BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAMBU AIR DI DESA MRANAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

Pedagang pengecer. Perajin. Konsumen. ANALISIS SALURAN PEMASARAN TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya)

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG ABSTRAK

BAB III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN KLATEN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN

[GROUPER FAPERIK] April 1, 2014


ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

Lanjutan Pemasaran Hasil Pertanian

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

PERDAGANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015

ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK

Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster

A. WAKTU DAN TEMPAT B. METODE PENELITIAN

FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOPRA (Studi Kasus di Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran)

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian terdiri dari peternak dan pelaku pemasaran itik lokal

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di subdistrito Ainaro Vila dan Suco Nugufu, distrito

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

Efisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka

Analisis Pemasaran Susu Segar di Kabupaten Klaten

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol

BAB III MATERI DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Penentuan Daerah Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Kajian Efisiensi Tataniaga Cabai Merah Pada Pedagang Pengecer di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK

ANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PEMASARAN CABE MERAH (Capsicum annuum L.) VARIETAS HOT BEAUTY (Suatu Kasus di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis)

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT

Analisis pemasaran cengkeh di kabupaten Wonogiri

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

SALURAN PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum Annum L.) (Suatu Kasus di Desa Sukamaju Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN SRAGEN Ragil Saputro, Heru Irianto dan Setyowati

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BAWANG MERAH DI KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

ANALISIS SALURAN PEMASARAN TAHU BULAT (Studi Kasus pada Perusahaan Cahaya Dinar di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

EFISIENSI PEMASARAN JERUK PAMELO DALAM WILAYAH MAGETAN (CITRUS GRANDIS L. OSBEK)

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) ABSTRAK

III KERANGKA PEMIKIRAN

Oleh : SITI NURLAILA H

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS PEMASARAN KAPULAGA (Studi Kasus pada Kelompok Tani Ciamnggu I di Desa Cimanggu Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran) Abstrak

POLA PEMASARAN TERNAK SAPI BALI DI KAWASAN PRIMATANI LKDRIK KABUPATEN BULELENG

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KRIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam memasarkan suatu produk diperlukan peran lembaga pemasaran yang akan membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Untuk mengetahui saluran pemasaran cabai di Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung dilakukan dengan cara mengikuti aliran cabai dari produsen sampai ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi merupakan bagian dari proses pertukaran dalam pemasaran dan melibatkan perpindahan secara fisik atas hasil usahatani cabai dari petani kekonsumen serta melibatkan perantara yang memiliki peran penting dalam rantai pola distribusi. Pola distribusi melibatkan berbagai pihak atau lembaga yang meliputi petani, grosir (pedagang pengumpul), pedagang besar dan pengecer. Peran lembaga pemasaran sangat penting untuk dapat menyalurkan cabai dari produsen hingga ke kosumen. Lembaga pemasaran memperoleh keuntungan sebagai imbalan jasa. Selain itu lembaga pemasaran juga mengelurkan biaya untuk dapat menyalurkan cabai hingga sampai ke kosumen. Pada proses pemasaran cabai ini, petani sebagai produsen menjual hasil usahataninya melalui pasar tradisional yang ada didaerah setempat. Pasar tradisional merupakan tempat para petani dan pembeli dikumpulkan untuk melakukan transaksi jual beli, yang datang ke pasar tradisional ini antara lain grosir dan pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul menjual cabai tersebut

28 kepada pedagang besar dan menyalurkannya ke pedagang pengecer dan berakhir ke konsumen. Pada setiap pola distribusi dipengaruhi oleh sejumlah penjual dan pembeli. Besarnya pedagang perantara yang terlibat dalam saluran akan mengakibatkan terjadinya perbedaan dan selisih harga yang dibayarkan konsumen terhadap harga jual petani. Besarnya penerimaan petani sebagai produsen yang menjual sendiri komoditas usahataninya tergantung pada harga penjualan dipasaran. Dalam memasarkan suatu produk diperlukan peran lembaga pemasaran yang akan membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Untuk mengetahui saluran pemasaran cabai di Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung dilakukan dengan cara mengikuti aliran cabai dari produsen sampai ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Pedagang atau lembaga pemasaran dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen selalu mengambil keuntungan dan juga mengeluarkan biaya-biaya dalam kegiatan pemasaran. Perbedaan kegiatan pada setiap lembaga pemasaran akan menyebabkan perbedaan harga jual antara lembaga yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan harga suatu komoditi ditingkat petani dengan ditingkat konsumen disebut margin pemasaran. Marjin pemasaran cabai dapat diperhitungkan dengan menggunakan dua cara, yaitu:

29 Petani Cabai Pemasaran Cabai Saluran Pemasaran Ke I Saluran Peasaran Ke II Saluran pemasaran ke n Biaya Pemasaran Keuntungan Pemasaran Marjin Pemasaran Persentase Marjin Pemasaran Farmer s share Ilustrasi 1. Kerangka Pemikiran EfisensiEkonomi Pemasaran

30 Hipotesis: 1. Diduga terdapat beberapa pola saluran pemasaran cabai di Kecamatan Bansari. 2. Diduga saluran pemasaran cabai yang lebih pendek di Kecamatan Bansari secara ekonomi lebih efisien. 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Juni 2017. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive (pertimbangan) artinya tempat lokasi penelitian sengaja dipilih karena termasuk dalam kecamatan dengan produksi cabai terbesar di Temanggung ( Lampiran 2). 3.3. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode survei dengan melakukan wawancara langsung kepada responden menggunakan kuesioner. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) metode survei merupakan suatu metode dalam penelitian yang menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner dan wawancara langsung. 3.4. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan petani sampel dilakukan dengan menggunakan metode Proporsional random sampling artinya pengambilan sampel sedemikian rupa

31 sehingga setiap petani mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 30 responden dari 3 desa terpilih dengan mempertimbangkan jumlah petani yang memenuhi syarat sebagai petani sampel yaitu memiliki luas panen cabai minimal 0,25 ha dengan rumus : Ni = Keterangan : Ni Nk N Xn...(3) : Jumlah sampel petani cabai pada tiap desa Nk : Jumlah petani cabai desa dari desa terpilih N : Jumlah populasi petani cabai dari kecamatan terpilih n : Jumlah sampel petani cabai yang dikehendaki (30 responden) Penentuan sampel masing-masing desa dipilih menggunakanmetode random sampling (acak sederhana) dengan menggunakan undian. Cara undian tersebut dilakukan dengan sistem pengembalian agar setiap petani mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Untuk mengetahui jumlah petani dan sampel petani cabai di Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Petani Cabai di Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung. Jumlah Petani Jumlah Petani Sampel No Desa (Orang) (Orang) 1. Bansari 457 20 2. Candisari 102 5 3. Gunungsari 110 5 Jumlah 669 30 Sumber : Analisis Data Sekunder

32 Penelitian ini mengambil sampel petani responden sebanyak 30 orang petani cabai sebagai responden, yang terbagi dalam 3 desa di Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung. Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa di Desa Bansari respondennya sebanyak 20 orang, Desa Candisari sebanyak 5 orang dan di Desa Gunungsari sebanyak 5 orang. Penentuan sampel lembaga pemasaran di Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung dengan menggunakan metode snowball sampling yaitu penelusuran saluran pemasaran cabai yang ada di Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung mulai dari produsen sampai konsumen akhir berdasarkan berdasarkan informasi yang diberikan produsen. 3.5. Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data menggunakan beberapa metode; a. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Nawawi,1993). Penulis melakukan observasi di Desa Bansari, Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung. b. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung dengan menggunakan pertanyaanpertanyaan yang ditujukan pada responden (Subagyo,1991). c. Studi Pustaka

33 Studi pustaka adalah metode pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip termasuk buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian. 3.6. Analisis Data Untuk mengetahui pola saluran pemasaran dan perantara lembaga pemasaran di Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung pada tingkat lembaga pemasaran, digunakan analisis deskriptif. Untuk menganalisis mengenai tugas dan fungsi lembaga pemasaran yang ada di Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung, digunakan analisis deskriptif. Untuk mengetahui biaya dan marjin pemasaran ditingkat lembaga pemasaran dalam saluran pemasaran digunakan alat analisis biaya marjin pemasaran, yaitu dengan menghitung besarnya biaya, keuntungan dan marjin pemasaran pada tiap lembaga pemasaran pada berbagai saluran. Untuk mengetahui pengaruh pola distribusi dan marjin pemasaran pada efisiensi pemasaran digunakan analisis regresi linear. a. Biaya Pemasaran Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan suatu komoditi dari produsen ke konsumen dirumuskan sebagai berikut : Keterangan : Bp = Bp1 + Bp2 +...Bpn...(4) Bp : Biaya pemasaran cabai (Rp/Kg) Bp1, Bp2...Bpn : Biaya pemasaran tiap-tiap lembaga pemasaran cabai (Rp/Kg) b. Keuntungan Pemasaran

34 Keuntungan merupakan penjumlahan dari keuntungan yang diterima oleh setiap rantai pemasaran dirumuskan sebagai berikut : Kp = Kp1 + Kp2 +...+ Kpn...(5) Keterangan: Kp :Keuntungan pemasaran cabai (Rp/Kg) Kp1, Kp2, Kp3 : Keuntungan tiap-tiap lembaga pemasaran cabai (Rp/Kg) a. Marjin Pemasaran Marjin pemasaran merupakan perbedaan harga yang diterima oleh petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen. Untuk menganalisis pemasaran data harga yang digunakan adalah harga di tingkat petani (produsen) dan harga di tingkat konsumen, secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Mp = Pr Pf Keterangan : Mp Pr Pf : Marjin pemasaran cabai (Rp/Kg) : Harga cabai di tingkat konsumen (Rp/Kg) : Harga cabai di tingkat produsen (Rp/Kg) Marjin pemasaran merupakan penjumlahan yang diperoleh pedagang perantara terdiri dari sejumlah biaya pemasaran yang dikeluarkan dan keuntungan yang diterima oleh pedagang perantara, dirumuskan : Keterangan : Mp = Bp + Kp...(6) Mp : Marjin pemasaran cabai (Rp/Kg) Bp : Biaya pemasaran cabai (Rp/Kg) Kp : Keuntungan pemasaran cabai (Rp/Kg) b. Efisiensi ekonomis.

35 Efisiensi ekonomis dari saluran pemasaran cabai dapat dihitung dengan nilai persentase marjin pemasaran dan persentase bagian yang diterima produsen. Persentase marjin pemasaran dari masing-masing saluran pemasaran digunakan rumus : Mp = Pr-Pf x100%...(7) Pr Keterangan : Mp : Marjin pemasaran cabai (%) Pr : Harga cabai di tingkat konsumen (Rp/Kg) Pf : Harga cabai di tingkat produsen (Rp/Kg) Untuk mengetahui efisiensi pemasaran secara ekonomis dilakukan analisis marjin pemasaran dan memperhitungkan bagian yang diterima oleh petani (farmer s share). Dapat dihitung dengan rumus: Keterangan F = (1 - MP / PR)x100%...(8) F : Bagian yang diterima petani cabai (%) Mp : Marjin Pemasaran cabai (%) Pr : Harga cabai di tingkat konsumen (Rp/Kg) Kriteria yang digunakan untuk mengetahui bahwa pemasaran cabai dianggap efisien secara ekonomis adalah tiap-tiap saluran pemasaran mempunyai nilai persentase marjin pemasaran yang rendah dan mempunyai nilai persentase bagian yang diterima petani cabai yang tinggi. Bila bagian yang diterima petani kurang dari 50% berarti belum efisien, dan bila bagian yang diterima petani lebih dari 50% maka pemasaran dikatakan efisien. Semakin rendah margin pemasaran berarti bagian yang diterima akan semakin besar dan semakin tinggi margin

36 pemasaran berarti bagian yang diterima petani akan semakin kecil. (Darmawati, 2005). 3.7. Batasan Istilah dan Pengukuran Variabel 1. Cabai merah adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. 2. Harga cabai ditingkat produsen adalah harga jual yang diterima produsen yang dinyatakan dalam Rp/Kg. 3. Harga jual cabai pada suatu lembaga pemasaran adalah harga yang diterima oleh suatu lembaga pemasaran ketika lembaga pemasaran tersebut menjual produk cabai (Rp/Kg). 4. Biaya pemasaran cabai adalah semua biaya yang digunakan dalam proses pemasaran cabai, meliputi biaya kemasan, biaya transportasi, biaya retribusi, biaya pengangkutan, biaya bongkar muat, dan biaya parkir (Rp/Kg). 5. Responden adalah petani yang mengusahakan cabai, pedagang pengumpul, pedagang pengumpul, dan konsumen cabai. 6. Saluran pemasaran cabai adalah lembaga-lembaga pemasaran yang dilalui cabai dalam penyalurannya dari produsen ke konsumen. 7. Produsen cabai adalah petani pemilik penggarap komoditas cabai yang telah melakukan pemasaran secara rutin kepada pedagang pengumpul.

37 8. Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli cabai dari produsen kemudian menjual cabai dalam jumlah kecil secara langsung kepada konsumen akhir. 9. Pedagang pengumpul cabai adalah orang yang mengumpulkan cabai dalam jumlah yang besar dengan cara membeli langsung dari petani dan kemudian menjualnya lagi kepada pedagang pengumpul maupun konsumen. 10. Pedagang pengumpul cabai adalah orang atau lembaga yang membeli cabai dari pedagang pengumpul yang kemudian memasarkannya kepada konsumen dalam jumlah besar 11. Konsumen cabai yang dimaksud adalah industri pengolahan makanan dan masyarakat atau orang yang membeli cabai untuk dikonsumsi sesuai dengan tingkat kebutuhannya. 12. Industri pengolahan makanan cabai adalah industri makanan yang membeli cabai dari petani maupun dari pedagang pengumpul kemudian dijual ke konsumen akhir dalam bentuk rengginang singkong, keripik singkong, tepung tapioka, dan gaplek. 13. Keuntungan pemasaran cabai adalah penjumlahan dari semua keuntungan yang diperoleh dalam tiap lembaga pemasaran yang merupakan selisih dari marjin pemasaran dan biaya pemasaran (Rp/Kg). 14. Marjin pemasaran cabai adalah selisih atau perbedaan harga yang dibayar oleh konsumen akhir cabai dengan harga yang diterima oleh produsen cabai (Rp/Kg).

38 15. Farmer s share adalah perbandingan antara harga yang diterima produsendengan harga yang diterima konsumen dan dinyatakan dalam persen (%). 16. Efisiensi pemasaran secara ekonomis diukur dengan melihat marjin pemasaran dan membandingkan bagian yang diterima petani dengan harga ditingkat konsumen (Farmer s Share) (%).