BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

GAMBARAN TOKOH SINTA DALAM NOVEL SINTA OBONG KARYA ARDIAN KRESNA DAN CERITA RAMAYANA KARYA C. RAJAGOPALACHARI: Studi Sastra Bandingan

GAMBARAN TOKOH SINTA DALAM NOVEL SINTA OBONG KARYA ARDIAN KRESNA DAN CERITA RAMAYANA KARYA C. RAJAGOPALACHARI: Studi Sastra Bandingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan manusia erat kaitanya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

kemanusiaan, nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai kebudayaan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

Sastra selalu melibatkan pikiran pada kehidupan sosial, moral, psikologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan ungkapan atau hasil kreativitas pengarang yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah hasil cipta manusia berdasarkan imajinasi. keindahan, maupun sebuah kritikan dan lain sebagainya.

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi yang memiliki unsur estetis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Karya sastra sendiri dapat diartikan sebagai hasil cipta yang melukiskan penderitaan manusia, perjuangan, kasih sayang, kebencian, nafsu, dan segala yang dialami oleh manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama. Dalam penelitian ini, penulis mengkaji karya sastra berbentuk prosa. Prosa merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk paragraf dan mengandung unsur ekstrinsik serta intrinsik. Karya sastra yang berupa prosa sendiri meliputi roman, cerita pendek (cerpen), dan novel. Cerita Ramayana (kisah Rama & Sinta) dikenal dalam pementasan Wayang Kulit, Wayang Golek, Wayang Orang. Ramayana adalah cerita yang hidup berabad-abad lamanya dan masih eksis, bahkan tetap populer hingga saat ini. Cerita Ramayana karya C. Rajagopalacari mengalami transformasi bahasa, di Indonesia sering dikenal dengan sastra terjemahan. Menerjemahkan bukan semena-mena mengganti ataupun mengubah isi cerita, melainkan hanya terbatas pada bahasa yang akan diubah. Adapun unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terkandung di dalam novel terjemahan tetap sama dengan aslinya. Dengan membaca novel terjemahan, apresiator atau pembaca sudah dapat menggambarkan isi cerita, seperti yang terdapat dalam naskah aslinya. 1

2 Ramayana merupakan satu cerita yang berasal dari India dan sangat dikenal serta digemari oleh masyarakat Indonesia. Dari masa ke masa, cerita Ramayana terus hidup di masyarakat berbagai daerah di Indonesia, dalam bentuk karya sastra berupa novel ataupun yang lainnya dengan versi pengarang yang berbeda-beda. Novel Sinta Obong karya Adrian Kresna, merupakan novel yang menceritakan kisah Ramayana, tetapi terdapat beberapa perbedaan mulai dari nama tokoh, sifat tokoh, hingga gaya bercerita yang menarik untuk dikaji. Melihat persamaan dan perbedaan yang muncul dalam novel Sinta Obong karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari, penulis tertarik meneliti bentuk cerita yang diangkat dari kedua karya sastra tersebut melalui tokoh Sinta. Sinta di India disebut dengan nama Sita, tetapi di Indonesia dikenal dengan Sinta. Penulis tidak terlalu mempermasalahkan kedua nama tersebut karena sosok dan interpretasi pengarang terhadap tokoh Sinta ini pun merujuk pada satu pribadi yang sama. Tokoh Sinta memiliki peran penting dalam terjadinya konflik cerita. Sinta, istri dari titisan Dewa Wisnu, Rama, dengan segala gambaran keelokannya mampu membuat Rahwana tergila-gila, begitu cintanya pada Sinta akhirnya Rahwana menculik Sinta dan membawanya ke Alengka, konflik terjadi antara Rama dan Rahwana, keduanya akan saling berseteru merebutkan Sinta. Ketika Rama mampu mengalahkan Rahwana dan menyelamatkan Sinta kembali, hal itu bukan menjadi konklusi cerita, masih ada permasalahan ketika Rama mempertanyakan kesucian Sinta, peristiwa

3 tersebut yang merangsang penulis untuk mengkaji tokoh Sinta. Dalam penelitian ini, tokoh Sinta akan dikaji secara lebih dalam, baik dari sisi gambaran fisik, perilaku maupun sifatnya. Mengingat cikal bakal kelahiran Ramayana dari India yang kental dengan ajaran Hindu. Masuknya agama Hindu ke Indonesia akhirnya Ramayana menjadi populer hingga saat ini. Meneliti lewat sudut pandang pengarang dianggap mampu membuktikan, dalam novel Sinta Obong karya Ardian Kresna sudah mengalami transformasi dan terpengaruh budaya Indonesia (Jawa), atau dalam novel Sinta Obong karya Ardian Kresna masih ada sisipan budaya India dari cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori sastra bandingan untuk menganalisis novel Sinta Obong karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari karena sastra bandingan tepat untuk meneliti kedua karya sastra tersebut. Sastra bandingan dianggap mampu mendeskripsikan gambaran tokoh Sinta dalam novel Sinta Obong karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari Sastra bandingan adalah suatu kajian perbandingan dua karya sastra atau lebih, dari dua negara yang berbeda dan dilakukan secara sistematis. Kajian ini, antara lain, bertujuan untuk memahami proses penciptaan dan perkembangan sastra suatu negara (Trisman, 2003:1). Ditambahkan oleh Endraswara (2011:10), sastra bandingan sebagai penelitian membandingkan sastra dari negara yang berbeda, serta penelitian tentang hubungan sastra dengan bidang ilmu dan kepercayaan yang lain,

4 seperti seni (lukis, pahat/ukir, dan musik), filsafat, sejarah, sosial (politik, ekonomi, dan sosiolgi), sains, dan agama. Ringkasnya, sastra bandingan merupakan kegiatan membandingkan sastra sebuah negara dengan sastra negara lain atau membandingan sastra dengan bidang lain sebagai keseluruhan ungkapan kehidupan. Pengertian membandingkan adalah menyejajarkan, menemukan, mencari, dan mengidentifikasikan kesamaan dan berbagai varian di dalam karya sastra. Disinggung di atas, bahwa pengarang dengan latar belakang budaya yang dia miliki menjadi faktor utama terciptanya suatu karya sastra, dari sana penelitian ini juga menambahkan secara umum, tentang sudut pandang pengarang berbicara dalam suatu karya sastra. Untuk membantu analasis dari aspek sudut pandang pengarang, penulis menggunakan pendekatan biografis untuk mengungkap latar belakang pengarang dari aspek pendidikan, lingkungan, dan agama. Pendekatan biografis mengatakan bahwa, karya sastra identik dengan riwayat hidup, peryataan-pernyataan pengarang dianggap sebagai suatu kebenaran. Pendekatan biografis mensubordinasikan karya sebagai anggota masyarakat, pengarang dengan sendirinya lebih berhasil untuk melukiskan masyarakat di tempat ia tinggal, lingkungan hidup yang benar-benar dialaminya secara nyata. Oleh karena itulah, seperti juga dari disiplin ilmu yang lain dalam menggunakan gejala-gejala sosial, pengarang juga dianggap perlu untuk mengadakan semacam penelitian yang kemudian secara interpretatif imajinatif diangkat dalam karya seni (Ratna, 2012:56).

5 Penelitian terhadap novel Sinta Obong karya Adrian Kresna dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari dilakukan dengan meneliti, gambaran tokoh Sinta dari kedua karya sastra, serta sudut pandang kedua pengarang. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini diberi judul Gambaran Tokoh Sinta dalam Novel Sinta Obong Karya Ardian Kresna dan Cerita Ramayana Karya C. Rajagopalachari. B. Pembatasan Masalah Dalam sebuah penelitian, diperlukan adanya pembatasan masalah agar penelitian tetap fokus dan jelas. Melihat dari permasalahan yang terdapat dalam novel Sinta Obong karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari, penulis memfokuskan permasalahan pada perbandingan kedua cerita dengan perbedaan budaya yang mampu menunjukan gambaran pada tokoh Sinta, serta sudut pandang dari kedua pengarang dalam penelitian ini.

6 C. Rumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran tokoh Sinta dalam novel Sinta Obong karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari? 2. Bagaimanakah perbedaan sudut pandang pengarang dalam novel Sinta Obong karya Ardian Kresna dengan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari? D. Tujuan Penelitian Pengangkatan permasalahan tersebut dengan maksud : 1. Mendeskripsikan gambaran tokoh Sinta dalam novel Sinta Obong karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari 2. Mendeskripsikan perbedaan sudut pandang pengarang dalam novel Sinta Obong karya Ardian Kresna dengan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori kesusastraan, terutama untuk kepentingan kritik sastra dalam perbandingan sejarah teks sastra secara diakronis (rentang zaman) dengan menggunakan teori sastra bandingan. Melalui penelitian ini juga, diharapkan dapat memberikan atau

7 menguatkan wacana mengenai perkembangan studi sastra bandingan dalam ilmu kesusastraan. 2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembaca pada khususnya, terutama dapat memberikan gambaran mengenai adanya keterkaitan karya sastra yang telah ada sebelumnya dan karya sastra berikutnya. Bagi para peneliti ataupun kritikus sastra, diharapkan dapat memperkaya cakrawala pengetahuan tentang studi sastra bandingan yang digunakan dalam analisisnya. Penilitian ini diharap menambah wawasan bagi pembaca akan Tokoh Sinta yang memiliki berbagai varian dari beberapa versi dilihat dari latar belakang budaya negara masing. F. Sistematika Penelitian Sistematika penelitian dalam sebuah penelitian berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai langkah-langkah suatu penelitian. Adapun sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bab I pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Latar belakang masalah berisi pokok permasalahan yang menjadi bahasan utama dalam skripsi. Bagian ini mendeskripsikan berbagai hal yang menunjukkan pemahaman tentang permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian. Pada latar belakang terdapat beberapa hal penting, yaitu: 1) adanya

8 masalah yang timbul dalam suatu konteks dan alasan hal tersebut menjadi masalah, 2) penyebab masalah tersebut dapat terjadi, dan 3) mengapa masalah tersebut penting untuk dipahami, diteliti, dan dipecahkan atau ditemukan jalan keluarnya. Pembatasan masalah berguna untuk membatasi masalah yang dikaji agar tidak terlalu luas dan tidak mengerucut. Perlu diingat, bahwa kualitas sebuah penelitian bukan disebabkan keluasan masalah yang diteliti, tetapi terletak pada kebenaran metode dan kedalaman analisisnya. Rumusan masalah yang disebut juga pertanyaan penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok permasalahan bagi peneliti yang dicari jawabannya melalui proses penelitian yang dilakukan berdasarkan data empirik. Selanjutnya, tujuan penelitian merupakan rumusan pernyataan tentang yang ingin dicapai dari hasil penelitian. Bab II kajian pustaka dan kerangka pikir. Bab kedua berisi kajian terdahulu, landasan teori, dan kerangka pikir. Kajian terdahulu merupakan bagian yang berisi penelurusuran dari penelitian-penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan dan mengkaji masalah serupa, karena tidak adanya penelitian dengan kajian serupa penulis mengambil persamaan dalam bentuk teori yang diambil. Untuk landasan teori, peneliti menggunakan teori sastra bandingan aliran Perancis dan pendekatan biografis. Landasan teori adalah sebuah alat atau metode yang digunakan untuk mengupas masalah yang ada. Pada bagian terakhir dari bab ini terdapat kerangka pikir yang merupakan

9 penggambaran secara jelas cara berpikir peneliti untuk mengkaji dan memahami permasalahan yang diteliti. Bab III metode penelitian. Bab ini berisi tentang Metode Penelitian. Metode Penelitian terdiri dari jenis penelitian, pendekatan, sumber data, dan data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Teori yang digunakan adalah sastra bandingan dan pendekatan boigrafis sastra. Sumber data dan data berisi mengenai data yang lengkap, benar, dan sahih yang digunakan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data berisi mengenai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Teknik analisis data berisi teknik analisis data yang digunakan dan alasan teknik itu dipilih dalam penelitian. Bab IV analisis data. Bab ini berisi tentang pemaparan analisis pokok menggunakan teori yang telah dipilih. Analisis data mengungkapkan gambaran tokoh Sinta, lalu memaparkan perbedaan sudut pandang pengarang dan mendeskripsikan arti berbagai kemunculan persamaan dan perbedaan dari data yang dikaji dalam novel Sinta Obong dengan cerita Ramayana. Bab V penutup. Bab ini berisi simpulan dan saran dari keseluruhan hasil penelitian. Simpulan merupakan hasil dari penelitian yang dapat diambil secara ringkas dan berupa jawaban dari rumusan masalah, sedangkan saran pemanfaatan hasil penelitian, pemantapan hasil penelitian yang dicapai, dan pengembangan penelitian lanjut.

10 Daftar pustaka dan lampiran pada bagaian ini berisi daftar-daftar buku serta bacaan yang digunakan dalam penelitian. Lampiran yang digunakan dalam penelitian ini, sinopsis novel Sinta Obong karya Ardian Kresna, dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari.