Analisis Mitigasi Voltage Sag Akibat Graound Fault Menggunakan Dynamic Voltage Restorer di PT. PLN (Persero) Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

Voltage sag atau yang sering juga disebut. threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard Voltage Sag

SIMULASI PEMULIHAN KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR)

Implementasi Dynamic Voltage Restorer (DVR) Multifungsi untuk perbaikan kualitas daya

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jaringan transmisi dan jaringan distribusi pada sistem daya listrik berfungsi

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Analisis Tegangan Sags Akibat Pengasutan Motor Induksi Menggunakan Dynamic Voltage Restorer (DVR)

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP

Kata kunci : Hubung Singkat 3 Fasa, Kedip Tegangan, Dynamic Voltage Restorer, Simulink Matlab.

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :

Analisis Pengaruh Pemasangan Dynamic Voltage Restorer (DVR) terhadap Kedip Tegangan akibat Gangguan Hubung Singkat 3 Fasa pada Penyulang Kampus

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Distribusi daya listrik idealnya harus dapat memberikan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Yusuf Ismail Nakhoda 1), Fitri Rahayu Hasan 2)

OLEH : FRANS JOYOKO SIANTURI / MTE

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

1. Prof.Dr.Ir.Adi Soeprijanto,MT 2. Dr.Eng.Rony Seto Wibowo,ST.,MT

Analisis Perbaikan Tegangan Sag Akibat Arus Asut Motor Induksi dengan Dynamic Voltage Restor (DVR)

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan kualitas daya. Komponen power

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

KOMBINASI FEED BACK DAN FEED FORWARD KONTROLLER PI SEBAGAI KENDALI DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR) UNTUK MEMULIHKAN VOLTAGE SAG DAN INTERRUPTION

PENGARUH PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP RESPON GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI

Erik Tridianto, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

PENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN

Implementasi Perbaikan Kualitas Tegangan Akibat Voltage Sags Unbalance Menggunakan DVR di Gardu Induk Gresik

STUDI PENGARUH PEMASANGAN STATIC VAR COMPENSATOR TERHADAP PROFIL TEGANGAN PADA PENYULANG NEUHEN

PENGARUH CAPACITOR BANK SWITCHING TERHADAP KUALITAS DAYA EFFECT OF CAPACITOR BANK SWITCHING ON POWER QUALITY

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

ANALISA PENGARUH PEMASANGAN PEMBANGKIT TERDISTRIBUSI PADA SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLTAGE SAG DENGAN PEMODELAN ATP/EMTP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KOMBINASI FEED BACK DAN FEED FORWARD KONTROLLER PI SEBAGAI KENDALI DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR) UNTUK MEMULIHKAN VOLTAGE SAG DAN INTERRUPTION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. proses yang kontinu membutuhkan komponen-komponen elektronika dan komponen

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

Pemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

TUGAS AKHIR ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DAN PELEPASAN BEBAN DI PT. WILMAR NABATI GRESIK AKIBAT ADANYA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN FASE 2

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

Oleh : ARI YUANTI Nrp

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port

Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

50 Frekuensi Fundamental 100 Harmonik Pertama 150 Harmonik Kedua 200 Harmonik Ketiga

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN INDUSTRI NABATI

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Koordinasi Proteksi Tegangan Kedip dan Arus Lebih pada Sistem Kelistrikan Industri Nabati

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. motor listrik yang berdaya besar digunakan sebagai kuda kerja pada pabrik tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama pada dunia industri. Banyak faktor yang menjadi penentu kualitas daya dari

RANCANG BANGUN DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR) GUNA MENGURANGI TEGANGAN SAG DENGAN KENDALI LOGIKA FUZZY BERBASIS MIKROKONTROLER

Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON-LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro

Transkripsi:

Analisis Mitigasi Voltage Sag Akibat Graound Fault Menggunakan Dynamic Voltage Restorer di PT. PLN (Persero) Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan Ahmad Fauzan NIM. 1312006 Afauzan245@gmail.com Dr. Eng. Ir. I Made Wartana, MT Dosen Pembimbing 1 Ir. Taufik Hidayat, MT Dosen Pembimbing 2 Abstrak Gangguan voltage sag merupakan satu masalah dari power quality yang mana bisa berdampak buruk pada konsumen dan industri. Karena dapat berakibat miss operation pada beberapa peralatan industri atau peratan sensitif terhadap voltage sag. Masalah tersebut dapat diatasi dengan metode injeksi tegangan menggunakan peralatan elektronika daya yaitu Dynamic Volatge Restorer (DVR). Dengan dipasangnya DVR, mampu memperbaiki dampak dari voltage sag tersebut dengan menginjeksikan tegangan yang dibutuhkan sistem saat terjadinya voltage sag. Dari hasil simulasi yang dilakukan di PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan dengan penambahan pemasangan DVR, mampu memitigasi voltage sag yang terjadi akibat ground fault (satu fasa ke tanah, dua fasa ke tanah, dan tiga fasa ke tanah), sehingga dampak voltage sag yang terjadi masih dalam batasan yang diperbolehkan yaitu diatas 0,90 p.u Nilai referensi diambil dari masing-masing beban penyulang dan yang mana hasilnya kemudian dibandingkan dengan besaran tegangan rms sebelum dan sesudah pemasangan DVR pada saat terjadi voltage sag. Kata kunci Power quality, voltage sag, PWM, DVR, PSCAD. I. PENDAHULUAN Energi listrik sangatlah diperlukan untuk kebutuhan manusia, yang mana penggunaannya merupakan sebuah faktor penting baik dalam penerangan, rumah tangga, pabrik, kominikasi dan sebagainya. Banyaknya penggunaan komponen-komponen elektronika daya yang digunakan didalam bidang industri dimana komponen-komponen tersebut merupakan peralatan yang sensitif, yang mana harus disuplai oleh tegangan yang diharapkan baik besaran maupun frekuensi dalam kondisi yang konstan. Kehadiran komponen elektronika daya membutuhkan penyediaan daya dengan kualitas yang tinggi [1,2,3], karena komponen tersebut sangat sensitif terhadap gangguangangguan elektromagnetik [4]. Adanya gangguan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas daya pada sistem tenaga, masalah kualitas daya seperti: kedip tegangan, flicker, ketidakseimbangan tegangan, pemutusan dan masalah harmonisa. Peralatan-peralatan yang sensitif seperti Programmable Logic Controller (PLC), rele, komputer, penggerak motor listrik dan lainnya, sangatlah peka terhadap perubahan tegangan yang diakibatkan oleh gangguan yang terjadi pada bagian lain pada sistem. Kedip tegangan adalah penurunan nilai rms tegangan yang dapat terjadi dari 10 ms sampai ke 1 menit dengan kedalaman jatuhnya tegangan sebesar 0,9 p.u - 0,1 p.u dari 1 pu nominal berdasarkan standar pada IEEE 1159-1995 [5]. Kedip tegangan merupakan salah satu faktor penyebab berkurangnya kualitas daya listrik, namun hal ini tidak bisa dihindari karena saat terjadinya gangguan tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh sebab itu dilakukan antisipasi apabila terjadi kedip tegangan pada sisi sumber tegangan tidak akan mengakibatkan terganggunya tegangan pada sisi beban. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan Dynamic Voltage Restorer (DVR). Dynamic Voltage Restore (DVR) adalah suatu peralatan yang berguna untuk mengatasi kedip tegangan. Pada dasarnya DVR mempunyai suatu power circuit dan suatu control circuit. Control circuit atau rangkaian kendali yang berfungsi sebagai mengatur parameter-parameter dari sinyal kendali yang harus diinjeksikan oleh DVR pada sistem, diantaranya besaran, frekuensi, pergeseran fasa, dll. Dalam penilitian ini akan membahas tentang voltage sag yang disebabkan oleh ground fault dan memitigasi voltage sag dengan Dynamic Voltage Restorer untuk meningkatkan power quality pada jaringan distribusi. Simulasi yang akan dilakukan menggunakan software PSCAD (Power Systems Computer Aided Design). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Voltage Sag Voltage sag atau kedip tegangan adalah salah satu faktor yang menyebabkan berkurangnya kualitas daya listrik. Voltage sag terjadi karena penurunan nilai rms dari nilai nominalnya yang terjadi dalam waktu singkat dari 10 ms sampai beberapa detik. Menurut standar IEEE 1159-1995 voltage sag didefinisikan sebagai variasi tegangan rms dengan besar antara 10% - 90% dari tegangan nominal dan berlangsung selama 0,5 siklus sampai dengan satu menit [7]. Gambar 1. Definisi peristiwa tegangan Sumber : IEEE 1159-1995 41

1. Sumber Voltage Sag Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab utama terjadinya voltage sag pada sistem tenaga. Secara umum, ada dua penyebab terjadinya voltage sag, yaitu terjadi akibat adanya gangguan pada sistem transmisi atau distribusi sistem tenaga yang menjadi sumber dari voltage sag seperti singleline-to-ground (SLG) yang sering disebabkan oleh kondisi cuaca yang buruk seperti petir, angin, dan salju, serta aktifitas binatang dan juga disebabkan oleh manusia seperti konstruksi dan line-to-line (L-L) fault dapat terjadi akibat cuaca yang buruk, ranting pohon yang jatuh maupun karena aktivitas binatang binatang dan diakibatkan oleh starting motor induksi dengan daya yang cukup besar beserta terjadinya energizing transformator. 2. Pengaruh Voltage Sag Terhadap Peralatan-Peralatan Sensitif Voltage sag memiliki pengaruh yang besar terhadap beban listrik pada konsumen terutama pada peralatan elektronik yang sensitif terhadap perubahan dari tegangan tersebut. Kesensitifan peralatan terhadap voltage sag sangat tergantung pada jenis beban, serta setting pengaturan dan aplikasi. Karakteristik voltage sag sangatlah berpengaruh pada peralatan-peralatan yang sensitif berupa waktu dan besaran voltage sag, meskipun untuk beberapa peralatan karakteristik seperti terjadinya pergeseran fasa ataupun ketidakseimbangan juga mempengaruhi pada saat terjadi voltage sag [8]. Secara umum kesensitifan sebuah peralatan terhadap voltage sag dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu: a. Peralatan yang sensitif terhadap besaran voltage sag Peralatan yang termasuk dalam kategori ini seperti relay undervoltage, peralatan kontrol proses, pengaturan motor dan mesin-mesin automatis. b. Peralatan yang sensitif terhadap besaran serta lama voltage sag Peralatan yang termasuk dalam kategori ini adalah peralatan-peralatan yang menggunakan komponen elektronika daya. c. Peralatan yang sensitif terhadap karakteristik lain Beberapa peralatan seperti motor induksi, dapat dipengaruhi oleh karakteristik voltage sag selain daripada besaran dan lama terjadinya voltage sag, seperti ketidakseimbangan fasa selama terjadinya voltage sag dan osilasi transient selama terjadinya gangguan. Pada kurva Computer Business Equipment Acceptibility Curves (CBEMA), Information Technology Industry Council (ITIC), Adjustable Speed Drive (ASD) ditunjukkan sangat sensitif terhadap voltage sag, Adjustable Speed Drive (ASD) akan trip jika terjadi kedip tegangan dibawah 0,9 p.u dengan lama 80 ms dan kontaktor akan mengalami unenergize apabila voltage sag yang terjadi di bawah 0,5 p.u dengan lama voltage sag dari 20 ms [8]. Karakteristik toleransi tegangan pada beberapa peralatanperalatan yang sensitif ditunjukkan pada tabel 1 berikut ini [8]: TABEL 1 NILAI TOLERANSI TEGANGAN PADA BEBERAPA PERALATAN Motor Starter 50 50 Personal Computer 60 50 Sumber : Fitzer (2004) Tingkat sensitifitas peralatan bervariasi terhadap terjadinya voltage sag. Seperti ditunjukkan pada Tabel 1 dan pengaruh terjadinya voltage sag terhadap peralatan juga bervariasi, contohnya: apabila terjadi voltage sag pada AC control relay selama lebih dari 20 ms dengan kedalaman lebih kecil dari 65%, maka keadaan ini akan mengakibatkan peralatan tersebut trip. B. Dynamic Voltage Restorer (DVR) Dynamic Voltage Restore (DVR) adalah suatu peralatan yang berguna untuk mengatasi kedip tegangan ataupun voltage swell. Pada dasarnya DVR mempunyai suatu power circuit dan suatu kontrol sirkuit. kontrol sirkuit atau rangkaian kendali yang berfungsi sebagai pengatur parameter-parameter dari sinyal kendali yang harus diinjeksikan oleh DVR pada sistem, diantaranya besaran, frekuensi, pergeseran fasa, dll. Berdasarkan sinyal kendali maka akan diperoleh pada control yang menghasilkan tegangan yang akan diinjeksikan pada power circuit [8]. Adapun perhitungan dalam DVR sebagai berikut [10][11]: indek modulasi (ma) m a = A m A c = A sin A tri (1) Menghitung kapasitansi dc pada DVR C = 2E V 2 (2) Dimana : E = energi yang tersimpan V = tegangan Vdc Menghitung tegangan fasa per unit V ph = V LL (3) 3 Dimana : V LL = tegangan keluaran line to line dalam rms Menghitung nilai puncak tegangan fasa (V ph ) rated = 2 V LL 3 Elemen-elemen dasar pada sebuah DVR yaitu [8]: 1. Unit penyimpanan energi DC Penyimpanan energi DC yaitu berfungsi sebagai penyediaan kebutuhan daya aktif selama terjadi kompensasi oleh DVR. Biasanya dapat digunakan baterai Lead Acid, flywheel, super conducting magnetic energy storage (SMES) dan super capacitor. 2. Voltage Source Inverter (VSI) Voltage source inverter (VSI) adalah peralatan elektronika daya yang juga mengasilkan tegangan sinusoida dengan magnitude, frekuensi dan sudut fasa yang diinginkan. Pada dasarnya VSI berfungsi sebagai konversi tegangan DC yang dihasilkan oleh unit penyimpanan energi DC menjadi tegangan AC. VSI dikopling dengan sebuah transformator terhadap sistem. Pada inverter satu fasa biasanya menggunakan Full Bridge Inverter dengan menggunakan 4 buah switching. (4) Peralatan Vmin (%) Tmax (ms) PLC 60 260 AC control relay 65 20 AC drive 50 hp 75 50 42

PSCAD/EMTDC Power Simulation sesuai dengan single line diagram PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan. C. Algoritma Simulasi Software PSCAD/EMTDC Adapun urutan langkah-langkah dalam simulasi menggunakan software PSCAD/EMTDC ditunjukkan seperti diagram alir sebagai berikut : Start Gambar 2. Rangkaian Sistem DVR Sumber : Golfrid (2012) 3. Filter Pasif Low Pass Filter terdiri dari kapasitor dan induktor, yang mana dapat diletakkan pada sisi tegangan rendah pada transformator penginjeksi tegangan. Dengan menempatkan filter pada sisi inverter, maka harmonisa yang bersumber dari Voltage Source Inverter (VSI) dapat dicegah untuk masuk ke transformator [3]. 4. Transformator Injeksi Tegangan Transformator injeksi tegangan berfungsi untuk menaikkan tegangan supply AC yang dihasilkan oleh Voltage source inverter (VSI) menjadi tegangan yang dibutuhkan. Rating pada inverter dan juga transformator injeksi menjadi suatu batasan untuk menentukan volgtage sag maksimum yang bisa dikompensasi, yang mana apabila arus pada jaringan lebih besar dari arus pada DVR, maka switch by pass akan aktif untuk mencegah arus dengan nilai yang cukup besar mengalir melalui DVR. Suatu DVR dapat bekerja pada beberapa kondisi yaitu: a. Keadaan saat normal Apabila unit dari penyimpanan energi DC terisi penuh, DVR akan bekerja dalam keadaan stand by. Pada kondisi ini DVR tidak menginjeksikan tegangan pada jaringan. b. Keadaan saat terjadi voltage sag DVR akan mensuplai daya aktif dari energi yang disimpan dan bersamaan dengan daya reaktif yang dibutuhkan untuk kompensasi tegangan. c. Keadaan saat terjadi gangguan. Pada kondisi ini terdapat resiko terjadinya arus dengan nilai yang cukup besar mengalir ke rangkaian DVR, akibatnya dapat merusak komponen-komponen sensitif pada DVR. Karena DVR merupakan suatu kompensator seri, maka apabila terjadi gangguan hubung singkat pada sisi beban, maka arus gangguan akan mengalir ke arah inverter. Sehingga untuk melindungi inverter tersebut diletakkan switch by pass. III. METODE PENELITIAN Penelitian skripsi ini menganalisa masalah kedip tegangan atau voltage sag yang terjadi pada sistem kelistrikan di PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan. Voltage sag yang terjadi pada PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan disebabkan adanya gangguan ground fault. Data yang telah diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam sistem yang telah dimodelkan pada software Menggambar Single Line Input Data : Saluran, Transformator, Penyulang, Beban Mendesain Rangkaian DVR dan Control Mengitung kapasitas dari parameter DVR Gangguan Ground Fault - Satu Fasa ke Tanah - Dua Fasa ke Tanah -Tiga Fasa ke Tanah Running Simulasi Dengan PSCAD Voltage sag (Tegangan <0.90 p.u pada 0,5 Cycle 1 min)? Hasil dan Analisis Hasil End Yes Gambar 3. Flowchart pemecahan masalah Pemasangan DVR pada penyulang untuk mitigasi voltage sag IV. HASIL DAN ANALISIS HASIL A. Analisi Mitigasi Voltage Sag Akibat Ground Fault Menggunakan Dynamic Voltage Restore Voltage sag menyebabkan berkurangnya kualitas daya listrik, namun hal ini tidak bisa dihindari karena saat terjadinya gangguan tidak bisa diketahui dengan pasti. Dengan pemasangan DVR diharapkan bisa memperbaiki kualitas daya listrik pada saat terjadinya voltage sag. Analisis mitigasi voltage sag akibat ground fault menggunakan DVR dilakukan dengan bantuan Software PSCAD/EMTDC Power Simulation. Software PSCAD/EMTDC power simulation merupakan graphical user interface yang fleksibel dan powerful. Dengan software ini secara skematik kita dapat mengkonstruksi rangkaian, menjalankan simulasi, menganalisa hasil dan manajemen data dalam sebuah integrase yang lengkap dalam hal grafis, termasuk control dan alat-alat ukur. Dengan demikian permasalahan yang ada pada PT. PLN PERSERO Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan dan solusi yang ingin diberikan dapat dilakukan menggunakan software PSCAD/EMTDC power simulation. 43

B. Single Line Diagram PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan dalam software PSCAD/EMTDC power simulation Menggambar single line diagram merupakan sebuah langkah awal dalam melakukan analisis. Untuk mensimulasikan sistem dalam software PSCAD/EMTDC power simulation, maka terlebih dahulu menggambar rangkaian tersebut kedalam lembar kerja pada software kemudian disimulasikan sesuai dengan urutan langkah kerja dan menganalisis hasilnya. Single line diagram yang akan digambar yaitu di PT. LN (PERSERO) Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan. Gambar 4. Single line PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan Berikut adalah gambar single line PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan yang digambarkan menggunakan software PSCAD/EMTDC power simulation. 4 KT.4 3,0 106 0,9 58,70 5 KT.5 5,4 170 1,3 63,43 TABEL 2 PANJANG SALURAN PENYULANG Penyulang Jarak (KMS) 1 KT.1 10,13 2 KT.2 30,653 3 KT.3 142,6 4 KT.4 159,29 5 KT.5 82,536 TABEL 3 DATA TRANSFORMATOR Parameter Merk PAUWELS Type ORF 30/275.seri E0494 / 3011070055 Phase 3 Freq 50 Standart IEC 60076 Temp Tahun buat 2008 Daya 20000 Kva Hubungan Ynyn0 (d5) Cooling ONAN/ONAF 80/100% Tegangan HV 150000 volt rating LV 20000 volt TV 10254 volt Ampere rating HV 115.5 Ampere LV 866 TV t for loading Type NYNAS LIBRA Tank (kg) 30600 Oil (kg) 12750 Total 54200 TABEL 4 DATA SUPLAY KE GARDU INDUK ULL P Q Arus (A) (kv) (MW) (Mvar) IL1 IL2 IL3 Line bay 1 147.16 8 3.39 33.55 34.27 33.67 Line bay 2 146.4 7.76 3.44 66.72 67.73 67.84 Gambar 5. Single Line Diagram PT. PLN PERSERO Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan dalam software PSCAD/EMTDC power simulation C. Pemodelan DVR pada Sistem DVR dipasang pada penyulang yang sering terjadi gangguan untuk mengurangi dampak voltage sag terhadap beban penyulang lainnya. Adapun data yang diinputkan pada Single Line Diagram PT. PLN PERSERO Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan dalam software PSCAD/EMTDC power simulation yaitu : TABEL 1 DATA BEBAN Penyulang Beban MW A MVAR (%) 1 KT.1 3,2 106 1.1 35,33 2 KT.2 4,5 142 1,2 47,33 3 KT.3 2,8 106 0,7 60,00 Gambar 6. DVR dan pengontrol DVR 44

Gambar diatas menunjukkan desain dari DVR dan pengontrolnya, dalam DVR sendiri ada beberapa parameter yang harus ditentukan dalam mendesainnya, berikut adalah perhitungan dalam mendesain DVR. Perhitungan yang digunakan dalam DVR, yaitu: a. Menghitung kapasitansi dc pada DVR Perhitungan menggunakan persamaan (2.4), yang mana hasil dari perhitungan ini digunakan untuk kapasitas dari kapasitor DC pada DVR, yaitu 83 mf. C = (2 66x106 ) (20000) 2 = 83 mf b. Menghitung tegangan fasa per unit Perhitungan menggunakan persamaan (2.5), yang mana hasil yang diperoleh dari perhitungan ini adalah dalam satuan unit fasa, hasil dari perhitungan digunakan untuk indek modulasi terpisah untuk setiap fasa DVR, sehingga DVR dapat memperbaiki besarnya tiap fasa secara independen. 20,47 kv V ph = = 11,81 kv 3 c. Menghitung nilai puncak tegangan fasa Perhitungan menggunakan persamaan (2.6), yang mana hasil perhitungan untuk mengetahui nilai puncak tegangan pada DVR seberar 16,7136 kv. (V ph ) rated = 2 20,47 3 = 16,7136 kv D. Hasil dan Analisis Hasil Perbaikan Kualitas Tegangan Akibat Voltage Sag Menggunakan DVR 1. Analisis dan Simulasi Sebelum Pemasangan DVR Pada simulasi pertama dilakukan untuk mengetahui profil tegangan pada sistem PT. PLN PERSERO Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan saat terjadinya gangguan ground fault pada penyulang 5 dengan fault resistansi 0,35 ohm, dengan periode 300 ms. Gangguan terjadi pada sistem pada 0,25 second sampai 0,55 second. Simulasi ini bertujuan untuk melihat dampak gangguan yang terjadi pada beban penyulang lainnya. Gambar 8. Tegangan rms saat terjadi gangguan satu fasa ke tanah Dapat dilihat pada gambar 8 diatas, waktu terjadinya gangguan menyebabkan turunnya tegangan sesaat pada beban penyulang yang terkena dampak gangguan satu fasa ke tanah, tegangan rata-rata tiap beban penyulang turun menjadi 0,969 p.u. Meskipun terjadi voltage sag pada beban penyulang lainnya, tetapi masih dalam batas yang diperbolehkan yaitu di atas 0.90 p.u. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: TABEL 5 TEGANGAN RMS PADA BEBAN-BEBAN PENYULANG YANG TERKENA DAMPAK GANGGUAN SATU FASA KE TANAH Beban Vrms pada beban penyulang saat penyulang terjadi voltage sag (p.u) 1 KT1 0,971 2 KT2 0,974 3 KT3 0,965 4 KT4 0,969 b. Dua Fasa ke Tanah Setelah dilakukan simulasi gangguan dua fasa ke tanah, maka dapat dilihat hasil dari simulasi sebagai berikut : Gambar 9. Tegangan rms saat terjadi gangguan dua fasa ke tanah Gambar 9 diatas menunjukkan, saat terjadi gangguan dua fasa ke tanah menyebabkan voltage sag yang lebih besar jika dibandingkan dengan gangguan satu fasa ke tanah, tegangan rata-rata tiap beban penyulang turun menjadi 0,656 p.u. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Gambar 7. Gangguan pada Penyulang 5 a. Satu Fasa ke Tanah Setelah dilakukan simulasi gangguan satu fasa ke tanah, maka dapat dilihat hasil dari simulasi sebagai berikut : TABEL 6 TEGANGAN RMS PADA BEBAN-BEBAN PENYULANG YANG TERKENA DAMPAK GANGGUAN DUA FASA KE TANAH Beban Vrms pada beban penyulang saat penyulang terjadi voltage sag (p.u) 1 KT1 0,668 2 KT2 0,666 3 KT3 0,647 4 KT4 0,645 45

Dari tabel menunjukkan bahwa jatuh tegangan yang terjadi kurang dari batas yang diperbolehkan yaitu tidak kurang dari 0.90 p.u. c. Tiga Fasa ke Tanah Setelah dilakukan simulasi gangguan tiga fasa ke tanah, maka dapat dilihat hasil dari simulasi sebagai berikut : Saat terjadinya gangguan dua fasa ke tanah dan tiga fasa ke tanah, menyebabkan jatuhnya tegangan kurang dari 0,90 p.u, maka dilakukan pemasangan DVR untuk dapat mengurangi dampak dari gangguan yang terjadi. a. Dua Fasa ke Tanah Setelah pemasangan DVR, maka dilakukan simulasi gangguan dua fasa ke tanah untuk melihat kemampuan dari DVR untuk mengurangi voltage sag yang terjadi. Gambar 10. Tegangan rms saat terjadi gangguan tiga fasa ke tanah Gambar 10 menunjukkan bahwa jatuh tegangan yang terjadi pada saat gangguan tiga fasa ke tanah lebih besar jika dibandingkan dengan gangguan ke tanah lainnya. Tegangan rata-rata pada tiap beban penyulang yang terkena dampak gangguan turun menjadi 0,22 p.u. Saat terjadinya gangguan tiga fasa ke tanah ini menyebabkan voltage sag kurang dari batas yang diperbolehkan yaitu tidak kurang dari 0,90 p.u. untuk hasil lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. TABEL 7 TEGANGAN RMS PADA BEBAN-BEBAN PENYULANG YANG TERKENA DAMPAK GANGGUAN TIGA FASA KE TANAH Beban penyulang Vrms pada beban penyulang saat terjadi voltage sag (p.u) 1 KT1 0,220 2 KT2 0,219 3 KT3 0,220 4 KT4 0,221 2. Analisis dan Simulasi Sesudah Pemasangan DVR Pada simulasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar DVR dapat menginjeksikan tegangan untuk mengurangi dampak voltage sag pada sistem kelistrikan di PT. PLN PERSERO Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan, yang mana DVR diletakkan di titik penyulang yang paling sering terjadi gangguan dengan tujuan untuk bisa mengurangi dampak yang lebih baik ke beban penyulang lainnya. Gambar 12, Tegangan rms saat terjadi gangguan dua fasa ke tanah setelah pemasangan DVR Gambar 12 menunjukkan setalah dilakukan pemasangan DVR pada Penyulang 5, dapat mengurangi dampak dari gangguan dua fasa ke tanah yang terjadi, yang mana sebelum pemasangan DVR tegangan awalnya turun menjadi 0,656 p.u, tetapi setelah dilakukan pemasangan DVR tegangan pada beban penyulang naik menjadi 0,963 p.u. Hasil jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: TABEL 8 VOLTAGE SAG SAAT TERJADI GANGGUAN DUA FASA KE TANAH SEBELUM PEMASANGAN DAN SETELAH PEMASANGAN DVR Vrms pada beban penyulang saat Beban terjadi voltage sag (p.u) penyulang Tanpa DVR Dengan DVR 1 KT1 0,668 0,964 2 KT2 0,666 0,962 3 KT3 0,647 0,959 4 KT4 0,645 0,967 Berikut adalah grafik perbandingan saat terjadinya gangguan dua fasa ke tanah sebelum dan sesudah dipasangnya DVR. VRMS (P.U) 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Grafik Perbandingan KT1 KT2 KT3 KT4 BEBAN PENYULANG Tanpa DVR Dengan DVR Gambar 13. Perbandingan sebelum dan sesudah pemasangan DVR pada saat terjadinya gangguan dua fasa ke tanah Gambar 11. Penempatan DVR 46

b. Tiga Fasa ke Tanah Gangguan tiga fasa ke tanah dilakukan untuk dapat melihat seberapa besar kemampuan dari DVR untuk dapat mengurangi voltage sag yang terjadi. Gambar 14. Tegangan rms saat terjadi gangguan tiga fasa ke tanah setelah pemasangan DVR Gambar 13 menunjukkan bahwa setelah pemasangan DVR saat terjadinya gangguan tiga fasa ke tanah dapat mengurangi voltage sag yang terjadi, yang mana sebelum pemasangan DVR tegangan rata-rata pada beban penyulang waktu terjadi voltage sag menjadi 0,22 p.u, tetapi setelah dilakukan pemasangan DVR tegangan rata-rata pada beban penyulang menjadi 0,929 p.u. untuk hasil lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: TABEL 8 VOLTAGE SAG SAAT TERJADI GANGGUAN TIGA FASA KE TANAH SEBELUM PEMASANGAN DAN SETELAH PEMASANGAN DVR Vrms pada beban penyulang saat Beban terjadi voltage sag (p.u) penyulang Tanpa DVR Dengan DVR 1 KT1 0,220 0,929 2 KT2 0,219 0,928 3 KT3 0,220 0,926 4 KT4 0,221 0,934 Berikut adalah grafik perbandingan saat terjadinya gangguan tiga fasa ke tanah sebelum dan sesudah dipasangnya DVR. VRMS (P.U) 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Grafik Perbandingan KT1 KT2 KT3 KT4 BEBAN PENYULANG Tanpa DVR Dengan DVR Gambar 14. Perbandingan sebelum dan sesudah pemasangan DVR pada saat terjadinya gangguan tiga fasa ke tanah V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Saat terjadi gangguan voltage sag pada 0,25 second dengan durasi gangguan 300 ms, pada sisi beban penyulang-penyulang yang terkena dampak dari ground fault mengalami jatuh tegangan atau terjadinya voltage sag, saat terjadi gangguan satu fasa ke tanah, tegangan rata-rata pada 4 beban penyulang yang terkena dampak gangguan turun menjadi 0,96975 p.u. Meskipun terjadi voltage sag tetapi voltage sag yang terjadi masih dalam batas aman yaitu diatas 0.90. Pada gangguan dua fasa ke tanah, tegangan rata-rata pada 4 beban penyulang yang terkena dampak gangguan turun menjadi 0,6565 p.u dan saat terjadi gangguan tiga fasa ke tanah, tegangan rata-rata pada 4 beban penyulang yang terkena dampak gangguan turun menjadi 0,22 p.u. Pengurangan dampak voltage sag dilakukan pada gangguan dua fasa ke tanah dan tiga fasa ke tanah, sedangkan pada satu fasa ke tanah tidak dilakukan mitigasi voltage sag, karena voltage sag yang terjadi masih dalam batas aman atau diatas 0.90 p.u. Setelah dilakukan pemasangan DVR, voltage sag yang terjadi saat gangguan dua fasa ke tanah, tegangan rata-rata pada 4 beban penyulang naik menjadi 0,963 p.u. dan saat terjadinya gangguan tiga fasa ke tanah, tegangan rata-rata pada 4 beban penyulang naik menjadi 0,92925 p.u. B. Saran Untuk menganilis dampak voltage sag yang lebih baik pada PT. PLN (Persero) Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan, maka jika memungkinkan sebaiknya data yang diperoleh untuk data gangguan mencatat kapan terjadinya voltage sag yang terjadi dilapangan agar dapat diketahui seberapa besar terjadinya voltage sag yang terjadi dan berapa banyak beban yang dipakai konsumen pada saat terjadinya voltage sag tersebut. DAFTAR PUSTAKA [1] Dugan, Mc. Granaghan, Santoso, Beaty. (2002). Electrical Power System Quality, Mc. Graw Hill. [2] Heine, Pirjo. (2003 )Voltage Sag Distributions Caused by Power System Faults, IEEE Transaction on Power System. [3] Kamble, Thorat, Voltage Sag : A Major Power Quality Issue, India: Department of Electical Engineering Aurangabad. [4] Bollen, Math. (2006). Voltage Sags, Taylor and Francis Group. [5] Wahab, Yusof. (2006). Voltage Sag and Mitigation Using Dynamic Voltage Restorer, Elektrika, Vol. 8,.2. [6] Fitzer, Barnes. (2004). Voltage Sag Detection Technique For a Dynamic Voltage Restorer. IEEE Transaction on Industry Applications. [7] Rakhman, Prayuga, Arif. (2012). Analisis Pengaruh Koordinasi Peralatan Proteksi Terhadap Karakteristik Voltage Sag di PT. PUPUK KalTim (PKT) Bontang. ITS [8] Terang, Sembiring, Gultom, Golfrid. (2012). Analisa Pemulhan Kedip Tegangan Akibat Gangguan Sau Fasa ke Tanah dengan Menggunakan Dynamic Coltage Restore pada Sistem Tiga Fasa dengan Beban Bervariasi. [9] Marefatjou, Haniyeh., Sarvi, Mohammad. (2012). Compensation of Single-Phase and Three-Phase Voltage Sag and Swell Using Dynamic Voltage Restore. International Journal of Applied Power Engineering (IJAPE). [10] M. Gole. (2000). Sinusoidal Pulse Width Modulation. [11] Haskell, Timoty, David. (2013). Modeling And Analysis Of A Dynamic Voltage Restorer. Faculty of California Polytechnic State University. 47

BIOGRAFI PENULIS Penulis lahir di Wawai, Kalimantan Selatan pada tanggal 25 Desember 1994 dari Bapak Muhammad Aminullah dan Ibu Mahriyati. Penulis memulai pendidikan pada tahun 2001 di SDN 02 Wawai dan lulus dari pendidikan SD pada tahun 2006. Pertengahan tahun 2007 penulis menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darul Istiqamah Barabai selama 3 tahun hingga tahun 2010. Kemudian melanjutkan pendidikan di MAN 3 Barabai dengan bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam mulai tahun 2011 dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan studi di perguruan tinggi Institut Teknologi Nasional Malang. Penulis memilih Program Studi Teknik Elektro S-1, Konsentrasi Enargi Listrik, Fakultas Teknologi Industri. Penulis melaksanakan praktek kerja nyata untuk persyaratan Skripsi, penulis melakukan praktek kerja nyata tersebut di PT. Semen Indonesia, Tbk Kota Tuban Jawa Timur terhitung selama 1 bulan Devisi Seksi Pemeliharaan Listrik RKC 1-2 Pabrik Tuban dengan judul laporan Sistem Proteksi pada Motor di PT. Semen Indonesia. Tbk dan di wisuda pada tanggal 30 September 2017, dengan judul skripsi Analisis Mitigasi Voltage Sag Akibat Ground Fault Menggunakan Dynamic Voltage Restorer Di PT. PLN (Persero) Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan. 48