DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 52 PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MELALUI METODE SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) Hintikah *) Sekolah Dasar Negeri Ngroto UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang *) E-mail: hintikah.65@yahoo.com Abstrak Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan proses pembelajaran PKn pokok bahasan kerja sama Negara negara Asean dengan metode SAVI untuk meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas VI SDN Ngroto.Subjek penelitian ini adalah guru PKn berkolaborasi dengan guru kelas VI serta siswa kelas VI yang berjumlah 11 siswa sebagai pihak penerima tindakan. Data dikumpulkan melalui alat tes dan non tes (diskusi, observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi). Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran, setiap putaran terdiri dari empat tahap, yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Ngroto Kecamatan Pancur tahun pelajaran 2014/2015. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa 1) ada peningkatan siswa dalam bertanya: pra siklus 47,22, siklus I 58,33, siklus II 88,88,dalam mengemukakan ide atau gagasan: pra siklus 19,44, siklus I 33,33, siklus II 66,66 dalam, 2) ada peningkatan kreativitas dalam melakukan demonstrasi; pra siklus 33,33,siklus I 55,55 dan siklus II 83,33, dalam mengerjakan tugas guru di depan kelas pra siklus 30,55, siklus I 44,44 dan siklus II 75, 3) ada peningkatan prestasi prestasi belajar: siklus I (63,63), siklus II (90,90). Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran SAVI dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa kelas VI SDN Ngroto, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran PKn. Kata kunci: prestasi belajar, pendidikan PKn, metode SAVI 1. Pendahuluan Pada kenyataannya pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Ngroto kurang memperhatikan faktor proses, pembelajaran berpusat pada guru, metode yang digunakan selalu monoton yaitu metode ceramah, dan alat peraga juga tidak dimanfaatkan secara maksimal, pembelajaran tidak menarik, sehingga perhatian siswa kurang,akibatnya prestasi yang diperoleh siswa sangat rendah. oleh karena itu guru harus memperbaiki keadaan tersebut, membuat perencanaan secara seksama, mengajarnya dan meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya. Sebagaimana pembelajaran di kelas VI SD Negeri Ngroto Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 tentang Kerja sama Negaranegara ASEAN, prestasi belajar yang diperoleh rendah dan belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal pada pembelajaran awal. Dari 13 siswa hanya 3 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Keuntasan Minimal). Jadi yang mengalami ketuntasan hanya 23. Sehingga sebagian besar siswa y aitu 77 siswa masih dinyatakan belum berhasil, karena nilai yang diperoleh di bawah batas KKM, yaitu 66. Dari segi keaktifan belum semua siswa menunjukkan keaktifan, hanya siswa tertentu yang aktif bertanya dan menjawab. Sedangkan pada kerja kelompok hanya anak tertentu yang mengerjakan dan yang lain sebagai pendengar saja. Keadaan ini tentu kurang menyenangkan dan tidak menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mendidik. Karena proses pembelajaran kurang melibatkan siswa untuk bereksplorasi. Harapan dari peneliti agar dalam pembelajaran PKn dengan pokok bahasan Kerja Sama Negara-negara ASEAN ini siswa dapat tuntas 85 dengan nilai minimal diatas KKM yaitu 67.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 53 Untuk memecahkan masalah tersebut, penulis melakukan diskusi dengan teman sejawat yang nanti menjadi rekan kolaborator. Dari hasil diskusi penulis dan rekan kolaborator menemukan solusinya terhadap permasalah pembelajaran PKn di kelas VI tersebut dengan metode pembelajaran SAVI dengan memanfaatkan peta. Berdasarkan uraian di atas penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul : Peningkatkan Prestasi Belajar PKn Melalui Metode Pembelajaran SAVI pada kelas VI SD Negeri Ngroto Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015.Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahannya yaitu :(1)Pembelajaran PKn kurang memperhatikan faktor proses.(2).metode pembelajaran monoton, sehingga kurang menarik siswa akibatnya minat siswa rendah dan prestasi rendah. Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu: Apakah penggunaan metode SAVI pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Ngroto Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang? Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi pembelajaran PKn. Sedangkan secara khusus bertujuan selambat - lambatnya akhir siklus 2, kemampuan siswa dapat meningkat, sebagaimana ditunjukkan dengan indikator keberhasilan berikut ini :(1) Menguji apakah penggunaan metode SAVI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.(2)mendeskripsikan penggunaan metode SAVI dalam pembelajaran PKn dengan Kompetensi Dasar Kerja Sama Negara Negara Asean. Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung kepada siswa, guru, dan sekolah. Manfaat bagi adalah: dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari PKn, dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa terhadap penggunaan metode SAVI. Manfaat bagi Guru: mengetahui kekurangan yang ada dalam dirinya dan dapat dipergunakan perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.. Manfaat bagi sekolah: Memberikan sumbangan yang berguna untuk proses pembelajaran di sekolah itu. Memberikan dorongan untuk melakukan penelitian tindakan kelas terhadap guru lain. Bagi KKG (Kelompok Kerja Guru). Sebagai bahan diskusi untuk pengembangan kegiatan profesi di tingkat KKG. Bahan referensi untuk mengadakan kegiatan penelitian serupa di sekolah lain. 2. Materi dan Metode Penelitian 2.1. Materi Penelitian 2.1.1. Prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari kata Prestasi dan Belajar,Prestasi dapat diberikan makna sebagai hasil (sebagai wujud kemampuan) yang dicapai siswa setelah melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan oleh guru dan setelah siswa mengikuti kegiatan belajar yang diberikan oleh guru sesuai materi yang terencana pada akhir pelajaran selesai. Selanjutnya hasil belajar(prestasi) sebagaimana ditegaskan tersebut diatas bahwa perbuatan belajar mengandung semacam perubahan dalam diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar itu. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatau kebebasan, suatu sikap, suatu pengertian dan apresiasi.menurut kamus Bahasa Indonesia karangan WJS.Poerwadarminta (1984;768) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya) 2.1.2. Pembelajaran PKn Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada dasarnya merupakan mata pelajaran yang sudah tidak asing bagi kita, sebab sudah mulai dilaksanakan di sekolah sejak diberlakukannya kurikulum tahun 1994. Namun untuk lebih jelasnya berikut ini dicoba dikutipkan dari Kurikulum Sekolah Menengah Umum yang menjelaskan sebagai berikut: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.Dardji Darmodihardjo (1981:16) mengemukakan bahwa Pancasila mempunyai 2(dua) pengertian yaitu: Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan bangsa Indonesia dalam arti Pancasila dipergunakan senagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktifitas kehidupan disegala bidang dan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia yang artinya Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. 2.1.3. Metode SAVI Maksud dari metode SAVI adalah: Belajar somatis berarti belajar dengan menggunakan indra peraba, kinetis, serta melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Jadi untuk merangsang hubungan pikiran-tubuh,ciptakanlah suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu. Belajar auditori berarti belajar dengan berbicara dan mendengar.dalam merancang pembelajran PKn yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam diri siswa carilah cara untuk mengajak mereka membicarakan apa yang mereka pelajari. Mintalah siswa membaca dengan
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 54 keras secara dramatis dan menceritakannya. Ajak siswa berbicara saat mereka memecahkan masalah,membuat model, mengupulkan informasi, membuat rencana kerja,menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman kerja, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri. Belajar visual berarti belajar mengamati dan menggambarkan. Kebanyakan siswa akan lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan, dapat melihat contoh dari dunia nyata di lingkungan sekitar dan gambaran dari segala yang dipelajari kemudian mengamati situasi nyata, memikirkan serta membicarakan situasi tersebut, menggambarkan proses, prinsip, atau makna yang dicontohkan. Belajar intelektual berarti belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran,sarana yang digunakan manusia untuk berfikir. Menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru,dan belajar (Meier, 2004 : 99 ). Intelektual menghubungkan pengalaman mental, fisik, emosional, dan intuitif tubuhbuntuk membuat makna baru bagi dirinya. Aspek intelektual dalam belajar akan terlatih jika guru mengajak siswa telibat dalam aktifitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, membuat kesimpulan dalam pembelajaran PKn. 2.2. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Ngroto Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang. Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan : 1) adanya permasalahan dalam prestasi hasil belajar secara rata-rata rendah, 2) Nilai hasil evaluasi pada mata pelajaran Pkn dibawah ketuntasan atau belum memenuhi KKM yang ditentukan, 3) siswa kurang antusias dalam pembelajaran PKn terutama materi kerja sama negara negara Asia Tenggara Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 3 bulan yaitu bulan Januari 2015 sampai Maret 2014. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus dan 1 pembelajaran awal. Tiap siklus berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Adapun pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut : Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kegiatan Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4 Kegiatan 5 Kegiatan 6 Kegiatan 7 Kegiatan 8 Januari Pebruari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 x x Kegiatan 1: Analisis Hasil Pembelajaran Kegiatan 2: Penyusunan Proposal Kegiatan 3:PelaksanaanPembelajaran Siklus I Kegiatan 4: Analisis Kegiatan 5: Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Kegiatan 6: Analisis Kegiatan 7: Penyusunan Laporan Kegiatan 8: Penyelesaian Rincian kegiatan penelitian ini meliputi : persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, monotoring dan evaluasi, dan refleksi), penyusunan laporan penelitian, seminar hasil penelitian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan seminar, serta penggandaan dan pengiriman laporan penelitian. Rincian kegiatan penelitian ini meliputi : persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, monotoring dan evaluasi, dan refleksi), penyusunan laporan penelitian, seminar hasil penelitian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan seminar, serta penggandaan dan pengiriman laporan penelitian. 2.3. Subjek Penelitian Subjek Penelitian ini yaitu siswa kelas VI SD Negeri Ngroto, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang pada semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa 11 anak terdiri atas 5 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. 2.4. Data dan sumber data Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses pembelajaran PKn, kemampuan siswa memahami tentang kerja sama negara-negara ASEAN, motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dan dalam megerjakan tugas-tugas, serta kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran di kelas. Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi : 1.Informan atau nara sumber, yaitu siswa kelas VI, sekolah dan guru kelas VI/guru mata pelajaran PKn. 2.Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran yaitu di ruang kelas VI 3. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil kerja siswa berupa lembar kerja siswa dan lembar tes, dan buku penilaian. 2.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah meliputi: pengamatan, wawancara, diskusi, kajian dokumen, angket, dan tes hasil belajar. 2.5.1. Pengamatan
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 55 Pengamatan yang penulis lakukan adalah pengamatan berperan serta. Pengamatan itu penulis lakukan terhadap siswa yang sedang mengikuti dalam proses pembelajaran. 2.5.2. wawancara atau diskusi Wawancara atau diskusi dilakukan dengan siswa dan guru pengamat sebagai teman kolaborator setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan pembelajaran, dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran PKn.Dalam kegiatan wawancara atau diskusi itu, membahas tentang : 1) meminta pendapat teman pengamat tentang penampilan guru/peneliti dalam melaksanakan pembelajaran di kelas yang antara lain mengemukakan kelebihan dan kekurangannya, 2) mengemukan catatan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan peneliti sesuai fokus penelitian, mengemukakan segi-segi kelebihan dan kekurangannya, 3) mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukan baik oleh guru pengamat maupun peneliti untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru/peneliti dalam pembelajaran. 2.5.3. Kajian Dokumen Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada seperti kurikulum, RPP, buku atau materi pelajaran, hasil kerja siswa, dan nilai yang diberikan guru. 2.5.4. Angket Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dengan menganalisis informasi yang diperoleh melalui angket tersebut dapat diketahui peningkatan kualitas proses atas kegiatan siswa serta diketahi ada tidaknya peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran PKn. 2.5.5. Tes Tes diberikan ketika mengakhiri pembelajaran setiap siklus. Hasil tes ini dapat diketahui kemajuan siswa dalam memahami materi kerja sama negara-negara ASEAN. 2.6. Validasi Instrumen Penelitian Data hasil penelitian penulis validasi dengan menggunakan pendekatan triangulasi data yaitu mengkroscek data dari tiga pihak yaitu guru/peneliti, kolaborator/teman sejawat sebagai pengamat dan siswa. Sebagai contoh hasil pengamatan/observasi divalidasi dengan diskusi bersama antara guru dan pengamat. Sedangkan instrumen tes diujikan kepada siswa pada akhir pembelajaran. 2.7. Analisis Data Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai siklus I dan siklus II. Sedangkan data kualitatif dianalisis secara deskriptif kualitatif berdasar hasil observasi, refleksi, dan wawancara. 2.8. Indikator Kinerja Indikator Kinerja adalah berupa indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini, sebagaimana tercantum dalam tujuan penelitian ini. 1).Rata-rata nilai tes siswa kelas VI SD Negeri Ngroto tahun pelajaran 2013/2014 adalah 66 dan tingkat tuntas klasikal minimal 70.2). Sebagian besar siswa (75) berminat melakukan tugas dalam pembelajaran. 3). Suasana pembelajaran dengan metode SAVI menyenangkan, tidak membosankan. 4). Guru memiliki pengalaman dalam penerapan metode SAVI pada pembelajaran PKn. 2.9. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Agar pelaksanaan penelitian dan perbaikan pembelajaran berlangsung dengan terarah maka setiap siklus selalu dilaksanakan dengan satu rangkaian langkahlangkah : 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. 2.9.1. Pelaksanaan Pembelajaran Awal Pembelajaran awal dilaksanakan sebagaimana pembelajaran rutin, sehingga hasilnya rendah. Setelah melakukan refleksi bersama teman sejawat dapat dihasilkan rekomendasi bahwa hanya 40 siswa yang mencapai ketuntasan, nilai rata-rata siswa 59. Sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan. Sehingga perlu perbaikan pembelajaran siklus I. 2.9.2. Pembelajaran Siklus I Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran adalah sebagai berikut : 2.9.2.1. Perencanaan Sebelum pelaksanaan pembelajaran penulis menyusun Rencana Pembelajaran dengan metode SAVI, menyiapkan peta sebagai alat peraga, menyiapkan lembar kerja, menyiapkan Lembar Observasi aktivitas siswa dan guru, serta alat tes akhir. 2.9.2.2. Pelaksanaan Pelaksanaan Pembelajaran siklus I diamati dengan lembar pengamatan oleh teman sejawat. Pengamatan difokuskan
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 56 aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Aspek-aspek tingkah laku guru dan siswa secara rinci dapat dilihat pada setiap lampiran RPP. melakukan pembelajaran di dalam kelas dengan peta sebagai alat peraga dan menunjuk letak negaranegara ASEAN yang dimaksud oleh guru. Setelah menemukan siswa mengamati, menganalisis (eksplorasi) selanjutnya menulis hasilnya di LKS. Diskusi kelompok mengerjakan LKS dan melaksanakan presentasi dari hasil kerja kelompok (elaborasi), Pemantapan materi dilanjutkan evaluasi (konfirmasi), mengoreksi, menilai, dan menganalisis, memberikan tindak lanjut (perbaikan, pengayaan,dan PR) 2.9.2.3. Pengamatan Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, pengamatan dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari tes dan observasi. 2.9.2.4. Refleksi Setelah melasanakan seluruh proses pembelajaran siklus I, Guru melakukan refleksi untuk mendapatkan umpan balik tentang kinerja guru, aktivitas dan prestasi siswa sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya terhadap penelitian yang sedang dilakukan. 2.9.3.3. Pengamatan Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, pengamatan dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari tes dan observasi 2.9.3.4. Refleksi Setelah melasanakan seluruh proses pembelajaran siklus II, guru melakukan refleksi untuk mendapatkan umpan balik tentang kinerja guru, aktivitas siswa dan prestasi siswa. Refleksi ini berguna untuk menentukan tindakan selanjutnya terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Penelitian ditentukan pada hasil refleksi ini. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang hasil belajar siswa melalui tes formatif, pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam materi kerja sama pada siswa kelas VI SD Negeri Ngroto Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015, penulis paparkan sebagai berikut. Hasil pengamatan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung oleh guru, yang diamati dari pembelajaran Awal, pembelajaran siklus I, dan pembelajaran siklus II dapat dilihat pada table 2 berikut : 2.9.3. Pembelajaran Siklus II Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran adalah sebagai berikut : 2.9.3.1. Perencanaan Sebelum pelaksanaan pembelajaran penulis menyusun Rencana Pembelajaran yang menggunakan metode SAVI dan peta sebagai media pembelajaran, menyiapkan Lembar Kerja, menyiapkan Lembar Observasi aktivitaas guru dan siswa, dan alat tes akhir. 2.9.3.2. Pelaksanaan Adapun skenario pembelajarannya adalah guru bersama memajang peta di papan tulis untuk menunjuk, menemukan, mengamati letak ngara-negara anggota Asean beserta ibu kotanya, dan menuangkannya dalam LKS, mengerjakan LKS secara kelompok., presentasi siswa dari hasil kerja kelompok sebagai kegiatan elaborasi, dan siswa lain menanggapi, pemantapan materi dilanjutkan evaluasi konfirmasi, mengoreksi, menilai, dan menganalisis, memberikan tindak lanjut (perbaikan, pengayaan,dan PR) Tabel 2. Perubahan Tingkah Laku dalam Materi Kerja sama Negara-negara ASEAN (Pembelajaran Awal, Siklus I, dan Siklus II) Awal Siklus I Siklus II Prilaku Jml. Jml. Jml. Menyimpang Perilaku 1 5 45 3 23 0 0 Perilaku 2 4 36 2 18 1 9 Perilaku 3 4 36 2 18 0 0 Perilaku 4 3 27 1 9 0 0 Perilaku 5 0 0 2 18 0 0 Perilaku 6 4 36 2 18 1 9 Perilaku 7 4 36 2 18 1 9 Perilaku 1: belum siap dalam pembelajaran Perilaku 2: tidak aktif dalam mengikuti kegiatan di kelas Perilaku 3: tidak aktif dalam kerja kelompok Perilaku 4: tidak memperhatikan instruksi guru dalam mengerjakan LKS Perilaku 5: tidak bergantian dalam melaporkan hasil diskusi Perilaku 6: tidak bisa menunjukkan letak negara Asean di peta Perilaku 7: tidak bisa mengerjakan tugas guru 3.1.1 Pembelajaran Awal Untuk pengamatan hasil belajar siswa melalui tes formatif pada materi kerja sama Negara-negara Asia Tenggara,
JUMLAH SISWA KKM JUMLAH SISWA DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 57 penulis menyajikannya pada tiap-tiap siklus dan dimulai dari Pembelajaran Awal. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan hasil belajar siswa dengan materi kerja sama Negara-negara Asia Tenggara difokuskan pada aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran. Sebab sikap siswa yang ditunjukkan akan mempengaruhi perolehan hasil belajarnya. Demikian pula motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran. Pengamatan oleh observer dilakukan pada teknik dan strategi pembelajaran yang diterapkan guru. Kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pembelajaran oleh guru dapat diketahui dari hasil pengamatan oleh teman sejawat sebagai observer. Hasil pengamatan tersebut dijadikan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Tabel 3. Analisis Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran PKn Materi Kerja Sama Negara-negara ASEAN (Pembelajaran Awal) Nilai 40 50 60 70 Banyak 9 7 5 3 1 Gambar 1. Rata Jml rata Kelas Taraf Serap Ketuntasan Tuntas Belum Jml Jml 1 4 3 3 11 57 57 67 3 27 8 73 10 30 50 70 90 NILAI Grafik Analisis Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran PKn Materi Kerja sama Negara-negara ASEAN (Pembelajaran Awal) 3.1.2. Pembelajaran siklus I Secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I berjalan cukup baik. Pengamatan hasil belajar siswa melalui tes formatif dapat dilihat pada table 4.4 berikut : Tabel 4. Analisis Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran PKn Siklus I Persentase nilai 6 yang belum tuntas x 100 = 55 11 10 Gambar 2. 5 yang tuntas = x 100 = 45 11 Grafik Analisis Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran PKn Materi Kerja sama Negara-negara ASEAN (Siklus I) 3.1.3. Pembelajaran Siklus II Secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II berjalan cukup baik. Pengamatan hasil belajar siswa melalui tes formatif dapat dilihat pada table 4.5 berikut Tabel 5. Analisis Hasil Tes Formatifv Mata Pelajaran PKn Siklus II Tahap 8 6 4 2 0 SIKLUS II NILAI Jumlah Yang Mendapat Nilai Jumlah Nilai Ratarata - - - - - 1 4 3 3-850 77,27 Persentase nilai 1 yang belum tuntas x 100 = 9,10 11 10 yang tuntas = x 100 = 90,90 11 Tahap Jumlah Yang Mendapat Nilai Jumlah Nilai Ratarata SIKLUS I - - - 1 1 4 3 2 - - 700 63,63
JUMLAH SISWA DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 58 10 8 6 4 dengan petunjuk dalam lembar kerja. Namun demikian hasil belajar masih belum maksimal, walaupun nilai ratarata telah mencapai 63 masih dibawah KKM 67, tetapi ketuntasan belum mencapai 75, sehingga penulis melanjutkan pada siklus II. 3.2.2. Siklus II 2 0 Gambar 3. 3.2. Pembahasan Grafik Analisis Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran PKn Materi Kerja sama Negara-negara ASEAN (Siklus II) Proses pembelajaran hendaknya senantiasa terencana dan terprogram dengan baik dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. Pembelajaran yang terncana dengan melibatkan siswa secara aktif akan menghasilkan prestasi siswa yang optimal sesuai tahap-tahapnya. Proses perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini, penulis menyajikan dalam dua siklus yang telah menghasilkan temuan-temuan, yang selanjutnya perlu dibahas untuk mendapat kesimpulan. Bersama teman sejawat, penulis mendiskusikan temuan-temuan berupa hasil pengamatan tingkah laku siswa, guru, maupun hasil belajar siswa selama 2 siklus perbaikan pembelajaran sebagai berikut : 3.2.1. Siklus I NILAI Dari hasil pengamatan tingkah laku siswa yang diharapkan sudah lebih baik dari pada pembelajaran Awal, tetapi masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya persentase tingkah laku menyimpang selama proses perbaikan pembelajaran, yaitu pada siswa tidak aktif di dalam kerja kelompok sebesar 15, siswa tidak bisa menunjukkan letak Negara ASEAN pada peta sebesar 25, dan siswa tidak bisa mengerjakan tugas dari guru sebesar 30. Ternyata persentase siswa yang menyimpang dalam pembelajaran cukup banyak, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa belum mempunyai motivasi terhadap pembelajaran PKn dengan materi kerja sama Negara-negara ASEAN. Melihat kenyataan tersebut perbaikan pembelajaran yang penulis laksanakan adalah melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa. Dari hasil pengamatan tingkah laku guru yang menunjukkan bahwa kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran masih perlu perbaikan. Dari pengamatan hasil belajar siswa malalui tes formatif ternyata siswa belum dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Melihat kenyataan tersebut perbaikan pembelajaran yang penulis laksanakan adalah memfokuskan kegiatan dalam kelas dengan metode SAVI dengan peraga peta sesuai Berdasarkan pengamatan terhadap tingkah laku siswa pada siklus II ini telah terjadi perubahan yang diharapkan. Hanya 4 (1 siswa) yang belum bisa menunjukkan letak Negara anggota ASEAN sesuai tugas yang diberikan guru, dan 27 (3 siswa) yang tidak bisa mengerjakan tugas dari guru. tidak lagi merasa takut dalam mengamati tumbuhan yang ditemukan dan tidak malu ketika harus melaporkan hasil diskusi kelompoknya, bahkan beberapa siswa menunjukkan kemampuannya yang lebih dibandingkan teman-temannya. Perubahan tingkah laku guru dalam proses pembelajaran telah diusahakan maksimal, ternyata hal itu berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Apa yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran selalu menjadi perhatian siswa. Melihat kenyataan tersebut penulis merasa puas karena tingkah laku guru sangat berpengaruh pada ketuntasan hasil belajar siswa. Terbukti siswa dalam mengungkapkan pendapat dan gagasan telah menggunakan kalimat dengan bahasa runtut dan mudah dipahami dan tidak ada rasa takut. Kegiatan evaluasi pada siklus II ini dapat dilaksanakan dengan penuh semangat oleh siswa. Mereka telah menguasai materi pelajaran dengan baik. Pada siklus II ini hasil belajar siswa telah menunjukkan kemajuan yang memuaskan. Pada siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 63, meningkat pada siklus II menjadi 70 dengan tingkat klasikal mencapai 77. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru sebagai penulis laporan penelitian telah berhasil mencapai tujuan yang diharapkan karena dari tes yang diberikan telah dapat mengukur tingkat pemahaman siswa. Perbaikan yang penulis laksanakan pada mata pelajaran PKn materi kerja sama Negara-negara ASEAN dengan memanfaatkan peta sebagai alat peraga dan metode SAVI sebagai cara penyampaian materinya, telah mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Guru tidak lagi mendominasi proses pembelajaran, melainkan melibatkan siswa untuk aktif bergerak, berbuat, berbicara, mendengar, menemukan, mengamati, menganalisis dan mengkomunikasikan gagasannya, memecahkan masalah serta menyimpulkan yang mereka dapatkan dalam pembelajaran. Walaupun demikian guru tetap melaksanakan fungsi dan perannya dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
JUMLAH SISWA DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 59 3.2.3. Tingkat ketuntasan Belajar Tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat disajikan dalam table di bawah ini : Tabel 6. Tingkat Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran PKn No Kegiatan Persentase Ketuntasan 1 Pembelajaran Awal 27 2 Siklus I 45 3 Siklus II 90 12 10 8 6 4 2 0 Gambar 4 Grafik Perbandingan Tingkat Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran PKn Siklus Awal, Siklus I, dan Siklus II Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat djelaskan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal selalu meningkat. Hal ini disebabkan oleh model pembelajaran yang menyenangkan dan dilakukan di dalam kelas dengan metode SAVI dan peta sebagai alat peraga. dalam kondisi yang menyenangkan sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas dan berkreasi dengan peta. Dari 27 pada pembelajaran awal menjadi 45 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 90 pada siklus II. 4. Kesimpulan NILAI SIKLUS AWAL SIKLUS I SIKLUS II Berdasarkan pemaparan pada hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode SAVI pada pelajaran PKn dengan materi Kerja sama Negara-negara ASEAN dan peta sebagai alat peraga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningktan prestasi itu ditandai dengan peningkatan rata-rata prestasi siswa dari 59 pada awal, menjadi 63 pada siklus I, dan 77 pada siklus II. Demikian juga tingkat ketuntasan belajar secara klasikal dari 27 menjadi 45, dan akhirnya 90. Pemanfaatan metode SAVI sebagai cara penyampaian materi pelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam eksplorasi, dan elaborasi bersama teman, sehingga suasana belajar adalah suasana yang menyenangkan, mendidik dan membebaskan siswa yang bertanggungjawab sehingga siswa berminat mengerjakan tugas-tugas secara baik dan maksimal. Kemampuan siswa kelas VI SD Negeri Ngroto dalam memahami peta dengan metode SAVI perlu dipertahankan, oleh karena itu guru hendaknya melaksanakan tindakan-tindakan perbaikan tersebut di atas bahkan bila memungkinkan dicari alternatif lain yang yang dapat meningkatkan kemampuan siswa. Kepada teman guru agar mencari alternatif lain metode pembelajaran agar senantiasa tercipta pembelajaran yang lebih menyenangkan. Untuk sekolah agar dapat mendokumentasikan segala hasil karya guru termasuk hasil penelitian tindakan kelas ini, agar dapat dijadikan referensi oleh sesama guru. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2001.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Meier Dave 2004 the accelereted learning hand book Jakarta : kaifa. Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Putra. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Hasibuan, JJ. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Sukidin dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insane Cendekia. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.