BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Penentuan Daerah Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Penentuan Daerah Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian"

Transkripsi

1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Penentuan Daerah Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di desa Banjar, Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan salah satu sentra produksi anggur di Kabupaten Buleleng. Penentuan daerah penelitian ini ditentukan secara sengaja atau purposive karena desa Banjar merupakan penghasil komoditas anggur terbesar di Kecamatan Banjar. Pertimbangan lainnya adalah petani anggur di daerah tersebut sering menghadapi permasalahan dalam hal pemasaran hasil panennya dan belum pernah dilakukan penelitian tentang struktur, perilaku dan kinerja pasar pada pemasaran anggur di desa Banjar, Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Waktu penelitian untuk memperoleh data dan informasi tentang segala aspek yang diperlukan dalam penelitian adalah selama dua bulan yaitu mulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani anggur di Desa Banjar, Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng yang berjumlah 140 orang. Penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan daftar pertanyaan sebagai alat pengumpul data. Metode penelitian survey adalah penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi (Singarimbun, 1989). Sedangkan menurut Nazir (1988) penelitian yang menggunakan metode survey 43

2 44 yaitu suatu cara penelitian untuk memperoleh fakta dan keterangan tentang sesuatu yang ingin diteliti, baik dengan sensus maupun sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah sampel petani anggur dan sampel lembaga pemasaran anggur. Metode pengambilan sampel petani anggur diambil secara acak sederhana (simple random sampling). Sampel petani anggur adalah sebanyak 58 orang, yang pengambilan sampelnya dihitung dengan menggunakan rumus: n N 2 Nd Keterangan : 1 n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = α = 10% = peluang keslahan Hasil perhitungan n = 58,33~ 58 (dibulatkan) Dalam penelitian ini juga diambil sampel lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran komoditas anggur ditentukan dengan menggunakan metode snowball sampling (sampel bola salju), yang mana penetuan sampel lembaga pemasaran yang berdasarkan informasi dari petani anggur, yaitu kepada siapa mereka menjual hasil produknya dan terus pada tingkat selanjutnya dimana produk tersebut dipasarkan sampai kejenuhan sampel atau sampel sulit dicapai. Model ini digunakan karena target populasi lembaga pemasaran tidak diketahui dengan jelas dan sulit didekati/dideteksi.

3 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data Jenis data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka, antara lain tentang luas areal tanaman anggur, jumlah petani anggur, jumlah tenaga kerja yang digunakan, jumlah sarana produksi, harga sarana produksi, harga produksi. Data Kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka-angka, tetapi berupa informasi atau keterangan verbal yang berhubungan dengan masalah diteliti Sumber data Sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumber pertama, yaitu langsung dari petani anggur dan lembaga pemasaran yang terpilih sebagai sampel berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : 1. Luas areal tanaman anggur pada saat dilakukan penelitian. 2. Produksi anggur yang dihasilakan petani. 3. Biaya-biaya yang dikeluarkan petani untuk memproduksi anggur. 4. Harga jual anggur. Sedangkan data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti bukan dari hasil pengumpulan data dan pengolahan sendiri melainkan dilakukan oleh orang lain atau oleh lembaga tertentu. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : 1. Jumlah petani anggur di Desa Banjar Kecamatan Banjar.

4 46 2. Data penunjang lain yang bersumber dari dokumen-dokumen yang ada pada BPS Kabupaten Buleleng, Bappeda Kabupaten Buleleng, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng, Departemen Pertanian melalui website: www://http.deptan.go.id, dan instansi lain yang terkait dengan penelitian ini Metode pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, antara lain: 1. Wawancara langsung, yaitu metode pengumpulan data dengan cara menyebarkan atau menyodorkan kuesioner terstruktur kepada responden. 2. Studi pustaka, yaitu membaca pustaka-psutaka, dokumen-dokumen atau arsiparsip yang berkaitan dengan agribisnis anggur yang tersedia di perpustakaan, internet ataupun instansi pemerintah. 3. Observasi lapangan, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan tujuan menguji atau melengkapi data yang dikumpulkan dengan kuesioner. 4. Dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meneliti dokumen-dokumen yang ada atau catatan yang dimiliki oleh petani anggur. 4.4 Jenis dan Definisi Operasional Variabel Jenis variabel atau indikator yang diamati dalam penelitian ini meliputi aspek kondisi usahatani komoditas anggur, saluran pemasaran komoditas anggur, efisiensi

5 47 pemasaran komoditas anggur di Desa Banjar Kecamatan Banjar dilihat dari struktur pasar, perilaku pasar, dan kinerja pasar Pengukuran variabel penelitian Untuk aspek saluran pemasaran komoditas anggur maka variabel yang diamati sebagai berikut. 1. Karakteristik pedagang perantara atau lembaga pemasaran di Desa Banjar Kecamatan Banjar. 2. Saluran pemasaran komoditas anggur : jalur pemasaran anggur petani, jalur pemasaran anggur pedagang perantara/lembaga pemasaran, dan lain-lain. 3. Fungsi-fungsi lembaga pemasaran : fungsi pertukaran (pembelian dan penjualan), fungsi fisik (kegunaan tempat, waktu dan bentuk), fungsi penunjang (kegiatan penanganan resiko dan pembiayaan). Untuk aspek struktur pasar (market structure) komoditas anggur di Desa Banjar Kecamatan Banjar, maka variabel yang akan diamati sebagai berikut. 1. Pengetahuan informasi pasar : bagi petani pengetahuan tentang informasi pasar dapat diketahui dari ( teman, pasar desa, lembaga pemasaran, dan lain-lain); Sedangkan bagi lembaga pemasaran informasi pasar dapat diketahui dari (harga pasar, permintaan pasar, penawaran pasar, lembaga pemasaran, dan lain-lain). 2. Jumlah penjual dan pembeli : jumlah lembaga pemasaran pada masing-masing tingkatan pasar komoditas anggur. 3. Konsentrasi pasar : volume beli, volume yang ditransaksikan, dan lain-lain.

6 48 4. Hambatan keluar masuk pasar : hambatan yang dihadapi oleh petani dan hambatan yang yang dihadapi oleh lembaga pemasaran, dan lain-lain. Untuk aspek perilaku pasar (market conduct) komoditas anggur di Desa Banjar Kecamatan Banjar, maka variabel yang diamati sebagai berikut. 1. Penentuan harga : proses penentuan harga yang dilakukan oleh petani dan lembaga pemasaran, dan lain-lain. 2. Kerjasama antara pedagang : praktek kerjasama antar pedagang. Untuk aspek kinerja pasar (Market Performance) komoditas anggur di Desa Banjar Kecamatan Banjar, maka variabel yang diamati sebagai berikut. 1. Margin pemasaran : harga di tingkat konsumen, harga di tingkat produsen, jumlah biaya fungsi pemasaran, keuntungan pemasaran, dan lain-lain. 2. Share harga yang diterima petani : harga di tingkat petani, harga di tingkat lembaga pemasaran, dan lain-lain. 3. Share biaya dan keuntungan lembaga pemasaran : biaya yang dikeluarkan lembaga pemasaran dan keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran. 4. Tingkat pengembalian modal Definisi operasional variabel 1. Petani produsen adalah petani yang berusahatani anggur di wilayah tersebut. 2. Pemasaran anggur adalah sebagai kinerja aktivitas bisnis yang terlibat dalam aliran produk/komoditas anggur dan jasa dari titik usaha tani sampai di tangan konsumen yang tepat pada tempat dan waktu serta harga dengan promosi dan komonikasi yang tepat pula, dengan satuan rp/kg.

7 49 3. Struktur pasar adalah karakteristik atau kekhasan dari suatu pasar, karakteristik yang menetukan hubungan antara penjual yang satu dengan penjual yang lainnya, hubungan penjual dan pembeli dan hubungan antara penjual dengan para penjual potensial yang masuk dalam saluran pemasaran anggur. 4. Perilaku pasar adalah tingkah laku yang dilakukan oleh pembeli maupun penjual untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan cara kolusi, predatori dan strategi. 5. Kinerja pasar adalah hasil akhir ekonomis dari struktur dan perilaku pasar. 6. Margin pemasaran adalah perbedaan harga yang diterima petani produsen dengan harga pada lembaga pemasaran, seta perbedaan harga pada masingmasing lembaga pemasaran yang terlibat (rp/kg). 7. Harga ditingkat petani produsen adalah harga jual rata-rata seluruh kualitas anggur dalam bentuk segar di tingkat produsen kepada lembaga pemasaran berikutnya (rp/kg). Sedangkan harga ditingkat lembaga pemasaran adalah harga jual anggur pada lembaga pemasaran yang satu dengan lembaga pemasaran yang lain sampai pada tingkat akhir (pabrik) dalam rp/kg. 8. Biaya produksi adalah besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani produsen selama berproduksi sampai anggur siap dipasarkan, sedangkan biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran sampai anggur terjual pada lembaga pemasaran dilevel yang lebih tinggi atau pabrik (rp/kg). 9. Share harga petani adalah harga yang diterima petani anggur dari harga yang dibayarkan konsumen terakhir yang dinyatakan dalam prosentase.

8 Keuntungan pemasaran adalah keuntungan yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran sebagai balas jasa dalam memasarkan anggur (rp/kg), sedangkan share keuntungan adalah bagian keuntungan yang diperoleh masingmasing prilaku lembaga pemasaran yang dinyatakan dalam prosentase. 11. Tingkat pengembalian modal dapat ditunjukan oleh perbandingan prosentase keuntungan bersih dibagi denga total biaya pemasaran dalam persen (%). 12. Saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan untuk memasarkan komoditas anggur dari produsen kepada konsumen. Panjang pendeknya saluran pemasaran ditentukan oleh banyak sedikitnya lembaga pemasaran yang terkait. 13. Lembaga pemasaran adalah lembaga-lembaga baik kolektif maupun individu yang melakukan proses pemindahan komoditas anggur dari tangan produsen sampai pada tangan konsumen dengan melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran. 14. Pendidikan petani adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh petani responden. 15. Pengalaman petani adalah lamanya petani dalam berusahatani anggur yang dihitung dengan satuan tahun. 16. Usia petani adalah umur petani yang berusahatani anggur pada saat penelitian ini dilakukan yang dihitung dalah satuan tahun. 17. Pendapatan total petani adalah pendapatan yang diterima oleh petani anggur yang tidak hanya dari usahatani angur, melainkan dari usaha atau pekerjaan lainnya dalam keluarga yang dihitung dalam satuan rp/thn.

9 Metode Analisis Data Penelitian ini difokuskan untuk melihat struktur pasar, perilaku pasar dan kinerja pasar pemasaran anggur yang ada di wilayah Desa Banjar Analisis strukur pasar dengan beberapa pendekatannya Pangsa pasar / market share Analisis ini bertujuan untuk mengetahui derajat konsentrasi pembeli dari suatu wilayah pasar sehingga bisa diketahui secara umum gambaran imbangan kekuatan posisi rebut tawar petani (produsen) terhadap pembeli. Untuk mengetahui market share dari lembaga pemasaran pada suatu wilayah pasar dapat dilihat pada Tabel 4.1. Kriteria pangsa pasar: Tabel 4.1 Market Share dari Lembaga dalam Suatu Wilayah Pasar No. Lembaga Kapasitas produksi yang dapat Market share pemasaran diserap pada suatu wilayah 1 1 a a/x 2 2 b b/x 3 3 c c/x 4 4 d d/x n m m/x Total a+b+c+d+...+m = x 1 1. Monopsoni murni, bila suatu perusahaan memiliki 100% dari pangsa pasar 2. Perusahaan dominan, bila memeiliki % dari pangsa pasar dan tanpa pesaing yang kuat 3. Oligopoli ketat, bila penggabung 4 perusahaan terkemuka memiliki % dari pangsa pasar. 4. Oligopoli longgar, bila penggabungan 4 perusahaan terkemuka memiliki 40% atau kurang dari pangsa pasar.

10 52 5. Persaingan monopolistkc, bila banyak pesaing yang efektif tidak satupun yang memiliki lebih dari 10% pangsa pasar. 6. Persaingan murni, lebih dari 50 pesaing, tapi tidak satupun yang memilki pangsa pasar berarti (Kirana, 1993 dalam Bambang 2007) Indeks Herfindahl Alat analisis ini bertujuan untuk mengetahui derajat konsentrasi pembeli dari suatu wilayah pasar, sehingga bisa diketahui secara umum gambaran keseimbangan kekuatan posisi tawar petani (produsen) terhadap pembeli. Rumus dari indeks Herfindahl adalah : IH = (S 1 ) 2 + (S 2 ) (S n ) 2 Keterangan : IH : Indeks Herfindahl n : Jumlah Pedagang yang ada pada suatu wilayah produk S I : Pangsa Pasar pembelian komoditas dari pedagang ke-i (I = 1,2,3,...n) Kriteria: Nilai H berada pada kisaran 0-1 IH = 1; maka pangsa pasar mengarang monosopnitik. IH = 0; maka pasar mengarah pada persaingan sempurna CR 4 (Concentrasion ratio for biggest four) CR 4 adalah penjumlahan pangsa pembelian empat pembeli terbesar dari satu wilayah, dimana rumusnya sebagai berikut: Keterangan : MS1 = pangsa pembelian pembeli terbesar ke-1 MS2 = pangsa pembelian pembeli terbesar ke-2 MS3 = pangsa pembelian pembeli terbesar ke-3 MS4 = pangsa pembelian pembeli terbesar ke-4 MSi = seluruh pangsa pembelian yang ada Kriterianya adalah : 1. CR 4 0,4: maka menunjukkan bahwa pasar tersebut bersifat oligopolistik 2. 95% = pasar monopsoni 3. 80% = pasar oligopsoni

11 53 Konsentrasi rasio adalah perbandingan antara jumlah barang yang dibeli oleh pedagang tertentu dengan jumlah barang yang dijual oleh semua pedagang, kemudian dikalikan dengan 100% Derajat diferensiasi produk Analisis diferensiasi produk dalam penelitian ini akan dibahas dengan menggunakan analisis deskrptif. Diferensiasi produk dapat menjadi halangan bagi perusahaan lain untuk memasuki pasar. Persaingan akan berjalan sempurna apabila pembeli dapat membandingkan barang yang satu dengan yang lainnya Hambatan masuk pasar Dalam penelitian ini hambatan masuk pasar akan dibahas secara deskriptif dari data primer. Segala sesuatu yang merintangi pesaing pesaing baru untuk masuk pasar akan memperbesar kekuatan perusahaan-perusahaan yang ada. Jika rintangan itu tidak ada, maka pesaing baru akan bebas masuk pasar, sehingga monosopni murni hanya memiliki kekuatan yang kecil. Bentuk persaingan berdasarkan hambatan untuk masuk pasar dibagi dalam beberapa katagori, antara lain: 1. Persaingan Sempurna, terjadi jika pesaing mudah untuk masuk pasar atau bebas untuk masuk pasar. 2. Monopsoni, terjadi jika pesaing/pendatang baru tetutup untuk masuk pasar 3. Oligopsoni, terjadi jika pesaing /pendatang baru sulit untuk masuk pasar.

12 Analisis perilaku pasar Analisis perilaku pasar merupakan implikasi umum (perilaku berdasarkan teori), oleh sebab itu untuk membuktikan karakteristik pasar terkait dengan prilaku pasar perlu adanya data-data primer akurat yang terkait dengan penelitian ini. Pembahasan dalam penelitian ini cenderung merupakan analisis deskriptif kualitatif berkenaan dengan pasar yang menjadi obyek penelitian. Perilaku pasar adalah pola tingkah laku produsen oleh lembaga-lembaga pemasaran lain dalam kaitannya dengan struktur pasar. Perilaku pasar dapat berupa praktek-praktek penentuan harga komoditas, praktek persaingan bukan harga, advertensi dan perubahan pangsa pasar (Purcell, 1979 dikutip Bambang, 2006). Dilain pihak perilaku pasar dapat dilihat juga dari : 1. Adanya tindakan praktek-praktek kolusi diantara produsen dalam hal menetukan harga. 2. Perilaku strategis yang dilakukan oleh produsen dalam menghadapi kompetitor yang ada ataupun kompetitor yang baru muncul dipasar. 3. Ada tidaknya peranan advertensi dan lembaga-lembaga riset dan pengembangan. Pemasaran dapat dikatan efisien bila tidak terdapat kolusi diantara pedagang, harga terbentuk berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Sedangkan tingkah laku/pola perusahaan di pasar terbagi dalam beberapa hal yang dikenal dengan Marketting Practice antara lain: 1. Prinsip/metode yang dulakukan perusahaan dalam menetukan harga dan tingkat output.

13 55 2. Kebijaksanaan perusahaan dalam menetukan harga 3. Promosi penjualan dari perusahaan atau sekelompok perusahaan. 4. Alat koordinasi dan saling penyesuaian dari harga produk dan promosi penjualan diantara persaingan penjual. 5. Ada tidaknya taktik khusus (predatory). Marketing practice (tingkah laku pasar) merupakan cerminan dari tingkah laku pasar yang menunjukkan tingkat efisiensi ekonomi dipasar. Adapun kriteria yang dipakai untuk mengukur tingkat efisiensi ekonomi adalah sebagai berikut : 1. Banyaknya perusahaan dipasar menunjukkan kriteria yang kompetitif. 2. Perusahaan menjual harga lebih rendah dari pesaingnya. 3. Perusahaan menawarkan perbaikan produk untuk menambah minat pembeli. 4. Klaim produk secara benar, contoh : dinegara berkembang klaim produk tidak benar, spesifikasi produk terkadang tidak sama dengan produk yang dihasilkan. 5. Perusahaan menekankan peningkatan kualitas dan jasa. 6. Tidak ada kerjasama hukum antar perusahaan. 7. Ada perbedaan produk secara jelas Analisis kinerja pasar (market performance) Analisis kinerja pasar dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa pendekatan, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penambilan pasar dari sistem pemasaran anggur di desa Banjar. Alat analisis yang digunakan sebagai pendekatan antara lain:

14 Analisis kinerja pasar dengan pendekatan margin pemasaran Margin pemasaran anggur adalah perbedaan harga yang diterima oleh petani penghasil anggur dengan harga ynag dibayarkan oleh konsumen akhir anggur (pabrikan), sehingga secara sistematis, margin dapat ditulis sebagai berikut: MP = P r P f atau MP = B + K Keterangan : MP = margin pemasaran P r (Price retail) = harga ditingkat konsumen akhir / pabrikan P f (Price farmer) = harga ditingkat petani produsen anggur B = biaya pemasaran K = keuntungan pemasaran Analisis kinerja pasar dengan pendekatan share harga yang diterima petani Kalau dilihat dari sudut usahataninya, maka sesungguhnya share harga di tingkat petani adalah biaya yang dikeluarkan dalam produksi anggur ditambah dengan keuntungan yang diterima dari usahataninya. Dengan demikian, keuntungan ynag diperoleh dari petani dapat diartikan sebagai pendapatan petani bagi keluarganya, yang apabila petani memilih saluran pemasaran anggur yang berbeda, maka besarnya share harga yang diterima petani akan berbeda pula. Keterangan: SP f (Share price farmer) = share harga di tingkat petani P f (Price farmer) = harga ditingkat petani P r (Price retail) = harga ditingkat konsumen akhir (pabrikan)

15 Analisis kinerja pasar dengan pendekatan share biaya pemasaran dan share keuntungan antara lembaga pemasaran Menurut Alhusniduki dalam Bambang (1991), bahwasanya share biaya dan keuntungan dapat pula digunakan untuk menganalisis kinerja pasar dengan satuan prosentase, dimana formulanya adalah sebagai berikut: dan Keterangan : SBi = Share biaya pemasaran pemasara ke-i Ski = Share keuntungan lembaga pemasaran ke-i Bi = biaya pemasaran lembaga pemasaran ke-i Ki = keuntungan lembaga pemasaran ke-i Pr = harga anggur di tingkat konsumen akhir / pabrikan (rp/kg) Pf = harga anggur di tingkat produsen (rp/kg) Ada dua pendapat para ahli yang berbeda tentang margin pemasaran, yang menyatakan bahwasanya : 1. Semakin tinggi marjin pemasaran, maka semakin kecil bagian yang diterima petani, yang berarti kinerja pasar masih belum efisien. 2. Tingginya margin pemasaran (biaya pemasaran + keuntungan) belum tentu mencerminkan rendahnya efisiensi pemasaran. Hal ini tergantung dari peningkatan kualitas produk (jasa pemasaran) yang ditawarkan lembaga pemasaran terhadap konsumen akhir.

16 Analisis kinerja pasar dengan pendekatan tingkat pengembalian modal (Return of capital/roc) Pengukuran pengembalian atas modal yang digunakan, dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif perusahaan / lembaga pemasaran menggunakan sumber daya yang ada, hal ini terkait dengan perencanaan strategi pemasaran yang efektif dengan kecendrungan meningkatkan margin laba atau penjualan. Tingkat pengembalian modal ditunjukkan dengan prosentase keuntungan bersih dengan biaya total pemasaran (Tibayan dan Romero, 1983 dikutip Priyanto, 2005). Pengembalian atas modal adalah modal yang digunakan untuk memperoleh laba bersih, yang dinyatakan dengan formula sebagai berikut : Keterangan : ROC ( Return on capital) = tingkat pengembalian modal

RINGKASAN. Anggur merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mempunyai nilai

RINGKASAN. Anggur merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mempunyai nilai RINGKASAN Ni Ketut Suartining, STRUKTUR, PERILAKU, DAN KINERJA PEMASARAN ANGGUR, (STUDI KASUS DI DESA BANJAR KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG). Di Bawah bimbingan: Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan,

Lebih terperinci

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data 21 4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah sentra produksi karet rakyat di Provinsi Jambi. Lokasi yang dipilih yaitu Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Bungo.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU Bungamayang, Kabupaten Lampung Utara. Lokasi dipilih secara purposive karena PTPN

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diproduksi petani Desa Banjar dipasarkan dalam bentuk segar. Daerah

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diproduksi petani Desa Banjar dipasarkan dalam bentuk segar. Daerah BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Desa Banjar merupakan sentra produksi anggur di Kecamatan Banjar dimana sebagian besar petani di desa ini memproduksi anggur. Anggur yang diproduksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang 46 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu. 37 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang petani mengalokasikan sumberdaya yang ada, baik lahan, tenaga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kabupaten Brebes merupakan daerah sentra produksi bawang merah di Indonesia, baik dalam hal luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas per

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk 28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gapoktan Bunga Wortel Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penetuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam memasarkan suatu produk diperlukan peran lembaga pemasaran yang akan membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Untuk mengetahui saluran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum. 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Pengertian sensus dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer) ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer) Dimas Kharisma Ramadhani, Endang Siti Rahayu, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Melisa Dinda Anggraeni, Nur Baladina * Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang *

Melisa Dinda Anggraeni, Nur Baladina * Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang * Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) Volume I No. 2 Bulan Desember 2017 ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN PENAMPILAN PASAR KENTANG DI DESA SUMBERBRANTAS, KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU (ANALYSIS

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 49 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 (enam) bulan, sejak bulan Mei hingga Oktober 2011. Penelitian dilaksanakan di tujuh (7) pasar (Lampiran 2a dan 2b),

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN PENAMPILAN PASAR OUTPUT DAN PASAR INPUT KEDELAI LOKAL DI DESA MLORAH PENDAHULUAN

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN PENAMPILAN PASAR OUTPUT DAN PASAR INPUT KEDELAI LOKAL DI DESA MLORAH PENDAHULUAN P R O S I D I N G 369 ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN PENAMPILAN PASAR OUTPUT DAN PASAR INPUT KEDELAI LOKAL DI DESA MLORAH Excel Virgi Swastika¹, Nur Baladina² 1 Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai April 2017.

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province) ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province) Nuni Anggraini, Ali Ibrahim Hasyim, Suriaty Situmorang Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006), istilah tataniaga dan pemasaran merupakan terjemahan dari marketing, selanjutnya tataniaga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian dilakukan pada lokasi yang ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah atau lokasi yang terpilih merupakan salah satu sentra

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Suka Tani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK 56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Kariyana Gita Utama (KGU) yang berlokasi di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR DAN PERILAKU SERTA KINERJA PASAR UBI KAYU DI DESA JAMBEWUNGU KECAMATAN WRINGIN KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS STRUKTUR DAN PERILAKU SERTA KINERJA PASAR UBI KAYU DI DESA JAMBEWUNGU KECAMATAN WRINGIN KABUPATEN BONDOWOSO 1 Navisa et al, Analisis Struktur Dan Perilaku Pasar Serta Kinerja Pasar Ubi Kayu di Desa Jambewungu Kecamatan SOSIAL EKONOMI PERTANIAN ANALISIS STRUKTUR DAN PERILAKU SERTA KINERJA PASAR UBI KAYU DI DESA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Juni 2013 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. PPN Pekalongan berada dipantai utara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi opersional ini mencakup pengertian yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi opersional ini mencakup pengertian yang digunakan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi opersional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 35 III. METODE PENELITIAN A. Metode dasar penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yang tertuju pada pemecahan masalah

Lebih terperinci

FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU

FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU Volume 6 No. 2September 2014 FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU (Vigna radiata, L.) DI KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN Oleh: Yudhit Restika Putri, Siswanto Imam Santoso, Wiludjeng

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol Karo (2010) melakukan penelitian mengenai analisis usahatani dan pemasaran kembang kol di Kelompok Tani Suka Tani, Desa Tugu Utara,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Nilai Tambah Nilai tambah merupakan pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Bulontala Kecamatan Suwawa Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama dua (2) bulan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April 2012 di Desa Paya Besar, Kecamatan Payaraman, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Pemilihan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT

VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT 55 VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT Bab ini membahas sistem pemasaran rumput laut dengan menggunakan pendekatan structure, conduct, dan performance (SCP). Struktur pasar

Lebih terperinci

III. KERANGKA KONSEPTUAL

III. KERANGKA KONSEPTUAL III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Structure-Conduct Performance Model Pendekatan Structure, Conduct, and Performance (SCP) adalah pendekatan organisasi pasar atau pelaku pasar yang mencakup atau mengkombinasikan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 46 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data nilai dan jumlah ekspor teh baik menurut kelompok produk dan negara asal, serta informasi yang

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA BERAS

ANALISIS TATANIAGA BERAS VI ANALISIS TATANIAGA BERAS Tataniaga beras yang ada di Indonesia melibatkan beberapa lembaga tataniaga yang saling berhubungan. Berdasarkan hasil pengamatan, lembagalembaga tataniaga yang ditemui di lokasi

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: ANALISIS STRUKTUR PASAR INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2015 Leni Evangalista Marliani E-Mail: 1 lenievangalista02@gmail.com Abstak Industri perbankan merupakan industri yang memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 11 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian terhadap pemasaran kayu rakyat dimulai dari identifikasi karakteristik pelaku pemasaran kayu rakyat yang terdiri dari petani, pedagang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan November 2013 di Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon yang berada di sebelah timur

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini didasari oleh teori-teori mengenai konsep sistem tataniaga; konsep fungsi tataniaga; konsep saluran dan

Lebih terperinci

BEBERAPA PENDEKATAN KONSEPTUAL DALAM TELAAH TATANIAGA PERTANIAN. Lecture Notes by: TATIEK KOERNIAWATI

BEBERAPA PENDEKATAN KONSEPTUAL DALAM TELAAH TATANIAGA PERTANIAN. Lecture Notes by: TATIEK KOERNIAWATI BEBERAPA PENDEKATAN KONSEPTUAL DALAM TELAAH TATANIAGA PERTANIAN Lecture Notes by: TATIEK KOERNIAWATI PENDEKATAN KOMODITAS Fokus kajian didasarkan pada spesifikasi salah satu komoditas pertanian Commodity

Lebih terperinci

TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN TATANIAGA PERTANIAN Tataniaga Pertanian atau Pemasaran Produk-Produk Pertanian (Marketing of Agricultural), pengertiannya berbeda

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) ABSTRAK 94 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) Sulistyani Budiningsih dan Pujiati Utami Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Lebih terperinci

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Analysis Of Self-Help Pattern Of Cocoa Marketing In Talontam Village Benai Subdistrict Kuantan Singingi

Lebih terperinci

3. METODE 3.1. Lokasi dan Waktu 3.2. Teknik Pengumpulan Data

3. METODE 3.1. Lokasi dan Waktu 3.2. Teknik Pengumpulan Data 3. METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah yang merupakan sentra mebel, serta Jakarta dan Bogor sebagai daerah pemasaran mebel Jepara. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, yang terdiri atas dua desa yaitu Desa Tuladenggi dan Desa Dumati. Penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kabupaten Batu Bara, dengan menetapkan 3 (tiga) kecamatan sebagai lokasi penelitian yaitu Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan

Lebih terperinci

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN Pengaruh Biaya Pemasaran Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Kopra Di Kecamatan Tobelo Selatan Kabupaten Halmehara Utara Stefen Popoko * Abstrak Kecamatan Tobelo Selatan, Kabupaten Halmahera Utara merupakan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Tataniaga Saluran tataniaga sayuran bayam di Desa Ciaruten Ilir dari petani hingga konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga tataniaga yaitu pedagang pengumpul

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan

Lebih terperinci

PEMASARAN BIBIT SENGON DI DESA KEDUNGLURAH KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK

PEMASARAN BIBIT SENGON DI DESA KEDUNGLURAH KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK PEMASARAN BIBIT SENGON DI DESA KEDUNGLURAH KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK Idah Lumahtul Fuad Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: faperta.@yudharta.ac.id ABSTRAKSI Degradasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran merupakan konsep dalam mencari kebenaran deduktif atau secara umum ke khusus. Pada kerangka pemikiran teoritis penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN Arini Pebristya Duha *), HM Mozart B Darus **), Luhut Sihombing **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , , V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur petani responden Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada aktivitas di sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Ganti Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat, mengingat bahwa mayoritas masyarakat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006) tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Nur Baladina 1. Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang

Nur Baladina 1. Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang AGRISE Volume XII No. 2 Bulan Mei 2012 ISSN: 14121425 ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN PENAMPILAN PASAR WORTEL DI SUB TERMINAL AGROBISNIS (STA) MANTUNG (Kasus pada Sentra Produksi Wortel di Desa Tawangsari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di subdistrito Ainaro Vila dan Suco Nugufu, distrito

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di subdistrito Ainaro Vila dan Suco Nugufu, distrito BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di subdistrito Ainaro Vila dan Suco Nugufu, distrito Ainaro, Timor-Leste. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA Evi Naria ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA Efendi H. Silitonga Staf Pengajar Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Medan Abstract North

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A 14105605 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Tataniaga atau pemasaran memiliki banyak definisi. Menurut Hanafiah dan Saefuddin (2006) istilah tataniaga dan pemasaran

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI ej. Agrotekbis 4 (1) :75 83, Februari 2016 ISSN : 23383011 ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Marketing Analysis of Shallot In Oloboju Village Sigi Biromaru

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung pada bulan Maret 2012 B. Objek dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

ASPEK SOSIAL EKONOMI JENIS: SUNGKAI

ASPEK SOSIAL EKONOMI JENIS: SUNGKAI ASPEK SOSIAL EKONOMI JENIS: SUNGKAI Program : Pengelolaan Hutan Tanaman Judul RPI : Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Pertukangan Koordinator RPI : Drs. Riskan Efendi, MSc. Judul Kegiatan : Budidaya

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG 131 Buana Sains Vol 8 No 2: 131-136, 2008 ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG Ahmad Zubaidi PS Agribisnis Fak. Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstract

Lebih terperinci

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH (Capsicum annuum SP.) (Kasus : Desa Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) Masyuliana*), Kelin Tarigan **) dan Salmiah **)

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: TATANIAGA RUMPUT LAUT DI KELURAHAN TAKKALALA, KECAMATAN WARA SELATAN KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN MUHAMMAD ARHAN RAJAB Email : arhanuncp@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK Lampung Selatan merupakan salah satu sentra produksi jagung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki peran penting yaitu sebagai makanan manusia dan ternak. Indonesia merupakan salah satu penghasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti, serta penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Yepi Fiona 1, Soetoro 2, Zulfikar Normansyah 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk menjelaskan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 17 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Definisi tentang pemasaran telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi, pada hakekatnya bahwa pemasaran merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 29-36 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Dani Apriono 1),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan A. Sapi Bali BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali merupakan salah satu jenis sapi asal Indonesia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan banteng (Bibos) yang telah mengalami

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan rangkaian teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab tujuan penelitian. Teori-teori yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency) ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency) Angginesa Pradika, Ali Ibrahim Hasyim, Achdiansyah Soelaiman

Lebih terperinci

Oleh: 1 Sohidal Farid, 2 Jafar Sidiq, 3 Cecep Pardani

Oleh: 1 Sohidal Farid, 2 Jafar Sidiq, 3 Cecep Pardani ANALISIS SALURAN PEMASARAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) (Suatu Kasus di Desa Mertajaya Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: 1 Sohidal Farid, 2 Jafar Sidiq, 3 Cecep Pardani 1 Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

VI. STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN KOMODITI TEH DI PASAR INTERNASIONAL. 6.1 Analisis Struktur Pasar dan Persaingan Komoditi Teh Hijau HS

VI. STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN KOMODITI TEH DI PASAR INTERNASIONAL. 6.1 Analisis Struktur Pasar dan Persaingan Komoditi Teh Hijau HS 65 VI. STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN KOMODITI TEH DI PASAR INTERNASIONAL 6.1 Analisis Struktur Pasar dan Persaingan Komoditi Teh Hijau HS 090210 Komoditi teh dengan kode HS 090210 merupakan teh hijau yang

Lebih terperinci

VII. STRUKTUR PASAR KARET ALAM DI PASAR INTERNASIONAL. besarnya penguasaan pasar oleh masing-masing negara eksportir. Penguasaan

VII. STRUKTUR PASAR KARET ALAM DI PASAR INTERNASIONAL. besarnya penguasaan pasar oleh masing-masing negara eksportir. Penguasaan VII. STRUKTUR PASAR KARET ALAM DI PASAR INTERNASIONAL 7.1. Pangsa Pasar Karet Alam Dalam rangka mengetahui struktur pasar karet alam yang terbentuk dalam perdagangan karet alam di pasar internasional,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster

Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster 43 Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Klaster 44 Lampiran 1 Usahatani Jahe Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Non Klater 45 Lampiran 2. Output Karakteristik

Lebih terperinci