BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program kesehatan di Indonesia periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua siklus kehidupan (life cycle), mulai dari bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia (Kemenkes RI, 2015). Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, perkembangan dan peningkatan kualitas hidup anak merupakan upaya penting untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. hal ini berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu masa dalam kandungan, bayi dan anak balita. Kelangsungan hidup anak itu sendiri dapat diartikan bahwa anak tidak meninggal pada awal-awal kehidupannya, yaitu sebelum usia satu tahun atau dibawah lima tahun (Maryunani, 2010). Imunisasi atau vaksin merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memberikan kekebalan pada bayi, anak dan balita dalam keadaan sehat. Secara alamiah tubuh juga memiliki pertahanan terhadap berbagai kuman yang masuk. Pada kenyataannya penyakit infeksi dapat dicegah dengan imunisasi. Berbagai macam penyakit menular seperti difteri, pertusis, campak, tetanus dan polio terbukti menurun secara menyolok berkat pemberian imunisasi pada bayi dan anak (Maryunani, 2010). 1
Imunisasi berperan penting dalam melindungi anak melawan penyakit. Oleh karena itu, pemerintah juga mewajibkan para ibu untuk memberikan imunisasi bagi bayinya dengan tujuan mengurangi penyakit tertentu. Petugas posyandu harus memberitahukan kepada orang tua bahwa dapat timbul reaksi lokal ditempat penyuntikan imunisasi atau reaksi umum berupa keluhan atau gejala tertentu, tergantung dari jenis vaksinnya. Efek samping dari imunisasi umumnya terjadi karena potensi dari vaksin itu sendiri (Ranuh, 2011). Kepercayaan masyarakat terhadap program imunisasi harus tetap terjaga, sebab bila tidak dapat mengakibatkan turunnya angka cakupan imunisasi. Masyarakat harus mengetahui bahwa pemberian imunisasi tidak hanya memberikan pencegahan tetapi juga memberikan dampak yang jauh lebih luas. Oleh karena itu pandangan serta sikap setiap orang sangat penting dalam memahami arti imunisasi. Beberapa studi menemukan bahwa usia ibu, ras, pendidikan, dan status sosial ekonomi berhubungan dengan cakupan imunisasi anak mereka (Gahara, dkk., 2015). Pengembangan Program Imunisasi di Indonesia meningkatkan angka cakupan imunisasi dari 5% menjadi 80% pada tahun 1990 dan telah menyelamatkan lebih dari 20 juta jiwa anak dari penyakit infeksi. Imunisasi diperkirakan dapat mencegah 2,5 juta kasus kematian anak per tahun di seluruh dunia. Imunisasi di Indonesia merupakan kebijakan nasional melalui program imunisasi. Program Imunisasi dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990 Indonesia telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih (Probandari, 2013). 2
Cakupan imunisasi harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan karena apanila angka cakupan imunisasi rendah maka akan berpengaruh pada epidemiologi penyakit. Beberapa penyebabnya yaitu akses tempat pelayanan yang sulit dijangkau, jadwal pelayanan yang tidak teratur dan tidak sesuai dengan kegiatan masyarakat, kurangnya tenaga pelaksana, tidak tersedianya buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau kartu imunisasi, rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang manfaat, waktu pemberian imunisasi, serta gejala ikutan imunisasi. Faktor budaya dan pendidikan serta kondisi sosial ekonomi juga ikut mempengaruhi rendahnya capaian UCI (Universal Child Immunization) desa/ kelurahan (Kemenkes, 2010). Menurut hasil penelitian yang dilakukan Gunawan (2009) didapatkan bahwa kurangnya peran serta ibu rumah tangga dalam pemberian imunisasi anak disebabkan karena kurang informasi (60-75%), kurang motivasi (2-3%) serta hambatan lainnya (23-37%). Berdasarkan harian Serambi tanggal 17 Februari 2016, Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah dalam acara pembukaan advokasi dan sosialisasi Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dan pengenalan Inactivated Poliomielitis Vaccine untuk persiapan PIN Polio, beliau mengungkapkan bahwa berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan selama empat tahun terakhir, 80.000 balita di Aceh belum mendapat imunisasi lengkap, seperti hepatitis B, BCG, DPT, dan imunisasi campak. Masyarakat kurang memanfaatkan pelayanan imunisasi baik di posyandu maupun fasilitas kesehatan lainnya dilihat dari jumlah kunjungan yang rendah di posyandu. Berdasarkan informasi yang diperoleh langsung dari masyarakat di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh, masih banyak anak yang belum diimunisasi dan imunisasi tidak lengkap. 3
Berdasarkan latar belakang tersebut, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu terhadap pemanfaatan imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh. 1.2 Kerangka Pikir Penelitian Variabel Bebas Umur Pendidikan Pekerjaan Faktor Pendukung Variabel Terikat - Pengetahuan responden tentang imunisasi. - Sikap responden tentang imunisasi. - Tindakan responden terhadap imunisasi Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. bagaimana pengetahuan, sikap dan tindakan ibu terhadap pemanfaatan imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh? b. faktor apa saja yang dapat mendukung ibu dalam pemanfaatan imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh? c. apakah karakteristik (usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan) mempengaruhi pengetahuan, sikap dan tindakan ibu terhadap imunisasi di Kecamatan Gronggrong, Kabupaten Pidie, Aceh? d. apakah pengetahuan mempengaruhi sikap dan tindakan ibu terhadap imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh? 4
e. apakah faktor pendukung mempengaruhi sikap dan tindakan ibu dalam pemanfaatan imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh? 1.4 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah : a. pengetahuan, sikap dan tindakan ibu terhadap pemanfaatan Imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh tergolong baik. b. faktor yang mendukung ibu dalam pemanfaatan imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh adalah dukungan dari keluarga, lokasi tempat tinggal, informasi dari petugas kesehatan dan media cetak atau elektronik. c. karakteristik (usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan) mempengaruhi pengetahuan, sikap dan tindakan ibu terhadap imunisasi di Kecamatan Gronggrong, Kabupaten Pidie, Aceh. d. pengetahuan mempengaruhi sikap dan tindakan ibu terhadap imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh. e. faktor pendukung mempengaruhi sikap dan tindakan ibu dalam pemanfaatan imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan ibu terhadap pemanfaatan Imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh. b. gambaran faktor pendukung ibu dalam pemanfaatan imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh. 5
c. pengaruh karakteristik (usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan) terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan ibu terhadap pemanfaatan Imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh. d. pengaruh tingkat pengetahuan ibu terhadap sikap dan tindakan ibu dalam pemanfaatan imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh. e. pengaruh faktor pendukung terhadap sikap dan tindakan ibu dalam pemanfaatan imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memberi pengalaman nyata dalam melakukan penelitian di bidang kesehatan khususnya tentang manfaat pemberian imunisasi. b. bagi keluarga Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi keluarga tentang manfaat pemberian imunisasi. c. bagi tenaga kesehatan khususnya bidan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kebidanan khususnya yang berhubungan dengan manfaat pemberian imunisasi. d. bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan masukan, perbandingan dan tambahan infomasi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 6