BAB I PENDAHULUAN UKDW. kejadian kematian ke dua (16%) di kawasan Asia (WHO, 2015).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh TIWIK SUSILOWATI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang. Indonesia penyakit malaria masih merupakan penyakit infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di beberapa Negara tropis dan subtropis saat

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan parasit Plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5)

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Penyakit malaria

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi perhatian masyarakat dunia termasuk didalamnya negara Indonesia. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

I. PENDAHULUAN. nyamuk Anopheles sp. betina yang sudah terinfeksi Plasmodium (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HUBUNGAN RIWAYAT INFEKSI MALARIA DAN MALARIA PLASENTA DENGAN HASIL LUARAN MATERNAL DAN NEONATAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit parasit yang tersebar

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan suatu bentuk dari kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria. Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

I. PENGANTAR. Separuh dari keseluruhan penduduk dunia, diperkirakan 3,3 miliar orang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. terutama dalam masalah gizi. Gizi di Indonesia atau negara berkembang lain memiliki kasus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan bagi negara tropis/

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkena malaria. World Health Organization (WHO) mencatat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. besar. Masalah perbaikan gizi masuk dalam salah satu tujuan MDGs tersebut.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Menimbang berat badan bayi merupakan salah satu upaya yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium. Vivax. Di Indonesia Timur yang terbanyak adalah Plasmodium

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap ketahanan nasional, resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara khususnya negara-negara berkembang. Berdasarkan laporan The World

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) PADA KEJADIAN BBLR DI RSUD PRINGSEWU LAMPUNG. Yusari Asih*

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penularan penyakit campak terjadi dari orang ke orang melalui droplet respiration

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit menular tropik yang distribusinya

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal. Prevalensi bayi dengan berat badan

BAB 1 PEDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang alami artinya perubahan-perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Malaria masih menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Menurut laporan WHO, kejadian malaria di dunia telah mengalami penurunan. Sebanyak 57 negara telah berhasil menurunkan angka kejadian malaria sebanyak 75%. Tahun 2015, diperkirakan terjadi 214 juta kasus baru malaria dengan 438.000 kematian. Sekitar 80% dari kematian akibat malaria terkonsentrasi hanya di 15 negara, terutama di Afrika. Menurut laporan, dalam rentang waktu tahun 2000 dan 2014 kejadian kematian akibat malaria di kawasan Asia Tenggara mengalami penurunan 2.900.000-1.600.000 dengan Indonesia sebagai negara penyumbang angka kejadian kematian ke dua (16%) di kawasan Asia (WHO, 2015). Penyakit malaria disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium di dalam darah manusia yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina. Kejadian malaria di daerah endemis sering mempengaruhui angka kesakitan dan kematian bayi, balita, dan ibu hamil. Ibu hamil sangat beresiko terinfeksi malaria, hal ini disebabkan oleh perubahan sistem imunitas ibu selama kehamilan baik secara hormonal maupun selular, serta diduga akibat peningkatan hormon kortisol selama kehamilan. Infeksi malaria pada kehamilan, sangat berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan juga janin yang dikandungnya. Pada ibu, infeksi malaria dapat mengakibatkan anemia, malaria cerebral, edema paru, dan bahkan kematian. 1

2 Sedangkan pada janin, dapat menyebabkan abortus, persalinan prematur, berat badan lahir rendah dan kematin janin (Warouw, 2009). Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi infeksi malaria pada ibu hamil. BBLR adalah berat badan bayi baru lahir kurang dari 2500 gram. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang (Dinkes Provinsi NTT, 2015). Di Indonesia kejadian malaria sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), berdampak terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta dapat menyebabkan kematian. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, insiden malaria menurun 1,9 persen di banding tahun 2007 yaitu 2,9 persen dan prevalensinya 6,0 persen. Sebagian besar kejadian malaria terjadi di wilayah Indonesia Timur, lima provinsi dengan insiden dan prevalensi tertinggi adalah Papua (9.8% dan 28.6%), Nusa Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%), Papua Barat (6,7% dan 19,4%), Sulawesi Tengah (5,1% dan 12,5%), dan Maluku (3,8% dan 10,7%) (Balitbang Kemenkes RI, 2013). Provinsi NTT menempati urutan ke tiga tertinggi kejadian malaria di Indonesia. Masih adanya desa-desa di wilayah terpencil dengan kondisi lingkungan yang buruk, sarana transportasi dan komunikasi yang tidak memadai, akses pelayanan kesehatan yang kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat menjadi penyebab masih tingginya kejadian malaria di NTT sampai

3 saat ini. Hampir 90% wilayah di NTT terdapat kejadian malaria, tiga kabupaten/kota dengan prevalensi tertinggi adalah Sumba Barat Daya (58,3 %), Lembata (48,5 %) dan Sumba Timur (47,9 %) (Dinkes Provinsi NTT, 2015). Presentase Annual Paracite Incidences (API) di kabupaten Sumba Timur tahun 2014 sebesar 34,9 per seribu penduduk. Menurut kategori API, apabila kejadian API > 5 kasus per seribu penduduk dapat dikategorikan sebagai daerah endemisitas tinggi, sehingga kabupaten Sumba Timur termasuk kategori daerah endemisitas tinggi malaria. Presentase Annual Malaria Incidence (AMI) sebesar 124,7 per seribu penduduk. Menurut kategori AMI, apabila kejadian AMI > 50 kasus per seribu penduduk maka angka klinis malaria dikategorikan tinggi, sehingga kabupaten Sumba Timur termasuk tergolong tinggi (Dinkes Provinsi NTT, 2015). Berdasarkan data Dinas Kesehatan kabupaten Sumba Timur pada tahun 2014 sampai 2016, kejadian malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat. Angka kejadian malaria di tahun 2014 sebanyak 8.258 kasus, dengan kejadian pada ibu hamil sebanyak 116 kasus, pada tahun 2015 sebanyak 14.014 kasus, dengan kejadian pada ibu hamil sebanyak 18 kasus, dan pada tahun 2016 sebanyak 3.966 kasus, dengan kejadian pada ibu hamil sebanyak 38 kasus. Kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di Sumba Timur juga cukup tinggi. Angka kejadian BBLR tahun 2014 sebanyak 233 kasus, pada tahun 2015 sebanyak 269 kasus, dan tahun 2016 sebanyak 246 kasus (Dinkes Kabupaten Sumba Timur, 2017). (Dinkes Kabupaten Sumba Timur, 2017).

4 Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Kejadian Malaria pada Ibu hamil dengan BBLR di Kabupaten Sumba Timur selama tahun 2014 sampai 2016. 1.2. Masalah penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka yang menjadi masalah penelitian adalah: 1. Apakah terdapat hubungan kejadian malaria pada ibu hamil terhadap kejadian BBLR? 2. Apakah terdapat hubungan usia kehamilan terinfeksi malaria terhadap kejadian BBLR? 3. Apakah terdapat hubungan umur ibu, status gizi, frekuensi ANC, jumlah paritas, jarak anak, tingkat pendidikan, dan status sosial ekonomi terdahap kejadian BBLR 1.3. Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan kejadian malaria pada ibu hamil terhadap kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). 2. Untuk mengetahui hubungan usia kehamilan terinfeksi malaria terhadap kejadian BBLR.

5 3. Untuk mengetahui hubungan umur ibu, statsus gizi, frekuensi ANC, jumlah paritas, jarak anak, tingkat pendidikan, dan status sosial ekonomi terhadap kejadian BBLR. 1.4. Manfaat penelitian i. Manfaat teoritis 1. Dapat meningkatkan wawasan tentang malaria dan kehamilan. 2. Dapat mengetahui hubungan antara malaria pada ibu hamil dengan kejadian BBLR maka dapat dilakukan pencegahan dan pengobatan pada kasus malaria pada ibu hamil dalam mencegah kejadian BBLR. ii. Manfaat praktis 1. Dapat menjadi bahan masukan dalam membuat kebijakan pencegahan dan pengawasan pada kasus malaria pada wanita hamil, khususnya mencegah kejadian BBLR di Kabupaten Sumba Timur. 2. Dapat menjadi sumber informasi bagi pasien agar termotifasi dalam mengikuti program penanganan malaria pada ibu hamil dan melaksanakan pencegahan terhadap kejadian BBLR.

6 1.5. Keaslian Penelitian No. Peneliti, Tahun 1. Suharti, 2009 2. Emiliana dkk, 2011 Judul, dan Lokasi Penelitian Infeksi Malaria pada Ibu Hamil dan Kejadian BBLR, Kabupaten Bintan Hubungan Kejadian Malaria pada Ibu Hamil dengan BBLR, Puskesmas Na ngapanda, Kabupaten Ende Tabel 1. Deskripsi perbandingan hasil penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Desain penelitian Retrospective cohort study Case control Variabel bebas adalah ibu hamil dengan riwayat malaria terikat adalah BBLR bebas adalah ibu hamil dengan riwayat malaria Jumlah Sampel Penelitian 78 orang untuk tiap kelompok 106 orang dengan 53 kasus dan 53 kontrol Hasil Penelitian Ada hubungan antara ibu hamil malaria dengan paritas dan ANC terhadap BBLR Malaria mempunyai probabilitas lebih tinggi 3,8 kali tinggi melahirkan BBLR di bandingkan yang Letak Perbedaan Penelitian Untuk melihat gambaran infeksi malaria pada ibu hamil di kabupaten Sumba Timur. Sampel yang digunakan berasal dari kasus kejadian malaria pada ibu hamil selama tahun 2014, 2015, dan 2016 di kabupaten Sumba Timur

7 3. Pranti Sri Mulyani, 2012 Hubungan Kejadian Malaria pada Ibu Hamil Berat Bayi Lahir Rendah, Provinsi Papua Case control terikat adalah BBLR bebas dalam penelitian adalah ibu hamil dengan riwayat terserang malaria, jenis malaria, dan umur kehamilan saat terinfeksi malaria. terikat adalah BBLR 327 orang dengan 136 kasus dan 191 kontrol. tidak terpapar malaria Tidak ada hubungan antara riwayat terinfeksi malaria selama hamil dengan kejadian BBLR. Terdapat perbedaan hasil penelitian pada penelitian sebelumnya, sehingga peneliti tertarik untuk membuktikan hubungan malaria pada ibu hamil dengan BBLR