BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat mengalami penurunan fungsi, yang disebut dengan gagal ginjal. Prevalensi gagal ginjal di dunia cukup tinggi, dengan estimasi 8-16% dari total penduduk dunia (Jha V et al., 2013). Berdasarkan data pada tahun 2008, dari total penduduk masing masing benua, di benua Amerika terdapat 17,03% penderita, di benua Eropa terdapat 19,96%, dan di benua Asia Australia terdapat 11,5% (Zhang et al., 2008). Sedangkan di benua Afrika, prevalensi gagal ginjal 3 4 kali lebih tinggi dari pada di negara maju (Saraladevi, 2009). Fenomena di berbagai benua tersebut tidak berbeda jauh dengan Indonesia, berdasarkan hasil survei komunitas yang dilakukan, didapatkan sebanyak 12,5% atau secara kasar lebih dari 25 juta dari populasi penduduk di Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal (PERNEFRI, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di Dinas Kesehatan Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, didapatkan hasil bahwa dari 5 kabupaten terdapat 767 penderita gagal ginjal dengan status rawat inap. Sedangkan di unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, terdapat 319 pasien rutin hemodialisis selama periode bulan Agustus 2014. Pasien gagal ginjal kronis yang menjalani pengobatan hemodialisis akan mengalami perubahan pada segi fisik, sosial, emosional, kognitif, sehingga hal 1
2 tersebut berdampak pada penurunan kualitas hidupnya (Rambod et al., 2013). Pasien dengan hemodialisis jangka panjang mengalami masalah seperti finansial, sulit mempertahankan pekerjaan, dorongan seksual hilang, depresi, dan ketakutan pada kematian (Davidson et al., 2005). Adanya masalah masalah pada pasien hemodialisis tersebut akan mempengaruhi status psikologi pasien, pasien merasa cemas pada perubahan perubahan yang terjadi pada hidupnya. Penelitian yang dilakukan di Mediterania, mendapatkan hasil bahwa sebanyak 3 (3,8%) pasien hemodialisis tidak mengalami kecemasan, 38 (47,5%) mengalami kecemasan ringan, dan 39 (48,7%) mengalami kecemasan sedang hingga berat (Bossola, 2010). Sedangkan penelitian di Indonesia, mendapatkan hasil prevalensi kecemasan pada pasien hemodialisis sebanyak 77,8% (42 orang dari 54 responden) dengan berbagai tingkat kecemasan (Luana, 2012). Penelitian lain mendapatkan hasil bahwa pada pasien yang menjalani hemodialisis selama <1 bulan sampai 1 tahun, tingkat kecemasan berada pada rentang sedang sampai berat. Sedangkan pasien yang telah menjalani hemodialisis selama 1 tahun sampai >3 tahun, tingkat kecemasan berada pada rentang ringan dan tidak ada kecemasan (Hidayat, 2007). Data tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada pasien hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, pasien menyatakan bahwa keadaan paling cemas berada pada saat pertama kali divonis gagal ginjal, dan berlangsung selama 1 1,5 tahun. Keadaan cemas yang dialami pasien hemodialisis tersebut perlu penanganan segera mungkin. Karena keadaan cemas yang tidak segera ditangani akan menyebabkan semakin memburuknya kesehatan pasien.
3 Terdapat beberapa cara untuk mengurangi kecemasan, baik farmakologi maupun non farmakologi. Salah satu teknik non farmakologi yang dapat digunakan untuk mengurangi cemas adalah teknik relaksasi. Teknik relaksasi dapat secara efektif menurunkan dan mencegah adanya efek psikologis dari stress (Johns, 2009). Diantara banyak teknik relaksasi, relaksasi Benson adalah salah satu metode yang paling mudah digunakan. Teknik relaksasi Benson merupakan pengembangan metode relaksasi dengan melibatkan faktor keyakinan pasien, dan berfokus pada kata atau kalimat tertentu yang diucapkan berulang kali dengan ritme yang teratur. Teknik ini mampu mengurangi kecemasan pada pasien hemodialisis, hal ini sesuai dengan penelitian yang berjudul Implementing Benson s Relaxation Training in Hemodialysis Patients: Changes in Perceived Stress, Anxiety, and Depression (Mahdavi et al., 2013). Selain tidak menimbulkan biaya yang banyak, teknik ini juga mudah dilakukan pasien (Kolt, 2007). Selain itu, teknik relaksasi Benson juga mampu meningkatkan kualitas tidur pada pasien hemodialisis (Rambod et al., 2013). Dari beberapa data tersebut penulis termotivasi untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan teknik relaksasi Benson. Penelitian tentang pemberian teknik relaksasi Benson dalam mengurangi kecemasan pada pasien hemodialisis masih jarang dilakukan di Indonesia, dan belum pernah dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Sehingga dari uraian tersebut, penulis menggunakan teknik relaksasi Benson untuk mengurangi kecemasan dalam penelitian dengan judul Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Kecemasan pada Pasien Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
4 2. Rumusan Masalah Penelitian Apakah ada pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap kecemasan pada pasien hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 3. Tujuan Penelitian Umum 1. Mengetahui adanya pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap kecemasan pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis. Khusus 1. Mengetahui gambaran kecemasan pasien hemodialisis sebelum mendapat teknik relaksasi Benson. 2. Mengetahui gambaran kecemasan pasien hemodialisis sesudah mendapat teknik relaksasi Benson. 3. Mengetahui selisih kecemasan setelah dilakukan pemberian teknik relaksasi Benson. 4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai teknik relaksasi Benson.
5 2. Pasien dan keluarga pasien Pasien dan keluarga diharapkan mengerti dan mampu melakukan teknik relaksasi Benson secara mandiri untuk mengurangi kecemasan. 3. Peneliti lain Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi untuk meneliti manfaat teknik relaksasi Benson maupun teknik relaksasi lain. 5. Keaslian Penelitian Penelitian tentang pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap kecemasan pada pasien hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta belum pernah dilakukan. Adapun beberapa penelitian yang berkaitan antara lain: 1. Mahdavi et al., 2013. Dengan judul Implementing Benson s Relaxation Training in Hemodialysis Patients: Changes in Perceived Stress, Anxiety, and Depression. Rancangan penelitian ini dengan menggunakan rancangan randomized trial dengan menggunakan kelompok kontrol dan intervensi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tingkat stress, cemas, dan depresi pada pasien hemodalisis berada pada level berat, dan teknik relaksasi Benson dapat menurunkan cemas dan stress, apabila dilakukan secara rutin dan dalam jangka waktu 4 minggu. Perbedaan penelitian ini adalah pada instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan, pada penelitian ini menggunakan DASS21 (Depression Anxiety Stress Scale), sedangkan untuk analisa data pada penelitian ini menggunakan independen sample t-test, paired t-test, dan chi-
6 square, perbedaan lainnya adalah teknik sampling. Persamaan pada penelitian ini adalah penggunaan kelompok pembanding dan intervensi. 2. Rambod et al., 2013. Dengan judul The effect of Benson s relaxation techniqueon the quality of sleep of Iranian hemodialysis patients: A randomized trial. Penelitian ini menggunakan metode randomized controlled trial dengan desain pre-post test. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa relaksasi Benson dapat meningkatkan kualitas tidur pada pasien dengan hemodialisis. Penulis pada penelitian ini memberikan saran agar dilakukan penelitian selanjutnya tentang pengaruh relaksasi Benson terhadap kesejahteraan, kecemasan, depresi, dan variabel lainnya pada pasien hemodialisis. Perbedaan pada penelitian ini adalah desain penelitian, instrumen yang digunakan yaitu PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index), dan pengolahan data pada penelitian ini menggunakan ANCOVA. Sedangkan persamaan pada penelitian ini adalah dilakukannya pre-post test. 3. Rambod et al., 2013. Dalam penelitian dengan judul Evaluation of the effect of Benson s relaxation technique on pain and quality of life of haemodialysis patients : A randomized controlled trial. Desain penelitian ini adalah randomized controlled trial dengan kelompok pembanding dan intervensi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada kelompok intervensi terdapat penurunan score pada tingkat nyeri. Teknik relaksasi Benson dapat menurunkan intensitas nyeri dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
7 Perbedaan pada penelitian ini adalah variabel, instrumen penelitian yaitu Pain Numeric Rating Scale dan Ferrans and Power Quality of Live Index-dialysis, dan pengolahan data menggunakan ANCOVA. Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan kelompok pembanding dan intervensi.