BAB I PENDAHULUAN. Adanya kemajuan dalam bidang jasa dewasa ini mendorong pertumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Industri garmen sebagai salah satu industri utama pemuas kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang ingin memenangkan persaingan dituntut untuk memberikan perhatian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Dalam perkembangan ekonomi saat ini usaha tumbuh dengan pesat di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap perusahaan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di era globalisasi, perusahaan berlomba-lomba memasarkan

COVER PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN DANA PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI BAJU DAN KAOS

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. jasa konveksi di kota Baganbatu. Konveksi ini di dirikan oleh Bapak Sarman pada

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mengingat akan terus berkembangnya kebutuhan hidup dan berkomunikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB I PENDAHULUAN. satu yang dapat dilakukan perusahaan agar mampu bersaing adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada bab-bab terdahulu, maka dapatlah dikemukakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian baik industri, perdagangan maupun jasa. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material

Kata kunci: Daya Saing, Peningkatan Kualitas yang Berkesinambungan, Kualitas Produk, Kapabilitas Proses (Cp), Indeks Kinerja Kane (Cpk)

BAB I PENDAHULUAN. cepatnya terjadi perubahan di dunia usaha. Untuk dapat mengikuti arus persaingan

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP T.A. 2015/2016 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Negara Indonesia dengan areal pertanian yang luas dan subur merupakan. tempat yang ideal bagi industri pertanian. Pertanian mempakan sektor yang amat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STATISTICAL PROCESS CONTROL

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan era globalisasi yang penuh dengan kompetisi tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri tekstil di Indonesia terus menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persaingan industri manufaktur menuntut produsen lebih produktif dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses produksi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan

Lampiran 1 Daftar Wawancara

Fashion and Fashion Education Journal

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan perkembangan UKM yang pesat, UKM yang mengalami

dalam menerangkan arus (aliran) dan tangung jawab terhadap pekerjaan yang A. Struktur Organisasi CV. Jernih Garmen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dorothea Wahyu Ariani, Pengendalian Kualitas Statistik, Penerbit Andi, 2004, Hlm 4

BAB I PENDAHULUAN. hlm Muhaimin, Imam Sodikin dan Sidarto, Analisis Pengendalian Kualitas Produk dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Data Umum Perusahaan. PT. Rapico Busana Permata Indah didirikan pada tahun 1983 yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Burhan Foam merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang

BAB I PENDAHULUAN. kota Solo, Yogyakarta dengan banyaknya mahasiswa didalamnya beraneka suku,

BAB I PENDAHULUAN. tercatat terus melorot, dalam beberapa tahun terakhir ini. Indonesia menduduki peringkat ke-

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. di kawasan timur: China, Vietnam, dan India (Besterfield, 2003:2).

ANALISIS SITUASI Magang merupakan serangkaian kegiatan belajar sambil bekerja bagi mahasiswa praktikan untuk mengasah kemampuan keterampilan yang dida

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. memang ada di mana saja, sejak kita di bangku sekolah, kita bersaing untuk

BAB I PENDAHULUAN. apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Tingkat kompetisi diantara perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

cukup lama berkembang di Indonesia Industri tersebut mulai berkembang dengan

ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA SING SAE KONVEKSI

BAB II LANDASAN TEORI. dibahas arti dari proses yaitu : Proses adalah suatu cara, metode maupun

BAB V PENUTUP. Harga jual = + untung yang diinginkan. = (jumlah Kain Oxford yang dibutuhkan x Harga Kain. dibutuhkan x Harga Kain Nagata)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

Operasional. Disampaikan Oleh : Kristian Suhartadi WN, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer manusia terdiri dari sandang, pangan,

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PAKAIAN POLISI PADA UD. BINTANG MAHARANI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BIDANG CLOTHING

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia fashion akhir-akhir ini mengakibatkan banyak persaingan

Gambaran Wilayah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi belakangan ini, baik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. RINGKASAN EKSEKUTIF

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI. Oleh : SABTA ADI KUSUMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III DATA PERUSAHAAN

Bentuk Kuesioner Analisa SWOT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2016 menjadi awal mula pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian di dunia telah memasuki era globalisasi. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dewasa ini ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

DAFTAR PUSTAKA. David, Fred R Manajemen Stratejik. Jakarta: Gramedia. Kuncoro, Mudrajad Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, sehingga kelangsungan perusahaan atau organisasi sangat bergantung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya kemajuan dalam bidang jasa dewasa ini mendorong pertumbuhan pada sektor jasa. Yang mengakibatkan munculnya berbagai macam peluang bisnis baru. Industri jasa merupakan sebagai salah satu alat pemuas kebutuhan masyarakat akan sandang terus berkembang. Dengan bergesernya alasan akan kebutuhan masyarakat, baik kaum perempuan maupun laki-laki terhadap pakaian yang berfungsi sebagai alat penutup tubuh, tetapi juga sebagai pemberi prestise dan pemuas rasa seni. Penentuan proses produksi merupakan suatu kebijakan strategis. Hal ini dikarenakan secara prinsip terdapat dua karekteristik produk yang mempengaruhi penentuan proses produksi. Yaitu, tingkat standarisasi produk dan besarnya jumlah produk yang diminta. Keputusan mengenai proses akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Keputusan ini meliputi perencanaan proses yakni, menentukan bagaimana produk atau jasa yang akan dibuat. Dimana meliputi rencana perolehan bahan baku, pemilihan proses yang sesuai untuk produk. Analisis proses dapat meningkatkan produksi lebih cepat, lebih efisien dan murah. Hal ini tergantung dari apakah kita ingin menghasilkan produk atau jasa yang masing-masingnya sangat unik, atau menghasilkan produk atau jasa yang relatif seragam atau tingkat variasinya rendah. 1

2 Dengan kata lain proses produksi merupakan cara atau metode dan teknik untuk menciptakan, serta menambah nilai kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana) yang ada. Proses produksi betujuan untuk mengahsilkan barang dan jasa, dengan menggunakan cara atau metode untuk menghasilkan suatu barang dan jasa. Selain itu menambah nilai guna suatu barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Ditinjau dari segi arus proses produksinya, perusahaan-perusahaan pada umumnya dipisahkan menjadi dua bagian yaitu, perusahaan yang melaksanakan proses produksi mempunyai urutan proses yang sama dari hari ke hari. Dengan kata lain, pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan tersebut akan selalu menggunakan pola atau urutan yang sama, umumnya disebut dengan proses produksi terus menerus. Dalam pelaksanaannya proses produksi mempergunakan pola yang berbeda antara suatu hari dengan hari lainnya atau umumnya disebut proses produksi terputus-putus (intermitten process). Penggunaan pola produksi yang berbeda umumnya ini akan menghasilkan produk yang berbeda pula. Setiap kegitan proses produksi memiliki manfaat atau keuntungan apabila melalui tahapan-tahapan yang sesuai apabila penggunaan metode yang dipilih sesuai dan tepat. Pemilihan metode yang tepat dapat membantu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Salah satu metode atau alat seperti pemetaan fungsi waktu dapat membantu memecahkan masalah yang

3 dihadapi, seperti menghilangkan pemborosan dan keterlambatan dalam produksi dengan pengguan pola yang berbeda. Proses produksi dengan pola yang berbeda produk yang dihasilkan juga berbeda, akan tetapi dengan menggunakan pola yang berbeda dalam proses produksi maka pengelolaan kualitasnya pun ikut berbeda. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang berkembang di Indonesia dewasa ini, maka kualitas produk menjadi lebih penting dari sebelumnya. Persaingan yang sangat ketat menjadikan pelaku usaha patut menyadari pentingnya akan kualitas agar dapat bersaing, dan mendapat pangsa pasar yang lebih besar. Kualitas yang harus diperhatikan oleh para pelaku usaha bukan hanya sekedar kualitas produk tetapi juga kualitas pelayanan, maupun kualitas produksi. Perusahaan membutuhkan suatu cara yang dapat mewujudkan terciptanya kualitas yang baik, sehingga produk yang dihasilkan dapat menjaga konsistensinya agar tetap sesuai dengan tuntutan pasar yaitu dengan menerapkan sistem TQM (total quality management). TQM merupakan salah satu teknik dalam upaya pengendalian kualitas dengan menggunakan SPC (Statistical Process Control) dan SQC (Statistical Quality Control) yang mempunyai tujuh alat statistik sebagai alat bantu pengendalian kualitas. Salah satu alatnya yaitu diagram sebab akibat yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang berhungan dengan kualitas baik sebuah produk maupun produksi, dimulai dari sebelum proses produksi, pada saat proses produksi, hingga produksi berakhir.

4 Pengendalian serta pengawasan dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi yang dilakukan berjalan sesuai dengan perencanaan. Apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. Dengan demikian pengendalian kualitas dapat mengahasilkan produk yang baik sesuai standart yang diingginkan oleh perusahaan. Menghasilkan produk yang baik dengan menggunakan pola produksi berbeda membuat pengelolaan kualitas akan bebrbeda di semua perusahaan, dalam hal ini termasuk perusahaan yang bergerak di industri garmen. Hal ini menuntut industri garmen untuk bisa menghasilkan produk berkualitas dan sesuai dengan perkembangan dunia mode yang terus berkembang. Selama ini pesanan produk garmen di Indonesia selain datang dari dalam negeri juga dating dari luar negeri. Ini membuktikan bahwa produk Indonesia telah mampu bersaing dengan produk luar negeri. Kualitas dan harga produk garmen Indonesia juga cukup mampu bersaing dengan produk-produk dari luar negeri. Tetapi akhir-akhir ini sejak banyaknya serbuan produk garmen impor dari China, Vietnam dan lain-lain, baik berupa bahan baku kain maupun produk jadi seperti celana dan pakaian, perusahaan garmen kita banyak yang gulung tikar. Alasan gulung tikarnya perusahaan-perusahaan garmen tersebut karena produk dalam negeri menjadi relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk impor dari China. Serbuan produk garmen China menyebabkan harga bahan baku dan upah buruh di Indonesia secara relatif menjadi lebih mahal. Dua variabel

5 produksi ini menyebabkan kenaikan yang akumulatif pada harga produk, sehingga produk garmen Indonesia menjadi kalah bersaing dengan produk-produk dari luar negeri terutama dengan produk-produk garmen dari negara-negara yang baru tumbuh perekonomiannya seperti Vietnam. Untuk menyiasati jalannya perusahaan agar tetap eksis, maka tata kelola suatu perusahaan akan menentukan baik tidaknya kegiatan yang berlangsung didalam perusahaan tersebut. Dalam hal ini manajemen operasi akan sangat berfungsi sebagai teknik utama yang menjadi pusat fungsi atau penghubung dari organisasi dengan seluruh area fungsinya sehingga sangat penting dalam meningkatkan kualitas produksi sebuah perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Terutama dalam hal ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang garmen. Salah satunya adalah perusahaan garmen Steil Top Taylor harus mampu mengoptimallan manajemen operasi di dalam perusahaan. Steil Top Taylor merupakan perusahaan garmen yang bergerak dalam bidang jasa, yang menghasilkan produk berupa pakaian, celana, seragam, maupun jaz, yang proses produksinya berdasarkan pesanan. Proses produksi pada perusahaan ini adalah proses terputus-putus atau intermitten process dimana arus proses produksinya tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan berdasarkan pesanan konsumen sehingga produk yang dihasilkan tidak selalu sama. Dengan adanya perbedaan dari arus proses produksi, maka perlu kiranya adanya petunjuk yang jelas dari urutan proses produksi yang digunakan.

6 No Namun, penggunaan proses produksi intermitten process tidak berjalan dengan lancar di dalam perusahaan Steil Top Taylor. Seperti pada proses produksi celana yang memiliki tingkat kerumitan tinggi serta dituntut ketelitian dan konsentrasi dalam setiap proses produksinya. Akan tetapi dengan sering terjadinya pengulangan yang sifatnya membutuhkan waktu yang lebih dalam proses produksi misalnya pada tahapan obres dengan 2 tahapan, seharusnya pada tahapan pertama dan kedua hanya melewati 1 kali proses dengan benang yang digunakan tanpa terputus. Tetapi pada tahapan ini karyawan sering melakukan pengulangan lebih dari 5 kali proses dengan kesalahan yang sama yaitu benangnya sering terputus. Dengan target 1 orang pegawai dapat menghasilakan 4 potong celana dalam waktu 8 jam yang masing-masing celananya dikerjakan dengan waktu 2 jam. Berikut beberapa kesalahan yang sering terjadi pada saat proses produksi sebagai berikut : Tabel 1.1 Tingkat Kesalahan yang Sering Terjadi Tingkat Kesalahan (Hari) Tahapan Pembuatan Celana 1 2 3 4 5 6 1. Pelayanan Pelanggan - - - - - - 2. Pengukuran - - - 1 1 2 Info pemotongan - - - - - - Pemotongan Pola - 1-2 - 1 3. Pemotongan Bahan 4. Obras Pemotongan Kain Keras 4 1 2 - - - Tahap 1 2 2 1-3 1 Tahap 2 1 1 2-2 2 5. Proses menjahit Tahap 1 1 1 2 - - 1 Tahap 2 1-1 - - - 6. Pelapisan Kain Keras 2 - - 4 2 2 7. Setrika - 2 1-2 - 8. Finishing 1 - - - 2 3 Jumlah/persentase (10%) 11 8 9 7 12 12 Sumber : Steil Top Taylor 2015

7 Berdasakan hasil dari tabel 1.1, maka kesalahan yang dapat ditolerir terdapat pada hari ke dua sampai hari ke empat, sedangkan hari pertama, ke lima dan ke enam tidak dapat ditolerir. Hal ini dikarenakan salah satu cara untuk menentukan sample yang memenuhi hitungan dengan tingkat kesalahan maksimal 10%.(Slovin Steph Ellen,2010) Apabila sering terjadi kesalahan dan pengulangan terus-menerus yang sifatnya tidak menghasilkan nilai tambah atau non value added maka akan mengakibatkan terjadinya pemborosan dan target perhari dari perusahaan akan mengalami penurunan jumlah produksi yang harusnya perhari menghasilakan 12 celana menurun menjadi 4-6 celana, target ini telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar perusahaan. Berbeda dengan perusahaan garmen yang bertaraf nasional, dengan waktu 8 jam setiap pegawainya harus memperoleh 10 potong celana yang masing-masing potong celana dikerjakan dengan waktu 45-50 menit. Maka dalam upaya menghilangkan pemborosan yang terjadi pada perusahaan tersebut. Perangkat yang tepat digunakan untuk menganalisa pemborosan serta mengidentifkasi permasalahan yang terjadi yaitu dengan menggunakan metode pemetaan fungsi waktu dan fish bone diagram. Dengan tahapan pemetaan fungsi waktu dasar bertujuan untuk mengetahui letak terjadinya pemborosan waktu. Setelah mengetahui letak terjadinya pemborosan, diagram sebab akibat digunakan untuk mengetahui penyebab atau faktor-faktor terjadinya pemborosan. Kemudian selanjutnya menggunakan pemetaan fungsi waktu target yang bertujuan untuk menghilangkan pemborosan yang terjadi.

8 Berdasarkan permasalahan yang dan dengan memadukan kedua jenis analisis ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam hal langkah tambahan, pengulangan, dan keterlambatan yang tidak perlu. Sehingga produk serta komponen dapat tersedia tepat pada waktunya dengan kualitas yang diharapkan, dalam jumlah yang tepat dan pada tempat yang tepat. Dengan demikian proses produksi dapat mengalir, tidak mengalami kendala sehingga dapat tercapai peningkatan efisiensi kerja perusahaan yang lebih baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang harus diselesaikan dan dipecahkan yaitu : 1. Berapa waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi celana panjang? 2. Faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya pemborosan waktu dalam proses produksi celana panjang? 3. Bagaimana menghilangkan pemborosan waktu dan aktivitas proses produksi yang tidak menghasilkan nilai tambah? C. Batasan Masalah Dalam mencapai tujuan dan pembahasan penelitian ini agar lebih terarah, maka penulis membatasi pembahasan sebagai berikut: 1. Penelitian ini lebih menekankan pada proses produksi celana panjang.

9 2. Penelitiaan ini menekankan pada jangka waktu dalam mengahasilkan celana perpotongnya, mulai dari pembuatan celana hingga pesanan sampai ketanggan konsumen. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahi berapa waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi untuk satu potong celana panjang. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis penyebab terjadinya pemborosan waktu pada saat proses produksi. 3. Untuk mengetahui bagaimana cara untuk menghilakan pemborosan waktu yang tidak menghasilkan nilai tambah. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran dan bermanfaat bagi perusahaan untuk menentukan strategi produksi dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan dan sebagai pertimbangan untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi khususnya yang berkaitan dengan proses produksi dan kualitas. 2. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sebagai refrensi penulisan penelitian lebih lanjut, terutama dibidang proses produksi dan kualitas.

10