PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MNEMONIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn Imanfati Zega SMP Swasta Pembda 2 Gunungsitoli, kota Gunungsitoli Abstract: This research was conducted at Private Junior Secondary Pembda 2 Gunungsitoli, This research aimed to increase the use of Mnemonic learning model can improve students' memorization ability on the material of People Sovereignty in class VII-2 Private Junior High School 2 Gunungsitoli. The subjects of this study are students of class VII-2 with a total of 36 students. The ability to memorize in cycle I reaches an average value of 73.14. In cycle II average reach 85.14. The ability to memorize in cycle I to reach mastery learning classical equal to 73,61% after cycle II, completeness learn classical reach 89,43%. Keyword: mnemonic, popular sovereignty Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan di SMP Swasta Pembda 2 Gunungsitoli, Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan model pembelajaran Mnemonik dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa pada materi Kedaulatan Rakyat di kelas VII- 2 SMP Swasta Pembda 2 Gunungsitoli. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 dengan jumlah siswa 36 orang. Kemampuan menghafal pada siklus I mencapai nilai ratarata 73,14. Pada siklus II rata-rata mencapai 85,14. Kemampuan menghafal pada siklus I mencapai ketuntasan belajar klasikal sebesar 73,61% setelah siklus II, ketuntasan belajar klasikal mencapai 89,43%. Kata kunci: mnemonik, kedaulatan rakyat Tujuan dari proses pembelajaran diantaranya adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha pengembangan Manusia SDM, karena pendidikan masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama untuk pengembangan SDM yang dilakukan dengan sistematis, programatis dan berjenjang. Namun berdasarkan observasi, menunjukkan masih banyak dijumpai permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran, antara lain guru kurang kreatif dalam melaksanakan pembelajaran, guru belum menggunakan model pembelajaran inovatif dan belum memanfaatkan media pembelajaran sehingga mengakibatkan siswa pasif dan kurang bersemangat 389
mengikuti pembelajaran, permasalahan tersebut berdampak pada hasil belajar yang tidak mencapai ketuntasan belajar. Pada kenyataannya, berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, khususnya di kelas VII-2 SMP Swasta Pembda 2 Gunungsitoli diketahui bahwa sebagian besar siswa belum dapat mewujudkan tujuan dari pembelajaran PKn, siswa kurang berpartisipasi secara aktif, kurang bertanggung jawab. Pembelajaran PKn masih dianggap sebagai pembelajaran yang membosankan, terlebih pada saat memasuki jam pelajaran menjelang jam terakhir, hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu: (1) siswa sudah lelah, (2) sarana pendukung pembelajaran kurang memadai, (3) guru mengajar menggunakan cara konvensional, dan masih banyak lagi permasalahan yang dihadapi di dalam kelas. Hal tersebut nampak terlihat dari sikap siswa yang cenderung suka bermain sendiri, mengobrol sendiri bahkan cenderung tidak perduli. Faktor-faktor di atas berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah dilihat dari hasil ulangan harian yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, peneliti mengambil alternatif strategi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, maka peneliti mengambil langkah dalam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan salah satu model Pembelajaran Mnemonik. Model tersebut termasuk model pembelajaran kooperatif, yang dapat meningkatkan kemampuan menghafal dengan efektif dan menyenangkan. Selain itu model pembelajaran mnemonik juga dapat meningkatkan daya ingat siswa. Sesuai dengan data siswa kelas VII-2 SMP Swasta Pembda 2 Gunungsitoli, masih besarnya persentasi siswa yang tidak tuntas dalam belajar, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada kegitana ulangan harian, tugas-tugas dan ulangan akhir semester. Berdasarkan hasil survei sebelumnya diperoleh data hasil belajar PKn dikelas VII-2 sebanyak 36 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar yaitu terdapat 60,51% siswa mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan 39,48% yang mencapai KKM. Artinya dari 175 siswa yang tidak mencapai KKM 105 siswa, yang mencapai KKM 70 siswa (data dapat dilihat pada lampiran). Berarti masih banyak siswa yang harus mengikuti kegiatan remedial agar mencapai ketuntasan belajarnya. Berdasarkan fakta ini maka salah satu aspek yang perlu diperhatikan yaitu pada proses pembelajaran di kelas, guru harus lebih kreatif mencari strategi dalam pembelajaran. Melalui penggunaan model pembelajaran, diharapkan dapat mempengaruhi hasil pembelajaran yang diperoleh siswa khususnya materi kelas VII-2 pada standar kompetensi menampilkan sikap positifterhadap perlindungan dan penegakan HAM, terutama pada kompetensi dasar 3.1. Menguraikan hakekat hukum dan kelembagaan HAM, dan kompetensi dasar 3.2.Mendeskripsikan kasus pelanggaran dan upaya penegakan HAM, 390
pada kurikulum 2013 materi ini ada pada kelas VII-2 kompetensi inti; 3.5. Memahami Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti terhadap guru PKn Kota Gunungsitoli, ternyata penerapan model pembelajaran Mnemonik masih sangat minim dilakukan. Dalam pembelajaran sebagian besar siswa hanya diam atau kurang aktif dan tidak berani bertanya, sehingga hasil belajarnya tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya. Selain itu, juga proses pembelajaran didominasi oleh guru dengan bahasa lain Teacher Centre Learning (TCL), sehingga pembelajaran terjadi satu arah. Oleh karena itu, guru berasumsi banyaknya nilai siswa yang tidak mencapai KKM, dikarenakan rendahnya motivasi dan aktivitas belajar PKn siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mungkin kurang menjadi perhatian baik gurunya maupun sekolahnya. METODE Penelitian di laksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran (TP) 2016/2017, di mulai dari bulan Pebruari 2017 sampai dengan bulan Mei 2017. Penelitian ini berlokasi di Swasta Pembda 2 Gunungsitoli. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 Swasta Pembda 2 Gunungsitoli Tahun Ajaran 2016/2017. Pengumpulan data melalui pengamatan dilakukan guru mata pelajaran pada kelas yang dijadikan subjek untuk mendapatkan gambaran secara langsung aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Alat pengumpul data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Instrumen observasi, (2) Instrumen evaluasi (tes Kemampuan Menghafal). Sedangkan data kuantitatif untuk pemahaman konsep siswa berupa presentase pencapaian siswa dari skor tes awal, kuis, dan tes akhir pembelajaran, dianalisis secara deskriptif dengan mencari rerata, standar deviasi, ketuntasan belajar siswa, skor maksimum, dan minimum. Skor maksimum dan minimum ini merupakan gambaran akan jumlah siswa yang telah mampu meningkatkan pemahaman tentang materi. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Hasil observasi pada siklus I ini menjadi acuan perbaikan pada siklus berikutnya. Tahap refleksi yang di lakukan mengacu pada siklus I dimana tujuan yang di harapkan belum tercapai. Segala kelemahan-kelemahan dan kekurangan, baik dari sisi guru dan siswa harus di perbaiki dan di tingkatkan. Tabel 1. Kinerja Guru Siklus I Kinerja Guru Ket Jumlah Skor 31 Persentase Kinerja Guru 65% Kategori Kinerja Guru Baik Berdasarkan ulangan harian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa telah ada peningkatan kemampuan menghafal dari pada pertemuan sebelum dilaksanakan 391
penelitian walaupun kenaikan belum signifikan. Tabel 2. Evaluasi Kemampuan Menghafal Siklus I Kemampuan Nilai Nilai Terendah 50 Nilai Tertinggi 85 Nilai Rata-Rata 73,14 Ketuntasan Belajar 73,61% Dari hasil penilaian pada aktivitas belajar siswa pada siklus I terdapat 73,61% siswa mencapai ketuntasan belajar klasikal dengan menggunakan model pembelajaran Mnemonik. Dengan demikian penelitian pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan, sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Siklus II Siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I yang sebelumnnya telah dilaksanakan. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II ini. Perencanaan pada siklus II ini dengan melihat refleksi siklus I sehingga diharapkan siklus II berjalan dengan lebih baik. Berikut hasil tes dan nontes siklus II. Tabel 3. Kinerja Guru Siklus II Kinerja Guru Ket Jumlah Skor 44 Persentase Kinerja Guru 92% Kategori Kinerja Guru Baik Tabel 4. Evaluasi Kemampuan Menghafal Siklus II Kemampuan Nilai Nilai Terendah 60 Nilai Tertinggi 90 Nilai Rata-Rata 85,14 Ketuntasan Belajar 89,43% Dari hasil penilaian pada aktivitas belajar siswa pada siklus II terdapat 89,43 % siswa mencapai ketuntasan belajar klasikal dengan menggunakan model pembelajaran Mnemonik. Dengan demikian penelitian pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan, sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. SIMPULAN Berdasarkan penulisan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil proses belajar setelah penelitian penggunaan model pembelajaran Mnemonik untuk meningkatkan kemampuan menghafal dengan efektif dan menyenangkan pada pelajaran PKn mencapai nilai rata-rata 73,14 setelah termotivasi dilakukan penelitian melalui siklus I dan siklus II nilai ratarata mencapai 85,14. 2. Kemampuan Menghafal pada siklus I mencapai ketuntaan belajar klasikal 73,61% setelah siklus II, ketuntasan belajar klasikal mencapai 89,43%. 392
DAFTAR PUSTAKA Asshiddiqie, J. 2005. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Konstitusi Press. Djahiri, Ko. 2001. Model Pembelajaran Portofolio Terpadu dan Utuh. Bandung: PPKNH UPI/CICED. Komalasari, K. & Lubis, Y. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas X SMA/SMK. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Riyanto, A. 2006. Teori Konstitusi. Bandung: Yapemdo. Surya, S. & Lukman.2007. Pendidikan Kewarganegaraan Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme untuk kelas VII-2 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 393