LAPORAN KEUANGAN TA 2017 (audited) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

Kata Pengantar Daftar Isi Pernyataan Telah Direviu Pernyataan Tanggung Jawab

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2015

BPS KOTA TOMOHON. Laporan Keuangan. Untuk Periode yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Kepala, Drs. Abdillah Benteng, M.Pd NIP

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

Badan Pengawas Obat dan Makanan

PENGADILAN AGAMA BANGLI

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Pusat Informasi Pengawasan BPKP Tahun 2016 (Audited) DAFTAR ISI. Halaman

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

KEJAKSAAN NEGERI PULAU PUNJUNG

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK PADANG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN ANGGARAN 089 NOMOR : LAP-323/IP/3/2016 TANGGAL : 21 APRIL 2016 JALAN PRAMUKA, NOMOR 33 JAKARTA TIMUR

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 (AUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA

DEWAN KETAHANAN NASIONAL. LAPORAN KEUANGAN (Audited) Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

KATA PENGANTAR. Jakarta, 28 April 2017 Kepala, Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

2018, No Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Neg

DAFTAR ISI. Hal. Kata Pengantar. ii iii iv. Daftar isi. Daftar Tabel Pernyataan Telah Direviu Pernyataan Tanggung Jawab

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 September Tahun Jl. Putri Tujuh

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

PENGADILAN AGAMA NEGARA (402572) LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN (01)

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

KATA PENGANTAR. Jakarta, 6 April Kepala Perwakilan, Arief Tri Hardiyanto NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Sultan Trenggono No

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Sultan Trenggono No

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. LAMPIRAN IVd PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

BAGIAN ANGGARAN 022 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN Jl. Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 TAHUN ANGGARAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Putri Tujuh

KATA PENGANTAR. Jakarta, 20 Januari 2016 Kepala, Dr. Haris Munandar N., Ma, NIP

Badan Pengawas Obat dan Makanan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MAROS. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman No. 9 Maros

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN. (Audited) PPATK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

KATA PENGANTAR. Klaten, 19 Januari 2018 KPU KABUPATEN KLATEN SEKRETARIS THOMAS SUNARNO, SH NIP

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

KEJAKSAAN NEGERI DHARMASRAYA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA KUPANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 UAPPA-W NUSA TENGGARA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI

KATA PENGANTAR. Magetan, Juli Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp ,- atau mencapai 94,28 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp ,-.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

Catatan atas Laporan Keuangan

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan. CaLK SIMAK BMN. Persediaan PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

AUDITED LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

BPS PROVINSI BANTEN.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Pahlawan. Purworejo - Jawa Tengah

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

Transkripsi:

LAPORAN KEUANGAN TA 2017 (audited) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ` BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Jln. Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat 10560

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Tahun Anggaran 2017 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidahkaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi: 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan- LRA dan Belanja selama periode per 31 Desember 2017 sampai dengan 31 Desember 2016. Realisasi Pendapatan Negara pada Tahun Anggaran 2017 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp.100.032.931,- atau mencapai Rp.0,- persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp.0,-. Realisasi Belanja Negara pada per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp. 78.745.667.937,- atau mencapai 86.71 % dari alokasi anggaran sebesar Rp. 90.814.485.000,-. 2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada per 31 Desember 2017. Nilai Aset per 31 Desember 2017 dicatat dan disajikan sebesar Rp.20.178.378.779,- yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp.4.592.382.818,- ; Aset Tetap (neto) sebesar Rp.15.552.496.899,- ; Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp. 0,- ; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp.33.499.062,-. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp. 0,- dan Rp. 20.178.378.779,-. 3. LAPORAN OPERASIONAL Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-lo, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional, - 1 -

surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-lo, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp.1.754.410,- sedangkan jumlah beban dari kegiatan operasional adalah sebesar Rp.79.962.155.879,- sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai (Rp.79.960.401.469,-). Surplus Kegiatan Non Operasional dan Defisit Pos-pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp.95.298.752,- dan sebesar Rp.0,- sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar (Rp.79.866.881.289,-). 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp.9.696.988.093,- dikurangi Defisit-LO sebesar (Rp.79.866.881.289,-) ditambah dengan koreksi-koreksi senilai Rp.6.150.564.938,- dan Transaksi Antar Entitas sebesar Rp.84.197.707.037,- sehingga Ekuitas entitas pada tanggal per 31 Desember 2017 adalah senilai Rp.20.178.378.779,- 5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan per 31 Desember 2017 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk per 31 Desember 2017 disusun dan disajikan dengan basis akrual. - 2 -

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN KANTOR PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PER 31 Desember 2017 DAN 31 Desember 2016 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN PER 31 DES 2017 30 DES 2016 % thd Angg ANGGARAN REALISASI REALISASI PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1-100,032,931 0.00 6,319,616 JUMLAH PENDAPATAN - 100,032,931 0.00 6,319,616 BELANJA B.2. Belanja Pegawai B.3 13,500,000,000 12,973,734,342 96.10 12,711,769,553 Belanja Barang B.4 75,102,507,000 63,596,960,925 84.68 76,095,922,069 Belanja Modal B.5 1,067,790,000 1,046,194,000 97.98 2,227,232,000 Belanja Bantuan Sosial B.6 - - - HIBAH Belanja Barang B.7 1,144,188,000 1,128,778,670 0.00 1,864,870,000 JUMLAH BELANJA 90,814,485,000 78,745,667,937 86.71 92,899,793,622 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan - 3 -

ASET II. NERACA KANTOR PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT NERACA PER 31 DESEMBER 2017 DAN 31 DESEMBER 2016 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 31 DES 2017 31 DES 2016 ASET LANCAR Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 - - Kas di Bendahara Penerimaan C.2 - - Kas Lainnya dan Setara Kas C.3 4,592,382,818 291,981,439 Persediaan C.4-733,455 Jumlah Aset Lancar 4,592,382,818 292,714,894 ASET TETAP Peralatan dan Mesin C.5 17,147,465,170 16,109,871,170 Gedung dan Bangunan C.6 11,788,012,000 6,415,747,476 Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.7 51,546,000 51,546,000 Aset Tetap Lainnya C.8 - - Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.9 (13,434,526,271) (12,962,647,751) Jumlah Aset Tetap 15,552,496,899 9,614,516,895 ASET LAINNYA Aset Tidak Berwujud C.10 510,882,500 510,882,500 Aset Lain-lain C.11 - - Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.12 (477,383,438) (448,427,813) Jumlah Aset Lainnya 33,499,062 62,454,687 JUMLAH ASET 20,178,378,779 9,969,686,476 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Hibah yang belum disahkah C.13-272,698,383 Uang Muka dari KPPN C.14 - - Jumlah Kewajiban Jangka Pendek - 272,698,383 JUMLAH KEWAJIBAN - 272,698,383 EKUITAS Ekuitas C.15 20,178,378,779 9,696,988,093 JUMLAH EKUITAS 20,178,378,779 9,696,988,093 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20,178,378,779 9,969,686,476 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan - 4 -

III. LAPORAN OPERASIONAL KANTOR PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN OPERASIONAL UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PER 31 DESEMBER 2017 DAN 31 DESEMBER 2016 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 31 DES 2017 31 DES 2016 KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 1.754.410 9.315.612 JUMLAH PENDAPATAN 1.754.410 9.315.612 BEBAN Beban Pegawai D.2 12.973.734.342 12.711.769.553 Beban Persediaan D.3 830.595.955 255.840.700 Beban Barang dan Jasa D.4 15.011.360.959 29.980.434.734 Beban Pemeliharaan D.5 1.073.207.466 869.710.525 Beban Perjalanan Dinas D.6 48.605.401.170 46.862.925.755 Beban Penyusutan dan Amortisasi D.7 1.467.855.987 1.499.622.632 JUMLAH BEBAN SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL 79.962.155.879 92.180.303.899 (79.960.401.469) (92.170.988.287) KEGIATAN NON OPERASIONAL D.8 Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar - - Beban Pelepasan Aset Non Lancar 1.778.572 - Jumlah Surplus /(Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar (1.778.572) - Surplus/(defisit) dari Kegiatan Non Operasional lainnya - - Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 95.298.752 5.400.628 Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - 1.800.255 JUMLAH SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 95.298.752 3.600.373 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 93.520.180 3.600.373 POS LUAR BIASA D.9 Pendapatan PNBP - - Beban Perjalanan Dinas - - Beban Persediaan - - SURPLUS/DEFISIT LO (79.866.881.289) (92.167.387.914) Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan - 5 -

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KANTOR PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PER 31 DESEMBER 2017 DAN 31 DESEMBER 2016 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 31 DES 2017 31 DES 2016 EKUITAS AWAL E.1 9,696,988,093 9,146,551,991 SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (79,866,881,289) (92,167,387,914) KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI E.3 EKUITAS 6,150,564,938 (279,624,513) DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR E.3.1 - - PENYESUAIAN NILAI ASET E.3.2 - - KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3.3 - - SELISIH REVALUASI ASET TETAP E.3.4 6,150,564,938 - KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI E.3.5 - (285,754,997) KOREKSI LAIN-LAIN E.3.6 - - TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4 84,197,707,037 92,997,448,529 KENAIKAN/PENURUNAN ENTITAS E.5 10,481,390,686 550,436,102 EKUITAS AKHIR E.6 20,178,378,779 9,696,988,093 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan - 6 -

A. PENJELASAN V. CATATAN UMUM ATAS LAPORAN KEUANGAN A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Pusat Penelitian da Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat dengan ketentuan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan kebijakan teknis penelitian dan pengembangan di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat dan pencegahan dan pengendalian penyakit. b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat dan pencegahan dan pengendalian penyakit. c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan penelitian dan pengembangan di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat dan pencegahan dan pengendalian penyakit. d. Pelaksanaan administrasi pusat. Dalam melaksanakan programnya, Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan RI tahun 2015-2019 yang diarahkan untuk mendukung pencapaian visi dan misi Kementerian Kesehatan RI. 1. VISI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Menjadi Pusat Unggulan Upaya Kesehatan - 7 -

Masyarakat 2. MISI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Menyelengarakan Litbangkes yang berkualitas dan tepat guna Meningkatkan SDM Litbangkes yang mumpuni Menyediakan Manajemen Litbangkes Profesional Menciptakan Iklim Ilmiah yang Kondusif Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017 (audited) ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya. Basis Akuntansi A.3. Basis Akuntansi Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan - 8 -

penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dasar Pengukuran A.4. Dasar Pengukuran Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing ditranslasi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Kebijakan Akuntansi A.5. Kebijakan Akuntansi Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017 (audited) telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi- - 9 -

konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang merupakan entitas pelaporan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut: LRA (1) Pendapatan- LRA Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). Akuntansi pendapatan-lra dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Pendapatan- Pendapatan- LO (2) Pendapatan- LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-lo pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah - 10 -

Belanja sebagai berikut: o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa. o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan Akuntansi pendapatan-lo dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. (3) Belanja Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Beban (4) Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya - 11 -

Aset kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. (5) Aset Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya. Aset Lancar a. Aset Lancar Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal. Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut: a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal - 12 -

Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut: Kualitas Piutang Lancar Kurang Lancar Diragukan Uraian Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan Penyisihan 0.5% 10% 50% Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN 100% Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA. Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan: harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya. - 13 -

Aset Tetap b. Aset Tetap Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah); b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah); c) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. Pemerintah melakukan penilaian kembali (revaluasi) berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2017 tentang Penilaian Kembali Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kembali Barang Milik Negara. Revaluasi dilakukan terhadap aset tetap berupa Tanah, Gedung dan Bangunan, serta Jalan, Jaringan,dan Irigasi berupa Jalan Jembatan dan Bangunan Air pada Kementerian Negara/Lembaga sesuai kodefikasi Barang Milik Negara yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2015. Termasuk dalam ruang lingkup objek revaluasi adalah aset tetap pada Kementerian/Lembaga yang sedang dilaksanakan Pemanfaatan. Pelaksanaan penilaian dalam rangka revaluasi dilakukan dengan - 14 -

pendekatan data pasar, pendekatan biaya, dan/atau pendekatan pendapatan oleh Penilai Pemerintah di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan. Revaluasi dilakukan pada tahun 2017 dan 2018. Berdasarkan pertimbangan efisiensi anggaran dan waktu penyelesaian, pelaksanaan penilaian dilakukan dengan survei lapangan untuk objek penilaian berupa Tanah dan tanpa survei lapangan untuk objek penilaian selain Tanah. Nilai aset tetap hasil penilaian kembali menjadi nilai perolehan baru dan nilai akumulasi penyusutannya adalah nol. Dalam hal nilai aset tetap hasil revaluasi lebih tinggi dari nilai buku sebelumnya maka selisih tersebut diakui sebagai penambah ekuitas pada Laporan Keuangan. Namun, apabila nilai aset tetap hasil revaluasi lebih rendah dari nilai buku sebelumnya maka selisih tersebut diakui sebagai pengurang ekuitas pada Laporan Keuangan. Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya. Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN. Penyusutan Aset Tetap c. Penyusutan Aset Tetap Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai - 15 -

sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP) c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut: Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap Kelompok Aset Tetap Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Jaringan dan Irigasi Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) Masa Manfaat 2 s.d. 20 tahun 10 s.d. 50 tahun 5 s.d 40 tahun 4 tahun Piutang Jangka d. Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang - 16 -

Panjang diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan. Aset Lainnya e. Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya. Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi. Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut: Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat (tahun) Software Komputer 4 Franchise 5 Lisensi, Hak Paten Sederhana, 10-17 -

Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim. Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram. 20 25 50 Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70 Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Kewajiban (6) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar - 18 -

atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Ekuitas (7) Ekuitas Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. - 19 -

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN Selama periode berjalan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal sampai Revisi DIPA Ke 5 tgl. 28 Desember 2017. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja antara lain. Realisasi Pendapatan Rp.100.032.93 1,- Pendapatan Uraian 31 Des 2017 ANGGARAN ANGGARAN AWAL SETELAH REVISI Pendapatan Jasa 0 - Pendapatan Lain-lain 0 - Jumlah Pendapatan - - Belanja Belanja Pegawai 13,500,000,000 13,500,000,000 Belanja Barang 91,062,382,000 76,246,695,000 Belanja Modal 1,067,790,000 1,067,790,000 Belanja Bantuan Sosial Belanja Hibah 0 - Jumlah Belanja 105,630,172,000 90,814,485,000 B.1 Pendapatan Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp.100.032.931,- atau mencapai - persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp.0,-. Pendapatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat terdiri dari Pendapatan Sewa rumah dinas, Pendapatan dari Lembaga Keuangan/Jasa Giro dan Pendapatan Lain-lain dengan rincian sebagai berikut: Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan Uraian Anggaran Realisasi % Real Angg. Penerimaan Negara Bukan Pajak - - - Pendapatan Sewa - 1,624,015 - Pendapatan Jasa Giro - 3,110,164 - Pendapatan Lain Lain - 95,298,752 - Jumlah - 100,032,931 - - 20 -

Realisasi Pendapatan Negara Bukan pajak per 31 Desember 2017 mengalami kenaikan Rp.100.302.931,- dibandingkan 31 Desember 2017. Pendapatan Lain-lain Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat yang berasal antara lain dari pendapatan potongan sewa rumah dinas, pengembalian belanja pegawai tahun ini dan pengembalian belanja pegawai yang berasal dari tahun anggaran yang lalu. Perbandingan Realisasi Pendapatan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 URAIAN REAL 31 DES 2017 REAL 31 DES 2016 Pendapatan Jasa - - Pendapatan Lain-lain 100,032,931 6,891,571 Jumlah 100,032,931 6,891,571 Realisasi Belanja Negara Rp..78.745.667. 937,- B.2 Belanja Realisasi Belanja instansi pada per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp.78.745.667.937,- atau 86.71% dari anggaran belanja sebesar Rp.90.814.485.000,- Rincian anggaran dan realisasi belanja per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut: Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per 31 Desember 2017 Uraian Anggaran 31 Des 2017 Realisasi % Real Angg. Belanja Pegawai 13.500.000.000 13.110.777.926 97,12 Belanja Barang 76.246.695.000 67.951.925.972 89,12 Belanja Modal 1.067.790.000 1.046.194.000 97,98 Belanja Bantuan Sosial - - - Belanja Hibah - - - Total Belanja Kotor 90.814.485.000 82.108.897.898 90,41 Pengembalian 3.363.229.961 - Jumlah 90.814.485.000 78.745.667.937 86,71 Dibandingkan dengan 31 Desember 2016, Realisasi Belanja per 31 Desember 2017 mengalami penurunan sebesar 15.24 % dibandingkan realisasi belanja pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain: 1. Pengadaan belanja modal terlaksana semuanya, - 21 -

2. Kegiatan penelitian risnakes dan Kajian terlaksana, 3. Dukungan Managemen terlaksana Perbandingan Realisasi Belanja per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 URAIAN REAL 31 DES 2017 REAL 31 DESEMBER 2016 NAIK (TURUN) % Belanja Pegawai 12,973,734,342 12,711,769,553 2.06 Belanja Barang 64,725,739,595 77,960,792,069 (16.98) Belanja Modal 1,046,194,000 2,227,232,000 (53.03) Belanja Hibah - - - Jumlah 78,745,667,937 92,899,793,622 (15.24) Belanja Pegawai Rp.12.973.734 342,- B.3 Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp.12.973734.342,- dan Rp.12.711.769.553,-. Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Realisasi belanja per 31 Desember 2017 mengalami kenaikan sebesar 2.06 % dari 31 Desember 2016. Hal ini disebabkan antara lain oleh: 1. Adanya penambahan pegawai pindah, pegawai pensiun dan adanya rapel kenaikan tunjangan jabatan fungsional, kenaikan pangkat, Pembayaran gaji ke-13 dan THR serta KGB, 2. Terbayarnya belanja pegawai sampai dengan bulan Desember 2017. - 22 -

Perbandingan Belanja Pegawai per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 URAIAN REAL 31 DES 2017 REAL31 DES 2016 NAIK (TURUN) % Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 13,110,777,926 12,725,781,100 3.03 Belanja Gaji dan Tunjangan Non PNS 0 0 - Belanja Honorarium 0 0 - Belanja Lembur - 18,124,000 - Belanja Vakasi - - - Jumlah Belanja Kotor 13,110,777,926 12,743,905,100 2.88 Pengembalian Belanja Pegawai (137,043,584) (32,135,547) 326.45 Jumlah Belanja 12,973,734,342 12,711,769,553 2.06 Belanja Barang Rp.64.725.739. 595,- B.4 Belanja Barang Realisasi Belanja Barang per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp.64.725.739.595,- dan Rp.77.960.792.069,-. Realisasi Belanja Barang per 31 Desember 2017 mengalami penurunan 14.94% dari Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2016. Hal ini antara lain disebabkan oleh kegiatan penelitian telah dilaksanakan. Untuk dukungan manajemen telah terlaksana. Untuk publikasi terlaksana. Sedangkan untuk layanan internal sebagian besar telah dilaksanakan. Untuk kegiatan risnakes sudah sampai penyusunan laporan dan diseminasi hasil laporan. Namun ada kegiatan demisinasi hasil publikasi tidak seluruhnya terlaksana serta adanya kelebihan perhitungan anggaran di bahan kontak. - 23 -

Perbandingan Belanja Barang per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 URAIAN REAL 31 DES 2017 REAL 31 DES 2016 NAIK (TURUN) % Belanja Barang Operasional 2,482,015,863 20,102,892,690 (87.65) Belanja Barang Non Operasional 10,090,433,501 3,894,926,947 159.07 Belanja Barang Persediaan 36,000,000-100.00 Belanja Jasa 2,446,561,595 5,710,857,152 (57.16) Belanja Pemeliharaan 1,072,977,466 848,443,525 26.46 Belanja Perjalanan Dinas 51,823,937,547 47,361,624,533 9.42 Belanja Barang Lainnya utk diserahkan kpd Masyarakat/Pemda - - - Jumlah Belanja Kotor 67,951,925,972 77,918,744,847 (12.79) Pengembalian Belanja (3,226,186,377) (1,822,822,778) 76.99 Jumlah Belanja 64,725,739,595 76,095,922,069 (14.94) Belanja Modal Rp.1.046.194.0 00,- B.5 Belanja Modal Realisasi Belanja Modal per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp.1.046.194.000,- dan Rp.2.227.232.000,-. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Realisasi Belanja Modal pada per 31 Desember 2017 mengalami penurunan sebesar 51.37 % dibandingkan 31 Desember 2016 disebabkan oleh implementasi akuntansi berbasis akrual, dan berakibat peningkatan kebutuhan peralatan dan mesin, serta belanja modal lainnya. - 24 -

Perbandingan Realisasi Belanja Modal per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 URAIAN REAL 31 DES 2017 REAL 31 DES 2016 NAIK (TURUN) % Belanja Modal Tanah 0 0 0.00 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 1,046,194,000 2,151,232,000 (51.37) Belanja Modal Gedung dan Bangunan 0 0 0.00 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 0 0 0.00 Belanja Modal Lainnya 0 76,000,000 (100.00) Jumlah Belanja Kotor 1,046,194,000 2,227,232,000-53.03 Pengembalian - - - Jumlah Belanja 1,046,194,000 2,227,232,000-53.03 B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp. 1.046.194.000,- mengalami penurunan sebesar (53.03)% bila dibandingkan dengan realisasi 31 Desember 2016 sebesar Rp. 2.227.232.000,-. Hal ini disebabkan oleh kegiatan penelitian dalam skala besar telah dilaksanakan yang diikuti dengan penambahan pengadaan Belanja Modal Peralatan dan Mesin sebagai sebagai penunjang kegiatan penelitian dan kegiatan operasional perkantoran. Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 URAIAN REAL 31 DES 2017 REAL 31 DES 2016 NAIK (TURUN) % Belanja Modal Peralatan dan Mesin 1,046,194,000 2,227,232,000-53.03 Jumlah Belanja Kotor 1,046,194,000 2,227,232,000-53.03 Pengembalian - - - Jumlah Belanja 1,046,194,000 2,227,232,000-53.03 B.5.2 Belanja Modal Lainnya Realisasi Belanja Modal Lainya per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar - 25 -

Rp.0,- dan Rp.0,-. Realisasi Belanja Modal Lainnya per 31 Desember 2017 tidak mengalami kenaikan sebesar 0 persen dibandingkan Realisasi 31 Desember 2016. Hal ini disebabkan tidak ada alokasi yang diusulkan untuk mendukung implementasi akuntansi pendapatan berbasis akrual. Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 URAIAN JENIS BELANJA REAL 31 DES 2017 REAL 31 DES 2016 Naik (Turun) Belanja Modal Lainnya 0 76,000,000 100.00 0 0 0.00 Jumlah Belanja Kotor 0 0 0.00 Pengembalian Belanja Modal - - - Jumlah Belanja 0 76,000,000-100.00-26 -

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA Kas di Bendahara Pengeluaran Rp.0,- C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp.0,- dan Rp.0,- yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan berada di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggung-jawabkan atau belum disetorkan ke Rekening Kas Negara per tanggal neraca. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran adan selisih Rp.0,- dikarenakan adanya pembulatan nominal pecahan uang rupiah adalah sebagai berikut: Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 Keterangan 31 Des 2017 31 Des 2016 Uang Tunai Bendahara Pengeluaran - - Uang Tunai BPP - Kuitansi UP Blm di SPM kan - Bank Mandiri KCP Jkt Percetakan Negara - - Jumlah - - Kas Lainnya dan Setara Kas Rp.4.592.382. 818,- C.2 Kas Lainnya dan Setara Kas Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebesar Rp.4.592.382.818,- dan Rp.291.981.439,-. Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas pada bendahara pengeluaran hibah yang bukan berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan setara kas. Setara kas yaitu investasi jangka pendek yang siap dicairkan menjadi kas dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. Rincian sumber Kas Lainnya dan Setara Kas pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: - 27 -

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas Per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 Keterangan Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran Kas Lainnya di Kementerian Negara/L dari Hibah Kas Lainnya di KL dari Hibah yang Belum Disahkan Jumlah 31 Des 2017 31 Des 2016 - - - 2,979,769 4,592,382,818 16,303,287-272,698,383 4,592,382,818 291,981,439 Persediaan Rp.0,- C.3 Persediaan Nilai Persediaan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing adalah sebesar Rp.0,- dan Rp.733.455,-. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Rincian Persediaan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 Jenis 31 Des 2017 31 Des 2016 Barang Konsumsi - 733,455 Barang untuk Pemeliharaan - - Suku Cadang - - Barang Persediaan untuk Diserahkan kepada Masyarakat - - Persediaan Lainnya - - Jumlah - 733,455 Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi sudah habis. Peralatan dan Mesin Rp17.147.465.17 0,- C.4 Peralatan dan Mesin Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah Rp.17.147.465.170,- dan Rp.16.109.871.170,-. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: - 28 -

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 16.109.871.170 Mutasi tambah: Pembelian 1.046.194.000 Hibah Barang 0 Transfer Masuk 181.900.000 Koreksi tambah 0 Mutasi kurang: 190.500.000 Penghentian dari penggunaan - Saldo per 31 Desember 2017 17.147.465.170 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2017 (13.300.460.095) Nilai Buku per 31 Desember 2017 3.847.005.075 Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin berupa: a. Pembelian peralatan dan mesin senilai Rp. 1.046.194.000,- b. Transfer masuk dari Sekretariat Balitbangkes senilai Rp. 181.900.000,- Mutasi kurang Rp.190.500.000,- merupakan penghentian penggunaan sebuah mesin dan direklasifikasi ke dalam Aset Lainnya.. Gedung dan Bangunan Rp.11.788.012.00 0,- C.5 Gedung dan Bangunan Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah Rp.11.788.012.000,- dan Rp.6.415.747.476,-. Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut : Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 6,415,747,476 Mutasi tambah: - Pembangunan Gedung - Revaluasi Aset 6,150,564,938 Koreksi Pencatatan - Mutasi kurang: 778,300,414 Koreksi Pencatatan - Saldo per 31 Desember 2017 11,788,012,000 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2017 (127,622,926) Nilai Buku per 31 Desember 2017 11,660,389,074-29 -

Mutasi tambah: Hasil Penilaian BMN atas nilai wajar Rp. 11.788.012.000,-. Nilai buku 31 Desember 2017 Rp. 11.660.389.074,- Revaluasi atas Gedung dan Bangunan dilaksanakan pada semester II tahun 2017 sebesar Rp.6.150.564.938,- No Entitas Selisih Nilai Revaluasi 1 GEDUNG 1-2 GEDUNG 2 - Jalan, Jaringan dan Irigasi Rp.51.546.000,- C.6 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp.51.546.000,- dan Rp.51.546.000,-. Mutasi transaksi terhadap Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 51,546,000 Mutasi tambah: Penambahan jaringan teknologi informasi - Mutasi kurang: - Saldo per 31 Desember 2017 51,546,000 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2017 (6,443,250) Nilai Buku per 31 Desember 2017 45,102,750 Mutasi tambah: Tidak ada Revaluasi atas Jalan, Jaringan, Irigasi dilaksanakan pada semester II tahun 2017 tidak ada. Rincian aset tetap Jalan, Irigasi dan jaringan dan Akumulasi Penyusutannya disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (Rp.13.434.526.2 71,-) C.7 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masingmasing (Rp.13.434.526.271,-) dan (Rp.12.962.647.751,-). Akumulasi Penyusutan Aset - 30 -

Tetap merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutan selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut: Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 No Aset Tetap Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 Peralatan dan Mesin 17,147,465,170 (13,300,460,095) 3,847,005,075 2 Gedung dan Bangunan 11,788,012,000 (127,622,926) 11,660,389,074 3 Jalan, Irigasi dan Jaringan 51,546,000 (6,443,250) 45,102,750 Akumulasi Penyusutan 28,987,023,170 (13,434,526,271) 15,552,496,899 Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini. Aset Tak Berwujud Rp.510.882.500,- C.8 Aset Tak Berwujud Saldo Aset Tak Berwujud (ATB) per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah 510.882.500,- dan Rp.510.882.500,-. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat berupa software yang digunakan untuk menunjang operasional kantor. Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 510,882,500 Mutasi tambah: Pembelian - Mutasi kurang: - Saldo per 31 Desember 2017 510,882,500 Akumulasi Amortisasi s.d. 31 Desember 2017 (477,383,438) Nilai Buku per 31 Desember 2017 33,499,062 Mutasi tambah: - - 31 -

Rincian Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut: Rincian Aset Tak berwujud per 31 Desember 2017 Uraian Nilai Perolehan Sofware 510,882,500 0 Jumlah 510,882,500 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya (Rp.477.383.43 8,-) C.9 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing (Rp.477.383.438,-) dan (Rp.448.427.813,-).Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya merupakan kontra akun Aset Lainnya yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Lainnya. Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut: Rincian Akumulasi Penyusutan & Amortisasi Aset Lainnya Aset Tak Berwujud Aset Tetap Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan/ Amortisasi Nilai Buku Software 510,882,500 (477,383,438) 33,499,062 Jumlah 510,882,500 (477,383,438) 33,499,062 Aset Lain-lain 0 0 0 Jumlah 510,882,500 (477,383,438) 33,499,062 Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi. Hibah yang belum disahkan C.10 Hibah Yang belum disahkan Beban yang Masih Harus Dibayar per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 sebesar Rp.0,- dan - 32 -

Rp.0,- Rp.272.698.383,- merupakan hibah yang belum disahkan, dengan rincian sebagai berikut. Perbandingan Rincian Hibah yang belum disahkan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 Uraian 31 Des 2017 31 Des 2016 Hibah yang belum disahkan - 272,698,383 0 0 Jumlah - 272,698,383 Ekuitas Rp.20.178.378.779, C.11 Ekuitas Ekuitas per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp. 20.178.378.779,- dan Rp. 9.696.988.093,-. Ekuitas adalah kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. - 33 -

Pendapatan PNBP Rp.1.754.410,- D.PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp.1.754.410,- dan Rp.9.315.612,-. Pendapatan tersebut terdiri dari: Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 URAIAN 31 Des 2017 31 Des 2016 NAIK (TURUN) % Pendapatan Sewa Tanah dan Bangunan 1,624,015 383,691 323.26 Pendapatan Jasa Giro 130,395 8,931,921 (98.54) Pendapatan Denda Keterlambatan - - - Pengembalian Belanja pegawai TYAL - - - Jumlah 1,754,410 9,315,612 81.17 Pendapatan Lain-Lain-LO merupakan pengembalian belanja pegawai dan belanja lainnya yang berasal dari transaksi per 31 Desember 2017. Beban Pegawai Rp.12.973.734. 342,- D.2 Beban Pegawai Jumlah Beban Pegawai pada per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp.12.973.734.342,- dan Rp.12.711.769.553,-. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. - 34 -

Rincian Beban Pegawai per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 URAIAN 31 Des 2017 31 Des 2016 NAIK (TURUN) % Beban Gaji 12,973,734,342 12,693,645,553 2 Beban Tunjangan-tunjangan 0 0 0 Beban Honorarium dan Vakasi - - 0 Beban Lembur - 18,124,000 0 Jumlah 12,973,734,342 12,711,769,553 2 Beban Persediaan Rp.830.595.95 5,- D.3 Beban Persediaan Jumlah Beban Persediaan pada per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp.830.595.955,- dan Rp.255.840.700.-. Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi atas barang-barang yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan. Rincian Beban Persediaan untuk per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Rincian Beban Persediaan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 URAIAN 31 Des 2017 31 Des 2016 NAIK (TURUN) % Beban Persediaan Konsumsi 54,003,455 254,640,700 (79) Beban Persediaan bahan baku 776,592,500 1,200,000 0 Beban Persediaan Lainnya - - 0 Jumlah 830,595,955 255,840,700 225 Beban Barang dan Jasa Rp.15.011.360.959,- D.4 Beban Barang dan Jasa Jumlah Beban Barang dan Jasa per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp.15.011.360.959,- dan Rp.29.980.434.734,-. Beban Barang dan Jasa terdiri dari beban barang dan jasa berupa konsumsi atas barang dan/atau jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas serta beban - 35 -

lain-lain berupa beban yang timbul karena penggunaan alokasi belanja modal yang tidak menghasilkan aset tetap. Kenaikan Beban Barang dan Jasa terjadi karena adanya tambahan kegiatan penelitian dan risnakes tahun 2017. Rincian Beban Barang dan Jasa untuk 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Rincian Beban Barang dan Jasa per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 URAIAN JENIS BEBAN 31 Des 2017 31 Des 2016 NAIK (TURUN) % Beban Barang Operasional 1,866,841,310 1,525,302,700 22.39 Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 214,134,553 405,639,094 (47.21) Beban Honor Operasional Satuan Kerja 371,040,000 412,860,000 (10.13) Beban Barang Operasional Lainnya 30,000,000 27,000,000 11.11 Beban Bahan 6,154,888,127 15,762,903,841 (60.95) Beban Honor Output Kegiatan 1,799,330,000 1,911,330,000 (5.86) Beban Barang Non Operasional Lainnya 2,128,565,374 3,894,926,947 (45.35) Beban Barang Pesediaan Barang Konsumsi 0 0 0.00 Beban Langganan Telepon 10,630,535 12,843,272 (17.23) Beban Sewa 1,085,214,560 948,540,000 14.41 Beban Jasa Profesi 699,800,000 901,475,000 (22.37) Beban Jasa Lainnya 650,916,500 4,176,973,880 (84.42) Beban Aset Ekstrakomtabel Peralatan dan Mesin 0 640,000 (100.00) Beban Aset Ekstrakomtabel Gedung dan Bangunan 0 0 0.00 Beban Aset Ekstrakomtabel Aset Tetap Lainnya 0 0 0.00 Jumlah 15,011,360,959 29,980,434,734 (49.93) Beban Pemeliharaan Rp.1.073.207. 466- D.5 Beban Pemeliharaan Beban Pemeliharaan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp.1.073.207.466,- dan Rp.869.710.525,-. Beban Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal. Penurunan beban pemeliharaan karena adanya penghematan pada pemeliharaan peralatan dan mesin. Rincian beban pemeliharaan untuk per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: - 36 -

Rincian Beban Pemeliharaan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 URAIAN JENIS BEBAN 31 Des 2017 31 Des 2016 NAIK (TURUN) % Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 506,968,580 520,823,550 (2.66) Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 554,208,886 327,409,975 69.27 Beban Pemeliharaan Jaringan 11,800,000 210,000 100.00 Beban Pemeliharaan bahan untuk pemeliharaan 0 20,782,500 100.00 Beban Persediaan suku cadang 230,000 484,500 (52.53) Jumlah 1,073,207,466 869,710,525 23.40 Beban Perjalanan Dinas Rp.48.605.401.170,- D.6 Beban Perjalanan Dinas Beban Perjalanan Dinas per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp.48.605.401.170,- dan Rp. 46.862.925.755,-. Beban tersebut merupakan beban yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan. Kenaikan beban perjalanan dinas disebabkan oleh kegiatan rutin, penelitian dan riskesnas. Rincian Beban Perjalanan Dinas untuk per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Rincian Beban Perjalanan Dinas per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 URAIAN JENIS BEBAN 31 Des 2017 31 Des 2016 NAIK (TURUN) % Beban Perjalanan Biasa 17,546,336,487 26,610,610,384-34.06 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 11,314,112,400 4,572,430,000 147.44 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 3,565,920,222 2,556,564,325 39.48 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 16,179,032,061 13,123,321,046 23.28 Beban Perjalanan Dinas Lainnya 0 0 0.00 Jumlah 48,605,401,170 46,862,925,755 3.72 Beban Penyusutan dan Amortisasi Rp.1.467.855. 987,- D.7 Beban Penyusutan dan Amortisasi Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp.1.467.855.987,- dan Rp.1.499.622.632,-. Beban Penyusutan merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai - 37 -