PEMBUATAN LEMAK KAKAO RENDAH KALORI DENGAN MINYAK KELAPA (COCONUT OIL)) MELALUI REAKSI INTERESTERIFIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi lemak yang berlebih dapat membentuk plak yang mampu. merapuhkan pembuluh darah dan menghambat aliran dalam pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Ramayana : pembuatan lemak margarin dari minyak kelapa, kelapa sawit dan stearin..., USU e-repository 2008

Prarancangan Pabrik Margarin dari RBDPO (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. rasa bahan pangan. Produk ini berbentuk lemak setengah padat berupa emulsi

INTERESTERIFIKASI INTERESTERIFIKASI 14/01/2014

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

FORMULASI DAN PENGOLAHAN MARGARIN MENGGUNAKAN FRAKSI MINYAK SAWIT PADA SKALA INDUSTRI KECIL SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG

ANALISIS PERUBAHAN KOMPOSISI TRIGLISERIDA, ASAM TRANS DAN KANDUNGAN LEMAK PADAT PADA PEMBUATAN PENGGANT

TINJAUAN PUSTAKA A. MINYAK SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia.

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair

PENELITIAN SUBSTITUSI LEMAK KAKAO DENGAN LEMAK KELAPA SAWIT DALAM PEMBUATAN COKLAT BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Margarin merupakan salah satu produk berbasis lemak yang luas

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

ANALYSIS OF FATTY ACID COMPOSITION IN VARIOUS BRAND BATH SOAPS USING GC-MS ABSTRACT

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB I PENDAHULUAN. fase lemak (O Brien, 2009). Banyak minyak nabati yang telah dimodifikasi untuk

METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI KONDISI HIDROGENASI MINYAK INTI SAWIT TERAFINASI DALAM PEMBUATAN COCOA BUTTER SUBSTITUTE BEBAS LEMAK TRANS

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

I PENDAHULUAN. Cokelat adalah olahan yang dihasilkan dari bahan baku yaitu biji dan lemak

Molekul, Vol. 2. No. 1. Mei, 2007 : REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KACANG TANAH (Arahis hypogea. L) DAN METANOL DENGAN KATALIS KOH

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)

TEKNOLOGI MINYAK DAN LEMAK

FATTY ACID PROFILE OF POND CULTURED CATFISH (Pangasius hypophthalmus) LIVER. Abstrack

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman

INTERESTERIFIKASI STEARIN SAWIT DENGAN MINYAK KEMIRI MENJADI PENGGANTI LEMAK MARGARIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lapisan terluar beras yaitu bagian antara butir beras dan kulit padi berwarna

PEMURNIAN BEBERAPA JENIS LEMAK TENGKAWANG DAN SIFAT FISIKO KIMIA (Refining Some Type of Illipe Nut's Fat and It's Physical-Chemical Properties)

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

PENCEGAHAN PEMBENTUKAN ASAM LEMAK TRANS MINYAK KELAPA SAWIT

Reno Fitri Hasrini, Nami Lestari, dan Yuliasri Ramadhani Meutia. Balai Besar Industri Agro (BBIA) Jl. Ir. H. Juanda No.

LAMPIRAN A DATA BAHAN BAKU

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Prarencana Pabrik Keju Cheddar Substitute I-1

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

PENGARUH TEMPERATUR DAN F/S TERHADAP EKSTRAKSI MINYAK DARI BIJI KEMIRI SISA PENEKANAN MEKANIK

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

A P A I T U M C T O I L, S E R T A B E R B A G A I K E G U N A A N N Y A

EXTRACTION OF PALM OIL S FREE FATTY ACIDS BY TRIETHYLAMMINE (TEA) IN POLAR-NONPOLAR MIX-SOLVENT

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan

JENIS LIPID. 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol )

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

HIDROGENASI 14/01/2014 HIDROGENASI. Hasil reaksi hidrogenasi Penjenuhan ikatan rangkap Migrasi ikatan rangkap Pembentukan asam lemak Trans

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

MINYAK GORENG SAWIT DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA MELALUI PROSES TRANS-ESTERIFIKASI. Pardi Satriananda ABSTRACT

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

PENGARUH PENAMBAHAN CRUDE STEARIN MINYAK KELAPA SAWIT TERHADAP KESTABILAN DARK CHOCOLATE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang

Prarancangan Pabrik Margarin dari Palm Oil Minyak Sawit dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, shortening,

EKA PUTI SARASWATI STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

SAWIT (PKO) OLEH: STUDI PROGRAM SI UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara

Biochemical Analysis Of Free Fatty Acid Levels And Cholesterol Of Coconut Oil Were Made At Biology Education Program Fkip University Siliwangi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

sidang tugas akhir kondisi penggorengan terbaik pada proses deep frying Oleh : 1. Septin Ayu Hapsari Arina Nurlaili R

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. jumlah produksi sebesar ton per tahunnya. Biji kakao di Indonesia sekitar

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Judul PEMBUATAN MINYAK DARI SANTAN KELAPA DENGAN FERMENTASI. Kelompok B Pembimbing

Universitas Sumatera Utara

STUDI PROSES INTERESTERIFIKASI ENZIMATIK (EIE) CAMPURAN MINYAK SAWIT DAN MINYAK KELAPA UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU MARGARIN BEBAS ASAM LEMAK TRANS

METABOLISME LEMAK. Yunita Eka Puspitasari, S.Pi, MP

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3

Transkripsi:

PEMBUATAN LEMAK KAKAO RENDAH KALORI DENGAN MINYAK KELAPA (COCONUT OIL)) MELALUI REAKSI INTERESTERIFIKASI SYNTHESIS OF LOW CALORY CACAO FAT WITH COCONUT OIL BY INTERESTERIFICATION REACTION Lelya Hilda Jln. Imam Bonjol Km. 4,5 Sihitang Padangsidimpuan, SUMUT Telp: (0634) 22080 Abstract Cacao fat has long chain fatty acids was high mainly palmitic and stearic can be improved their character by adding of palm oil to obtain cocoa fat was low calories. The addition of coconut oil can be done only up to 20%, which is the ratio (90:10) and (80:20) cocoa fat and coconut oil with solid fat content of 5:53 and 4:58 with a melting point 33.6 C and 32.8 o C (32 o C-35 o C melting point cacao fat). The process was be done by interesterification reaction produces cocoa fat that free of trans fatty acids. Key word: long chain fatty acaid, low calory, solid fat content, melting point A. PENDAHULUAN Para pakar bioteknologi pangan dunia saat ini sedang giat menggalakkan pengembangan Nutrigenomic yaitu cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari respon manusia terhadap gizi dan komponen bio-aktif makanan dengan menggunakan pendekatan genetika (DNA dan RNA), yang tujuannya untuk mengeliminasi munculnya penyakit kanker dan jantung atau kelainan lainnya pada tubuh. Lemak kakao diekstraksi dari biji kakao yang membutuhkan biaya besar dalam memprosesannya yang digunakan sebagai bahan penyalut pembuatan permen coklat. Lemak kakao terdiri dari 80% trigliserida berupa SOS 20%, POS 55%, dan POP 5%. Lemak kakao dari komposisi asam lemaknya termasuk lemak dengan kalori tinggi dengan asam lemak rantai panjang palmitat (25.4%) dan stearat (33.2%) (O Brien, 1998, Ooi, et.al., 2004) yang terbanyak, bila dikonsumsi di dalam saluran cerna, tidak bisa langsung diserap oleh dinding usus, tapi harus diuraikan terlebih dulu menjadi unit-unit asamasam lemak ukuran kecil dan berbentuk asam lemak bebas melalui proses hidrolisa dan emulsi dengan bantuan cairan empedu, kemudian diserap oleh dinding usus dan ditampung di dalam saluran getah bening, lalu disusun kembali menjadi lipoprotein. Lipoprotein inilah yang dipasok ke dalam aliran darah dan sampai ke hati dan dihasilkan berupa energi, kolesterol dan sisa lemak. Kolesterol dan lemak inilah sebagai penyebab berbagai jenis penyakit seperti penyakit jantung koroner (PJK), kanker, diabetes, dan obesitas. Dengan adanya timbunan lemak ini akan menurunkan kadar HDL (kolesterol baik) dan LDL (kolesterol jahat) semakin tinggi. Untuk memperbaiki sifat-sifat lemak kakao tersebut maka perlu dilakukan restrukturisasi dari susunan asam lemak pada trigliseridanya. Minyak kelapa mengandung asam lemak rantai sedang yang sangat tinggi, terutama laurat maka minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan kedalam laurat (48.2%) (Cox, et al., 1995, O Brien, 1998, Ooi, et.al., 2004, Nandi, et.al., 2004). Asam lemak ini tidak seperti asam lemak rantai panjang, karena dapat langsung diserap oleh dinding usus tanpa harus melalui proses hidrolisa dan enzimatis, dan langsung dipasok ke dalam aliran darah dan langsung dibawa ke dalam organ hati dan dihasilkan berupa energi tanpa hasil samping lainnya sehingga dengan mengkonsumsi minyak kelapa akan menghasilkan energi secara instan karena jenis asam-asam lemak tersebut cepat dan mudah dicerna. Interesterifikasi merupakan reaksi suatu ester dengan ester lainnya atau ester interchange (Silalahi,1999; Indris and Mat Dian, 2005). Interesterifikasi meliputi penataan ulang (rearrangement) atau randomisasi residu asil dalam triasilgliserol dan selanjutnya menghasilkan lemak atau minyak dengan sifat-sifat yang baru (Belitz dan Grosch, 1987). Metode ini merupakan salah satu alternatif proses yang dapat digunakan untuk menghindari terbentuknya isomer trans, bahkan menghasilkan lemak zero trans (bebas isomer trans) (Petrauskate, et.al., 1998; Berger and Idris, 2005; Indris and Mat Dian, 2005). B. METODOLOGI PENELITIAN Lemak kakao diperoleh dengan mengekstraksi biji coklat yang telah dijadikan bubuk secara maserasi dengan pelarut n-heksana. Lemak kakao yang diperoleh ditentukan komposisi asam lemak (GC), kandungan lemak padat (SFC), dan titik leburnya Minyak kelapa yang telah dihasilkan juga ditentukan komposisi asam lemak, kandungan lemak padat dan titik leburnya. 11

Leyla Hilda Reaksi interesterifikasi antara lemak kakao dan minyak kelapa dilakukan pada perbandingan (90:10); (80:20); (70:30); (60:40). Reaksi interesterifikasi dilakukan dengan penambahan katalis natrium metoksida 0.3%, diaduk dengan pengaduk mekanik dengan putaran 4000 rpm selama 1 jam pada suhu 65 o C, dan katalis diinaktifkan dengan asam sitrat 20%. Hasil yang diperoleh ditentukan kandungan lemak padat dengan pulsa NMR, komposisi asam lemak, dan titik lebur masing-masing perbandingan. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Asam Lemak Hasil analisis GC menunjukkan komposisi asam lemak dari lemak kakao (Gambar 1, Tabel 1) dan minyak kelapa (Gambar 2, Tabel 2) terdiri dari : Gambar 1. Analisa GC lemak kakao Tabel 1. Komposisi Asam Lemak dari Lemak Kakao Asam Lemak Jumlah (%) Asam Lemak Tak Jumlah (%) C12 (laurat) C17:0 (Margarat) C20:0 (Arakidat) C22:0 (Behenat) 0.07 0.10 24.90 0.24 37.36 1.27 C18F2tr(Linoleat) C18:3 (Linolenat) 0.23 33.17 2.26 64.14 35.86 Gambar 2. Analisa GC minyak kelapa. 12

Asam Lemak C6 (Kaproat) C12 (laurat) Tabel 2..Komposisi Asam Lemak dari Minyak Kelapa Jumlah (%) Asam Lemak Tak Jumlah (%) 0.64 9.07 6.86 47.50 16.88 8.20 2.96 0.08 C18F2tr (Linoleat) 6.44 1.37 Jumlah 92.19 Jumlah 7.81 Tabel 1, menunjukkan bahwa komposisi asam lemak dari coklat terutama tersusun dari stearat dan palmitat sebagai asam lemak jenuh dan oleat untuk asam lemak tak jenuh, sedangkan minyak kelapa terutama tersusun dari laurat diikuti miristat sedangkan asam lemak lainnya hanya dalam komposisi yang rendah sehingga minyak kelapa disebut juga sebagai sumber laurat. Hasil interesterifikasi antara lemak kakao dan minyak kelapa pada perbandingan 90%:10% dapat dilihat pada Gambar 3 dan Tabel 3 dibawah ini. Gambar 3. Analisa GC intereseterifikasi lemak kakao dan minyak kelapa pada perbandingan ( 90 : 10) Tabel3. Komposisi Asam Lemak dari Lemak kakao Hasil Interesterifikasi (90:10) dari Lemak kakao dan minyak kelapa Asam Lemak Jumlah (%) Asam Lemak Jumlah (%) Tak C12 (Laurat) C17 (Margarat) 0.33 0.38 3.44 1.45 23.47 C18F2tr (Linoleat) C18F3 (Linolenat) 0.04 30.77 2.51 0.16 C22 (Behenat) 35.66 1.19 Jumlah 66.32 33.68 13

Leyla Hilda Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa dengan interesterifikasi lemak kakao dan minyak kelapa asam lemak rantai panjang pada coklat seperti palmitat, stearat terjadi penurunan, sedangkan asam lemak rantai pendek meningkat jumlahnya, hal ini disebabkan bahwa asam lemak dari minyak kelapa menggantikan sebagian dari asam lemak dari coklat, pertukaran ini juga akan semakin besar bila jumlah minyak kelapa lebih banyak jumlah yang ditambahkan yang dapat dilihat pada Gambar 4 dan Tabel 4 berikut: Gambar4. Analisa GC intereseterifikasi lemak kakao dan minyak kelapa pada perbandingan (80:20) Tabel 4. Komposisi Asam Lemak dari Lemak kakao Hasil Interesterifikasi (80:10) dari Lemak kakao dan Minyak Kelapa Asam Lemak Jumlah (%) Asam Lemak Tak 1.12 C18:1tr (Oleat) C12 (Laurat) 1.05 C18:1cis (Oleat) 10.11 C18:2tr (Linoleat) 3.23 C18:2cis (Linoleat) C17 (Margarat) 7.37 C18:3 (Linolenat) 0.18 32.03 C22 (Behenat) 1.09 0.18 Jumlah (%) 0.17 28.15 2.21 0.14 Jumlah 66.35 33.68 Penentuan produk lemak kakao tidak lepas dari nilai titik leleh (Tabel 5) dan nilai kandungan lemak padatnya (SFC) (Tabel 6). Tabel 5. Titik Leleh Hasil Interesterifikasi antara Lemak kakao dan Minyak Kelapa Hasil Interesterifikasi Lemak kakao dan minyak kelapa 90: 10 80 : 20 70:30 60 :40 Titik Leleh ( o C) 33.2 32.8 25.0 23.4 14

Titik leleh lemak kakao adalah 34.1 o C, sedangkan minyak kelapa adalah 24.5 o C. Lemak kakao bersifat padat pada suhu kamar dan mencair pada suhu tubuh, dari hasil interesterifikasi lemak kakao dan minyak kelapa yang masih bersifat mirip dengan coklat adalah pada perbandingan (90:10) dan (80:20) untuk lemak kakao dan minyak kelapa yang didukung dari nilai SFC (Tabel 6) sebesar 5.53 (90:10) dan 4.58 (80:20). Tabel 6. Kandungan Lemak Padat (SFC) Hasil Interesterifikasi antara Lemak Kakao dan Minyak Kelapa Hasil Interesterifikasi Lemak Kakao dan Minyak Kelapa 90 : 10 80 : 20 70 : 30 60 : 40 Kandungan Lemak Padat (%) 20 o C 25 o C 30 o C 35 o C 40 o C 58.70 48.65 30.14 27.40 30.58 20.11 13.15 11.12 19.34 10.69 9.19 2.86 5.53 4.58 0.01 1.75 0.03 D. KESIMPULAN Perbandingan (90:10) dan (80:20) pada reaksi interesterifikasi antara lemak kakao dan minyak kelapa memberikan hasil yang terbaik yang sifatnya seperti lemak kakao dengan kandungan lemak padat 5.53%dan 4.58% engan titik leleh 33.6 o C dan 32.8 o C. DAFTAR PUSTAKA 1. Belitz, H. D. dan Grosch, W., 1987, Food Chemistry, Springer Verlag, Berlin. 2. Berger, K.G. and Idris, N. A., 2005, Formulation of Zero-Trans Acid Shortenings and Margarines and Other Food Fats with Products of The Oil Palm, JAOCS, 82(11): 775-782. 3. Cox, C., Mann, J., Sutherland, W., Chiholm, A. and Sheaff, M.,1995, Effect of Coconut Oil, Butter, and Sunflower Oil on Lipids and Lipoproteins in Persons with Moderately Eloevated Cholesterol Levels, J. Lipid Research, 36: 1787-1795. 4. Idris, N.A. and Mat Dian, N.L., 2005, Interesterified Palm Products as Alternatives to Hydrogenation, Asia Pac. J. Clin. Nutr, 14(4) : 396-401. 5. Mat Dian, N.L, K. Sundram and. Indris, N. A., 2006, DSC Study on The Melting Properties of Palm Oil, Sunflower Oil, and Palm Kernel Oil Blends Before and After Chemical Interesterification, JAOCS, 83 (8): 739-745. 6. Nandi, S., S. Gangopadhyay, and Ghosh, S., 2004, Production of Medium Chain Glycerides and Monolaurin from Coconut Acid Oil by Lipase-Catalyzed Reactions, J. Oleo Sci, 53(10): 497-501. 7. O Brien, R.D., 1998, Fats and Oils Formulating and Processing For Aplication, Technomic Publishing Company,. Inc. USA. 8. Ooi, T. L.,Yong, K.C., Hazimah,A. H., Dzulkefly, K., and Wan Yunus, W., 2004, Glycerol Residue-A Rich Source of Glycerol and Medium Chain Fatty Acids, J.Oleo Sci, 53(1) : 29-33. 9. Petrauskaite. V., 1998, Physical Refining of Coconut Oil : Effect of Crude Oil Quality and Deodorization Conditoins on Neutral Oil Loss, JAOCS, 77: 581-586. 10. Reddy, S. Y. and Jeyarani, T., 2001, Trans-Free Bakery Shortenings From Mango Kernel and Mahun Fats by Fractionation and Blending, J. Am. Oil Chemist Soc, 78: 635-640. 11. Silalahi, J., 1999, Modification of Fats and Oils, Media Farmasi, 7(1): 1-16. 15