BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya seprti ginjal, tulang dan usus. 2. Sifat Tuberkulosis Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu di sebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. ( Depkes RI 2002 ). 3. Cara Penularan Sumber penularan adalah penderita yang dahaknya mengandung kuman TBC. Kuman TBC menular melalui udara, bila penderita batuk, bersin, dan berbicara. Penularan terjadi bila orang menghirup kuman TBC, TBC dapat menyerang siapa saja (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, dan kaya) terutama yang tinggal di dalam rumah yang gelap, lembab, dan ventilasi udara tidak baik. ( Misnadiarly 2006 ) 5
6 Daya penularan dari seseorang penderita di tentukan oleh banyaknya kuman yang di keluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut di anggap tidak menular. Kemungkinan seorang terinfeksi TBC di tentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. ( Depkes RI 2002 ). B. Gejala-gejala Tuberkulosis Gajala - gejala yang muncul pada penyakit TBC yaitu Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih, Dahak bercampur darah, Batuk darah, Sesak nafas dan rasa nyeri dada, Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan, berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan. ( Depkes RI 2002 ) Melalui aliran darah basil TB dapat mencapai organ tubuh seperti selaput otak, otak, tulang, hati, ginjal, dan lain-lain. Di dalam organ tubuh tersebut basil TB dapat segera menimbulkan penyakit, tetapi dapat pula menjadi tenang dan setelah beberapa waktu menimbulkan penyakit atau dapat pula tidak pernah menimbulkan penyakit sama sekali. Sebagian besar komplikasi TB terjadi dalam 12 bulan setelah terjadinya penyakit.
7 C. Stadium / Lama Penderita 1. Stadium prodmoral Pada stadium ini terjadi kenaikan suhu tubuh yang jarang melewati 39 C, nyeri kepala, mual muntah, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan seperti apati biasanya berlangsung 1 sampai 3 minggu. 2. Stadium Perangsangan Meningen Ditemukan gejala nyeri kuduk dengan tanda Brudzinki dan kering yang positif. 3. Stadium Kerusakan Otak Stadium ini timbul gejala defisit neurologic fokal berupa hemiparesis atau transparesis. ( Misnadiarly 2006 ) D. Pengobatan Tuberkulois Tujuan pengobatan tuberculosis yaitu menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, dan menurunkan tingkat penularan. Jenis obat tuberkulosis yaitu pyrazinamide, rifampicin, INH (Isoniazid), etambuthol, dan streptomisin. E. Jenis Obat Anti Tuberkulosis 1. Isoniazid ( H ) Dikenal dengan nama INH, bersifat bakterisid, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari pengobatan. Obat ini sangat efektif terhadap kuman yang sedang berkembang.
8 Dosis harian yang di anjurkan 5mg/kg BB, sedangkan dosis pengobatan intermiten 3 kali seminggu di berikan dengan dosis 10mg/kg BB. 2. Rifampisin ( R ) Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dormant yang tidak dapat dibunuh oleh isoniazid. Dosis yang diberikan 10mg/kg BB diberikan sama untuk pengobatan harian maupun intermiten 3 kali seminggu. 3. Pirazinamid ( Z ) Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian yang dianjurkan 25mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35mg/kg BB. 4. Streptomisin ( S ) Bersifat bakterisid dan bakteriostatik terhadap kuman tuberculosis. Dosis harian yang di anjurkan 15mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu di gunakan dosis yang sama. Penderita berumur kurang dari 60 tahun dosisnya 0,75/hari, sedangkan untuk umur 60 tahun atau lebih di berikan 0,50gr/ hari. 5. Etambutol ( E ) Obat ini tetap menekan pertumbuhan kuman tuberkulosis yang telah resisten terhadap isoniazid dan streptomizin. Bersifat sebagai bakteoristatik.
9 Dosis harian yang dianjurkan 15mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu di gunakan dosis 30mg/kg BB. F. Efek Samping Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis ( OAT ) Efek samping yang sering di jumpai yaitu, mual, muntah, tidak nafsu makan, flu like syndrome, nefritis interstisial, nekrosis tubular akut. Efek samping hematologik dapat berupa agranulositosis, trombositopenia, dan anemia. G. Trombosit Di dalam tubuh manusia terdapat keping darah berbentuk cakram, tidak berinti dan tidak berwarna, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan lekosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar. Jumlah trombosit adalah 150.000-450.000/ul. Rata-ratanya adalah sekitar 250.000/ul, masa hidupnya sekitar 8-10 hari. Trombosit merupakan sel kecil yang beredar dalam darah, yang mempunyai peranan penting untuk menghentikan perdarahan dan memulai perbaikan pembuluh darah yang cedera. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis selama respon haemostatik normal terhadap luka vaskuler. Inti fungsi ini adalah reaksi trombosit diantaranya yaitu : adhesi trombosit, agregasi trombosit, fusi trombosit.
10 Trombositopenia merupakan kelainan hematologis yang ditandai oleh adanya penurunan jumlah trombosit dalam darah parifer. Hal ini bisa di sebabkan oleh kegagalan produksi trombosit yang memadai, peningkatan penggunaan dan dekstruksi lempingan-lempingan darah trombosit parifer/ sekuekstrasi trombosit dalam limfa, disfungsi trombosit. H. Hematrokit Hematokrit adalah volume SDM di dalam darah yang dinyatakan dengan persentase volume seluruh darah (misalnya, sel saja tanpa cairan atau "plasma" darah). Nilai normalnya berkisar dari 40-54% pada lakilaki dan 37-47% pada wanita. Nilai hematokrit menunjukkan kekentalan darah yang sebanding dengan jumlah oksigen yang dibawanya. ( Ronald A. Sacher, 2002 ) Manfaat pemeriksaan hematokrit untuk mengetahui adanya ikterus yang dapat diamati dari warna plasma, di mana plasma terbentuk kuning atau kuning tua. ( R. Ganda S, 1989 ). I. Hubungan Trombosit dan Hematokrit Pada Penderita Tuberkulosis Hubungan trombosit pada penderita TBC adalah trombosit akan mengalami penurunan disebabkan karena adanya efek samping obat TBC, jika rangkaian komplemen di aktifkan, trombosit mengalami lisis langsung dalam sirkulasi. ( Kapita Selekta Kedokteran 1999 ).
11 Hubungan hematokrit pada penderita TBC adalah hematokrit akan mengalami peningkatan disebabakan manifestasi hemokonsentrasi yang terjadi akibat kebocoran plasma ke ruang ekstravaskuler disertai efusi cairan serosa, melalui kapiler yang rusak. (Sri Rejeki H Hadinegoro, dkk, 2005)