Menurut Sukardi (2014), skala yang dibuat pada umumnya terbatas hanya cocok untuk satu populasi tertentu. Seperti halnya persyaratan instrumen dalam pembuatan skala yang baik, peneliti sebaiknya juga memenuhi persyratan validitas dan reabilitas yang tinggi. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert., skala likert telah banyak digunakan oleh para peneliti persepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan, misalnya sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skala ukur tersebut pada umumnya ditempatkan berdampingan dengan pertanyaan atau pernyataan yang telah direncanakan, dengan tujuan agar responden lebih mudah mengecek maupun memberikan pilihan jawaban yang sesuai dengan pertimbangan mereka. Responden dianjurkan untuk memilih kategori jawaban yang telah diatur oleh peneliti, misalnya sangat setuju (SS), setuju (S), kadang-kadang (K ), tidak setuju

(TS), dan sangat tidak setuju (STS), dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang dirasa cocok. Selain itu katagori yang sering digunakan meliputi Selalu yang merupakan poin tertinggi dalam penilaian positif yaitu (5), Sering (4), kadangkadang (3), jarang (2) dan katagori penilaian terendah yaitu tidak pernah (1). Dalam perencanaan penelitian, item-item pertanyaan atau pernyataan pada umumnya telah dikelompokan menurut variabel yang hendak menjadi perhatian peneliti. Dengan cara demikian ini peneliti atau pembaca lain dapat dengan mudah mengecek kebulatan instrumen yang telah dibuat. Tabel 3.3. Skala Penilaian Angket yang digunakan Option Skor Item Selalu 5 Sering 4 Kadang-kadang 3 Jarang 2 Tidak Pernah 1 Sumber: Sukardi,2014 : 146 Tabel 3.4. Kisi Kisi Angket Variabel Sub variabel Indikator Item Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Belajar Fisika. 1.Pendekatan pembelajaran 1. pendekatan saintifik -pendekatan keterampilan proses 1,2,3,4,5,6 7,8,9,10,11,12, 13,14,15,16,17 2.Strategi penilaian 2.-penilaian kompetensi pengetahuan -penilaian kompetensi sikap -penilaian kompetensi keterampilan 18,19,20 21,22,23 24,25,26 3.7 Pengujian Instrumen Dilihat dari segi bentuk pelaksanaan kegiatan pengumpulan data, pengumpulan data statistik dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya yaitu

9 menggunakan teknik angket. Menurut Somantri (2006), teknik angket yaitu cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Alat pengumpulan data dengan angket yaitu alat pengumpul data yang berupa daftar pertanyaan yang disiapkan peneliti untuk disampaikan kepada responden dan jawabannya diisi oleh responden sendiri. Angket atau kuesioner yang telah dimodifikasi, diuji coba untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas angket, sehingga angket tersebut menjadi instrumen yang baik untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menguji cobakan instrumen tersebut kepada siswa kelas X MIA SMAN 11 Kota Jambi. Sebagai rekomendasi umum dalam menentukan jumlah subjek untuk mengumpulkan data uji coba, Menurut Taniredia (2011), bahwa banyaknya subjek untuk sampel adalah lima sampai 10 kali lipat banyaknya item yang hendak dianalisis. Data yang didapat dari hasil uji coba, kemudian ditentukan validitas dan reliabilitasnya menggunakan analisis faktor, sehingga didapatkan instrumen yang valid dan reliabel. 3.7.1 Uji Validitas Syarat untuk mendapatkan instrumen yang baik yaitu terpenuhinya validitas dan reliabilitas. Instrumen alat ukur dikatakan valid apabila mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukurnya. Berbagai macam cara dan metode dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen dimana validiyas instrumen menunjukan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Ada dua jenis validitas untuk instrumen penelitian, yaitu validitas logis dan empiris. Dalam

penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas empiris. Menurut Arikunto (2010), sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Selain itu, validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun instrumen berdasarkan ketentuan tertentu. Dari penjelasan validitas empiris diatas bahwa instrumen diuji cobakan terhadap sasaran yang merupakan bagian dari populasi yang diteliti, sehingga peneliti mengambil responden untuk uji coba instrumen diambil dari bagian populasi SMAN Kota Jambi. Setelah instrumen diujicobakan kemudian data yang didapat dianalisis dengan analisis faktor. 1. Pengertian Analisis Faktor Ada beberapa ahli yang menjelaskan pengertian tentang analisis faktor yang dikutip oleh Purwanto (2013), diantaranya yaitu menurut Suryanto (1988), bahwa analisis faktor adalah kajian tentang kesaling ketergantungan antara variabelvariabel dengan tujuan untuk menemukan himpunan variabel baru yang lebih sedikit jumlahnya dari variabel semula dan menunjukkan variabel-variabel mana dari variabel semula tersebut yang merupakan faktor persekutuan. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kerlinger (1996), analisis faktor merupakan keiritan upaya ilmiah yaitu mengurangi kelipatgandaan tes dan pengukuran sehingga jauh menjadi lebih sederhana dengan jalan memberitahukan hal-hal sebagai berikut, yaitu ada butir tes atau ukuran yang saling dapat serasi atau sama tujuannya dan sejauh mana kesamaan itu, ukuran-ukuran apa saja yang mengukur hal yang sama dan seberapa jauhkah ukuran-ukuran tersebut mengukur hal atau karakteristik yang diukur. Jadi, tujuan dari analisis faktor yaitu membantu mengurangi jumlah variabel yang dianalisis oleh peneliti.

11 Ditinjau dari penggunaannya, terdapat dua macam analisis faktor yaitu analisis faktor eksploratori (exploratory factor analysis) dan faktor konfirmatori (confirmatory factor analysis). Analisis eksploratori adalah untuk mengetahui faktorfaktor yang melandasi sehimpunan variabel atau sehimpunan ukuran. Sehingga dalam analisis eksploratori tidak menentukan hipotesis atau menentukan sejumlah faktor dan membiarkan butir-butir menentukan jumlah faktornya sendiri sesuai hasil analisis nantinya. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis faktor konfirmatori. Analisis faktor konfimatori adalah penggunaan analisis faktor untuk menguji hipotesis mengenai struktur faktor dalam sehimpunan data. Dalam analisis konfirmatori, peneliti telah menentukan jumlah faktor yang diinginkan, sehingga analisis konfirmatori juga bisa dikatakan untuk membuktikan faktor yang sudah ada sebelumnya. 2. Prosedur Uji Sebelum analisis dilakukan, beberapa asumsi harus terpenuhi sehingga secara keseluruhan langkah-langkah uji analisis data adalah sebagai berikut: a. Menguji kelayakan analisis Menguji kelayakan analisis dilakukan dengan mengetahui apakah suatu data dapat dilakukan analisis data ditentukan oleh dua faktor, yaitu harga koefisien Kaiser- Meyer-Olkin (KMO) sampling adequacy untuk mengetahui kecukupan jumlah sampel yang akan dianalisis dan Bartlett s sphericity test untuk melihat normalitas

data yang akan dianalisis. Dengan terpenuhinya asumsi dua faktor tersebut, maka kesimpulan akhir dapat digeneralisasi. b. Menyajikan matriks korelasi Matriks digunakan untuk mengetahui butir-butir yang saling berkorelasi tinggi atau rendah. Korelasi tinggi menunjukkan bahwa butir-butir mengukur dimensi yang sama dan sebaliknya. c. Melakukan ekstraksi Ekstraksi dilakukan untuk mendapatkan faktor yang lebih sedikit (eigenvalue factor) dari sejumlah butir/variabel dan sumbangan faktor terhadap keseluruhan butir (total variance explained). Ada beberapa metode untuk melakukan ekstraksi menurut Paryono (1994) yang dikutip oleh Purwanto 2013, yaitu: (1) analisis komponen utama (principal component analysis), (2) pemfaktoran sumbu utama (principal axis factoring), (3) pemfaktoran kemiripan maksimal (maximum likelihood factoring), (4) pemfaktoran alpha (alpha factoring), (5) pemfaktoran citra (imaging factoring), (6) kuadrat terkecil tidak dibobot (unweighted least squares), dan (7) kuadrat kecil tergeneralisir (generalized least squares). d. Melakukan rotasi Rotasi adalah proses memutar sumbu mendekati koordinat titik-titik butir/variabel. Di dalam proses ekstraksi hanya meringkas butir-butir, namun dengan adanya rotasi maka butir-butir tersebut dikelompokkan sesuai faktor masing-masing yang ditentukan dengan besarnya nilai korelasi antar butir. e. Memberikan penamaan faktor

13 Langkah selanjutnya adalah memberi nama untuk masing-masing faktor yang terbentuk sesuai dengan karakteristik dari butir-butir yang ada didalam faktor tersebut. f. Interpretasi Hasil Uji Berdasarkan hasil uji analisis faktor, maka perlu untuk menginterpretasikan hasil uji yang telah dilakukan. Untuk memudahkan interpretasi, hasil uji tersebut dikelompokkan berdasarkan kepentingan interpretasi, yaitu: (1) menguji kelayakan analisis, (2) menyajikan matriks korelasi, (3) melakukan ekstraksi, (4) melakukan rotasi, (5) memberi nama factor. 3.7.2 Uji Reliabilitas Angket Reliabilitas berkenaan dengan tingkat ketepatan hasil pengukuran. Suatu instrumen dikatakan memiliki tingkat yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama (Sukmadinata, 2012). Sedangkan menurut Arikunto (2010), reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini, estimasi tingkat reliabilitas instrumen menggunakan rumus penghitungan koefisien Alpha Kronbach. Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan program software SPSS versi 20 yang dihitung terhadap tiap-tiap faktor. Secara teoritis, rumus Alpha Kronbach menurut Arikunto (2010) adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui tingkat pehamanan responden terhadap instrumen.

b. Untuk mengetahui ketepatan penyelenggaraan sekaligus mencari pengalaman pelaksanaan dan mengidentifikasikan kemungkinan sarana penunjang yang masih harus dipersiapkan sebelumnya. c. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen. Koefisien reliabilitas tes berkisar antara 0,00-1,00 dengan perincian korelasi : Tabel 3.5 Katagori Reliabilitas Katagori Reabilitas Keterangan 0,81 < r 1,00 Sangat tinggi 0,61 < r 0,80 Tinggi 0,41 < r 0,60 Sedang 0,21 < r 0,40 Rendah 0,00 < r 0,20 Sangat rendah (Sumber: Arikunto, 2010) 3.8 Teknik Pengumpulan Data Setelah didapatkan angket yang valid dan reliabel, menandakan bahwa angket tersebut merupakan instrumen yang baik dan siap untuk digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pengumpulan data penelitian dilakukan terhadap sampel dari populasi di SMAN Kota Jambi. Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

15 Adapun tahap persiapan yang akan dilakukan sebelum penelitian adalah sebagai berikut: (a) Menentukan kelompok sampel dan (b) Mempersiapkan instrumen pengumpulan data berupa angket. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan penelitian adalah mengumpulkan persepsi siswa terhadap penerapan kurikulum 2013 dalam belajar fisika dengan menggunakan angket. 3. Tahap Akhir Manganalisis data hasil penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menyimpulkan hasil dari penelitian. 3.9 Teknik Analisis Data Analisis data dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, yaitu dengan menggunakan SPSS, Microsoft Excel, maupun menghitung secara manual menggunakan rumus-rumus. Namun, peneliti menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan SPSS for Windows versi 20. Analisis data yang dilakukan yaitu terhadap skor nilai dari angket. 3.9.1 Analisis Skor Angket Langkah-langkah menganalisis data angket persepsi siswa adalah sebagai berikut: a. Mengkuantitatifkan hasil checking dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya. b. Membuat tabulasi data

c. Menghitung Mean dan Standar Deviasi (SD) 3.9.2 Jawaban Pertanyaan Penelitian Deskripsi Hipotesis deskriptif adalah dugaan terhadap nilai satu variabel secara mandiri antara data sampel dan data populasi (jadi bukan dugaan nilai komparasi atau asosiasi). Menurut Sugiyono (2013), bahwa dalam penelitian deskiptif, hipotesis jarang dirumuskan. Bila hipotesis tidak dirumuskan, maka analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah, sehingga tidak menguji hipotesis. Analisis dilakukan dengan cara melakukan perhitungan sehingga setiap rumusan masalah data ditemukan jawabannya secara kuantitatif. Hasil penelitian dapat ditampilkan dalam sebuah grafik, diagram, dan chart.