MEMBELA NELAYAN Oleh : Kusnadi Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283 Telp. : 0274-889836; 0274-889398 Fax. : 0274-889057 E-mail : info@grahailmu.co.id Kusnadi MEMBELA NELAYAN/Kusnadi - Edisi Pertama Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013 x + 100, 1 Jil. : 26 cm. ISBN: 978-602-262-002-0 1. Sosiologi I. Judul
BAB XII KATA PENGANTAR Ketika memberikan pengantar untuk sebuah buku yang saya sunting dengan judul, Polemik Kemiskinan Nelayan (Yogyakarta: Pondok Edukasi, 2004), saya menyimpulkan bahwa mengatasi kemiskinan masyarakat nelayan dapat diibaratkan dengan menegakkan benang basah, tidak mudah dilakukan, meskipun peluang keberhasilan tetap ada. Isu kemiskinan tetap merupakan isu krusial bagi masyarakat nelayan, lebih-lebih ketika persoalan dampak negatif perubahan iklim akhir-akhir ini berpengaruh langsung terhadap kemrosotan pendapatan nelayan. Pada sisi lain kebijakan pemerintah, khususnya bagi pemerintah daerah, yang bersifat progresif untuk menggempur masalah kemiskinan nelayan tidak kunjung tiba. Kalaupun ada program pengentasan kemiskinan nelayan biasanya tidak berlangsung tuntas, berhenti di tengah jalan karena pertimbangan kepentingan ekonomi politik aktual. Seharusnya perang melawan kemiskinan nelayan dapat dianalogikan dengan revolusi belum selesai, sehingga untuk mencapai keberhasilannya memerlukan dukungan luas berbagai pihak. Selama masih ada kemampuan dan kepedulian, saya tidak akan bosan-bosan untuk menyerukan tentang bagaimana kita harus mengatasi kemiskinan nelayan, dengan bertumpu pada kekuatan yang mereka miliki; meningkatkan kesejahteraan mereka melalui manajemen sumber daya pesisir dan laut secara optimal dan berkelanjutan; membangun kualitas sumber daya manusia pesisir dengan akses pendidikan dan kesehatan yang lebih baik; dan berbagai upaya pemberdayaan masyarakat yang memiliki tujuan mulia. Tugas negara adalah memfasilitasi dan menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan sehingga hal-hal tersebut dapat diwujudkan dengan baik. Saya sangat berharap bahwa pada saatnya nanti, sumber daya pesisir dan laut yang kita miliki sungguh-sungguh bisa dikelola dengan baik dan benar untuk meningkatkan kemakmuran bangsa Indonesia. Kita memang perlu bermimpi tentang era kebangkitan negeri maritim ini.
vi Membela Nelayan Sebagai akademisi, menulis buku-buku tentang kemaritiman adalah salah satu cara untuk menyemai dan menyebarkan gagasan ke masyarakat luas, dengan harapan bahwa ada masalah, ada potensi dan peluang, ada harapan yang terbentang di depan kita tentang kehidupan yang lebih baik di masa depan bagi masyarakat pesisir.upaya mewujudkannya memerlukan kerja keras berkesinambungan. Buku yang singgah di tangan pembaca ini merupakan bentuk pembelaan saya terhadap nasib masyarakat nelayan atau masyarakat pesisir agar terbangun komitmen bersama di antara kita semua untuk membantu mereka keluar dari kemelut sosial ekonomi dan masalah lingkungan, sehingga mereka menjadi warga bangsa yang sejahtera hidupnya kelak. Sebagai penulis, saya sangat apresiatif terhadap pernyataan Prof. Komaruddin Hidayat ketika menguraikan alasan mengapa beliau harus menulis (buku), Saya berutang budi kepada sekian banyak guru dan pengarang yang bukunya saya baca. Dengan menulis, setidaknya saya ingin membayar utang saya dan sebagai tanda terima kasih kepada mereka (Kompas, 31 Juli 2012:33). Saya setuju dengan pernyataan ini. Bagi saya, utang budi tidak hanya pada mereka yang buku-bukunya saya baca dan menjadi sumber pengetahuan yang sangat berharga, tetapi juga pada masyarakat nelayan yang selama ini menjadi fokus kajian akademis saya. Warga masyarakat nelayan ini adalah guru sejati yang telah mengantarkan saya menjadi salah seorang akademisi yang belajar tahu akan tanggung jawab sosial terhadap kepentingan bangsa dan negara. Tentu saja buku ini tidak akan bisa hadir ke hadapan pembaca budiman, tanpa bantuan berbagai pihak. Pertama, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga terkasih, isteri: Elly Yuliastutik dan anak-anak saya: Yudhistira Kuswardhana, S. Ked., Ardhiansyah Kuswardhana, dan Azzahra Kuswardhani, atas pengertiannya memberikan ruang bagi saya untuk bisa menulis, membaca, dan mengajar. Waktu yang tergerus untuk kegiatan-kegiatan tersebut telah mengurangi perhatian saya untuk mereka. Kedua, sahabat saya, Dr. Sudirman Saad, S.H., M.Hum. yang sekarang menjabat sebagai Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Beliau telah memberikan kesempatan kepada saya sejak sepuluh tahun lalu untuk terlibat sebagai nara sumber dan tenaga ahli dalam kegiatan-kegiatan yang menjadi kewenangan beliau. Keterlibatan tersebut memang memberi makna yang dalam bagi diri saya, sehingga semangat untuk mendalami kajian masyarakat pesisir semakin kokoh. Saya sangat berterima kasih atas kebaikan beliau. Apresiasi dan ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada tim beliau: Pak Riyanto, Pak Syahrowi, Pak Drajat, Pak Iwan, Pak Ferry, dan Mbak Tari, yang kini menjadi Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Menko Kesejahteraan Rakyat. Ketiga, terima kasih dan penghargaan kepada unsur Pimpinan, editor, dan staf Penerbit Graha Ilmu, yang menyetujui publikasi naskah buku ini dan telah bekerja keras memproses naskah ini sejak awal hingga menjadi buku yang siap dibaca oleh masyarakat luas di manapun berada. Keempat, para sahabat dan kolega saya di Fakultas Sastra Universitas Jember, Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Jember, Konsorsium Mitra Bahari dan HAPPI Jawa Timur, serta dari berbagai instansi yang selama menjadi teman berdiskusi untuk berkarya, bekerja sama, dan berkomitmen terhadap isu-isu pembangunan masyarakat di kawasan pesisir. Terima kasih atas ketersediaan waktu untuk berbagi ilmu dan pengalaman bagi semua sahabat. Semua kepedulian ini tentu saja tidak akan sia-sia.
Kata Pengantar vii Terakhir, saya sangat mensyukuri kemampuan berpikir dan kesehatan yang dianugerahkan Allah Swt kepada diri saya, sehingga saya bisa memberikan sedikit ilmu yang saya miliki kepada siapa saja yang membutuhkannya. Senyampang hayat masih dikandung badan, kewajiban seorang akademisi adalah menulis dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya agar memberi manfaat bagi masyarakat luas, bangsa, negara, serta bagi pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Insya Allah, menulis buku adalah jalan emas menuju pencapaian harapan tersebut... Jember, Januari 2013 Penulis
viii Membela Nelayan
BAB XII DAFTAR ISI KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI ix BAB I KOPERASI SEBAGAI PILAR UTAMA PEMBERDAYAAN SYARAKAT PESISIR 1 Residu Pembangunan 1 Paradigma Pengelolaan 2 Masa Depan Teluk Prigi 4 Pilar Pemberdayaan 6 Mewujudkan Gagasan 7 LAMPIRAN I 8 BAB II BAB III PARADIGMA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAUT DAN PESISIR 17 Latar Pemberdayaan 18 Paradigma Pemberdayaan 19 Refleksi Akhir 20 STRATEGI SOSIAL BUDAYA MEMBANGUN MASYARAKAT SUMENEP KEPULAUAN 23 Kesatuan Geososial Budaya 24 Penyiapan Kualitas SDM 26 Pembangunan Berkelanjutan 28 Subjek Pembangunan 30
x Membela Nelayan BAB IV BAB V BAB VI BAB VII KEMITRAAN NELAYAN DAN PANGAMBA DALAM MEMBANGUN EKONOMI PESISIR 33 Alam Pikiran: Nelayan dan Pangamba 34 Memperkuat Kemitraan 35 Radio Komunitas 37 Agenda Kerja 39 STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS ORGANISASI DAN JEJARING MASYARAKAT NELAYAN 41 Membangun Organisasi 41 Memahami Masalah 43 Mendayagunakan Jejaring 44 Menghidupi Organisasi 46 PENGUATAN KAPASISTAS MASYARAKAT NELAYAN DI PESISIR SELAT MADURA 47 Refleksi atas Kemiskinan 48 Penguatan Kapasitas Masyarakat 52 Perlu Koordinasi 53 PENGELOLAAN POTENSI EKONOMI DI KAWASAN PESISIR SELATAN JEMBER 55 Perikanan Tangkap 55 Wisata Bahari 57 Ancaman Penambangan 59 Visi ke Depan 61 BAB VIII DINAMIKA KEBUDAYAAN PESISIR JAWA TIMUR : TANTANGAN EKOLOGI DAN KESEJAHTERAAN 62 Masalah Krusial 63 Karakteristik Budaya 64 Usulan Pemikiran 66 Basis Pembangunan 68 BAB IX MENGGAGAS SUMENEP SEBAGAI IBU KOTA PROVINSI JAWA TIMUR 71 Sumberdaya Pembangunan 72 Implikasi Pembangunan 75 Gagasan Absurd? 75 BAB X BEACH CLEAN UP SEBAGAI GERAKAN BUDAYA MASYARAKAT KOTA PANTAI 77 Struktur Sosial 78