BAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2 KONDISI UMUM 2.1 Letak dan Luas 2.2 Kondisi Fisik Geologi dan Tanah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

III. KEADAAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

IV KONDISI UMUM MADURA

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pengembangan karena terletak di Jalan Raya Lintas Sumatera dan terletak

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota,

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

GAMBARAN UMUM. pada posisi 8-12 Lintang Selatan dan Bujur Timur.

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SMP kelas 9 - GEOGRAFI BAB 1. Lokasi Strategis Indonesia Berkait Dengan Kegiatan PendudukLATIHAN SOAL

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA 4.1. Letak Geografis Sumba Tengah Pulau Sumba terletak di barat-daya propinsi Nusa Tenggara Timur-NTT sekitar 96 km disebelah selatan Pulau Flores, 295 km disebelah barat daya Pulau Timor dan 1.125 km di sebelah barat laut Darwin, Australia. Pulau Sumba terletak diantara Pulau Sumbawa dan Pulau Timor. Kabupaten Daerah tingkat II Sumba Timur berjarak sekitar 1.100 km dari Kupang, ibukota propinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau Sumba adalah Pulau karang, dengan luas 11,854 km² (BPS Sumba Tengah, 2015).Pulau Sumba secara administrasi terbagi dalam 4 (empat) kabupaten yaitu : Sumba Timur (Waingapu), Sumba Tengah (Waibakul), Sumba Barat (Waikabubak), dan Sumba Barat Daya (Waitabula). Penduduk pulau Sumba menyebut pulau mereka dengan nama Tana Humba, yang artinya tanah Sumba. Menurut tradisi Sumba, nama ini berasal dari nama istri nenek moyang pertama orang Sumba yang datang mendiami Sumba, yaitu Humba. Nama suaminya adalah Umbu Walu Manduku. Umbu Walu Manduku, mengabadikan nama istrinya bagi pulau ini sebagai tanda kegembiraan dan cinta kasihnya kepada istrinya setelah mereka mengarungi lautan dalam kurun waktu yang cukup lama. Dahulu kala, Pulau Sumba terkenal dengan nama Pulau Cendana (Sandlewood Island). Kemungkinan besar pulau Sumba ini, pada masa dahulu sebagai penghasil banyak kayu cendana, sehingga dengan demikian dalam perjalanan sejarah, hutan-hutan cendana yang ada telah habis dimusnahkan orang, oleh karena pemotongan yang tidak terpimpin. Selain kayu cendana, yang terkenal juga adalah kuda-kuda Sumba yang terkenal dengan nama : Kuda Sandle karena berasal dari Sandlewood Island. Secara garis besar, wilayah Sumba merupakan daerah pegunungan dan juga berbatu karang, suhu udara cukup panas dengan curah hujan yang kurang. Kebanyakan dari penduduknya bekerja sebagai petani dan beternak (Wellem, 2004). 21

Kabupaten Sumba Tengah sendiri merupakan kabupaten yang baru dimekarkan dari kabupaten induk Sumba Barat pada tahun 2007. Secara astronomis Kabupaten Sumba Tengah terletak antara 90 20-90 50 Lintang Selatan (LS) dan 1190 22-1190 55 Bujur Timur (BT).Berdasarkan posisi geografisnya, kabupaten Sumba Tengah memiliki batas-batas daerah yaitu: Utara - Selat Sumba, Selatan - Samudera Indonesia, Barat - Kabupaten Sumba Barat, dan Timur - Kabupaten Sumba Timur. Gambar 4.1. Peta Wilayah Kabupaten Sumba Tengah Sumber : BPS Sumba Tengah 2015 Kabupaten Sumba Tengah memiliki luas daratan mencapai 187,87 km².. Sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit di mana hampir 50% luas wilayahnya memiliki kemiringan 140-400. Berdasarkan luas wilayah yang dimiliki maka kabupaten Sumba Tengah dibagi atas beberapa kecamatan, yaitu kecamatan Mamboro, kecamatan Katikutana, kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat,kecamatan Umbu Ratu Nggay, dan kecamatan Katikutana Selatan. Adapun luas wilayah 22

kabupaten Sumba Tengah berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 4.2. Persentase Luas Wilayah Kabupaten Sumba Tengah Menurut Kecamatan Sumber : BPS Kabupaten Sumba Tengah 2015 Seperti halnya daerah lain di Indonesia, kabupaten Sumba Tengah dan propinsi Nusa Tenggara Timur hanya memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya, pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak mengandunguap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik, sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April - Mei dan Oktober - Nopember. Walaupun demikian, mengingat Sumba Tengah dan umumnya NTT dekat dengan Australia, arus angin yang banyak mengandung uap air dari Asia dan Samudera Pasifik sampai di wilayah Sumba Tengah dan kandungan uap airnya sudah berkurang yang mengakibatkan hari hujan di Sumba Tengah lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah yang lebih dekat dengan Asia. Hal ini menjadikan 23

Sumba Tengah sebagai wilayah yang tergolong kering di mana hanya 4 bulan (Januari sampai dengan April, dan Desember) yang keadaannya relatif basah dan 8 bulan sisanya relatif kering. 4.2. Gambaran Umum Desa Dewa Jara 4.2.1. Letak dan Batas Desa Desa Dewa Jara adalah desa yang berada dalam wilayah kecamatan Katiku Tana, kabupaten Sumba Tengah, provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa Dewa Jara merupakan wilayah pemekaran dari Desa Anakalang pada tahun 2010. Wilayah desa Dewa Jara secara administratif mempunyai batas batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Desa Anapalu (Umbu Ratu Gai Barat) Sebelah Selatan : Desa Anakalang (Katiku Tana) Sebelah Timur : Desa Anajiaka (Umbu Ratu Gai Barat) Sebelah Barat : Desa Kabela Wuntu (Katiku Tana) Keadaan geografis desa Dewa Jara tidak jauh berbeda dengan keadaan geografis Sumba Tengah pada umumnya, yang memiliki bentangan alam dengan padang rumput/savana yang sangat menarik dan indah. Didataran terdapat sabana yang luas, tebing-tebing batu karang, hutan, dan flora fauna yang tidak dapat dijumpai didaerah lain. Wilayah Sumba sebagian besar terdiri dari perbukitan dan padang rumput serta padang ilalang. Menurut data yang di peroleh tentang kemiringan lereng, sebagian besar dari luas wilayah yaitu 40% memiliki kemiringan lereng antara 14-40 derajat. Dengan kontur wilayah yang demikian, menyebabkan panorama yang terbentang sangat indah terutama di pagi hari saat matahari terbit dan sore hari saat matahari terbenam. Wilayah perbukitan dan kemiringan lereng yang ada menimbulkan suatu panorama yang eksotis di bawah sinar matahari pagi dan sore hari. 24

Gambar 4.3. Peta Desa Dewa Jara Sumber : Profil desa Dewa Jara tahun 2015 4.2.2. Kondisi Demografis Profil desa Dewa Jara tahun 2015 menunjukkan jumlah penduduk desa Dewa Jaraadalah sebesar 1317 orang penduduk.berdasarkan jenis kelamin, penduduk desa dewa cukup berimbang, yaitu 678 orang penduduk laki-laki atau sekitar 51,4% dari total penduduknya, dan 639 orang penduduk perempuan, atau sekitar 48,6% dari total penduduknya.jumlah Kepala Keluarga di desa Dewa Jara adalah 298 KK. Tidak ada etnis lain dalam masyarakat desa selain dari suku Sumba sendiri, sehingga homogenitas etnis masih sangat kuat. Masyarakat Dewa Jara mempunyai penduduk dengan tingkat pendidikan yang beragam dimulai dari penduduk yang belum bersekolah, bersekolah, menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan masih terdapat 25

masyarakat yang sama sekali tidak mengenyam bangku pendidikan. Tingkat pendidikan penduduk desa Dewa Jara dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.1. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Dewa Jara No Tingkat Pendidikan Jumlah (%) 1 Belum Sekolah 160 12,1 4 Tamat SD/Sederajat 577 43,8 5 Tamat SLTP/Sederajat 172 13 6 SLTA/Sederajat 152 11,5 7 Diploma/S1 40 0,30 8. Tidak Bersekolah 216 16,4 Total 1317 100, 00 Sumber : Profil desa Dewa Jara tahun 2015 Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa kondisi pendidikan masyarakat desa Dewa Jara masih rendah. Hal ini dapat dilihat sebagian dari total penduduknya masih tidak bersekolah yang berjumlah 16,4% dan penduduk yang hanya tamat Sekolah Dasar (SD) yang berjumlah 43,8% dari total penduduk desa. Hal ini berbanding terbalik dengan penduduk yang Tamat SLTP yang berjumlah 13%, Tamat SMA yang berjumlah 11,5% dan Tamatan Diploma/S1 yang hanya berjumlah sekitar 0,30 % dari total penduduk, yang lebih sedikit jumlahnya. 4.2.3. Mata Pencaharian Penduduk Mata Pencaharian yang dominan dalam masyarakat desa Dewa Jara adalah bertani sekaligus beternak. Hal ini sangat dipengaruhi oleh iklim desa Dewa Jara yang telah disampaikan sebelumnya. Pekerjaan bertani pada umumnya adalah petani sawah (yang mengolah lahan pertanian padi) dan lahan keringyaitu kebun/ladang (yang mengelola tanaman-tanaman umur pendek, seperti sayur, cabe, ubi-ubian dan lain-lain). Pola bertani masyarakat desa Dewa Jara, khususnya pada lahan-lahan kering sama dengan pola bertani masyarakat Sumba pada umumnya yaitu pola bertani tebas bakar. Pola bertani seperti ini dalam bahasa Sumba dikenal dengan sebutan Oma. Untuk mengolah ladang dan kebun masyarakat Dewa 26

Jaramenggunakan cara tradisional yaitu membalikkan tanah menggunakan kayu, dan dilakukan secara berkelompok. Kemudian setelah pemerintah mengenalkan sistem pertanian yang lebih modern, saat ini masyarakat Dewa Jara pada umumnya telah menggunakan hand tractor, porok, pacul, linggis dan lain-lain. Adapun kegiatan beternaktidak seperti daerah lain yang masyarakatnya memiliki hewan dengan jumlah yang banyak, masyarakat di desa Dewa Jara hanya memiliki hewan peliharaan dalam jumlah yang sedikit, itu pun tidak di setiap rumah memiliki hewan peliharaan. Hewanhewan ternak di desa Dewa Jara dapat dibagi menjadi dua yaitu ternak besar dan, ternak kecil. Ternak besar adalah kuda, kerbau dan sapi. Sedangkan ternak kecil meliputi babi, kambing-domba, anjing, ayam, itik dan lain sebagainya. Bagi masyarakat desa Dewa Jara dan Sumba pada umumnya, beternak tidak sekedar untuk memehuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan material untuk acaraacara perkawinan, acara-acara kematian serta acara-acara ritual lainnya. Meskipun pada tingkat pendidikan, jumlah penduduk yang lulusan berpendidikan Diploma/S1 sebanyak 0,30% atau 40 orang, sebagian besar masyarakat desa Dewa Jara menggantungkan hidup pada pertanian, sehingga hampir tidak kelihatan aktivitas lain selain aktivitas bertani, walaupun ada beberapa yang menggeluti keterampilan pengrajin seperti pematung, tukang kayu, pengukir, penenun dll. Ini mengartikan bahwa kebergantungan masyarakat desa terhadap pertanian sangat dominan dan tidak selaras dengan pendidikannya. 4.2.4. Agama dan Kepercayaan Data penduduk desa Dewa Jara dilihatdari komposisi menurut agama/kepercayaan. Dari 6 agama yang diakui secara nasional/pemerintah Indonesia, agama yang dominasi adalah agama Kristen Protestan. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : 27

Tabel 4.2. Komposisi Penduduk Desa Dewa Jara Berdasarkan Agama dan Kepercayaan No Agama/Kepercayaan Total (%) 1 Kristen Protestan 1203 91,3 2 Kristen Katolik 96 7,2 3 Islam 7 0,5 4 Hindu - - 5 Budha - - 6 Lain lain 11 0,8 Total 1317 100, 00 Sumber : Profil desa Dewa Jara 2015 Secara umum penduduk desa Dewa Jara memiliki penduduk mayoritas Kristen Protestan sebanyak 91,3%, Kristen Katolik 7,2% dan Islam sebanyak 7%. Sedangkan yang dimaksudkan lain-lain adalah penduduk desa Dewa Jara yang memeluk kepercayaan asli Sumba yaitu Marapu sebanyak 0,8%.Dinamika kepercayaan masyarakat di Dewa Jara tidak jauh berbeda dengan masyarakat Sumba pada umumnya. Artinya walaupun telah menganut suatu agama tertentu namun masyarakat Sumba tetap berpegang teguh pada nilai-nilai leluhur (Marapu) yang tergambar melalui pola tindakan masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari, melalui upacara-upacara adat seperti upacara perkawinan dan upacara kematian. 28