BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik itu organisasi swasta maupun organisasi milik pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang. akan dicapai oleh suatu organisasi dalam periode tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. menilai kinerja (Mardiasmo,2009,h.121). program sampai dengan tahun berjalan dengan sasaran (target) kinerja 5 (lima)

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan suatu entitas yang aktivitasnya

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di indonesia

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memacu perbaikan kinerja yang berkelanjutan (continous performance

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini organisasi sektor publik berupaya memberikan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB 1 PENDAHULUAN. program ataupun kegiatan. Sebelum melaksanakan kegiatan, harus ada

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan. Organisasi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah akan berjalan seiring dengan pertumbuhan output ekonomi daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami

3 AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat, menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan keuangan negara. Salah satu perwujudannya

AKUNTANSI PEMERINTAHAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program bukan pada unit organisasi semata dan memakai output measurement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan prima seharusnya dapat menjawab keluhan-keluhan tersebut, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan aspirasi masyarakat dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan hak dan kewajiban serta untuk melaksanakan tugas yang

AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Anggaran Negara dan Keuangan Negara. Menurut Revrisond Baswir (2000:34), Anggaran Negara adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan aspirasi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. aspek transparasi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Sehingga organisasi sektor publik berusaha memberikan kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini semakin meningkat tuntutan masyarakat kepada pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 33 Tahun 2004, menjadi titik awal dimulainya otonomi. dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan hal-hal yang menjadi harapan masyarakat yang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang harus diketahui oleh publik untuk dievaluasi, dikritik,

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena kinerja pemerintah telah mengarah ke good governance.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. besar pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja, motivasi kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. publik, anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik,

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sektor publik merupakan alat ( instrument) akuntabilitas atas

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Berbagai variasi dalam sistem penganggaran pemerintah dikembangkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan

Jurnal MONEX Vol.6 No 1 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pengertian tertentu dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan

ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007

BAB I PENDAHULUAN. bergulir sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan suatu hal yang paling penting bagi kelangsungan suatu organisasi baik itu organisasi swasta maupun organisasi milik pemerintah (lembaga pemerintahan ataupun kementerian). Anggaran merupakan kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Anggaran bisa dikatakan sebagai alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih jelas dalam unit dan uang. Begitupun anggaran yang diterima oleh Badan Pengeloaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Bandung. Saat ini pemerintah telah meninggalkan konsep Anggaran Tradisional dan beralih ke New Public Management atau yang berorientasi pada kinerja bukan kebijakan. Pedoman anggaran berbasis kinerja diatur dalam Pemendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan diubah menjadi Pemendagri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengalokasian sumber daya dan efektivitas penggunaannya sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah saat ini telah mempunyai kewenangan, sebagaimana diatur oleh Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1

2 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, sehingga dengan adanya anggaran berbasis kinerja tersebut diharapkan anggaran dapat digunakan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat mendukung transparansi serta akuntabilitas manajemen sektor publik. Setelah proses anggaran selesai, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana caranya agar anggaran tersebut dapat direalisasikan oleh pemerintah ataupun lembaga yang terkait, supaya sumber daya yang diterima dapat dialokasikan dengan baik dan berdampak kepada masyarakat. Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan oleh penulis, dengan melakukan analisis terhadap data-data yang ada maka ditemukan permasalahan, atas rendahnya penyerapan anggaran di BPKA Kota Bandung dan disertai adanya penurunan prsentase penyerapan anggaran pada tahun 2014. Untuk lebih jelas di bawah ini merupakan perbandingan penyerapan reaslisasi anggaran terhitung dari tahun 2013 sampai tahun 2015. Tabel 1.1 Data Laporan Realisasi Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung Tahun 2013 UNIT PAGU ANGGARAN REALISASI Rp. % Belanja Pegawai 183.403.623.334 162.332.577.849 88,51 Belanja Barang 776.478.011.824 684.295.757.477 88,12 Belanja Modal 1.429.167.838.242 1.064.845.440.110 74,50 Jumlah 2.389.049.473.400 1.913.473.175.436 80,09 Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung 2013 (Diolah)

3 Tabel 1.2 Data Laporan Realisasi Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung Tahun 2014 UNIT PAGU ANGGARAN REALISASI Rp. % Belanja Pegawai 209.987.702.032 186.785.578.770 88,95 Belanja Barang 1.196.988.185.036 937.333.189.024 78,30 Belanja Modal 1.607.514.078.873 971.440.599.331 60,43 Jumlah 3.014.489.965.941 2.095.559.367.125 69,51 Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung 2014(Diolah) Tabel 1.3 Data Laporan Realisasi Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung Tahun 2015 UNIT PAGU ANGGARAN REALISASI Rp. % Belanja Pegawai 273.230.201.390 242.324.489.985 88.69 Belanja Barang 1.587.229.827.290 1.288.180.584.635 81.16 Belanja Modal 1.908.650.351.654 1.287.802.827.811 67.47 Jumlah 3.769.200.380.334 2.818.307.902.431 74,77 Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung 2015(Diolah) Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat jumlah belanja yang dianggarkan untuk membiayai program/kegiatan yang menujukkan bahwa adanya permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan alokasi anggaran yang telah direncanakan sebelumnya.hal ini terlihat bahwa realisasi anggaran tidak pernah terserap atau terealisasi hingga 100%, bahkan pada tahun 2014 mengalami penurunan presentase 10,58% dengan presentase 69,51% dari tahun sebelumnya yang mempunyai presentase 80,09%. Penyebab terjadinya permasalahan realisasi

4 penyerapan anggaran yang rendah dan penurunan presentase penyerapan anggaran di tahun 2014 dikarenakan oleh beberapa faktor yang dapat disimpulkan oleh penulis dari hasi observasi awal diantaranya sebagai berikut : 1. Adanya perencanaan yang kurang optimal serta adanya programprogram yang belum terealisasi, dibuktikan dengan penyerapan di tahun 2014 yang hanya mencapai 69,51% 2. Keterlambatan pelaksanaan anggaran atau adanya pelaksanaan anggaran yang tidak tepat waktu yang harusnya selesai pada akhir periode namun diawal periode masih belum selesai. Berdasarkan data dan fenomena diatas, penulis menganggap penting dilakukan penelitian melalui judul PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP EFEKTIVITAS REALISASI ANGGARAN PADA BPKA KOTA BANDUNG. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis membatasi permasalahan-permasalahan menjadi beberapa yaitu: 1. Penyerapan realisasi anggaran yang rendah di tahun 2014 yang hanya menyerap 69,51%. 2. Keterlambatan dalam menyusun pelaksanaan anggaran yang harusnya selesai di akhir periode namun di awal periode baru masih belum selesai.

5 C. Rumusan Masalah Berdasarkan dari Latar Belakang dan Identifikasi Masalah diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah, seberapa besar pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas realisasi anggaran pada BPKA Kota Bandung? D. Tujuan Penulisan Berdasarkan Rumusan Masalah diatas yang telah di paparkan, maka rumusan penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui besaran pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas realisasi anggaran pada BPKA Kota Bandung. E. Kegunaan Penulisan 1. Kegunaan Teoritis Dapat dipergunakan untuk menelaah atau menambahkan khasanah keilmuan khususnya bidang Administrasi Publik konsentrasi Administrasi Keuangan Publik yang secara khusus mengkaji mengenai pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas realisasi anggaran. 2. Kegunaan Praktis a. Untuk Penulis 1) Memperoleh gambaran langsung mengenai pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas realisasi anggaran. 2) Sebagai bahan informasi tentang data empiris yang dapat dipergunakan sebagai bahan perimbangan bagi penulis selanjutnya.

6 3) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang Administrasi Publik secara teoritis maupun praktis, serta sebagai bahan untuk menerapkan dan membandingkan pengetahuan yang diperoleh penulis antara teori yang diperoleh penulis dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, dan melangkapi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana ilmu politik program Administrasi Publik di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. b. Untuk Instansi Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi Instansi khususnya Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandung untuk mencapai visi,misi dan tujuan yang telah direncanakan juga perbaikan kinerja di masa yang akan datang. c. Untuk Penulis Selanjutnya Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk penelitian selanjtnya dan sebagai referensi dengan bidang yang sama secara mendalam. F. Kerangka Pemikiran Fokus pemikiran penelitian ini adalah pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas realisasi anggaran pada badan pengelolaan keuangan dan aset

7 Kota Bandung, yang menjelaskan salah satu pelaksanaan dari kegiatan administrasi publik, terkhusus administrasi keuangan publik. Administrasi menurut Sahya Anggara (2012:11) diartikan sebagai suatu proses pengorganisasian sumber-sumber sehingga tugas pekerjaan dalam organisasi tingkat apapun dapat dilaksanakan dengan baik. Keuangan Negara menurut Sahya Anggara, adalah kekayaan yang dikelola oleh pemerintah, yang meliputi barang yang dimiliki; kertas berharga yang bernilai uang;dana-dana pihak ketiga yang terkumpul atas dasar potensi yang dimiliki/dan atau yang dijamin baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, badan-badan usaha, yayasan, maupun institusi lainnya. Teori yang digunakan adalah teori anggaran berbasis kinerja yang dikemukakan oleh Bastian (2010:202) yang menyatakan bahwa Anggaran berbasis kinerja adalah system pengorganisasian yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi serta rencana strategis organisasi. Dimana anggaran berbasis kinerja mengalokasikan sumber daya ke program bukan ke unit organisasi semata dan memakai pengukuran output sebagai indikator kinerja organisasi. Adapun dimensi dari anggaran berbasis kinerja sebagai berikut (Bastian, 2010:61-62): 1. Efesiensi Efisiensi terkait dengan hubungan antara output berupa barang atau pelayanan yang dihasilkan dengan sumber daya yang digunakan untuk

8 menghasilkan output tersebut. Suatu organisasi, program atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output tertentu dengan input serendah-rendahnya, atau dengan input tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya. 2. Ekonomi Indikator ekonomis merupakan indikator tentang penggunaan input. Pada dasarnya ekonomi lebih kepada input, efisensi tentang input dan output, serta efektivitas yang berhubungan dengan output. 3. Efektivitas Efektivitas menunjukan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan. Ukuran efektivitas merupakan refleksi output. Tujuan-tujuan organisasi harus spesifik, detail, dan terukur. Sedangkan menurut Halim (2012:68) Efektivitas Realisasi Anggaran adalah tingkat pencapaian hasil program kerja dengan target yang telah ditetapkan. Efektivitas merupakan perbandingan antara outcome dengan output, dimana outcome seringkali dikaitkan dengan tujuan atau target yang akan dicapai. Jadi dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah pencapaian tujuan. 2001:154) : Adapun dimensi Efektivitas Realisasi Anggaran sebagai berikut (Dharma 1. Kuantitas, jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau

9 pelaksanaan kegitan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan. 2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kualitatif mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan, yaitu seberapa baik penyelesaiannya dan berkaitan dengan bentuk keluaran. 3. Ketepatan Waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian waktu kegiatan. Teori atau konsep penghubung anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas realisasi anggaran adalah sebagai berikut: Halim (2012:30) mengatakan bahwa: efektivitas dalam pemerintah daerah dapat diartikan penyelesaian kegiatan tepat waktu dan dalam batas anggaran yang telah tersedia, dan dapat berarti pula mencapai tujuan dan sasaran seperti apa yang telah direncanakan. Semakin besar kontribusi pengeluaran yang dilakukan terhadap nilai pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan dapat dikatakan efektif Pemerintah daerah sebagaimana dijelaskan oleh Halim diatas mengacu kepada pertanggung jawaban mengenai penggunaan, pengalokasian dan merealisasikan sumber daya (anggaran) yang telah dianggarkan dalam satu tahun anggaran.disamping itu anggaran berbasis kinerja merupakan alat atau tolak ukur mengenai penelian kinerja pegawai dalam suatu instansi tertentu yang berimbas kepada efektif atau tidak realisasi anggaran tersebut.

10 Kerangka pemikiran yang digunakan untuk merumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagan 1.1 Skema Kerangka Pemikiran Anggaran Berbasis Kinerja Variabel X X 1 Efisien X 2 Ekonomi X 3 Efektivitas Efektivitas Realisasi Anggaran Variabel Y Y 1 Kuantitas Y 2 Kualitas Y 3 KetepatanWaktu (Halim,2012:68) (Bastian,2010:202) (Dharma Agus, 2001:154) (Sumber: Diolah oleh penulis Tahun 2017) G. Hipotesis Hipotesis menurut Sugiyono (2014:70) merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Berdasarkan acuan kerangka pemikiran diatas, maka untuk hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ha : Terdapat pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas realisasi anggaran pada BPKA Kota Bandung. H 0 : Tidak terdapat pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap efektivitas realisasi anggaran pada BPKA Kota Bandung.