NASKAH PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ANGGOTA DPRD KABUPATEN SIDOARJO 2019 A. DASAR HUKUM PENATAAN Meliputi: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum; 2. Peraturan KPU Nomor 16 Tahun 2017 tentang Penataan Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum; 3. Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 201 tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019; 4. Keputusan KPU Nomor 1/PP.02-Kpt/03/KPU/I/201 tentang Petunjuk Teknis Penataan Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum; 5. Keputusan KPU Nomor 13/PR.03-1-Kpt/03/KPU/I/201 tentang Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota dan Jumlah Kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum. 2
B. DATA DASAR DALAM PENATAAN Data Agregat Kependudukan per Kecamatan (DAK2) Pemilihan Umum Tahun 2019 dan alokasi kursi telah ditetapkan dalam Keputusan KPU Nomor 13/PR.03-1-Kpt/03/KPU/I/201 tentang Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota dan Jumlah Kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum, bahwa jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo sebesar 1.27.064 jiwa dengan alokasi kursi sebesar 50 kursi, maka diperoleh Bilangan Pembagi Penduduk (BPPd) Kabupaten Sidoarjo Pemilu 2019 yaitu sebesar 36.541 sebagaimana tabel dibawah ini: NO. KECAMATAN JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P 1 TARIK 31.432 31.253 62.65 2 PRAMBON 36.373 35.599 71.972 3 KREMBUNG 31.409 31.125 62.534 4 PORONG 29.463 2.5 5.051 5 JABON 12.773 11.50 24.353 6 TANGGULANGIN 43.556 42.992 6.54 7 CANDI 65.707 65.357 131.064 SIDOARJO.526 9.35 177.4 9 TULANGAN 44.550 44.037.57 10 WONOAYU 37.476 37.015 74.491 11 KRIAN 59.119 57.615 116.734 12 BALONGBENDO 35.34 34.941 70.775 13 TAMAN 100.124 9.17 19.311 14 SUKODONO 57.172 55.225 112.397 15 BUDURAN 45.525 44.7 90.403 16 GEDANGAN 57.370 56.6 114.23 17 SEDATI 45.20 44.1 90.701 1 WARU 97.550 97.76 195.336 KAB. SIDOARJO 919.779 907.25 1.27.064 JUMLAH 50 BPP 36.541 3
C. PRINSIP-PRINSIP PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN Adapun 7 prinsip penataan Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi adalah sebagaimana berikut: a. Prinsip Kesetaraan Prinsip yang mengupayakan harga kursi yang setara antara satu dapil dengan dapil lain, dengan prinsip 1 orang, 1 suara, dan 1 Nilai (OPOVOV). Para ahli pemilu bersepakat bahwa harga kursi didaerah pemilihan dikatakan setara jika masih dalam kisaran kurang atau lebih 10% dari BPPd, artinya pembanding antara BPPd dapil dengan BPPd masih dalam kisaran 90% sampai dengan 110% maka masih disebut setara, sebaliknya jika kurang dari 90% dan lebih dari 110% maka kondisi ini disebut malapportionment, yakni harga kursi yang tidak proporsional dengan jumlah penduduk antara satu dapil dengan dapil yang lainnya (Khoirun Nisa, Perludem, dalam bukunya Penetapan Arena Perebutan Kursi anggota DPRD). b. Ketaatan pada Prinsip Pemilu yang Proporsional Prinsip yang mengutamakan jumlah kursi besar dalam pembentukan dapil agar prosentase jumlah kursi yang diperoleh setiap partai politik setara dengan prosentase suara sah yang dimiliki. (ketentuan Pasal 5 Peraturan KPU 16 Tahun 2017). Artinya semakin besar daerah pemilihan semakin bagus dalam sistem pemilu proporsional. Dalam sistem pemilu proporsional terdapat 3 jenis besaran daerah Pemilihan, yaitu: a. Daerah pemilihan kecil (1-5) b. Daerah pemilihan sedang (6-10) c. Daerah pemilihan besar (11 lebih) Jika tidak bisa menerapkan kursi besar setidaknya berkursi sedang dan menghindari dapil berkursi kecil. (Khoirun Nisa, Perludem) Prinsip ini juga mendorong agar setiap wilayah memiliki Dapil berkursi besar, diupayakan berada di interval 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) kursi. Hal ini dilakukan agar setiap partai politik 4
mendapatkan distribusi kursi yang sama atau paling tidak mendekati, karena semakin besar Alokasi Kursi Dapil maka akan semakin setara prosentase perolehan kursi setiap partai. c. Proporsionalitas Prinsip yang memperhatikan kesetaraan alokasi kursi antar dapil untuk menjaga perimbangan alokasi kursi setiap dapil (Pasal 5 PKPU 16 Tahun 2017). Maksudnya besaran kursi antara daerah pemilihan (dapil) yang satu dengan yang lainnya tidak terlalu jauh berbeda, karena keseimbangan kursi antara dapil berpengaruh terhadap tingkat kompetisi partai politik. d. Integralitas Wilayah Prinsip yang memperhatikan keutuhan dan keterpaduan wilayah, dengan memperhatikan kondisi geografis dan sarana penghubung dan sarana transportasi. e. Conterminus atau dalam Cakupan Wilayah yang sama Penyusunan dapil antara anggota DPRD kabupaten/kota yang terbentuk dari beberapa dan/atau bagian kecamatan harus tercakup seluruhnya dalam satu dapil anggota anggota DPRD Provinsi. Dalam konteks wilayah Indonesia prinsip ini sangat penting karena pemilu DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota diselenggarakan bersamaan waktunya. f. Kohesivitas Penyusunan dapil memperhatikan sejarah, kondisi sosial budaya, adat istiadat dan kelompok minoritas. Prinsip ini penerapannya sangat penting dalam konteks politik indonesia yang penduduknya sangat plural, baik dari segi ideologi, agama, pandangan politik, ethnis, kedaerahan dan juga tingkat ekonomi. Pengambilan prinsip ini bisa menimbulkan ketegangan dan ketidakpuasan politik. g. Kesinambungan Penyusunan Dapil memperhatikan penetapan dapil pada pemilu terakhir, kecuali terjadi perubahaan jumlah penduduk yang mengakibatkan alokasi kursi dalam 1 dapil melebihi batas maksimal 5
atau kurang dari batas minimal, adanya pemekaran wilayah, dan dapil yang disusun bertentangan dengan prinsip sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 4 PKPU 16 Tahun 2017. Artinya KPU bisa merubah atau membentuk daerah pemilihan baru jika memenuhi syarat diatas. 6
D. PENGHITUNGAN D.1. PENYUSUNAN DAERAH PEMILIHAN DAN PENGHITUNGAN USULAN 1 NO. KECAMATAN JUMLAH (jml pduduk/bppd) KETERANGAN 1 TARIK 62.65 1,72 2 PRAMBON 71.972 1,97 3 KREMBUNG 62.534 1,71 4 PORONG 5.051 1,59 5 JABON 24.353 0,67 6 TANGGULANGIN 6.54 2,37 7 CANDI 131.064 3,59 SIDOARJO 177.4 4,7 9 TULANGAN.57 2,42 10 WONOAYU 74.491 2,04 11 KRIAN 116.734 3,19 12 BALONGBENDO 70.775 1,94 13 TAMAN 19.311 5,43 14 SUKODONO 112.397 3,0 15 BUDURAN 90.403 2,47 16 GEDANGAN 114.23 3,13 17 SEDATI 90.701 2,4 1 WARU 195.336 5,35 JUMLAH 1.27.064 7
PENGHITUNGAN NO DAERAH PEMILIHAN JML (jml pnddk dapil/bppd) PEMBULATAN (jml pnddk dapil/bppd) SISA PERINGKAT SISA SISA SIDOARJO 1 1 SIDOARJO 177.4 2 SEDATI 90.701 3 BUDURAN 90.403 9,2 9 30.119 2 1 Jumlah 35.9 3269 SIDOARJO 2 4 PORONG 5.051 5 JABON 24.353 6 TANGGULANGIN 6.54,21 7 CANDI 131.064 Jumlah 300.016 29232 SIDOARJO 3 WONOAYU 74.491 9 TULANGAN.57 10 PRAMBON 71.972,14 11 KREMBUNG 62.534 Jumlah 297.54 29232 SIDOARJO 4 12 TARIK 62.65 13 KRIAN 116.734 14 BALONGBENDO 70.775 6,5 6 7.6 5.256 30.94 5 6 1 1 Jumlah 250.194 219246 SIDOARJO 5 15 TAMAN 19.311 16 SUKODONO 112.397,50 1.30 3 1 Jumlah 310.70 29232 SIDOARJO 6 17 GEDANGAN 114.23 1 WARU 195.336,47 17.246 4 Jumlah 309.574 29232 Jumlah 1.27.064 47 3 Sisa Kursi : 50-47=3 (tiga) kursi
PER NO. KECAMATAN JML TAHAP 1 TAHAP 2 TOTAL 1 SIDOARJO 177.4 2 SEDATI 90.701 3 BUDURAN 90.403 0 - Jumlah 35.9 SIDOARJO 1 9 1 10 4 PORONG 5.051 5 JABON 24.353 6 TANGGULANGIN 6.54 7 CANDI 131.064 Jumlah 300.016 SIDOARJO 2 0 WONOAYU 74.491 9 TULANGAN.57 10 PRAMBON 71.972 11 KREMBUNG 62.534 Jumlah 297.54 SIDOARJO 3 0 12 TARIK 62.65 13 KRIAN 116.734 14 BALONGBENDO 70.775 0 - Jumlah 250.194 SIDOARJO 4 6 1 7 15 TAMAN 19.311 16 SUKODONO 112.397 0-0 - Jumlah 310.70 SIDOARJO 5 1 9 17 GEDANGAN 114.23 1 WARU 195.336 SIDOARJO 6 0-0 0 - Jumlah 309.574 Jumlah 1.27.064 47 3 50 9
D.2. PENYUSUNAN DAERAH PEMILIHAN DAN PENGHITUNGAN USULAN 2 NO. KECAMATAN JUMLAH (jml pduduk/bppd) KETERANGAN 1 TARIK 62.65 1,72 2 PRAMBON 71.972 1,97 3 KREMBUNG 62.534 1,71 4 PORONG 5.051 1,59 5 JABON 24.353 0,67 6 TANGGULANGIN 6.54 2,37 7 CANDI 131.064 3,59 SIDOARJO 177.4 4,7 9 TULANGAN.57 2,42 10 WONOAYU 74.491 2,04 11 KRIAN 116.734 3,19 12 BALONGBENDO 70.775 1,94 13 TAMAN 19.311 5,43 14 SUKODONO 112.397 3,0 15 BUDURAN 90.403 2,47 16 GEDANGAN 114.23 3,13 17 SEDATI 90.701 2,4 1 WARU 195.336 5,35 JUMLAH 1.27.064 10
PENGHITUNGAN NO DAERAH PEMILIHAN JML (jml pnddk dapil/bppd) PEMBULATAN (jml pnddk dapil/bppd) SISA PERINGKAT SISA SISA SIDOARJO 1 1 SIDOARJO 177.4 2 BUDURAN 90.403 7,34 7 12.500 4 Jumlah 26.27 25577 SIDOARJO 2 3 PORONG 5.051 4 JABON 24.353 5 TANGGULANGIN 6.54,21 7.6 6 6 CANDI 131.064 Jumlah 300.016 29232 SIDOARJO 3 7 KREMBUNG 62.534 TULANGAN.57 9 WONOAYU 74.491 9,25 9 9.140 5 10 SUKODONO 112.397 Jumlah 33.009 3269 SIDOARJO 4 11 TARIK 62.65 12 PRAMBON 71.972 13 KRIAN 116.734,2 29.3 2 1 14 BALONGBENDO 70.775 Jumlah 322.166 29232 SIDOARJO 5 15 TAMAN 19.311 16 GEDANGAN 114.23,55 20.221 3 1 Jumlah 312.549 29232 SIDOARJO 6 17 SEDATI 90.701 1 WARU 195.336 7,3 7 30.250 1 1 Jumlah 26.037 25577 Jumlah 1.27.064 47 3 Sisa Kursi : 50-47=3 (tiga) kursi 11
PER NO. KECAMATAN JML TAHAP 1 TAHAP 2 TOTAL 1 SIDOARJO 177.4 2 BUDURAN 90.403 0 - SIDOARJO 1 7 0 7 0 - Jumlah 26.27 3 PORONG 5.051 4 JABON 24.353 5 TANGGULANGIN 6.54 SIDOARJO 2 0 6 CANDI 131.064 Jumlah 300.016 7 KREMBUNG 62.534 TULANGAN.57 9 WONOAYU 74.491 SIDOARJO 3 9 0 9 10 SUKODONO 112.397 Jumlah 33.009 11 TARIK 62.65 12 PRAMBON 71.972 13 KRIAN 116.734 SIDOARJO 4 1 9 14 BALONGBENDO 70.775 Jumlah 322.166 15 TAMAN 19.311 16 GEDANGAN 114.23 0 - SIDOARJO 5 1 9 0 - Jumlah 312.549 17 SEDATI 90.701 1 WARU 195.336 0 - SIDOARJO 6 7 1 0 - Jumlah 26.037 Jumlah 1.27.064 47 3 50 12
D.3. PENYUSUNAN DAERAH PEMILIHAN DAN PENGHITUNGAN USULAN 3 NO. KECAMATAN JUMLAH (jml pduduk/bppd) KETERANGAN 1 TARIK 62.65 1,72 2 PRAMBON 71.972 1,97 3 KREMBUNG 62.534 1,71 4 PORONG 5.051 1,59 5 JABON 24.353 0,67 6 TANGGULANGIN 6.54 2,37 7 CANDI 131.064 3,59 SIDOARJO 177.4 4,7 9 TULANGAN.57 2,42 10 WONOAYU 74.491 2,04 11 KRIAN 116.734 3,19 12 BALONGBENDO 70.775 1,94 13 TAMAN 19.311 5,43 14 SUKODONO 112.397 3,0 15 BUDURAN 90.403 2,47 16 GEDANGAN 114.23 3,13 17 SEDATI 90.701 2,4 1 WARU 195.336 5,35 JUMLAH 1.27.064 13
PENGHITUNGAN NO DAERAH PEMILIHAN JML (jml pnddk dapil/bppd) PEMBULATAN (jml pnddk dapil/bppd) SISA PERINGKAT SISA SISA SIDOARJO 1 1 SIDOARJO 177.4 2 CANDI 131.064 3 TANGGULANGIN 6.54 10,2 10 30.06 3 1 Jumlah 395.496 365410 SIDOARJO 2 4 PORONG 5.051 5 JABON 24.353 6 KREMBUNG 62.534 5,94 5 7 PRAMBON 71.972 Jumlah 216.910 12705 SIDOARJO 3 TARIK 62.65 9 BALONGBENDO 70.775 10 KRIAN 116.734 6,5 6 34.205 30.94 1 1 2 1 Jumlah 250.194 219246 SIDOARJO 4 11 WONOAYU 74.491 12 TULANGAN.57 13 SUKODONO 112.397 7,54 7 19.6 5 Jumlah 275.475 25577 SIDOARJO 5 14 TAMAN 19.311 15 WARU 195.336 10,77 10 2.237 4 1 Jumlah 393.647 365410 SIDOARJO 6 16 GEDANGAN 114.23 17 SEDATI 90.701 1 BUDURAN 90.403,0 3.014 6 Jumlah 295.342 29232 Jumlah 1.27.064 46 4 Sisa Kursi : 50-46=4 (empat) kursi 14
PER NO. KECAMATAN JML TAHAP 1 TAHAP 2 TOTAL 1 SIDOARJO 177.4 2 CANDI 131.064 3 TANGGULANGIN 6.54 SIDOARJO 1 10 1 11 Jumlah 395.496 4 PORONG 5.051 5 JABON 24.353 6 KREMBUNG 62.534 SIDOARJO 2 5 1 6 7 PRAMBON 71.972 Jumlah 216.910 TARIK 62.65 9 BALONGBENDO 70.775 10 KRIAN 116.734 SIDOARJO 3 6 1 7 Jumlah 250.194 11 WONOAYU 74.491 12 TULANGAN.57 13 SUKODONO 112.397 SIDOARJO 4 7 0 7 Jumlah 275.475 14 TAMAN 19.311 15 WARU 195.336 SIDOARJO 5 10 1 11 Jumlah 393.647 16 GEDANGAN 114.23 17 SEDATI 90.701 1 BUDURAN 90.403 SIDOARJO 6 0 Jumlah 295.342 Jumlah 1.27.064 46 4 50 15
E. ANALISA PEMENUHAN PRINSIP PENATAAN TERHADAP USULAN YANG DIAJUKAN 1. USULAN 1 16
Hasil analisa Usulan 1 berdasarkan 7 prinsip yang harus ditaati dalam penataan dan penyusunan daerah pemilihan, adalah sebagaimana berikut: Kesetaraan: NO. BPPd BPPd SELISIH PROSENTASE KETERANGAN 1 Sidoarjo 1 36.541 35.99 (642) 9 2 Sidoarjo 2 36.541 37.502 961 103 3 Sidoarjo 3 36.541 37.19 657 102 4 Sidoarjo 4 36.541 35.742 (799) 9 5 Sidoarjo 5 36.541 35.423 (2.01) 94 6 Sidoarjo 6 36.541 3.697 2.156 106 MEMENUHI Ketaatan pada Proporsional: 3 4 5 6 7 9 10 11 12 JUMLAH KET. JUMLAH - - - - 1 3 1 1 - - 6 MEMENUHI Proporsionalitas : 1 2 3 4 5 6 KET. BESARAN 10 7 9 MEMENUHI 17
Integralitas Wilayah : Secara wilayah administrasi maupun gambaran sebagaimana peta di bawah ini, peta sesungguhnya memenuhi dalam hal kategori integral wilayah. Conterminus : Jika dilihat dari prinsip ini maka skema Usulan 1 ini tidak ada masalah karena dapil kabupaten yang terbentuk satu, beberapa atau bagian kecamatan sudah tercakup seluruhnya dalam dapil pemilihan DPRD Provinsi, dan sebagaimana Lampiran IV UU 7 Tahun 2014 Sidoarjo merupakan Dapil Jawa Timur 2. Kohesivitas : Jika dilihat dari prinsip kohesivitas maka skema usulan ini sangat terpenuhi karena memperhatikan kondisi sosial budaya Sidoarjo yakni historis sosial budaya akibat lumpur lapindo. Oleh karenannya Kecamatan Jabon, Porong dan Tanggulangin serta Candi dimana banyak korban lumpur berpindah kesana terutama 1
diperumahan MCA (Mega Citra Asri) Kecamatan Candi dijadikan menjadi satu dapil (Dapil 2). Demikian pula Kecamatan Wonoayu dan Tulangan dimana banyak korban lumpur berpindah ke Desa Grabagan, Gelang, Jiken dan Kepuhkemiri di Kecamatan Tulangan, dan di Desa Popoh Kecamatan Wonoayu menjadi satu dapil. Kesinambungan : Skema usulan 1 model ini tidak sama dalam penggabungan kecamatan dengan Dapil 2014, maka secara otomatis tidak memenuhi prinsip kesinambungan. Tetapi hal ini tetap diperbolehkan jika memang tidak memenuhi 7 prinsip penataan dapil sebagaimana dalam ketentuan Pasal 4 PKPU 16 Tahun 2017. 19
2. USULAN 2 20
Hasil analisa Usulan 2 berdasarkan 7 prinsip yang harus ditaati dalam penataan dan penyusunan daerah pemilihan, adalah sebagaimana berikut: Kesetaraan: NO. BPPd BPPd SELISIH PROSENTASE KETERANGAN 1 Sidoarjo 1 36.541 3.06 1.527 104 2 Sidoarjo 2 36.541 37.502 961 102 3 Sidoarjo 3 36.541 37.19 657 101 4 Sidoarjo 4 36.541 35.742 (799) 97 5 Sidoarjo 5 36.541 34.72 (1.13) 95 6 Sidoarjo 6 36.541 35.755 (76) 97 MEMENUHI Ketaatan pada Proporsional: 3 4 5 6 7 9 10 11 12 JUMLAH KET. JUMLAH - - - - 1 3 1 1 - - 6 MEMENUHI Proporsionalitas : 1 2 3 4 5 6 KET. BESARAN 10 7 9 MEMENUHI 21
Integralitas Wilayah : Secara wilayah administrasi maupun gambaran sebagaimana peta di bawah ini, sesungguhnya memenuhi dalam hal kategori integral wilayah. Conterminus : Jika dilihat dari prinsip ini maka skema dapil ini tidak ada masalah karena dapil kabupaten yang terbentuk satu, beberapa atau bagian kecamatan harus tercakup seluruhnya dalam dapil pemilihan DPRD Provinsi, dan sebagaimana Lampiran IV UU 7 Tahun 2014 Kabupaten Sidoarjo merupakan Dapil Jawa Timur 2. Kohesivitas : Jika dilihat dari prinsip ini maka sesungguhnya ada 2 (dua) karakter adat dan sosial budaya serta sejarah yang harus dijaga, ada masyarakat yang punya sosial budaya yang sama karena lumpur lapindo dari sudut ini skema ini sudah mengakomodir dimana pada Dapil 2 Kecamatan Tanggulangin, Jabon dan Porong yang daerah terkena lumpur lapindo dalam satu dapil, demikian juga menjadikan Kecamatan Wonoayu dan Tulangan dalam satu dapil (Dapil 3) juga 22
keputusan yang tepat karena korban lumpur ada di 2 wilayah tersebut, tetapi untuk Dapil 6 Kecamatan Waru dan Sedati pernah terjadi pertikaian akibat perebutan tanah tak bertuan di Desa Tambak Oso Kecamatan Waru dan Segoro Tambak Kecamatan Sedati pada tahun 1999-2000, tetapi saat ini sudah tidak ada masalah, sehingga secara keseluruhan unsur kohesivitas tetap terpenuhi. Kesinambungan : Dikarenakan skema usulan 2 ini tidak sama dalam penggabungan kecamatan dengan Dapil 2014, maka secara otomatis tidak memenuhi prinsip kesinambungan. 23
3. USULAN 3 24
Hasil analisa Usulan 3 berdasarkan 7 prinsip yang harus ditaati dalam penataan dan penyusunan daerah pemilihan, adalah sebagaimana berikut: Kesetaraan: NO. BPPd BPPd SELISIH PROSENTASE KETERANGAN 1 Sidoarjo 1 36.541 35.954 (57) 9 2 Sidoarjo 2 36.541 36.152 (39) 99 3 Sidoarjo 3 36.541 35.742 (799) 9 4 Sidoarjo 4 36.541 39.354 2.13 10 5 Sidoarjo 5 36.541 35.76 (755) 9 6 Sidoarjo 6 36.541 36.91 377 101 MEMENUHI Ketaatan pada Proporsional: 3 4 5 6 7 9 10 11 12 JUMLAH KET. JUMLAH - - - 1 1 2 - - 2-6 MEMENUHI Proporsionalitas : 1 2 3 4 5 6 KET. BESARAN 11 6 7 7 11 MEMENUHI 25
Integralitas Wilayah : Prinsip yang memperhatikan keutuhan dan keterpaduan wilayah, dengan memperhatikan kondisi geografis dan sarana penghubung dan sarana transportasi, tetapi di Dapil 2, meskipun integral, cakupan wilayahnya terlalu luas karena melewati 2 perbatasan kabupaten, yakni Kecamatan Jabon berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan, dan Kecamatan Prambon berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto. Hal ini dapat dilihat sebagaimana peta di bawah ini: Conterminus : Jika dilihat dari prinsip ini maka skema dapil ini tidak ada masalah karena dapil kabupaten yang terbentuk satu, beberapa atau bagian kecamatan harus tercakup seluruhnya dalam dapil pemilihan DPRD Provinsi, dan sebagaimana lampiran IV UU Nomor 7 Tahun 2014 Sidoarjo merupakan Dapil Jawa Timur 2. 26
Kohesivitas : Jika dilihat dari prinsip ini kohesivitas kurang terjaga karena memisahkan masyarakat yang mempuyai sosial budaya yang sama dalam 2 dapil berbeda yakni masyarakat korban lumpur lapindo yang ada didaerah Kecamatan Tanggulangin, Porong dan Jabon. Dimana Kecamatan Tanggulangin berada di Dapil 1 bersama dengan Sidoarjo dan Candi, sedangkan Kecamatan Porong dan Jabon berada di Dapil 2. Kesinambungan : Dikarenakan skema usulan 3 tidak merubah apapun dari Dapil 2014, maka prinsip kesinambungan secara otomatis terpenuhi. 27
E. KESIMPULAN Dari keseluruhan hasil analisa model/skema usulan, maka diperoleh kesimpulan sementara dari KPU Kabupaten Sidoarjo bahwa: 1. Usulan 1 memenuhi 6 dari 7 prinsip penataan daerah pemilihan dan alokasi kursi; 2. Usulan 2 memenuhi 6 dari 7 prinsip penataan daerah pemilihan dan alokasi kursi; 3. Usulan 3 memenuhi 5 dari 7 prinsip penataan daerah pemilihan dan alokasi kursi; sebagaimana tertuang dalam tabel di bawah ini: NO. PRINSIP USULAN 1 USULAN 2 USULAN 3 1 KESETARAAN 1 1 1 2 KETAATAN PADA PEMILU YANG PROPORSIONAL 1 1 1 3 PROPORSIONAL 1 1 0 4 INTEGRAL WILAYAH 1 1 1 5 CONTERMINUS 1 1 1 6 KOHESIVITAS 1 1 0 7 KESINAMBUNGAN 0 0 1 HASIL ANALISA 6 6 5 2