BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia pada umumnya memposisikan perempuan sebagai pekerja domestik, mempunyai tugas untuk mengurus rumah tangga, dari mulai mengurus anak, mencuci, memasak hingga mengatur masalah keuangan rumah tangga. Besarnya peranan perempuan sebagai ibu rumah tangga sehingga potensi kaum perempuan dipandang lebih banyak dimanfaatkan dalam sektor domestik. Berbeda dengan laki-laki, tugas mereka adalah sebagai kepala rumahtangga yang fungsinya adalah mncari nafkah bagi keluarga untuk kelangsungan hidup keluarga. Seiring dengan perkembangan jaman, tingkat modernisasi dan globalisasi informasi serta keberhasilan gerakan emansipasi perempuan dan feminism, perempuan semakin terlibat dalam berbagai kegiatan. Perempuan Indonesia bukan hanya bekerja di sektor domestic tetapi sudah ikut mencari nafkah untuk menghidupi keluarga, sehingga banyak perempuan yang bekerja di sektor publik mengalami beban ganda. Hasil data BPS menunjukkan peran perempuan di Indonesia dalam sektor tenaga kerja terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Perlu di ketahui bahwa separuh dari jumlah penduduk indonesia terdiri dari kaum perempuan dan separuh jumlah penduduk tersebut adalah tenaga kerja perempuan (Nurhamidah, 2009:7). Perempuan terjun keranah publik atau bekerja diluar rumah karena beberapa alasan salah satunya adalah alasan kemiskinan yang dialami oleh keluarga.sektor
pertanian merupakan sektor yang mendapat peran penting dalam penyediaan kesempatan kerja bagi kaum perempuan di Indonesia. Menurut BPS jumlah tenaga kerja perempuan yang berada pada sektor pertanian di Indonesia pada tahun 2013 yaitu berjumlah 7,34 juta orang dan jumlah yang paling banyak adalah berada di subsektor tanaman pangan yaitu sebanyak 4,30 juta. Data tersebut menunjukkan bahwa perempuan di Indonesia masih banyak yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian khususnya perempuan yang tinggal di pedesaan. Peran perempuan pada kegiatan pertanian sangat substansial. Kegiatan pertanian yang dilakukan perempuan meliputi penanaman, penyiangan, pemeliharaan, panen, pasca panen, pemasaran, baik yang bersifat manajerial tenaga buruh, pada komoditi tanaman pangan ataupun tanaman industri yang diekspor. Bahkan dalam pengairan, yang selama ini dianggap kerja laki-laki, perempuan ternyata ikut menentukan kapan pengairan dilakukan, banyaknya kuantitas air, kedalaman air, frekuensi pengairan, Tanpa keterlibatan perempuan, proses produksi tidak akan berlangsung, termasuk komoditi ekspor yang diperdagangkan secara internasional. (Yana. 2010. Peran Perempuan Pedesaan Dalam Ekonomi Global. Diakses dari http://lajur-kiri.com). Keterlibatan perempuan dalam sektor pertanian Menurut Pudjiwai Sayogyo (1983) bukan karena ingin menonjolkan peranannya tetapi memang keharusan, karena alasan ekonomi yaitu untuk menambah pendapatan keluarga yang relative rendah. Keterlibatan perempuan di sektor pertanian juga mempunyai makna khusus karena memungkinkan memiliki otonomi keuangan, agar tidak selalu tergantung pendapatan suami, mereka terlibat dalam sektor pertanian karena
suami tidak bekerja, mengisi waktu luang, ingin mencari uang sendiri, dan ingin mencari pengalaman (Asyiek, dkk. dalam Handayani dan Artini, 2009). Dunia pertanian tidak lepas dari peran perempuan. di berbagai negara dunia, perempuan memiliki peranan penting dalam proses produksi pangan. Kenyataan yang dihadapi oleh perempuan adalah peran mereka dalam sektor pertanian masih sering di pinggirkan, secara umum petani perempuan di berbagai wilayah pedesaan tidak mempunyai akses untuk input dan sumber daya produksi bagi pertaniannya serta pelayanan publik yang kurang memadai. Mereka juga tidak mendapatkan insentive yang memadai dalam usahanya serta sangat rentan upaya produktivitasnya di pertanian. Padahal pertanian yang dihasilkan para perempuan ini menjadi tumpuan hidup dan kehidupan banyak keluarga miskin. Kecamatan Lawe Sigala-gala yang menjadi lokasi penelitian penulis merupakan kecamatan yang penduduknya paling banyak bekerja pada usaha pertania. Data BPS menunjukkan dari tahun 2009 jumlah rumah tangga yang berada pada usaha pertanian berjumlah 3.740 rumah tangga dan pada tahun 2013 mencapai 3.394 rumah tangga, memang terjadi penurunan pada rumah tangga yang bekerja pada usaha pertanian tetapi Kecamatan Lawe Sigala-gala di Kabupaten Aceh Tenggara masih tetap urutan teratas yang jumlah rumah tangganya bergantung pada sektor pertanian. Desa Lawe Tua Persatuan adalah salah satu Kecamatan Lawe Sigala- gala dan menjadi lokasi penelitian penulis. Jumlah penduduk 538jiwa yaitu laki-laki berjumlah 274 jiwa dan perempuan 264 jiwa, dan dengan jumlah kepala keluarga 128, sebagian besar masyarakatnya bekerja di sektor pertanian. Desa Lawe Tua
Persatuan merupakan daerah strategis pertanian yang pada umumnya sumber pendapatan masyarakatnya berasal dari hasil pertanian. Perempuan desa Lawe Tua Persatuan menjadikan sektor pertaniaan menjadi sumber utama ekonomi serta lapangan pekerjaan mereka. Petani perempuan disana memilih menjadi petani karena mereka tidak memiliki kemampuan dan pendidikan yang rendah sehingga sektor pertaniaan menjadi pilihan perempuan Desa Lawe Tua Persatuan karena pekerjaan sebagai petani tidak membutuhkan keahliaan khusus, tetapi dapat membantu perekonomian keluarga mereka. Keterlibatan perempuan Desa Lawe Tua Persatuan dalam kegiatan petanian sangat besar. Perempuan sudah mampu mengelola lahan pertanian dengan sendiri mulai dari penanaman sampai panen. Petani perempuan juga tidak lepas dari pekerjaan domestik dimana mereka masih mengurus rumah tangga, dan pekerjaaan rumah tangga sebelum mereka bekerja pada sektor pertanian. setiap harinya mereka menjalankan peran ganda dalam memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Desa Lawe Tua Persatuan adalah desa yang mayoritas masyarakatnya adalah suku Batak Toba, dimana budaya patriarki di masyarakat Batak Toba masih tergolong sangat tinggi, sehingga didalam keluarga petani perempuan kurang dianggap bisa berperan dalam mengambil keputusan dimana keputusan masih berada pada pihak laki-laki, bukan tidak mungkin hal ini mempengaruhi kontribusi perempuan dalam bidang social ekonomi keluarga di Desa Lawe Tua Persatuan.
Keluarga di Desa Lawe Tua Persatuan adalah petani yang tergolong pekerja keras dan gigih dalam bekerja dimana dengan hasil kerja dari pertanian mereka bisa menyekolahkan anak-anak mereka kejenjang yang lebih tinggi bahkan dari antara anak- anak mereka ada beberapa yang sudah sukses dan itu dari pendapatan yang didapatkan oleh keluarga petani dari hasil kerja mereka.peran perempuan sangat besar dalam pendidikan yang didapatkan oleh anak. Petani perempuan di desa Lawe Tua Persatuan juga melakukan beberapa kegiatan yang biasanya membantu perekonomian keluarga seperti arisan, kredit, bahkan bekerja sebagai tenaga upah harian di lahan orang, sebagian perempuan disana juga dalam menopang kebutuhan keluarga dimana mereka yang perekonomian rendah melakukan strategi berhutang untuk modal dalam melakukan kegiatan pertanian semua tidak lepas dari peran perempuan didesa Lawe Tua Persatuan. Melihat betapa pentingnya kontribusi petani perempuan dalam kehidupan keluarga membuat penulis menjadi tertarik untuk melakukan penelitian tentang keterkaitan petani perempuan terhadap peningkatan kehidupan sosial ekonomi keluarga dengan judul Kontribusi Petani Perempuan Dalam Peningkatan Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Lawe Tua Persatuan Kecamatan Lawe Sigala-gala Kabupaten Aceh Tenggara. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana kontribusi petani
perempuan dalam peningkatan sosial ekonomi keluarga di Desa Lawe Tua Persatuan Kecamatan Lawe Sigala-gala Kabupaten Aceh Tenggara? 1.3 Tujuan dan Manfaat Peneliti 1.3.1Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang telah di rumuskan, peneliti ini bertujuanuntuk mengetahui kontribusi petani perempuan dalam peningkatan sosial ekonomi keluarga di Desa Lawe Tua Persatuan Kecamatan Lawe Sigalagala Kabupaten Aceh Tenggara. 1.3.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian di harapkan dapat menjadi kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan yang membahas tentang sosial ekonomi keluarga yang kaitanya dalam ilmu kesejahteraan sosial, serta dapat memperluas wawasan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu Kesejahteraan Sosial.Penelitian ini juga di harapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi pemerintah setempat untuk mengetahui bagaimana kontribusi petani perempuan dalam sosial ekonomi keluarga di desa Lawe Tua Persatuan Kecamatan Lawe Sigalagala Kabupaten Aceh Tenggara ini serta untuk mengetahui masalah yang dihadapi petani perempuan sehingga di dapat suatu model pemberdayaan petani perempuan guna meningkatkan produktivitas petani perempuan.
1.4 Sistematika Penulisan Rencana dan hasil penelitian ini akan di laporkan menurut sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah tujuan dan mamfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian teoritis tentang konsep- konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang di teliti, kerangka pemikiran yang kemudian dituangkan dalam bentuk bagan alur pikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi Penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian serta teknik penarikan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data yang di terapkan. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini. BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini tentang uraian data yang di peroleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermamfaat sehubunngan dengan penelitian yang telah dilakukan