(Studi Kasus: Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan)

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN di PT. X MENGGUNAKAN METODE HEART DAN PEMBUATAN SOP PADA PROYEK PEMBANGUNAN RS. SITI KHODIJAH SEPANJANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Probabilitas Human Error Pada Pekerjaan Grinding dengan Metode HEART dan SLIM-ANP di Perusahaan Jasa Fabrikasi dan Konstruksi

Faktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya

Berty Dwi Rahmawati, Sriyanto, Wiwik Budiawan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Analisis Human Error Dengan Pendekatan Cognitive Reliability And Error Analysis Method (CREAM) Pada Operator Forklift Di PT. SMART Tbk.

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

IDENTIFIKASI BAHAYA PADA PEKERJAAN GRINDING DI SEBUAH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUCCESS LIKELIHOOD INDEX METHOD

METODE SLIM-ANP UNTUK PENILAIAN HUMAN RELIABILITY

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISIS HUMAN ERROR DENGAN METODE SHERPA DAN HEART PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP (Studi Kasus di UKM Batik Cap Supriyarso Kampoeng Batik Laweyan)

BAB I PENDAHULUAN. bisa memenuhi permintaan sandang yang semakin meningkat tersebut,

APLIKASI HUMAN RELIABILITY ASSESSMENT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BATIK

Bab II Analytic Hierarchy Process

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Human Reliability Assessment dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique pada Operator Stasiun Shroud PT. X

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK... iv. ABSTRACT...

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP

BAB II LANDASAN TEORI

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENILAIAN DESA DALAM PROGRAM DESA MAJU INHIL JAYA. Muh. Rasyid Ridha

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x INTISARI...

BAB III METODE KAJIAN

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

III. METODE PENELITIAN

Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Analytical hierarchy Process

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

PENEMPATAN JUKIR DI WILAYAH KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Freza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

Prinsip-Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN DURENAN MENGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

ANALISIS HUMAN RELIABILITY

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF ALAT PANCANG (STUDI KASUS PROYEK APARTEMEN GUNAWANGSA) I Putu Artama Wiguna, Ir.MT.PhD. Farida Rachmawati, ST.

Transkripsi:

Human Reliability Assesment Pada Produksi AMDK dengan Metode HEART dan Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Rekomendasi Berbasis AHP (Analitical Hierarchy Process) (Studi Kasus: Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan) Reno Alfiansyah 1, Ulvi Pri Astuti 2, dan Mey Rohma Dhani 3 1,3 Program studi Teknik keselamatan dan kesehatan kerja, 2 Program studi Teknik Pengolahan Limbah, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 * E-mail : renoalfiansyah10@gmail.com Abstrak kecelakaan kerja periode 2012-2016 di perusahaan air minum dalam kemasan sebanyak 67 kecelakaan pada seluruh area pabrik. Area 3 produksi air minum 240 ml menyumbangkan angka kecelakaan terbesar yaitu sebanyak 19 kasus atau 28,35% dari seluruh kecelakaan pada periode tersebut. Kondisi tersebut menjelaskan bahwa target zero accident belum tercapai sehingga diperlukan upaya yang maksimal dalam mengatasi segala potensi bahaya yang ada. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi nilai Human Error Probabilities (HEP) dengan metode Human Error Assesment and Reduction Technique (HEART) dan mengidentifikasi penentuan prioritas rekomendasi dengan metode Analitical Hierarchy Process (AHP) pada area 3 produksi air minum 240 ml perusahaan air minum. Hasil penelitian ini yaitu berupa HEP dimana resiko human error terbesar terjadi pada area proses sheet maker dengan total HEP sebesar 1,494, sehingga analisis rekomendasi dengan metode AHP akan difokuskan pada proses sheet maker. Berdasarkan klasifikasi hierarki kontrol administratif didapatkan tiga rekomendasi dengan rekomendasi prioritas pertama adalah pembuatan instruksi kerja tiap task dengan nilai 0,567, selanjutnya rekomendasi prioritas kedua adalah melakukan uji pengetahuan keselamatan kerja dengan nilai 0,273, kemudian rekomendasi prioritas terakhir adalah pemberian pelatihan dengan nilai 0,160 dengan nilai overall incosistency sebesar 0,03. Keywords : Analitical Hierarchy Process (AHP), Human Error Assesment and Reduction Technique (HEART), Human Reliability Analysis (HRA) PENDAHULUAN Kesadaran akan budaya K3 pada tenaga kerja merupakan hal yang penting untuk dikembangkan. Pengetahuan dan perilaku yang aman sangat penting dalam mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Hal tersebut memiliki hubungan yang erat terhadap faktor manusia sebagai penyebab kecelakaan kerja. Faktor manusia tersebut telah diteliti oleh Geostech pada tahun 1999 melalui teori The Human Factors Theory of Accident yang mengungkapkan faktor manusia sebagai penyebab mengidentifikasi kecelakaan kerja dimana Geostech menyatakan bahwa terjadinya kecelakaan kerja dikarenakan rangkaian kegiatan yang disebabkan oleh human error. Perusahaan air minum dalam kemasan dalam melakukan proses produksinya masih belum mencapai target zero accident karena masih terjadinya kecelakaan kerja pada kurun waktu 2012-2016 khususnya pada area produksi 3 kemasan 240 ml yang menyumbang presentase terbesar selama periode tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut maka penelitian akan difokuskan terhadap pengurangan kecelakaan kerja yang disebabkan oleh human error dengan menggunakan metode Human Reliability Assessment.. Metode HRA yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Human Error Assesment and Reduction Technique (HEART) yang merupakan metode kuantifikasi human reliability yang dikembangkan pada tahun 1985 oleh Williams. Dalam pengambilan keputusan pemilihan rekomendasi harus dilakukan secara tepat sasaran untuk dapat diterapkan dan memberikan pengaruh yang kuat dalam upaya pengurangan human error sehingga perlu dilakukan dengan sistem pendukung keputusan dengan metode Analitical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan perangkat lunak Expert Choice 11, Pendekatan AHP yang dikembangkan oleh Thomas Saaty dari Wharton School University of Pennsylvania pada tahun 1980, merupakan salah satu metoda MCDM (Multi-Criteria Decission Making) yang paling sering digunakan. Dari hasil analisa dengan menggunakan metode AHP diharapkan mampu menganalisis rekomendasi mana yang diprioritaskan untuk dilakukan terlebih dahulu sehingga 66

memudahkan untuk menerapkan rekomendasi tersebut pada perusahaan produksi air minum dalam kemasan dalam meminimalisir probabilitas human error di area produksi 3 kemasan 240 ml. METODOLOGI Metode HEART Metode HEART merupakan metode yang diperkenalkan Williams pada tahun 1985 dimana HEART merupakan metode yang dirancang sebagai metode HRA yang cepat dan sederhana dalam mengkuantifikasi resiko human error. Metode ini secara umum dapat digunakan pada situasi atau industri dimana human reliability menjadi suatu hal yang penting (Bell dan Holroyd, 2009). Berikut untuk menghitung Human Error Probability dengan menggunakan metode HEART (Parastuti, 2009 dalam Suryani, 2015) maka dilakukan beberapa langkah berikut: 1. Langkah 1: Meng klasifikasi jenis tugas/ pekerjaan Tahap ini merupakan tahap pengklasifikasian jenis tugas atau pekerjaan objek yang diteliti berdasarkan GTTs (Generic Task Types) pada metode HEART. GTTs dapat dilihat pada Tabel 2.1 bersamaan dengan nominal human unreliability nya. 2. Langkah 2: Mene ntukan nilai ketidakandalan dari tugas/ pekerjaan Nilai HEP (Ketidakandalan) untuk setiap tugas (GTTs) dimana nilai tersebut merupakan nilai ketetapan yang sudah divalidasi oleh Jeremy Williams (1998). 3. Langkah 3: Meng identifikasi kondisi yang menimbulkan kesalahan Tahap ini merupakan tahap identifikasi di lapangan yang menimbulkan kesalahan kemudian dikaitkan dengan EPCs yang ada pada metode HEART. EPCs dapat dilihat pada Tabel 2.2, bersamaan dengan total faktor dari tiap EPCs. 4. Langkah 4: Mene ntukan HEP (Human Error Probability) Tahap ini merupakan tahap perhitungan HEP yang diperoleh dasi hasil GTTs dan EPCs serta asumsi proporsi kesalahan (APOA). Gener ic Task (GTTs) dan Error Producing Conditions (EPCs) yang ditentukan dalam metode HEART terdapat pada Tabel 1 dan 2 berikut: Tabel 1. Generic Task Dalam Metode HEART Generic Task Nominal Human Unreliability Range A Pekerjaan/task yang benar-benar asing/tidak dikuasai, dilakukan pada suatu kecepatan tanpa konsekuensi yang jelas 0.55 (0.35-0.97) B C D E Mengubah atau mengembalikan sistem ke keadaan yang baru atau awal dengan satu upaya tunggal tanpa pengawasan atau prosedur Pekerjaan yang kompleks dan membutuhkan tingkat pemahaman dan keterampilan yang tinggi Pekerjaan yang cukup sederhana, dilakukan dengan cepat atau membutuhkan sedikit perhatian Pekerjaan yang rutin, terlatih, dan memerlukan tingkat keterampilan yang rendah 0.26 (0.14-0.42) 0.16 (0.12-0.28) 0.09 (0.06-0.13) 0.02 (0.007-0.045) 67

F G H Mengembalikan atau menggeser sistem ke kondisi awal atau baru dengan mengikuti prosedur dengan beberapa pemeriksaan Pekerjaan yang sudah familiar/dikenal, dirancang dengan baik, merupakan tugas rutin yang terjadi beberapa kali per jam, dilakukan berdasarkan standard yang sangat tinggi oleh personel yang telah terlatih dan berpengalaman dengan waktu untuk memperbaiki kesalahan yang potensial Menanggapi perintah sistem dengan benar bahkan ada sistem pengawasan otomatis tambahan yang menyediakan interpretasi akurat 0.02 (0.0008-0.007) 0.0004 (0.00008-0.09) 0.00002 (0.000006-0.009) Sumber: Bell dan Holroyd., 2009 Tabel 2. Error Producing Condition Dalam Metode HEART Error Producing Condition (EPC) Effect Error Producing Condition (EPC) Effect 1 Tidak biasa dengan situasi dimana hal itu secara potensial penting, tetapi hanya sesekali terjadi atau baru terjadi 2 Waktu yang tersedia terbatas atau singkat untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan 3 Rendahnya rasio antara penerimaan informasi (signal) terhadap gangguan (noise) sekitar 17 20 Ketidaksesuaian antara tingkat pencapaian pendidikan dari individu dengan persyaratan yang diharuskan dalam tugas 11 21 Dorongan untuk menggunakan prosedur lain yang lebih berbahaya 10 22 Kurangnya waktu dan kesempatan untuk melatih pikiran dan tubuh diluar jam pekerjaan 2 2 1,8 4 Adanya penekanan / penolakan terhadap informasi atau keunggulan yang mana terlalu mudah untuk diterima 9 23 Alat yang tidak dapat diandalkan 1,6 Sumber: Bell dan Holroyd., 2009 Tabel 2. Error Producing Condition Dalam Metode HEART (Lanjutan) Error Producing Condition (EPC) Effect Error Producing Condition (EPC) Effect 5 Tidak adanya alat alat yang menyampaikan secara fungsional kepada operator 6 Ketidaksesuaian antara suatu model operator pada umumnya dengan apa yang dibayangkan perancang 7 Tidak adanya alat untuk membalikan tindakan yang tidak diinginkan 8 Kapasitas yang berlebihan dalam saluran, khususnya salah satunya diakibatkan oleh informasi yang 8 24 Kebutuhan untuk membuat suatu keputusan yang diluar kapasitas atau pengalaman dari operator 8 25 Tidak jelasnya alokasi fungsi dan tanggung jawab 8 26 Tidak ada langkah yang nyata untuk tetap berada pada jalur kemajuan selama aktivitas (mengawasi proses) 6 27 Bahaya yang disebabkan terbatasnya kemampuan fisik 1,6 25 1,4 1,4 68

datang secara bersamaan dalam suatu informasi yang tidak berlebihan 9 Perlunya untuk meninggalkan suatu teknik lain dengan menggunakan filosofi yang berlawanan 6 28 Kecil atau tidak adanya peran yang berarti dalam tugas 1,4 10 Kebutuhan untuk mentransfer pengetahuan yang spesifik antar tugas tanpa menimbulkan kerugian 6 29 Tingkat emosi dan stress yang tinggi 1,3 11 Keraguan pada standar performansi yang diharuskan 5,5 30 Bukti kesehatan yang buruk antara operator terutama demam 1,2 12 Mengesampingkan informasi atau fitur yang terlalu mudah diakses 4 31 Tingkat disiplin pekerja yang rendah 1,2 13 Tidak sebanding antara persepsi dengan resiko nyata 14 Tidak ada konfirmasi yang jelas, langsung, dan tepat waktu dari suatu tindakan yang dimaksudkan dari bagian dari sistem dimana kontrol diberikan 15 Operator yang tidak berpengalaman (atau baru dan berkualitas tapi tidak ahli) 4 32 Ketidaksesuaian antara display dan prosedur 4 33 Kondisi lingkungan yang buruk atau tidak mendukung 3 34 Siklus berulang-ulang yang tinggi dari pekerjaan dengan beban mental kerja yang rendah 1,2 1,15 1,1 16 Miskinnya kualitas dalam informasi yang disampaikan oleh prosedur dan interaksi antar manusia 3 35 Terganggunya siklus tidur normal 1,05 17 Sedikit atau tidak adanya kebebasan dalam pemeriksaan atau pengujian pada output / keluaran 18 Konflik antara tujuan jangka pendek dengan tujuan jangka panjang 19 Tidak adanya perbedaan dari input informasi untuk pengecekan ketelitian Sumber: Bell dan Holroyd., 2009 3 36 Kecepatan tugas yang disebabkan oleh campur tangan orang lain 2,5 37 Penambahan anggota tim yang sebenarnya tidak dibutuhkan 2 38 Usia operator yang melakukan pekerjaan 1,06 1,03 1,02 Untuk menentukan proporsi kesalahan dari masing-masing EPC (Assessed Proportion of Affect) atau APOA didapatkan melalui asumsi dari expert judgement dengan nilai proporsi yang berkisar antara 0 sampai 1 (0; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 0,9; 1). (Williams, 1986) Assesed Effect merupakan perkalian antara total effect dan proporsi kesalahan masing-masing EPCs. Assessed Effect dapat dihitung dengan menggunakan rumusan berikut: EPC' = ((EPCn - 1)x APOAn) + 1 Dengan EPC = Nilai Error Producing Condition (1) 69

APOA = Proporsi dari EPC Untuk melakukan perhitungan probabilitas human error maka dilakukan perkalian antara human unreliabilitysesuai generic Task yang diperoleh dengan nilai EPCs. Perhitungan menggunakan perumusan sebagai berikut: p(e) EPC'1 x EPC'2 x EPC'3 = GT x (2) Dengan p(e) = Probabilitas human error GT = Generic Task Unreliability EPC Error Producing Condition. (Williams, 1986) = Nilai Metode AHP Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an. Metode ini merupakan salah satu model pengambilan keputusan multi kriteria yang dapat membantu kerangka berpikir manusia di mana faktor logika, pengalaman, pengetahuan, emosi, dan rasa dioptimasikan ke dalam suatu proses sistematis. AHP adalah metode pengambilan keputusan yang dikembangkan untuk pemberian prioritas beberapa alternatif ketika beberapa kriteria harus dipertimbangkan, serta mengijinkan pengambil keputusan (decision makers) untuk menyusun masalah yang kompleks ke dalam suatu bentuk hirarki atau serangkaian level yang terintegrasi. Pada dasarnya, AHP merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam kelompok-kelompoknya, dengan mengatur kelompok tersebut ke dalam suatu hirarki, kemudian memasukkan nilai numerik sebagai pengganti persepsi manusia dalam melakukan perbandingan relatif. Dengan suatu sintesis maka akan dapat ditentukan elemen mana yang mempunyai prioritas tertinggi Adapun urutan dalam melakukan pembobotan rekomendasi dengan metode AHP adalah sebagai berikut: Langkah 1: Menyusun struktur hierarki masalah Langkah 2: Membuat matriks perbandingan berpasangan Langkah 3: Menghitung bobot/ prioritas dari masing masing variabel Variab el kriteria yang diprioritaskan disini adalah kriteria dari segi waktu dan ketersediaan barang jasa, dan sumber daya. Langkah-langkahnya: a. Memb uat perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria. b. Hasil penilaian responden kemudian dirata-rata menggunakan rata-rata geometri. c. Hasil dari setiap perbandingan berpasangan ditampilkan dalam sebuah matriks perbandingan berpasangan (pairwi se comparison). d. Iterasi matriks dengan cara menguadratkan matriks. e. Bagi masing-masing elemen pada kolom tertentu dengan nilai jumlah kolom tersebut. f. Hasil tersebut kemudian dinormalisasi untuk mendapatkan vector eigen matriks dengan merata-ratakan 70

jumlah baris terhadap dua kriteria. g. Mengh itung rasio konsistensi. Langkah 4: Menghitung bobot/ prioritas dari masing masing variabel Variabel yang dimaksud yaitu bobot setiap rekomendasi dibandingkan dengan masing-masing kriteria seperti langkah 3 diatas. Langkah 5: Penentuan prioritas rekomendasi Setelah mengetahui bobot dari masing-masing kriteria dan bobot dari masing-masing rekomendasi kemudian diketahui prioritas urutan rekomendasi berdasarkan nilai yang diperoleh, keutamaan prioritas diketahui berdasarkan nilai yang paling tinggi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Human Error Probability Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode HEART (Human Error Assesment and Reduction Technique) maka rekapitulasi hasil perhitungan yang didapatkan adalah seperti yang tercantum dalam Tabel 3. Seperti yang terlihat pada tabel 3. HEP total yang di beri tanda (*) merupakan nilai HEP tertinggi secara keseluruhan pada proses Sheet Maker dan HEP total yang di beri tanda (**) merupakan nilai HEP terendah secara keseluruhan pada proses Packaging. Ada beberapa faktor yang yang menjadikan HEP total proses sheet maker menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan proses yang lainnya, tingginya nilai HEP antara lain dipengaruhi pada saat pemilihan GTTs, EPCs dan juga pemberian proporsi kemungkinan terjadi atau APOA. Tabel 3. Hasil Akumulasi Pengukuran HEP dengan Menggunakan Metode HEART No. Proses Produksi HEP 1. Transfer Material 0,0042 2. Preparation (Loading Resin) 0,458 3. Sheet Maker * 1,494 4. Cup Maker 0,731 5. Storage 0,0026 6. Filling 0,913 7. Packaging ** 0,0025 Analisa Pengurangan Human Error Dengan Metode AHP Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan tentang faktor yang mempe ngaruhi nilai human error probability maka rekomendasi yang diberikan untuk mengurangi resiko human error akan dilakukan berdasarkan hierarki kontrol untuk meurunkan tingkat resiko atau bahayanya menuju ke titik yang aman. Hierarki pengendalian tersebut menurut ANSI/AIHA antara lain adalah eliminasi, subtitusi, administrasi, dan alat pelindung diri (APD). Dari Hierarki kontrol tersebut akan dilakukan proses diskusi secara brainstorming bersama dengan kedua expert judgement yang telah terpilih tentang bagaimana cara meminimalisir nilai human error probability pada proses sheet maker. Berdasarkan diskusi yang dilakukan bersama dengan kedua expert judgement, rekomendasi untuk mengurangi resiko human error didapatkan melalui hierarki kontrol secara administrasi berikut adalah detail rekomendasi yang diperoleh untuk meminimalisir probabilitas human error pada area produksi 3 kemasan 240 ml: 1. Pembu atan Instruksi Kerja setiap Task 2. Pember ian pelatihan 3. Melaku kan uji pengetahuan keselamatan kerja Berdasarkan rekomendasi yang diperoleh tersebut dianggap telah memenuhi persyaratan untuk dilakukannya perbandingan berpasangan antar rekomendasi dengan metode AHP dikarenakan terdapat lebih dari satu rekomendasi dalam satu klasifikasi hierarki kontrol yang sama. Kriteria yang digunakan dalam menentukan prioritas rekomendasi adalah waktu penerapan dan ketersediaan barang, jasa, atau sumberdaya yang dimiliki. 71

Dari perhitungan pembobotan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode AHP didapatkan rekomendasi prioritas pertama adalah pembuatan instruksi kerja tiap task dengan nilai 0,567, selanjutnya rekomendasi prioritas kedua adalah melakukan uji pengetahuan keselamatan kerja dengan nilai 0,273, kemudian rekomendasi prioritas terakhir adalah pemberian pelatihan dengan nilai 0,160 dengan nilai overall incosistency sebesar 0,03. Hasil perhitungan bobot berdasarkan klasifikasi hierarki kontrol secara teknis dengan menggunakan software Expert Choice 11 dapat dilihat pada Gambar 1. berikut; Gambar 1. Hasil Akhir Seluruh Bobot Berdasakan dengan Software Expert Choice 11 KESIMPULAN Hasil perhitungan probabilitas human error dengan menggunakan metode HEART pada area produksi 3 kemasan 240 ml menunjukkan bahwa resiko human error terbesar terjadi pada area proses sheet maker dengan total HEP sebesar 1,494, sehingga analisis rekomendasi dengan metode AHP akan difokuskan pada proses sheet maker. Berdasarkan klasifikasi hierarki kontrol administratif didapatkan tiga rekomendasi dengan rekomendasi prioritas pertama adalah pembuatan instruksi kerja tiap task dengan nilai 0,567, selanjutnya rekomendasi prioritas kedua adalah melakukan uji pengetahuan keselamatan kerja dengan nilai 0,273, kemudian rekomendasi prioritas terakhir adalah pemberian pelatihan dengan nilai 0,160 dengan nilai overall incosistency sebesar 0,03. DAFTAR NOTASI EPC Error Producing Condition = Nilai APOA = Proporsi dari EPC GT = Generic Task Unreliability p(e) = Probabilitas Human Error DAFTAR PUSTAKA 1. Bell, Julie, & Holroyd, Justin. (2009). Review of Human Reliability Assessment Methods. Health and Safety Laboratory. 2. Geotsch, David L. (1999). Occupational Safety and Health for Technologist, Engineers, and Managers. Prentice Hall. 3. Saaty, Thomas L. (1988). Multi Criteria Decision Methode : The Analitycal Hierarchy Process. University of Pittsburgh. 4. Suryani, Meta S. (2015). Analisis Probabilitas Human Error Pada Pekerjaan Grinding Dengan Menggunakan Metode HEART dan Metode THERP Pada PT. X. Laporan Tugas Akhir, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. 5. Williams, JC. (1986). HEART A proposed Method for Assesing and Reducing Human Error. University of Bradford. UK. 72

73