BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memaparkan kadar kolesterol darah yang tinggi merupakan salah satu faktor resiko yang membahayakan kesehatan masyarakat (WHO, 2002). Hal ini terkait dengan penurunan kondisi kesehatan karena radikal bebas (Vogiatzi et al, 2009) dan pembentukan aterosklerosis (Almatsier, 2004; Mahamuni,2012). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013) sebagian masyarakat Indonesia yang berusia di atas 15 tahun telah memiliki kadar total kolesterol, trigliserida dan LDL di atas normal. Selain itu, dari masyarakat Indonesia yang berusia di atas 15 tahun 60,3%-nya memiliki kadar LDL near optimal dan borderline tinggi (100-159 mg/dl). Berbagai penelitian memperlihatkan adanya korelasi yang kuat antara tingginya kadar LDL dengan terbentuknya aterosklerosis (Almatsier, 2004; Vogiatzi, et al., 2009) sehingga tingginya kadar profil lipid dan LDL perlu mendapat perhatian serius. Peningkatan kadar kolesterol berkaitan dengan stres oksidatif di dalam tubuh (Vogiatzi et al, 2009; Araujo et al,1995). Stres oksidatif berbahaya bagi 1
kesehatan tubuh karena menginduksi kerusakan DNA, sel dan enzim-enzim (Sander et al,2004). Selain itu adanya radikal bebas juga dapat mengoksidasi LDL yang memicu terjadinya penumpukan plak dan aterosklerosis (Almatsier, 2004). Dengan tidak berimbangnya radikal bebas dengan sistem antioksidasi internal dari dalam tubuh, asupan antioksidan dari luar sangat penting untuk meminimalisir dampak buruk stress oksidatif (Suarsana et al, 2013). Antioksidan dari luar dapat berupa senyawa fenolik, isoflavon, antosianin, vitamin E, vitamin C, β-karoten, dan lain sebagainya (Bagchi dan Puri, 1998). Selain itu konsumsi kaya protein diketahui mendukung sistem lipolitik dalam tubuh (Zhao et al, 2010 dan Stepien et al, 2011). Dari berbagai penelitian diketahui bahwa kedelai hitam mengandung senyawa fenolik yang berdampak positif terhadap penurunan stres oksidatif (Correa et al, 2010). Menurut Kim, et al (2004), kandungan senyawa fenolik isoflavon kedelai hitam lebih tinggi dari kedelai kuning. Selain itu menurut Haiwei (2010) kedelai hitam mengandung peptide-peptida yang berperanan sebagai antioksidan. Penelitian oleh Agustia (2009) memperlihatkan bahwa konsumsi minuman bubuk kedelai hitam menurunkan kadar malondialdehid (MDA) plasma pasien diabetes mellitus tipe 2. Selain itu diketahui bahwa konsumsi protein kedelai berdampak positif terhadap perbaikan profil lipid darah. Penelitian Kim (2013) memperlihatkan bahwa konsumsi peptida kedelai hitam menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar HDL. Di sisi lain, antosianin menarik banyak perhatian karena efek positif 2
terhadap kesehatan yang dihasilkan setelah dikonsumsi (Kowalczyk,2003), salah satunya adalah perbaikan profil lipid (Xia et al,2005; Qin et al, 2009; Wang et al, 2012). Salah satu sumber antosianin adalah beras hitam. Yao et al (2013) dala m penelitiannya bahkan menyampaikan bahwa beras hitam sering diasosiasikan dengan kontrol profil lipid darah. Konsumsi antosianin beras hitam juga terbukti menurunkan stress oksidatif seperti terlihat pada penelitian Narwidina (2009) dimana subjek yang mengonsumsi minuman isotonik antosian beras hitam sebelum dan setelah stress fisik tidak menunjukkan terjadinya peningkatan kadar MDA plasma. Bagchi et al (2004) dan Zhao et al (2004) menyebutkan adanya efek sinergis dari kombinasi ekstrak antosianin dan fenolik yang dibuat dari buahbuahan yang berbeda. Penelitian Roopchand et al (2013) memperlihatkan adanya efek positif pemberian tepung kedelai rendah lemak yang dicampur dengan polifenol blueberry terhadap penurunan kolesterol total darah tikus. Astuti et al (2014) melaporkan bahwa pemberian ekstrak protein kedelai hitam pada tikus dislipidemia sebanyak 3,75 g/kg berat badan tikus selama 28 hari dapat menurunkan kadar total kolesterol sebanyak 72,86%, kadar trigliserida sebanyak 69,89%, kadar LDL kolesterol sebanyak 75,09%, dan meningkatkan kadar HDL kolesterol sebanyak 39,08%. Lebih lanjut dilaporkan bahwa pemberian ekstrak antosianin beras hitam sebanyak 54 mg/ kg berat badan tikus selama 28 hari mengakibatkan penurunan profil lipid (total kolesterol, trigliserida, LDL kolesterol), dan peningkatan HDL kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan 3
dengan ekstrak protein kedelai hitam. Pemberian campuran ekstrak antosianin beras hitam sebesar 54 mg/kg berat badan tikus dan ekstrak protein kedelai hitam 3,75 g/kg berat badan tikus ternyata memberikan efek yang lebih positif. Atas dasar hal tersebut diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak antosianin beras hitam yang dicampurkan pada ekstrak protein kedelai hitam terhadap profil lipid tikus dislipidemia. 1.2. Rumusan Masalah a. Bagaimana pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak antosianin beras hitam yang dicampurkan pada ekstrak protein kedelai hitam terhadap profil lipid tikus Sprague Dawley dislipidemia? b. Bagaimana pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak antosianin beras hitam yang dicampurkan pada ekstrak protein kedelai hitam terhadap cholesterol atherogenic index tikus Sprague Dawley dislipidemia? c. Bagaimana pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak antosianin beras hitam yang dicampurkan pada ekstrak protein kedelai hitam terhadap status antioksidan plasma tikus Sprague Dawley dislipidemia? d. Bagaimana pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak antosianin beras hitam yang dicampurkan pada ekstrak protein kedelai hitam terhadap gambaran histologi organ hati tikus Sprague Dawley dislipidemia? 4
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak antosianin beras hitam yang dicampurkan pada ekstrak protein kedelai hitam terhadap metabolisme lipid, resiko terjadinya atheroschlerosis, dan stres oksidatif pada tikus Sprague Dawley dislipidemia. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk: a) Mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak antosianin beras hitam yang dicampurkan pada ekstrak protein kedelai hitam terhadap profil lipid tikus Sprague Dawley dislipidemia; meliputi kadar total kolesterol, trigliserida, HDL, LDL, dan rasio LDL/HDL plasma darah tikus b) Mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak antosianin beras hitam yang dicampurkan pada ekstrak protein kedelai hitam terhadap cholesterol atherogenic index plasma darah tikus c) Mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak antosianin beras hitam yang dicampurkan pada ekstrak protein kedelai hitam terhadap status antioksidan plasma tikus yang digambarkan dari kapasitas antioksidan plasma dan kadar MDA plasma d) Mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak antosianin beras hitam yang dicampurkan pada ekstrak protein kedelai hitam terhadap gambaran histologi organ hati tikus Sprague Dawley dislipidemia 5
1.4. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pembangunan gizi dan kesehatan, penelitian ini memberikan kontribusi positif dalam hal peningkatan kualitas kesehatan, terutama dalam perbaikan profil lipid pada kasus dislipidemia 2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dari hasil penelitian ini dapat diketahui pengaruh konsentrasi ekstrak antosianin beras hitam yang dicampurkan pada ekstrak protein kedelai hitam terhadap profil lipid, cholesterol atherogenic index dan status antioksidan plasma, dan gambaran histologi organ hati tikus dislipidemia. 6