Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia


ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit Diabetes Melitus yang dapat disingkat dengan DM.Menurut American Diabetes

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RAWAT ULANG PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG JANTUNG RSU dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

Faktor Risiko Penyakit di RSI SITI Khadijah Palembang Lily Marleni 1, Aria Alhabib 2 1 Program Studi DIII Keperawatan, STIK Siti Khadijah Palembang 2 Program Studi Ners, STIK Siti Khadijah Palembang Email: uncu_wex@yahoo.co.id Abstract: Risk Factors with Coronary Heart Disease in Polyclinic Of Heart, Siti Khadijah Islamic Hospital Palembang. In the world, the coronary heart disease is the cause of the first mortality. Based on the data from Cardiology Unit Siti Khadijah Islamic Hospital known in 2015, there is 354 sufferer of coronary heart disease, in 2016 reached for 274 patients, and in 2017 (January-March) as much as 135 patients. This research aimed to know the related to age, gender, hypertension, diabetes mellitus with the heart coronary disease Cardiology Unit Siti Khadijah Islamic Hospital Palembang in 2017. The population of the research was all of the patients with heart coronary diseases that visiting cardiology unit during January-March 2017 as much as 135 respondents. It used cross-sectional design. Data were analyzed by univariate and bivariate analysis. The result of this study got there were correlations among age (p-value=0.002), gender (p-value=0,002), hypertension (p -value=0,012), and diabetes mellitus (p -value=0,041) with the heart coronary disease Cardiology Unit Siti Khadijah Islamic Palembang in 2017. Based on to this research result suggested being done the improvement of counseling by a health worker to the coronary heart disease sufferer about the thing that related to the prevention of the coronary heart disease such as habitually and the behavior and the food pattern. Keywords: Cononary heart disease, Age, Gender, Hypertension, Diabetes mellitus Abstrak: Faktor Risiko Penyakit RSI Siti Khadijah Palembang. Penyakit jantung koroner () di seluruh dunia, merupakan kasus pertama penyebab kematian. Data dari RSI Siti Khadijah Palembang menyebutkan bahwa pada tahun 2015 kunjungan pasien ke Poli Jantung RSI Siti Khadijah Palembang mengalami peningkatan yaitu mencapai 354 pasien. Pada tahun 2016 penderita jantung koroner sebanyak 274 orang, pada tahun 2017 Januari-Maret sebanyak 135 pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, jenis kelamin, hipertensi dan diabetes mellitus dengan penyakit jantung koroner di ruang Poliklinik Jantung RSI Siti Khadijah Palembang Tahun 2017. Populasi penelitian ini adalah pasien yang berkunjung ke Poliklinik Jantung RSI Siti Khadijah Palembang dari bulan Januari-Maret 2017 berjumlah 135 orang. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah cross sectional. Teknik analisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan antara umur (p-value=0.002), jenis kelamin ( p-value=0,002), hipertensi ( p-value=0,012) dan diabetes melitus (p-value=0,041) dengan penyakit jantung koroner di Poliklinik Jantung RSI Siti Khadijah Palembang tahun 2017.Berdasarkan hasil penelitian diharapkan ada peningkatan konseling mengengai pentingnya menjaga kesehatan jantung dengan melakukan pencegahan melalui perilaku dan pola makan. Kata kunci:, Umur, Jenis Kelamin, Hipertensi dan Diabetes Mellitus Penyakit jantung koroner yang disebut juga penyakit arteri koroner (Coronary Artery Disease) adalah penyakit pada arteri koroner dimana terjadi penyempitanpada arteri koroner karena proses aterosklerosis. Pada proses tersebut terjadi perlemakan pada dinding arteri koroner yang sudah terjadi sejak usia muda sampai usia lanjut. Terjadinya infark dapat disebabkan beberapa faktor risiko, hal ini tergantung dari individu (Nurhidayat, 2011). Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan suatu kelainan yang terjadi pada organ 478 jantung dengan akibat terjadinya gangguan fungsional, anatomis serta sistem hemodinamis (Depkes RI, 2007). Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya Penyakit. Berbagai penelitian telah dilakukan selama 50 tahun lebih dimana didapatlah variasi insidens yang berbeda pada geografis dan keadaan sosial tertentu yang makin meningkat sejak tahun 1930 dan mulai tahun 1960 merupakan penyebab kematian utama di negara industri. Penelitian epidemiologis mendapatkan

Marleni, Faktor Risiko Penyakit di RSI SITI Khadijah Palembang 479 hubungan yang jelas antara kematian dengan pengaruh keadaan sosial, kebiasaan merokok, pola diet, exercise, dan sebagainya yang dapat dibuktikan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya antara lain: umur, kelamin ras, geografis, keadaan sosial, perubahan masa, kolesterol, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, exercise, diet, perilaku dan kebiasaan lainnya, stres serta keturunan (Anwar, 2004). Di Indonesia, salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi saat ini dalam pembangunan kesehatan adalah beban ganda penyakit infeksi yang harus ditangani, dilain pihak selain meningkatnya penyakit yang tidak menular terutama penyakit jantung dan pembuluh darah. Angka kematian penyakit tidak menular dari 41,7% pada tahun 1995 meningkat menjadi 59,5% pada tahun 2007 (Depkes RI, 2009). Berdasarkan data yang didapatkan, pasien yang menderita penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang pada tahun 2014 berjumlah 473 orang, tahun 2015 berjumlah 354 orang tahun 2016 berjumlah 247 orang, dan Januari 2017 sampai Maret 2017 berjumlah 135 orang. Oleh karena itu pada prinsipnya pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati, maka perlu untuk mengetahui faktor resiko apasaja yang menjadi penyebab penyakit jantung koroner (Rekam Medik RSI Siti Khadijah 2017). Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dalam penelitian adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit jantung koroner di Poliklinik Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2017. Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan nasehat penyuluhan kesehatan dan intervensi bagi penderita penyakit jantung koroner. Dalam upaya melakukan pencegahan yang tepat terhadap penderita penyakit lainnya yang cenderung menjadi penyakit jantung koroner, dapat memberikan masukan kepada manajemen dalam mengambil kebijakan dan penyusunan program pelayanan rumah sakit, serta mampu meningkatkan kesehatan bagi pasien yang menderita penyakit jantung koroner di RSI Siti Khadijah Palembang. METODE Jenis penelitian kuantitatif survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional, dimana suatu penelitian yang semua variabelnya baik variabel dependen maupun independen diobservasi atau dikumpulkan sekaligus dalam waktu yang sama. Populasi penelitian adalah seluruh penderita jantung di Poliklinik Jantung Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang berjumlah 135 orang. Teknik yang digunakan untuk mengambil sejumlah sampel adalah dengan teknik Total Populasi. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Jantung Rumah Sakit Islam Palembang tahun 2017. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 07 Juli 2017. Cara pengumpulan data dalam penelitian menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari orang lain atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri. Dan umumnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau diagram. Setelah melakukan pengolahan data, maka langkah selanjutnya adalah data dianalisis. Analisis data sangat penting dalam penelitian, karena dengan analisis, maka data dapat mempunyai arti/makna yang dapat berguna untuk memecahkan masalah penelitian. Setelah dianalisis, data kemudian diuji dengan menggunakan hubungan antar variabel dengan analisis statistik secara univariat dan bivariat. HASIL A. ANALISIS UNIVARIAT Tabel 1. Distribusi Frekuensi berdasarkan Responden Penderita Penyakit Koroner Jumlah % 129 95,6 Tidak 6 4,4 Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa responden yang menderita penyakit jantung koroner sebanyak 129 orang ( 95.6%) sedangkan responden yang tidak menderita penyakit jantung koroner sebanyak 6 orang (4.4%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi berdasarkan Umur Responden Umur Jumlah % Muda (<45 Tahun) 7 5,2 Tua (>45 Tahun) 128 94,8 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa responden yang berumur muda <45 tahun sebanyak 7 orang ( 5.2%) sedangkan

480 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 3, November 2017, hlm 478-483 responden yang berumur tua >45 tahun sebanyak 128 orang (94.8%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah % Laki-Laki 128 94,8 Perempuan 7 5,2 Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 32 orang (64%) sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang (36%). Tabel 4. Distribusi Frekuensi berdasarkan Hipertensi Hipertensi Jumlah % Hipertensi 122 90,4 Tidak Hipertensi 13 9,6 Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa responden yang hipertensi sebanyak 122 orang (90.4%) sedangkan responden yang tidak hipertensi sebanyak 13 orang (9.6%) Tabel 5. Distribusi Frekuensi berdasarkan Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus Jumlah % Diabetes Mellitus 127 94,1 Tidak Diabetes 8 5,9 Mellitus Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa responden yang Diabetes Mellitus sebanyak 127 orang ( 94.1%) sedangkan responden yang tidak Diabetes Mellitus sebanyak 8 orang (5.9%). B. ANALISIS BIVARIAT Tabel 6. Hubungan Antara Umur dengan Penyakit Umur Koroner Jumlah p- Bukan value OR Muda <45 thn 4 57,1 3 42,9 7 100 Tua >45 0,002 0,032 125 97,7 3 2,3 128 100 thn value=0,002, jika dibandingkan dengan nilai α=0,05, maka p<α. Ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur dengan penyakit jantung koroner, hal ini terbukti dengan nilai OR=0,032 artinya responden yang berumur tua >45 tahun mempunyai peluang sebanyak 32 kali lebih besar untuk terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan responden yang berumur muda <45tahun. Tabel 7. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Penyakit Koroner Jumlah p- OR Jenis Bukan value kelamin Laki-Laki 125 97,7 3 2,3 128 100 0,002 31,250 Perempuan 4 57,1 3 42,9 7 100 value=0,002 jika dibandingkan dengan nilai α=0,05, maka p<α. Ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit jantung koroner, hal ini terbukti dengan nilai OR=31,250, artinya responden yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai peluang sebanyak 31,25 kali lebih besar untuk terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin perempuan. Tabel 8. Hubungan Antara Hipertensi dengan Penyakit Koroner Jumlah p- OR Hipertensi Bukan value Hipertensi 119 97,5 3 2,5 122 100 Tidak hipertensi 10 76,9 3 23,1 13 100 0,012 11,900 value=0,012 jika dibandingkan dengan nilai α=0,05, maka p<α. Ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan antara hipertensi dengan penyakit jantung koroner, hal ini terbukti dengan nilai OR=11,900 artinya responden yang mempunyai hipertensi mempunyai peluang sebanyak 11,9 kali lebih besar untuk terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan responden yang tidak hipertensi.

Marleni, Faktor Risiko Penyakit di RSI SITI Khadijah Palembang 481 Tabel 9. Hubungan antara Diabetes Mellitus dengan Penyakit PenyakitJantung Koroner Jumlah p- OR Bukan value DM DM 123 96,9 4 3,1 127 100 0,041 10,250 Tidak DM 6 75,0 2 25,0 8 100 value=0,041 jika dibandingkan dengan nilai α=0,05, maka p<α. Ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan antara DM dengan penyakit jantung koroner, hal ini terbukti dengan nilai OR=10,250 artinya responden yang mempunyai diabetes mellitus mempunyai peluang sebanyak 10,25 kali lebih besar untuk terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan responden yang tidak diabetes mellitus. PEMBAHASAN Hubungan Umur terhadap Koroner Angka Morbiditas atau Mortalitas penyakit jantung koroner meningkat menurut faktor umur, simtomatologi klinis dapat terlihat secara dini pada tingkat dua dekade usia namun kasus penyakit jantung koroner meningkat secara lambat laun pada usia 30 sampai 50 tahun. Kira-kira 55% korban serangan jantung berusia 65 tahun atau lebih dan mereka yang meninggal adalah empat dari lima orang berusia 65 tahun ke atas, walaupun terjadi perbaikan diit dan pengurangan faktorfaktor resiko lain dapat merubah kecenderungan pada para orang tua dimasa mendatang, kebanyakan orang yang berada dalam resiko pada masa kini merupakan refleksi dari pemeliharaan kesehatan yang buruk pada masa lalu (Long, 2000). penelitian yang pernah di lakukan oleh Supriyono, (2008) yang berjudul Faktor-faktor resiko penyakit jantung koroner pada kelompok usia 45 tahun di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RS Telogorejo Semarang. Setelah dilakukan uji Statistik menggunakan Chi-Square didapatkan nilai p-value=0,002, ada hubungan antara umur dengan penyakit jantung koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang Tahun 2012. Berdasarkan hasil penelitian, teori yang ada dan penelitian terkait maka, peneliti berpendapat bahwa dari beberapa faktor penyebab penyakit jantung koroner salah satunya umur, karena umur tua >45 tahun berpeluang 32 kali untuk menderita penyakit jantung, terutama pada umur tua dikarenakan adanya perubahan perilaku, dan adanya pengendapan akibat jaringan lemak yang menebal yang menyebabkan terjadinya kekakuan otot, karena umur adalah suatu yang tidak bisa di ubah. Maka anda bisa menyikapi faktor ini dengan cara memperbaiki pola hidup anda yang kurang baik. Hubungan Jenis Kelamin terhadap Penyakit Di Amerika Serikat gejala sebelum umur 60 tahun didapatkan pada 1 dari 5 lakilaki dan 1 dari 17 perempuan, ini berarti bahwa laki-laki mempunyai risiko 2-3 kali lebih besar daripada perempuan. Pada beberapa perempuan pemakai alat kontrasepsi (estrogen) dan selama kehamilan akan meningkatkan kadar kolesterol. Pada wanita hamil, besar kadar kolesterol akan kembali normal 20 minggu setelah melahirkan. Estrogen dapat meningkatkan mekanisme antara lain: peningkatan kolesterol serum total, peningkatan LDL, peningkatan trigliserida serum, intoleransi glukosa (DM), kecenderung an trombosistosis, peningkatan TD dan tonus otot polos arteri koronaria. Angka kematian usia muda lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan pada wanita, tetapi setelah usia menopause hampir tidak ada perbedaan angka kematian antara lakilaki dan perempuan (Long, 2000). penelitian yang pernah dilakukan oleh Shoufiah (2016) yang berjudul Hubungan faktor resiko dan karakteristik penderita dengan kejadian penyakit jantung koroner. Setelah dilakukan uji Statistik menggunakan Chi-Square didapatkan nilai p-value=0,002, ada hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit jantung koroner di Ruang ICCU RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Tahun 2016. Berdasarkan hasil penelitian, teori yang ada dan hasil penelitian terkait maka, peneliti berpendapat bahwa dari beberapa faktor penyebab penyakit jantung koroner salah satunya jenis kelamin, terutama pada laki-laki yang dengan kebiasaan merokok yang mengakibatkan rusak (Nekrosis) pada jaringan dan pembuluh darah karena adanya plak-plak yang dapat menekan sistem kerja jantung, juga pada laki-laki tidak dapat mengontrol stres karena laki-laki banyak bekerja diluar rumah.

482 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 3, November 2017, hlm 478-483 Hubungan Hipertensi terhadap Penyakit Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko dan jika dibiarkan tanpa perawatan yang tepat, maka dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Penderita sering tidak menyadari selama bertahun-tahun sampai terjadi komplikasi besar seperti stroke, serangan jantung, atau kegagalan ginjal. Sebab itu hipertensi sering disebut si pembunuh diam-diam (Long, 2000). penelitian yang pernah di lakukan Shoufiah (2016) yang berjudul Hubungan faktor resiko dan karakteristik penderita dengan kejadian penyakit jantung koroner. Setelah dilakukan uji Statistik menggunakan Chi-Square didapatkan nilai p- value=0,002, ada hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit jantung koroner di Ruang ICCU RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Tahun 2016. Berdasarkan hasil penelitian, teori yang ada dan hasil penelitian terkait maka, peneliti berpendapat bahwa dari beberapa faktor penyebab penyakit jantung koroner salah satunya hipertensi, karena hipertensi sangat rentan dengan usia dewasa yang dengan kebiasaan makan-makanan yang tinggi lemak dan juga merokok dapat membentuk plak pada pembuluh darah. Hubungan Diabetes Mellitus terhadap Penyakit Diabetes Mellitus merupakan faktor risiko yang sangat kuat, sehingga seorang penderita DM sering sudah dianggap menderita. Penderita DM mempunyai risiko kejadian yang sama dengan penderita yang pernah menderita infark miokard. Bila terjadi serangan jantung maka perjalanan penyakitnya lebih buruk daripada orang tanpa diabetes (Long, 2000). Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010, DM adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya. Lebih dari 90 persen dari semua populasi diabetes adalah diabetes mellitus tipe 2 yang ditandai dengan penurunan sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas secara progresif yang disebabkan oleh resistensi insulin (Yuliani, 2014). penelitian yang pernah di lakukan oleh Yuliani, dkk (2013) yang berjudul Hubungan berbagai faktor resiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2. Setelah dilakukan uji Statistik menggunakan Chi-Square didapatkan nilai p-value=0,043, ada hubungan antara Diabetes Mellitus dengan penyakit jantung koroner di RSUP Dr. M. Djamil padang dan RS Khusus Jantung Sumbar Tahun 2013. Dari hasil penelitian di atas peneliti berasumsi bahwa seseorang yang mengalami penyakit diabetes melitus yang terkena penyakit jantung koroner, yaitu adanya perubahan metabolisme lipid yang mengakibatkan meningkatnya aterogenesis. Selain itu juga pada DM lebih cepat terjadi dibandingkan dengan yang tidak DM, karena penyakit tersebut dapat membuat fungsi jantung menjadi tidak maksimal sehingga mengalami kekakuan otot jantung. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan antara umur terhadap kejadian penyakit jantung koroner ( p- value=0,002), ada hubungan antara jenis kelamin terhadap kejadian penyakit jantung koroner ( p-value=0,002), ada hubungan antara hipertensi terhadap kejadian penyakit jantung koroner ( p-value=0,012), ada hubungan antara diabetes melitus terhadap kejadian penyakit jantung (p-value=0,041). SARAN Berdasarkan hasil penelitian diharapkan Bagi Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang meningkatan pelayanan dan penyuluhan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit jantung koroner dengan cara memberikan penyuluhan atau promosi kesehatan secara langsung agar kejadian penyakit jantung koroner dapat berkurang diantaranya menjelaskan faktor penyebab terjadinya penyakit jantung koroner yaitu faktor umur dimana tingkat umur sangat menentukan kesehatan seseorang dimasa yang akan datang semakin dewasa semakin rentan tekena berbagai macam penyakit di karenakan adanya perubahan sistem syaraf dan sistem kardiovaskuler, faktor jenis kelamin yaitu menyarankan untuk mengubah kebiasaan atau pola hidup, faktor hipertensi yaitu dengan cara mengatur pola diet makan dan menghindari penyebab terjadinya hipertensi, diabetes yaitu mengatur pola diet protein ataupun nutrisi.

Marleni, Faktor Risiko Penyakit di RSI SITI Khadijah Palembang 483 DAFTAR PUSTAKA Anwar, T. B. 2004. Penyakit dan Hypertensi. e-usu Repository Universitas Sumatera Utara. Depkes RI. 2007. Pedoman Surveilans Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Depkes RI. 2009. Pedoman Pengendalian dan Pembuluh Darah. Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Long. 2000. Perawatan Medikal Bedah. Bandung. Nurhidayat. 2011. Penyakit. Jakarta: Potensi Group. RSI Siti Khadijah Palembang. Rekam Medik Tahun 2017. Palembang. Supriyono, M., dkk. 2008. Faktor-faktor Resiko Penyakit Pada Kelompok Usia 45 Tahun. Jurnal Epidemiologi, Universitas Diponegoro. Unplished. Shoufiah, R. 2017. Hubungan Faktor Resiko dan Karakteristik Penderita dengan Kejadian Penyakit. Mahakam Nursing Journal (MNJ), 1(1), 17-26. Yuliani, F., Oenzil, F., & Iryani, D. 2014. Hubungan Berbagai Faktor Risiko Terhadap Kejadian Koroner Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Kesehatan Andalas, 3 (1).