ANALISIS LAMA WAKTU TUNGGU PELAYANAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT JALAN PESERTA BPJS DI RSPAU dr. S. HARDJOLUKITO YOGYAKARTA Ir. Ganis Wirawan, M.M Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKP Jalan Godean Km. 3 Tambak Yogyakarta 55182 ABSTRAK Penyelenggaraan rekam medis dituntut untuk memberikan pelayanan prima untuk menciptakan kepuasan pasien terutama dengan waktu tunggu yang singkat. Berdasarkan hasil penelitian penulis di RSPAU dr. S. Hardjolukito, salah satu masalah rekam medis adalah lamanya waktu tunggu pelayanan rekam medis pasien rawat jalan peserta BPJS. Metode penelitian yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala yang mempengaruhi lama waktu tunggu pelayanan rekam medis pasien rawat jalan peserta BPJS di RSPAU dr. S. Hardjolukito. Subyek penelitian ini yaitu petugas pendaftaran rawat jalan dan petugas rekam medis, sedangkan objek penelitian ini adalah pelayanan rekam medis pasien rawat jalan peserta BPJS. Cara pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan rekam medis pasien lama tergolong lama yaitu 15 menit 53 detik atau lebih lambat dari standar yang telah ditetapkan pemerintah yaitu <10 menit. Kendala yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan rekam medis pasien rawat jalan peserta BPJS yaitu berkas persyaratan pasien tidak lengkap, gangguan fasilitas pendaftaran, dan masalah pada penyimpanan berkas rekam medis. Kata Kunci : waktu tunggu pelayanan, pendaftaran pasien rawat jalan peserta BPJS, rekam medis, kendala-kendala pelayanan Latar Belakang 1
2 Di Indonesia rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, menyebutkan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Menurut Soebarto (2011 : 21) instalasi rawat jalan merupakan unit fungsional yang menangani penerimaan pasien di rumah sakit, baik yang akan berobat jalan maupun yang akan dirawat di rumah sakit. Pemberian pelayanan di instalasi rawat jalan dilakukan di bagian pendaftaran oleh petugas rekam medis rawat jalan. Dimensi ketepatan waktu dalam dimensi mutu pelayanan kesehatan adalah dimensi ketepaaatan waktu termasuk akses, waktu tunggu, dan waktu tindakan (Pohan, 2015 : 43). Menururt Depkes RI (2007) dalam Soebarto, (2011 : 32-33) waktu tunggu adalah waktu yang digunakan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ruang pemeriksaan dokter. Waktu tunggu pasien merupakan salah satu komponen yang potensial menyebabkan ketidakpuasan. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola daftar komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien. Pelayanan rekam medis yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat, serta nyaman. Pelayanan rekam medis rawat jalan di mulai dari tempat pendaftaran pasien sampai dengan berkas masuk kedalam poliklinik yang akan digunakan untuk pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit, standar waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan adalah 10 menit dan pelayanan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap adalah 15 menit. RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta merupakan rumah sakit tipe B yang telah terakreditasi paripurna. Rumah sakit ini memiliki berbagai macam pelayanan poli, sehingga dituntut untuk
3 memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pasien. Pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai penerima jasa pelayanan. RSPAU dr. S. Hardjolukito memiliki jumlah kunjungan pasien yang banyak dan meningkat setiap tahunnya terlebih pada pasien pengguna jaminan kesehatan BPJS yang berarti meningkatnya kepadatan jumlah antrian pendaftaran di Rumah Sakit dan hal ini akan berdampak pada waktu tunggu pelayanan pasien rawat jalan peserta BPJS dapat menjadi semakin lama. Berdasarkan dari penelitian penulis di bagian pendaftaran dan rekam medis RSPAU dr. S. Hardjolukito, waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan dapat dikategorikan lama atau melebihi standar pelayanan miniml rumah sakit yaitu pada Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian kualitatif tentang lama waktu tunggu pelayanan rekam medis pasien rawat jalan peserta BPJS di RSPAU dr. S. Hardjolukito. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lama waktu tunggu pelayanan pasien rawat jalan di RSPAU dr. S. Hardjolukito mulai dari proses kedatangan, pelayanan, dan sumber daya manusia. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana pelaksanaan kegiatan rekam medis, berapa waktu yang dibutuhkan dalam pelayanan rekam medis dan kendala yang mempengaruhi lama waktu tunggu pelayanan rekam medis pasien rawat jalan peserta BPJS di RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta.
Tinjauan Pustaka Waktu Tunggu Pelayanan Menurut Depkes RI (2007) dalam Soebarto, (2011 : 32-33) waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter.. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit waktu penyediaan dokumen rekam medis, waktu tunggu pelayanan adalah waktu tunggu pasien terhadap pelayanan mulai dari kedatangan pasien di tempat penerimaan pasien sampai dikirimnya berkas rekam medis ke poliklinik tujuan. Di sebut cepat jika waktu tunggu pelayanan kurang dari atau sama dengan 10 menit, dan disebut lama jika waktu tunggu pelayanan lebih dari 10 menit. Tabel 1 Waktu Tunggu di Rawat Jalan Judul Waktu tunggu di rawat jalan Dimensi Mutu Tujuan Definisi Operasional Standar Akses Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di setiap rumah sakit yang mudah dan cepat diakses oleh pasien. Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh dokter spesialis Rerata < 60 menit Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Rekam Medis Menurut Wijono dalam Budi (2011 : 2), rekam medis diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosis segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik rawat inap, rawat jalan, maupunyang didapatkan di rawat darurat. Menurut Permenkes Nomor : 269/MenKes/Per/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Menurut PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia) 8
9 rekam medis adalah sesuatu yang harus di teliti atau di periksa oleh penyidik atau pengacara pasien untuk mengetahui dengan benar segala tindakan medis adalah sesuai dengan Standar Profesi Kedokteran (Ismainar, 2015 : 83). Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit waktu penyediaan dokumen rekam medis adalah sebagai berikut : Tabel 2. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan Judul Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan Dimensi Mutu Tujuan Definisi Operasional Standar Efektifitas, kenyamanan, efisiensi Tergambarnya kecepatan pelayanan pendaftaran rawat jalan Dokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen rekam medis pasien baru atau pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat jalan. Waktu penyediaan dokumen rekam medis mulai dari pasien mendaftar sampai rekam medis disediakan/ ditemukan oleh petugas. Rerata < 10 menit Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tabel 3 Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Judul Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap Dimensi Mutu Tujuan Definisi Operasional Efektifitas, kenyamanan, efisiensi Tergambarnya kecepatan pelayanan pendaftaran rawat inap Dokumen rekam medis rawat inap adalah dokumen rekam medis pasien baru atau pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap adalah waktu mulai pasien diputuskan untuk rawat inap oleh dokter sampai rekam medik rawat inap tersedia di bangsal pasien.
10 Standar Rerata < 15 menit Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
11 Kegiatan Rekam Medis Menurut Budi (2011 : 40-102), kegiatan rekam medis meliputi penerimaan pasien dan penyimpanan berkas rekam medis. Penerimaan pasien/ Pendaftaran. Menurut Budi (2011 : 40), tempat penerimaan pasien merupakan gerbang pelayanan pertama disuatu fasilitas pelayanan kesehatan. Penyimpanan Menurut Budi (2011 : 93), setelah diolah kemudian dilakukan penyimpanan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011 : 93-94 ), penyimpanan berkas rekam medis bertujuan untuk : 1. Mempermudah dan mempercepat ditemukan kembali berkas rekam medis yang disimpan dalam rak filling. 2. Mudah mengambil dari tempat penyimpanan. 3. Mudah pengembaliannya. 4. Melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencuruan, keruskan fisik, kimiawi dan biologi. Dengan demikian maka diperlukan sistem penyimpanan dengan mempertimbangkan sarana dan peralatan yang digunakan, tersedia tenaga ahli dan kondisi organisasi. Syarat berkas rekam medis dapat disimpan yaitu apabila pengisian data hasil pelayanan pada lembar formulir rekam medis telah terisi dengan lengkap sedemikian rupa sehingga riwayat penyakit seorang pasien urut secara kronologis. Menurut Budi (2011 : 94), ditinjau dari lokasi penyimpanan berkas rekam medis, maka cara penyimpanannya dibagi menjadi dua cara yaitu : Sentralisasi adalah sistem penyimpanan berkas rekam medis secara sentral yaitu suatu sistem penyimpanan dengan cara menyatukan berkas rekam medis pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap ke dalam satu folder tempat penyimpanan. Desentralisasi, adalah sistem penyimpanan berkas rekam medis secara desentralisasi yaitu sistem penyimpanan berkas rekam medis dengan memisahkan berkas rekam medis pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap pada folder tersendiri dan atau ruang atau tempat tersendiri. 1. Penataan Ruang Kerja Unit Rekam Medis Menurut Budi (2011 : 27-28), penempatan ruang penerimaan pasien sebaiknya berada di dekat dengan ruang pelayanan rawat jalan, rawat darurat ataupun rawat inap. Selain itu tempat penerimaan pasien juga terletak di dekat ruang penyimpanan berkas
12 rekam medis. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pelayanan terutama saat distribusi berkas rekam medis. Tempat penerimaan pasien dilengkapi dengan tempat pengisian formulir pendaftaran pasien baru dan ruang tunggu yang nyaman. Tata ruang pengelolaan rekam medis akan lebih efektif jika disesuaikan dengan alur pengolahan berkas rekam medis. bagian assembling, ditempatkan paling ujung dekat dengan loket atau pintu pengembalian berkas rekam medis. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir petugas lain yang keluar masuk untuk mengembalikan berkas rekam medis di unit rekam medis. Diharapkan dengan tata ruang tersebut dapat lebih menjaga aspek keamanan dan kerahasiaan berkas rekam medis. Bagian coding ditempatkan disebelah bagian assembling, hal ini dilakukan agar berkas rekam medis yang telah dianalisis kelengkapannya dan diurutkan sesuai prosedur dapat segera dipindahkan meja kerja bagian coding. Pada bagian assembling dan coding dilengkapi dengan rak sortir sehingga dapat mempercepat pengecekan berkas rekam medis. 2. Pelayanan Rawat Jalan Menurut Huffman dalam Budi (2011 : 36) menyatakan bahwa pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang tidak mendapatkan pelayanan rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut Shofari dalam Astuti (2010 : 17-18) menjelaskan yang termasuk ke dalam pelayanan rawat jalan yaitu: 3. Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Menurut Herlambang (2016 : 61) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang dibentuk dengan UU BPJS untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. Undang-undang Nomor 24 tahun 2011 membentuk dua BPJS, yaitu : a. BPJS kesehatan, berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. b. BPJS ketenagakerjaan, berfungsi menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun. 4. Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, menyebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Herlambang, 2016 : 33) Menurut Herlambang (2016 : 38) jenis rumah sakit sesuai dengan perkembangan rumah sakit di Indonesia, yaitu :
13 a. Menurut lokasi rumah sakit, di Indonesia yaitu: rumah sakit pusatberlokasi di ibukota negara, rumah sakit pusat propinsi apabila letaknya di propinsi, rumah sakit daerah apabila letaknya di kabupaten atau kotamadya. b. Menurut jenis pelayanan yang diselenggarakan, ada dua macam rumah sakit yaitu rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. c. Menurut orientasi yang dianut, ada dua macam rumah sakit yaitu rumah sakit yang profit oriented dan rumah sakit yang benefit oriented/social oriented. d. Menurut pemiliknya, ada dua macam rumah sakit, yaitu rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta. Menurut Milton Roemer dan Friedman dalam buku Tjandra (2010 : menyatakan bahwa rumah sakit setidaknya punya lima fungsi. Pertama, harus ada pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostik dan terapeutiknya. Berbagai jenis spesialisasi, baik bedah maupun nonbedah, harus tersedia. Penelitian yang Terdahulu Soebarto (2011) dalam skripsi dengan judul Tinjauan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis di Pendaftaran Rawat Jalan RSUD Datu Sanggul Rantau Banjarbaru.Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi waktu tunggu pelayanan rekam medis di pendaftaran rawat jalan RSUD Datu Sanggul Rantau pada kegiatan rekam medis yaitu di penyimpanan. Pada Sumber Daya Manusia yaitu pendidikan dan pada Sumber Daya Material yaitu bahan dan fasilitas. Elsa Fadlani (2016) dalam skripsi dengan judul Analisa Lamanya Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis di Pendaftaran Rawat Jalan Rumah Sakit TK.III dr. Reksodiwiryo Padang. Hasil Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan rekam medis di pendaftaran rawat jalan RS Tk. III Dr. Reksodiwiryo Padang adalah 17 menit 31 detik yang tergolong lama, dengan waktu tunggu pelayanan rekam medis yang paling banyak mendapat pelayanan adalah 15 menit 38 detik, waktu tunggu pelayanan rekam medis yang paling cepat mendapat pelayanan adalah 10 menit 25 detik dan waktu tunggu pelayanan rekam medis yang paling lama mendapat pelayanan adalah 26 menit 22 detik dengan frekuensi waktu tunggu paling banyak yaitu kategori waktu tunggu antara 16 sampai 30 menit sebanyak 57,6%. Metode Penulisan Jenis Penulisan
14 Penelitian ini menggunakan jenis penulisan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif (Saryono, 2013 : 3). Subyek dan Obyek Penulisan Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penulisan adalah pihak-pihak yang terkait dalam proses pelayanan rekam medis rawat jalan yaitu 4 (empat) orang petugas pendaftaran rawat jalan dan petugas rekam medis RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. Sedangkan yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah pelayanan rekam medis pasien rawat jalan peserta BPJS di RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. Teknik Pengumpulan Data Metode Analisa Data Metode analisa data yang digunakan penulis yaitu menggunakan metode Miles and Huberman. Menurut Miles dan Huberman dalam (Prastowo, 2012 : 241), analisis data kualitatif adalah suatu proses analisis data yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi Hasil dan Pembahasan Rumah Sakit Pusat Angkata Udara dr. S. Hardjolukito adalah rumah sakit TNI AU dibawah Dinas Kesehatan Angkatan Udara, sesuai dengan misi pertama rumah sakit yaitu menjamin pelayanan prima yang berkualitas dan paripurna bagi anggota TNI AU/TNI, PNS dan keluarga serta masyarakat umum. Pasien yang berkunjung memiliki tata cara pendaftaran yang berbeda antara pasien anggota TNI AU/TNI, PNS dan keluarga serta masyarakat umum. Pelaksanaan kegiatan rekam medis di RSPAU dr. S. Hardjolukito Penerimaan pasien Tahapan penerimaan pasien di Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) RSPAU dr. S. Hardjolukito dibedakan berdasarkan jenis kedatangannya yaitu pasien baru dan pasien lama. 1) Pasien baru yaitu pasien yang baru pertama kali datang kerumah sakit untuk keperluan berobat. 2) Pasien lama yaitu pasien yang pernah datang sebelumnya untuk keperluan berobat 3) keperluan berobat. 4) Pasien lama yaitu pasien yang pernah datang sebelumnya untuk keperluan berobat.
15 TEKAN CETAK STRUK WARNA UNGU PERSYARATAN 1. Surat Rujukan (Fc) 2. Kartu BPJS (Fc) 3. Kartu Identitas (Fc) SIM/KTP/KTM/KK Gambar 1 Alur Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Sumber : RSPAU dr. S. Hardjolukito, 2017 Penyimpanan Berkas Rekam Medis (Filing) Berkas rekam medis merupakan berkas yang sangat penting, sehingga menyimpan berkas rekam medis merupakan kewajiban yang harus dilakukan untuk 7menjaga kerahasiaannya. Untuk mengetahui sistem penyimpanan dan penjajaran rekam medis di RSPAU dr. S. Hardjolukito, penulis mewawancarai beberapa petugas bagian rekam medis. Pertanyaannya adalah sebagai berikut : Secara teori sistem penyimpanan sentalisasi lebih baik daripada sistem desentralisasi, tetapi pelaksanaannya sangat tergantung pada situasi dan kondisi masingmasing rumah sakit. Keunggulan sistem penyimpanan sentralisasi diantaranya yaitu data dan informasi hasil-hasil pelayanan dapat berkesinambungan karena menyatu dalam satu folder sehingga riwayatnya dapat dibaca seluruhnya, mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan rekam medis, mengurangi jumlah biaya yang dapat dipergunakan untuk peralatan dan ruangan. Sedangkan kekurangannya yaitu petugas
16 menjadi lebih sibuk, karena harus menangani pasien rawat jalan, rawat inap dan rawat rawat darurat dan tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 24 jam. RSPAU dr S. Hardjolukito juga menggunakan sistem penyimpanan/penjajaran berkas rekam medis secara terminal digit filling. Terminal digit filing merupakan sistem penyimpanan berkas rekam medis numerik dengan sistem angka akhir. Pada sistem ini, penjajaran berkas rekam medis di rak filing dengan menjajarkan berkas rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis kelompok akhir. Artinya 2 angka pada kelompok akhir ini di jadikan sebagai kunci penyimpanan berkas rekam medisnya. Kemudian cara menyimpannya pada setiap seksi diisi berkas rekam medis dengan nomor rekam medis berdasarkan kelompok akhir, kelompok angka akhir pada sistem terminal digit filing sebagai digit pertama (Primary digit) sebagai patokan. Selanjutnya secara berturut-turut (di depannya) dengan berpatokan pada 2 angka kelompok angka tengah sebagai digit kedua (secondary digit) dan patokan berikutnya pada 2 angka kelompok pertama sebagai digit ketiga (tertiary digit). Contoh nomor-nomor dengan 6 angka, yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok masing-masing terdiri dari 2 angka. Angka pertama adalah kelompok 2 angka terletak paling kanan, angka kedua adalah kelompok 2 angka yang terletak di tengah dan angka ke tiga adalah kelompok 2 angka yang terletak paling kiri. Tabel 4.3 Penulisan Sistem Angka Akhir (Terminal Digit Filing) 4 8 1 2 0 6 Kel. Angka Ketiga Kel. Angka Kedua Kel. Angka Pertama (Tertiary Digits) (Secondary Digits) (Primary Digits) Sumber : Budi, 2011 : 100 dalam Manajemen Unit Kerja Rekam Medis Waktu tunggu pelayanan rekam medis pasien rawat jalan peserta BPJS Standar waktu tunggu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan rumah sakit adalah 10 menit dan untuk rawat inap selama 15 menit. Dari hasil data dan pengamatan penulis selama penelitian di bagian pendaftaran dan bagian rekam medis RSPAU dr. S. Hardjolukito pada tanggal 15 Mei 2017, dari kunjungan pasien rawat jalan sebanyak 740 orang pasien, penulis mengambil data pasien peserta BPJS yang melakukan pendaftaran pada jam 09.00 10.00 WIB secara acak sebanyak 20 pasien.
17 Waktu tunggu pelayanan adalah waktu tunggu pasien terhadap pelayanan mulai dari kedatangan pasien di tempat penerimaan pasien sampai dikirimnya berkas rekam medis ke poliklinik tujuan. Tahapan waktu tunggu pelayanan rekam medis antara pasien baru dengan pasien lama peserta BPJS berbeda. Untuk pasien baru tahapan waktu tunggu pelayanan rekam medis mulai dari tempat penerimaan/pendaftaran pasien, mengetikkan data pasien, pemeriksaan kelengkapan berkas, pembuatan SEP, membuat kartu berobat pasien, mencatat identitas dan nomor rekam medis pasien pada berkas rekam medis, pemberian label, kemudian pendistribusian berkas rekam medis ke poliklinik yang dituju. Sedangkan untuk pasien lama, tahapan waktu tunggu pelayanan rekam medis dimulai dari tempat penerimaan/pendaftaran pasien, pemeriksaan kelengkapan berkas, pembuatan SEP, mengeprintkan traser, mencarikan dokumen rekam medis pasien lama pada tempat penyimpanan, pemberian label, kemudian pendistribusian rekam medis ke poliklinik Kesimpulan Berdasarkan hasil penulisan dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan kegiatan rekam medis di RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta dimulai dari bagian penerimaan pasien sampai dengan penyimpanan kembali berkas rekam medis. Jika dilihat dari cara pembayaran pasien yaitu pasien dengan jaminan kesehatan (Askes, Jamkes, BPJS), pasien Dinas dan pasien umum. Sistem penyimpanan berkas rekam medis RSPAU dr. S. Hardjolukito adalah sentralisasi dengan system penjajaran menggunakan system angka akhir. 2. Waktu tunggu pelayanan adalah waktu tunggu pasien terhadap pelayanan mulai dari kedatangan pasien dari tempat penerimaan pasien sampai dikirimnya berkas rekam medis ke poliklinik tujuan. Tahapan waktu tunggu pelayanan rekam medis antara pasien baru dengan pasien lama peserta BPJS berbeda. Rata-rata waktu tunggu pelayanan rekam medis rawat jalan peserta BPJS di RSPAU dr. S. Hardjolukito untuk pasien baru 9 menit 15 detik tergolong cepat sedangkan untuk pasien lama rata-rata 15 menit 53 detik tergolong lama atau lebih lambat dari standar yang ditetapkan pemerintah yaitu 10 menit. 3. Kendala yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan rekam medis pasien rawat jalan peserta BPJS di RSPAU dr. S. Hardjolukito antara lain yaitu : a. Pasien tidak membawa kartu berobat.
18 b. Berkas persyaratan pasien peserta BPJS tidak lengkap. c. Pasien lama mengaku sebagai pasien baru. d. Pasien baru tidak mengisi formulir pendaftaran untuk pasien baru. e. Gangguan koneksi internet. f. Gangguan mesin printer. g. Berkas rekam medis pasien lama masih di asembling. h. Berkas rekam medis pasien lama masih di poliklinik. i. Terjadi kesalahan dalam penyimpanan berkas rekam medis. Daftar Pustaka Astuti, Dwi, 2010, Sistem Pelayanan Pendaftaran Pasien Umum Rawat Jalan di Rumah Sakit TNI AU dr. Suhardi Hardjolukito Yogyakarta, LTA, Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta. Budi, Savitri Citra, 2011, Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Quantum Sinergis Media, Yogyakarta. Fadlani, Elsa, 2016, Analisa Lamanya Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis di Pendaftaran Rawat Jalan Rumah Sakit TK dr. Reksodiwiryo Padang, Skripsi, Universitas Andalas Padang. Herlambang, Susatyo, 2016, Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit, Gosyen Publishing, Yogyakarta. Ismaniar, Hetty, 2015, Manajemen Unit Kerja untuk Perekam Medis dan Informatika Kesehatan Ilmu Kesehatan Masyarakat Keperawatan dan Kebidanan. Deepublish, Yogyakarta. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MenKes/Per/III/2008 pasal 1 tentang Rekam Medis Prastowo, Andi, 2012, Metode Kualitatif dalam Perspektif dan Rancangan Penelitian, Ar-ruzz Media, Yogyakarta. Saryono, 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan, Mitra Cendekia Press, Yogyakarta. Soebarto, Khusnul Khatimah, 2011, Tinjauan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis di Pendaftaran Rawat Jalan RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2011, Skripsi, Stikes Husada Borneo Banjarbaru. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit www.tipepedia.com/2015/11/teori-analisis-data-miles-dan-hubermen.html# (diakses Senin 18 April 2016) www.scribd.com/doc/122519614/permenkes-no-377-tahun-2007-standar-profesi-perekam- Medis-Informasi (diakses 27 Februari 2016)