INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21 PRESENT TENSE.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Ruri SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan-Banten. Abstrak

PEMBELAJARAN MENYATU DENGAN BENGKEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATERI DAN PERUBAHANNYA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus

MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN APLIKASI PROGRAM MICROSOFT OFFICE POWER POINT DI KELAS IV SD NEGERI DELI TUA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI SMA

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah, kebijakan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III Dengan Menggunakan Media Gambar di SDN I Bolapapu Kecamatan Kulawi

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

37. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan

Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Kelas Viii Melalui Manajemen Kelas Dengan Metode Integrated Cooperative Two Stay Two Stray

I. PENDAHULUAN. mengungkapkan gagasan dan perasaan, dan memahami beragam nuansa makna.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Luok Manipi Pada Pokok Bahasan Gaya Melalui Penerapan Metode Demonstrasi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bahasa,f yaitu: (1) kemampuan menyimak (listening competence); (2)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO. Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha**

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK PEMBINA PALU

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPA menjadi penting, karena memuat materi-materi yang

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini. Mengapa? karena hal itu disebabkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dandi Oktaviana Maulid, 2014

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) OLEH

Nurul Dwi Yuliana* Yudi Budianti ABSTRAK

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Denny Farisman Subagyo

Kisi-Kisi Soal UKK Bahasa Inggris Kelas VII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi yang kita butuhkan. Terlebih kini, menjadi bagian

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia meliputi empat keterampilan,

Ketuntasan Belajar Mahasiswa Kelas Pendidikan Kimia Internasional 2010 Jurusan Kimia FMIPA Unesa pada Mata Kuliah English

PENERAPAN MODEL CLUSTERING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS TEKS NARRATIVE

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai mata pelajaran di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai alat

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. budaya dengan menggunakan bahasa Inggris. Dengan demikian, bahasa Inggris. serta menikmati estetika bahasa dalam budaya Inggris.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ABSTRACT RESPON SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU IPA BIOLOGI DI KECAMATAN KENDAWANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi berkembangan IPTEK yang semakin berkembang pesat, sangat

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN SINGOYUDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU

PENERAPAN METODE PERMAINAN MELALUI MEDIA FLASH CARD DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 KEBASEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PENGGUNAAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN YES/NO QUESTION

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. coba produk dinyatakan layak untuk digunakan dengan kategori Baik.

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang perlu segera direalisasikan. Hal tersebut dilakukan untuk

PENGGUNAAN MEDIA KARTU HURUF DALAM PEMBELAJARAN AKSARA JAWA DI SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

MEDIA SMART LOG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT PRESENT TENSE Ndayani SMPN 1 Dukun Magelang bgt_bunda@yahoo.com Abstrak. Best Practices ini didasarkan pada rendahnya kemampuan menulis kalimat Present Tense peserta didik kelas VIII E. penggunaan media yang tepat menjadi alternatif untuk meningkatkan kemampuan menulis kalimat Present Tense peserta didik. Media Smart Log dipilih oleh penulis untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam menulis kalimat Present Tense. Metode yang digunakan ialah demonstrasi, dimana media ini langsung digunakan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas dengan materi pola kalimat Present Tense dengan bimbingan guru. Hasil dari penggunaan media pembelajaran Smart Log ini ternyata sangat bagus. Peserta didik yang menggunakan media ini mampu menyusun kalimat dengan pola kalimat Present Tense dengan benar. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan hasil ulangan Present Tense. Sebelum menggunakan media ini hasil ulangan Present Tense rata-rata di kelas VIII E hanya 55. Setelah peserta didik menggunakan media ini hasil ulangannya meningkat cukup signifikan yaitu memperoleh rata-rata 85. Hal ini berarti bahwa penggunaan media ini berhasil meningkatkan kemampuan menulis kalimat berpola Present Tense peserta didik sebesar 30 poin. Dengan peningkatan nilai ulangan Present Tense bisa disimpulkan bahwa media pembelajaran Smart Log ini mampu meningkatkan kemampuan menulis kalimat berpola Present Tense peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 1 Dukun Tahun Pelajaran 2015/2016. Kata kunci: media pembelajaran, Smart Log, Present Tense, kemampuan menulis PENDAHULUAN Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan menyebutkan bahwa salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SMP ialah agar peserta didik memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. Tujuan tersebut mengandung makna bahwa kualitas bangsa Indonesia di mata dunia diletakkan pada kualitas peserta didik. Peserta didik yang berkualitas seperti yang diamanatkan dalam Standar Isi Pendidikan ialah peserta didik yang menguasai bahasa Inggris untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Dengan menguasai bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa yang digunakan secara internasional, daya saing bangsa Indonesia akan meningkat karena tidak bisa dipungkiri bahwa penguasaan bahasa Inggris merupakan syarat mutlak bagi suatu bangsa untuk bisa bersaing di dunia global. Tujuan pembelajaran bahasa Inggris untuk tingkat SMP/MTs ternyata belum bisa dikatakan berhasil. Kemampuan berkomunikasi bahasa Inggris peserta didik lulusan SMP/MTs, baik secara lisan maupun tulisan masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Endo Kosasih (2014: 2) terhadap implementasi kurikulum mata pelajaran bahasa Inggris dalam pencapaian Standar Kompetensi Lulusan 195

(SKL) di SMP berstandar nasional di Jawa Barat. Dalam penelitiannya, Kosasih menyatakan bahwa peserta didik SMP belum menunjukkan kemampuan komunikasi bahasa Inggris sesuai dengan yang diharapkan, yaitu mencapai tingkat literasi functional seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi. Dari keempat kemampuan berbahasa Inggris, yaitu mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing), kemampuan menulis merupakan kemampuan yang dianggap peserta didik paling sulit dibandingkan dengan kemampuan lainnya. Hal ini karena kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks yang melibatkan beberapa aspek, seperti grammar, pemilihan kata, dan mekanik yang meliputi ejaan dan tanda baca. Dari beberapa aspek menulis, peserta didik merasa paling sulit pada aspek grammar atau tata bahasa. Sesulit apapun, pembelajaran grammar atau tata bahasa dalam mempelajari bahasa asing, terutama bahasa Inggris sangat penting. Grammar memungkinkan peserta didik untuk bisa menerapkan atau menggunakan bahasa Inggris dengan benar, sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris. Selain itu, penguasaan grammar yang baik akan menambah tingkat pengetahuan bahasa Inggris peserta didik, baik dalam menulis maupun berbicara. Kesulitan peserta didik dalam mempelajari grammar bahasa Inggris terlihat jelas pada hasil ulangan Present Tense. Peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 1 Dukun yang berjumlah 29 tidak ada satupun yang mencapai KKM ketika mereka ulangan Present Tense. Rata-rata ulangan Present Tense peserta didik dalam tes tertulis tersebut hanya 55. Rata-rata tersebut tentu saja masih sangat jauh dari KKM yang telah ditetapkan di sekolah penulis yaitu 75 untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Hal ini menandakan bahwa penguasaan pola kalimat Present Tense peserta didik masih rendah. Keadaan ini bisa dikatakan bahwa pesan guru tentang materi kalimat Present Tense belum tersampaikan dengan optimal. Berangkat dari fakta tentang rendahnya kemampuan menulis kalimat berpola Present Tense peserta didik inilah penulis termotivasi untuk menemukan media pembelajaran yang mampu membantu peserta didik dalam memahami dan menerapkan konsep Present Tense agar peserta didik mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris, baik lisan maupun tertulis dengan baik dan benar. Media yang digunakan oleh penulis untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam menerapkan konsep Present Tense ialah media Smart Log. Kata log bisa diartikan kayu sedangkan kata smart berarti pintar. Jadi, media ini berupa kayu yang ditulisi dengan kalimat berbahasa Inggris dengan menggunakan pola Present Tense. Kayu tersebut dipotong per kata atau frase yang dapat membentuk satu kalimat padu dan benar. Media ini sangat simple dan siapapun bisa membuatnya. Selain itu bahan yang dibuat, yaitu potongan kayu, merupakan bahan yang ramah lingkungan dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama, serta ekonomis karena tidak perlu membeli, hanya memanfaatkan potongan-potongan kayu yang tidak terpakai. Penerapannya dalam pembelajaran pun sangat mudah, praktis, dan menyenangkan karena peserta didik melakukan aktivitas dengan menggunakan benda asli. Penggunaan media ini dipercaya bisa meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami pola kalimat Present Tense yang sangat bermanfaat dalam peningkatan kemampuan menulis. Hal ini didukung oleh pendapat Edgar Dale dalam Dale s Cone Experience atau teori pengalaman belajar Dale, seperti dikutip oleh Yudhi Munadi 196

(2013: 19). Dalam teori pengalaman belajarnya, Edgar Dale menyatakan bahwa belajar dengan melakukan kegiatan menggunakan benda nyata akan memperoleh hasil yang optimal, yaitu mencapai 90%. Karena media ini merupakan benda nyata, diyakini penggunaan media ini akan mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyusun kalimat dalam bentuk Present Tense. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk; 1) mendiskripsikan penerapan media pembelajaran Smart Log pada peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 1 Dukun Tahun Pelajaran 2015/2016; dan 2) mendiskripsikan peningkatan kemampuan menulis kalimat Present Tense pada peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 1 Dukun Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan menggunakan media pembelajaran Smart Log. PEMBAHASAN Penggunaan media pembelajaran memang penting dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai. Namun seorang guru tidak boleh asal-asalan dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan. Ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh seorang guru ketika memilih media pembelajaran. Arsyad (2013: 74) menyebutkan lima kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran yang baik yaitu: 1) sesuai dengan tujuan; 2) praktis, luwes, dan bertahan; 3) mampu dan terampil menggunakan; 4) pengelompokan sasaran; dan 5) mutu teknis. Pendapat yang hampir sama tentang kriteria pemilihan media pembelajaran diungkapkan oleh Munadi. Dalam bukunya yang berjudul Media Pembelajaran, Munadi (2013: 187) juga menyebutkan lima kriteria dalam memilih media pembelajaran yang tepat, yaitu: 1) karakteristik siswa; 2) tujuan belajar; 3) sifat bahan ajar; 4) pengadaan media; dan 5) sifat pemanfaatan media. Kedua pendapat tersebut sama-sama menyampaikan beberapa pertimbangan dalam memilih media pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang tepat akan memberikan manfaat yang optimal dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan lebih mudah dicapai dengan bantuan media pembelajaran. Susilana dan Riyana (2009: 9) menyebutkan lima manfaat media pembelajaran, yaitu: 1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis; 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera; 3) menimbulkan gairah belajar; 4) memungkinkan anak belajar mandiri; dan 5) memberi rangsangan yang sama. Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran akan lebih mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Hal senada juga disampaikan oleh Edgar Dale (dalam Yudhi Munadi, 2013: 19) yang lebih dikenal dengan Kerucut Pengalaman Dale (Dale s Cone Experience). Dalam kerucut pengalamannya, Dale menggambarkan pengalaman belajar yang akan diperoleh oleh peserta didik. Dale menyatakan bahwa semakin konkrit pengalaman yang dilakukan peserta didik, semakin besar manfaat yang dicapai. Dengan kata lain, melakukan hal-hal yang konkrit akan mendapatkan hasil yang lebih optimal daripada melakukan hal-hal yang abstrak. Penggunaan media Smart Log dalam pembelajaran pola kalimat Present Tense juga sangat mudah dan praktis. Guru terlebih dahulu mengelompokkan media Smart Log sesuai dengan bentuknya, apakah kalimat nominal atau verbal. Media Smart Log ini diterapkan dalam kelompok kecil, sehingga guru juga harus membagi kelas de dalam beberapa 197

kelompok. Setiap kelompok diberi satu paket media Smart Log yang utuh yang bisa membentuk kalimat positive, negative, dan interrogative. Kemudian peserta didik diminta menyusun kayu tersebut menjadi kalimat yang utuh, dimulai dari kalimat positive terlebih dahulu. Langkah pertama, peserta didik harus menemukan subyek kalimat tersebut. Kemudian, peserta didik harus bisa menemukan kata atau frase berikutnya sesuai dengan bentuk kalimatnya. Bila sudah berhasil membentuk kalimat positive, peserta didik diminta mengubah kalimat positive dan interrogative dengan cara menggeser, menambah, dan atau memindah kayu tersebut. Setiap satu kalimat utuh tersusun, peserta didik diminta menuliskan kalimat tersebut di papan tulis agar peserta didik dapat belajar dari kalimat peserta didik lainnya. Metode yang digunakan dalam penerapan media Smart Log ini ialah metode demonstrasi. Djamarah (dalam Masjoko, 2015: 21), mendefinisikan metode demostrasi sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada peserta didik suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Sementara itu, Muhibbin Syah (dalam Purnamasari, dkk, 2014: 4), menyatakan metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melalui suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Dari kedua pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa dalam metode demonstrasi peserta didik melakukan suatu tindakan nyata dalam proses belajar mengajar dengan bantuan media dan instruksi dari guru untuk mempermudah peserta didik menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Media pembelajaran Smart Log ini didemonstrasikan dengan langkah-langkah tertentu. Dalam penggunaan media pembelajaran Smart Log, penulis memilih langkah-langkah yang ditetapkan oleh Gunarti, dkk (dalam Purnamasari, dkk, 2014: 4), yang membagi langkahlangkah metode demonstrasi dalam pembelajaran menjadi lima, yaitu: 1) menetapkan tujuan dan tema kegiatan; 2) menetapkan bentuk demonstrasi yang dipilih; 3) menetapkan bahan dan alat yang diperlukan; 4) menetapkan langkah kegiatan demonstrasi; dan 5) menetapkan penilaian kegiatan demonstrasi (evaluasi). Kelima langkah tersebut harus dilaksanakan secara berurutan agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai dengan optimal. Pada langkah pertama, penulis menetapkan tujuan pembelajaran dan tema kegiatan terlebih dahulu. Tujuan pembelajaran pada pembelajaran pola kalimat Present Tense ialah untuk memperjelas konsep kalimat pola Present Tense demi meningkatkan kemampuan menulis kalimat berpola Present Tense peserta didik. Adapun tema kegiatannya ialah active learning atau pembelajaran yang aktif, dimana peserta didik secara berkelompok dituntut untuk aktif berdemonstrasi dengan media pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh guru. Pada langkah kedua, penulis menetapkan bentuk demonstrasi. Penulis memilih bentuk demonstrasi dengan menggunakan media asli yang diterapkan secara berkelompok. Karena materi pembelajarannya ialah pola kalimat Present Tense, media tersebut berupa potonganpotongan kata yang bila disusun dengan benar akan membentuk satu kalimat utuh yang benar. 198

Setelah media pembelajarannya siap, guru kemudian menetapkan langkah-langkah penggunaan media tersebut. Terlebih dahulu guru membagi kelas menjadi delapan kelompok yang terdiri dari empat sampai lima peserta didik. Kemudian guru membagi media pembelajaran Smart Log kepada setiap kelompok dengan jenis kalimat yang sama tetapi kalimatnya berbeda. Peserta didik dengan kelompoknya kemudian diminta menyusun potongan-potongan kayu yang terdapat tulisan tersebut menjadi kalimat utuh. Peserta didik memulai dengan menemukan subyek kalimatnya terlebih dahulu. Setelah selesai dengan satu bentuk kalimat, peserta didik kemudian diminta untuk mengubah kalimat tersebut ke dalam bentuk kalimat yang berbeda dengan dipandu oleh guru. Bila sudah selesai, guru meminta perwakilan kelompok untuk menuliskan kalimat lengkapnya di papan tulis agar kelompok lain juga belajar dari kalimat kelompok lain. Sebagai langkah akhir dari metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran Smart Log ialah menetapkan bentuk evaluasi yang akan dilakukan untuk menguji keberhasilan penggunaan media tersebut. Karena materinya tentang pola kalimat Present Tense, bentuk evaluasinya ialah tes praktik tertulis untuk mengubah bentuk kalimat berpola Present Tense dengan benar. Media yang baik akan menghasilkan hasil yang optimal. Dalam hal ini, kemampuan menulis kalimat Present Tense peserta didik harus lebih baik daripada kemampuannya sebelum melakukan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran Smart Log. Penggunaan media pembelajaran Smart Log dalam pembelajaran bahasa Inggris materi Present Tense ialah; 1) guru membagi kelas menjadi 6 kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik heterogen; 2) guru kemudian membagikan alat peraga kepada masing-masing kelompok; 3) dengan arahan guru, peserta didik mengurutkan potongan kayu yang sudah ada tulisannya berdasarkan pola kalimat Present Tense. Guru tidak lupa menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan masing-masing kelompok. Langkah-langkah tersebut dibedakan menjadi dua langkah berdasarkan jenis kalimat dalam bahasa Inggris, yaitu kalimat nominal dan kalimat verbal. Untuk kalimat nominal, peserta didik diminta menyusun kalimat Present Tense yang diawali dengan menemukan kalimat positive terlebih dahulu. Langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik untuk menentukan kalimat positive ialah; 1) menentukan Subyek kalimat tersebut dengan memberikan penjelasan tentang subyek; 2) Setelah subyek ditemukan, guru meminta peserta didik untuk menentukan tobe (is, am, are); 3) peserta didik diminta untuk menemukan complement (pelengkap). Complement kalimat nominal bisa berupa adjective (kata sifat), noun (kata benda), atau adverb (kata keterangan). Bila sudah tersusun menjadi kalimat yang benar, peserta didik diminta menulis kalimatnya di papan tulis. Setelah kalimat positive tersusun, peserta didik kemudian diminta untuk mengubah kalimat tersebut menjadi kalimat negative (-). Untuk mengubah kalimat nominal berbentuk positive menjadi negative sangat mudah karena peserta didik tinggal menambahkan potongan kayu yang ada tulisan NOT setelah TOBE. guru memberikan penjelasan tentang kalimat negatif, bahwa ciri khusus kalimat negatif ialah adanya tambahan kata NOT setelah TOBE. Sedangkan UNTUK mengubah kalimat negative menjadi kalimat interrogative, peserta didik tinggal membuang kata NOT dan memindah TOBE di depan Subyek. 199

Kalimat verbal kalimat verbal, seperti namanya, berarti kalimat yang menggunakan kata kerja (verb). Jenis kalimat ini tentu saja berbeda dengan kalimat nominal yang tidak menggunakan kata kerja murni dalam kalimatnya. Oleh karena itu, sebelum menerapkan media pembelajaran ini guru seharusnya menjelaskan terlebih dahulu tentang kalimat verbal ini kepada peserta didik. Seperti kalimat nominal, kalimat verbal juga terdiri dari 3 bentuk kalimat, yaitu positive, negative, dan interrogative. Untuk menyusun kalimat verbal menggunakan media pembelajaran ini, guru terlebih dahulu menjelaskan tentang ciri khas kalimat verbal, yaitu adanya kemungkinan perubahan kata kerja sesuai dengan subjek kalimatnya. Perubahan tersebut adalah dari stem verb (V1) menjadi V1-s/es, atau ada tambahan akhiran s atau es pada kata kerjanya. Perubahan itu tidak terjadi pada semua subjek tetapi hanya bila subjeknya ialah she, it, he. Selain perubahan kata kerja, kalimat verbal juga ditandai dengan munculnya auxiliary verb DO/DOES pada kalimat negative dan interrogative. Adapun langkah-langkah penggunaan media Smart Log untuk menyusun kalimat verbal ialah; 1) guru meminta peserta didik untuk mengamati potongan-potongan kayu yang akan disusun menjadi kalimat positive; 2) guru meminta peserta didik untuk menentukan subyek kalimat tersebut; 3) setelah subyek ditemukan, peserta didik selanjutnya mencari kata kerja, sesuai dengan subyeknya, apakah cukup V1 atau V1-s/es; 4) setelah kata kerja ditentukan, peserta didik diminta untuk menambahkan complement yang bisa berupa noun, adjective, atau adverb; 5) dan kalimat verbal berbentuk positive pun tersusun dengan benar. Selanjutnya peserta didik diminta untuk menuliskan kalimatnya di papan tulis. Untuk mengubah kalimat positive menjadi negative juga sangat mudah peserta didik hanya tinggal menggeser kata kerjanya, dan menambahkan potongan kayu yang terdapat tulisan DO NOT atau DOES NOT di belakang subyeknya, tergantung pada jenis kata kerjanya. Bila kata kerja dalam kalimat positive menggunakan V1 atau stem verb, maka auxiliary verb yang digunakan ialah DO NOT. Bila kata kerja dalam kalimat positive menggunakan V1 s/es, maka auxiliary verb yang digunakan ialah DOES NOT. Untuk mengubah kalimat negative menjadi kalimat interrogative lebih mudah lagi karena peserta didik tinggal membuang kata NOT dan memindah DO ATAU DOES di depan sendiri, kemudian tinggal menambahkan tanda tanya di belakang sendiri. Penggunaan media pembelajaran Smart Log dalam pembelajaran bahasa Inggris, khususnya materi Present Tense ternyata terbukti efektif. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan hasil ulangan Present Tense di kelas VIII E yang cukup signifikan. Sebelum menggunakan media pembelajaran Smart Log, hasil ulangan Present Tense peserta didik kelas VIII E tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Ulangan Present Tense sebelum Menggunakan Media Pembelajaran Smart Log No Rentang Nilai Jumlah PD Jumlah Nilai Persentase Ket. 1. 86 100 - - 0% Ratarata 2. 71 85 - - 0% 3. 61 70 4 270 13,79% = 4. 51 60 14 810 48,28% 1595 5. 0 50 11 515 37,93% 29 Nilai tertinggi 70 = 55 Nilai terendah 45 Jumlah 29 1595 100% 200

Dari hasil ulangan tersebut jelas bahwa kemampuan menulis kalimat berpola Present Tense peserta didik masih rendah. Rata-rata kelas hanya 55 dan masih jauh dari KKM yang ditetapkan yaitu 75. Bahkan dari 29 peserta didik, tak seorang peserta didik pun yang mencapai KKM karena nilai tertinggi hanya 70 dan hanya 2 peserta didik yang memperoleh nilai 70. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan karena penguasaan grammar sangat diperlukan untuk menunjang peningkatan menulis peserta didik. Setelah media pembelajaran Smart Log diterapkan dalam proses pembelajaran, kemampuan peserta didik dalam menulis kalimat berpola Present Tense ternyata meningkat cukup signifikan. Peningkatan hasil ulangan Present Tense peserta didik kelas VIII E tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Ulangan bahasa Inggris setelah menggunakan media No Rentang Nilai pembelajaran Smart Log Jumlah Siswa Jumlah Nilai Persentase 1. 85 100 20 1770 68,97% 2. 71 84 7 555 24,14% Rata-rata 3. 61 70 2 140 6,90% = 2465 4. 51 60 0% 29 5. 0 50 0% = 85 Nilai tertinggi 95 Nilai terendah 70 Jumlah 29 2465 100% 85 Keterangan Dari hasil ulangan tersebut jelas bahwa kenaikan hasil peserta didik setelah menggunakan media pembelajaran Smart Log sangat signifikan dibandingkan dengan hasil ulangan sebelum menggunakan media pembelajaran Smart Log. Peningkatan tersebut bisa dilihat dari rata-rata kelas yang mencapai 85. Hal ini berarti peserta didik mengalami peningkatan 30 poin. Sementara itu secara individual juga tinggal 2 peserta didik yang belum mencapai KKM. Nilai tertinggi juga naik dari yang sebelumnya hanya 70 menjadi 95. Begitu juga dengan nilai terendah, meningkat dari yang sebelumnya 35 menjadi 70. Dari hasil nilai ulangan Present Tense sebelum menggunakan media pembelajaran Smart Log jelas mengalami peningkatan. Perbandingan hasil ulangan peserta didik tersebut secara jelas bisa digambarkan dalam tabel 3. Tabel 3. Perbandingan hasil ulangan Present Tense sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran Smart Log Rata-rata Peningkatan I II I II Poin % 55 85 30 103% Keterangan: I II : Sebelum menggunakan media pembelajaran Smart Log : Setelah menggunakan media pembelajaran Smart Log Berdasarkan tabel peningkatan nilai rata-rata kemampuan menulis kalimat berpola Present Tense sebelum dan setelah menggunakan media pembelajaran Smart Log jelas menunjukkan bahwa kemampuan menulis peserta didik mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut ialah sebesar 30 poin atau 103%. Dengan peningkatan tersebut jelas 201

bahwa media pembelajaran ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik, terutama menulis kalimat berpola Present Tense. Media ini biasa tetapi fungsinya luar biasa dalam membantu peserta didik memahami konsep kalimat Present Tense. Dengan hasil ini, media pembelajaran Smart Log bisa digunakan oleh siapapun dan di manapun untuk membantu pemahaman konsep kalimat Present Tense peserta didik. KESIMPULAN Penggunaan media pembelajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar. Media tersebut bisa memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan guru. Begitu juga dengan penggunaan media pembelajaran Smart Log yang penulis gunakan dalam pembelajaran materi Present Tense untuk kelas VIII E. Selain penerapannya yang mudah dan praktis, penggunaan media ini terbukti bisa meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis kalimat berpola Present Tense. Peningkatan tersebut bisa dilihat pada kenaikan rata-rata, yang sebelum menggunakan media ini hanya mencapai 55 menjadi 85 setelah menggunakan media ini. Ini berarti bahwa ada peningkatan sebesar 30 poin. Media ini selain sederhana, mudah dibuat, juga sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan menulis kalimat Present Tense peserta didik. Karena terbukti mampu meningkatkan kemampuan menulis kalimat Present Tense, media ini bisa digunakan sebagai salah satu media dalam pembelajaran bahasa Inggris pada umumnya, dan materi grammar pada khususnya. Media ini juga bisa dikembangkan untuk materi-materi lainnya, seperti Past Tense, atau tenses lainnya. Terciptanya media ini juga bisa sebagai penyemangat kepada guru lainnya untuk berinovasi, menciptakan media-media yang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kosasih, Endo. (2014). Evaluasi Implementasi Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Inggris dalam Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) di Sekolah Menengah Pertama Berstandar Nasional di Jawa Barat. Diakses tanggal 23 Juli 2017 pukul 21.14 WIB dari http://repository.upi.edu. Masjoko. (2015). Metode Pembelajaran. Makalah Teori Belajar dan Pembelajaran. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Jakarta. Diakses tanggal 23 Juli 2017 pukul 21.55 WIB.dari https://scholar.google.co.id. Munadi, Yudhi. (2013). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Referensi (GP Press Group). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Purnamasari dkk. (2014). Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Kegiatan Melipat Kertas (Origami) Untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Halus Anak. e-journal PG- PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 2 No 1 Tahun 2014. Diakses tanggal 23 Juli 2017 pukul 20.45 WIB dari https://ejournal.undiksha.ac.id. 202

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. (2009). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima. Diakses tanggal 23 Juli 2017 pukul 22.10 WIB dari https://books.google.co.id. 203