Bab 1. Pendahuluan. kita rasakan baik di dalam hati maupun pikiran. Begitu pula menurut Walija (1996 : 4),

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. Pendahuluan. Dalam berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya, manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MAKNA KANYOUKU YANG MENGGUNAKAN KANJI KUCHI DALAM KODANSHA S DICTIONARY OF BASIC JAPANESE IDIOMS

TATARAN LINGUISTIK (4) : SEMANTIK. meskipun sifat kehadirannya pada tiap tataran itu tidak sama.

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar.

Bab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa:

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun gramatikal (Chaer 2003:296).

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Oleh karena itu, memahami kosakata adalah hal yang terpenting

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

ANALISIS MAKNA KANYOUKU YANG MENGGUNAKAN KANJI KOSHI DALAM KODANSHA S DICTIONARY OF BASIC JAPANESE IDIOMS

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI MAKNA IDIOM DARI KANJI TANGAN 手

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang, baik kepribadian tersebut adalah kepribadian yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga

2015 ANALISIS MAKNA KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN KATA MIZU

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

Bab 1. Pendahuluan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sutedi bahwa bahasa digunakan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari dan menggungkapkan suatu keinginannya. Menurut Chaer (2003: 4) bahasa adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB VII TATARAN LINGUISTIK(4) SEMANTIK

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini penulis akan membagi menjadi beberapa sub bab sesuai dengan

BAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan

2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan makna kepada seseorang, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Manusia menggunakan kata-kata dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB 7 TATARAN LINGUISTIK : SEMANTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012)

7. TATARAN LINGUISTIK (4) SEMANTIK

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Lestari, 2013

PERBANDINGAN KANYOUKU 目 ME DALAM BAHASA JEPANG DENGAN IDIOM MATA DALAM BAHASA INDONESIA

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

Bab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap bahasa di dunia ini pasti memilikinya. Meskipun suatu kata mempunyai

dengan perubahan yang mengikuti perkembangan sosial budaya masyarakat dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan-kenginan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berinteraksi di berbagai bidang kehidupan, manusia menggunakan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan suatu informasi dari pembicara sebagai pemberi informasi ke

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Bab 1. Latar Belakang. Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa (Degeng:1989). Kegiatan

BAHASA INDONESIA UMB. Penulisan Kata (Diksi) Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

Bab 1. Pendahuluan. makhluk hidup selain manusia seperti binatang pun mempunyai sistem komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sarana komunkasi utama untuk mengungkapkan segala sesuatu yang kita rasakan baik di dalam hati maupun pikiran. Begitu pula menurut Walija (1996 : 4), bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986 : 2) beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, maka diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai semantik (imiron). Semantik dan objeknya makna, berada di seluruh tataran yang saling bangun-membangun. Makna berada dalam tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis. Menurut Hocket dalam Chaer (1995 : 284) salah seorang tokoh strukturalis menyatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem yang kompleks dari kebiasaan-kebiasaan. Sistem bahasa ini terdiri dari lima subsistem, yaitu subsistem gramatika, subsistem morfofonemik, subsistem semantik, dan subsistem fonetik. Tetapi kedudukan kelima 1

sistem ini tidak sama derajatnya. Subsistem gramatika, fonologi, dan morfofonemik bersifat sentral. Sedangkan subsistem semantik dan fonetik bersifat periferal. Dikatakan periferal karena, seperti pendapat kaum strukturalis umumnya, bahwa makna yang menjadi objek semantik adalah sangat tidak jelas. Tidak dapat diamati secara empiris, sebagaimana subsistem gramatika (morfologi dan sintaksis). Demikian juga Chomsky, bapak linguistik, dalam Chaer (1994 : 285) ia tidak menyinggung masalah makna. Baru kemudian dalam bukunya yang kedua pada tahun 1965 beliau menyatakan bahwa semantik merupakan salah satu komponen dari tata bahasa (dua komponen lain adalah sintaksis dan fonologi). Dan makna kalimat sangat ditentukan oleh komponen semantik ini. Sejak Chomsky menyatakan pendapatnya mengenai semantik, semantik tidak lagi menjadi objek periferal. Melainkan, menjadi objek yang setara dengan bidang-bidang liguistik lainnya. Relasi makna adalah hubungan secara semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya, antara lain: sinonim, antonim, polisemi, homonimi, hiponimi, redundansi, ambiguiti atau ketaksaan. Sampai kepada perubahan makna, diantaranya makana meluas, makna menyempit, dan perubahan makna total, hingga pada medan makna dan komponen makna. Makna tersebut dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya makna leksikal, gramatikal, kontekstual, makna referensial dan non referensial, makna denotatif dan makna konotatif, makna konseptual dan makna asosiatif, makna kata dan makna istilah, makna idiom dan peribahasa (Chaer, 1994 : 289). Berkaitan dengan hal tersebut di bidang kajian semantik, penulis akan menganalisis kanyouku 慣用句 dalam bahasa Jepang. Kanyouku 慣用句 adalah sesuatu yang 2

amat lumrah terdapat dalam semua bahasa yang ada di dunia, karena kanyouku 慣用句 tidak pernah lepas dari setiap masyarakat. Kanyouku 慣用句 merupakan bentuk ungkapan yang sudah tidak mengikuti aturan tata bahasa yang bersangkutan. Dalam komunikasi lisan ataupun tidak lisan, masyarakat sering menyelipkan sebuah kanyouku 慣用句 dalam suatu komunikasi. Ini bertujuan untuk memperjelas suatu makna atau maksud tertentu. Karya sastra, baik puisi ataupun prosa sering dibubuhi oleh ungkapanungkapan yang membuat karya itu menjadi hidup, sehingga pembaca dapat merasakan apa yang di ungkapkan oleh si penulis. Pada zaman sekarang ini kanyouku 慣用句 sudah sering digunakan dalam media, baik media tertulis ataupun elektronik. Ungkapan sangat penting bagi perkembangan suatu media, yaitu untuk menarik minat pembaca dan pendengar. Akan tetapi sangat disayangkan jika diantara ungkapan-ungkapan yang sering di gunakan oleh mediator tersebut tidak mampu diartikan oleh masyarakat, khususnya masyarakat awam. Sehingga mengakibatkan masyarakat tersebut acuh-tak acuh pada suatu berita atau tulisan yang diberikan. Bangsa Jepang terkenal dengan sopan santun serta kecenderungan berbasa-basi. Bahasa Jepang pun mengikuti pula pola tingkah orang Jepang yang cenderung menggunakan ungkapan yang tak langsung dan bermakna mendalam. Kanyouku 慣用句 sering menjadi alternatif yang sering dipakai sebagai alat menyampaikan maksud secara tak langsung dalam bahasa Jepang. Pemahaman mendalam terhadap orang Jepang bagaimana mengungkapkan sesuatu maksud dengan ungkapan-ungkapan tidak langsung tidaklah sedikit yang berkaitan dengan perilaku, pemikiran, kondisi sosial dan budaya 3

masyarakat. Oleh karena itu, melalui pemahaman kanyouku 慣用句 akan sedikit banyak berkontribusi dalam pemahaman budaya bangsa Jepang. Pada penelitian kali ini penulis tertarik meneliti kanyouku 慣用句 yang menggunakan kanji anggota tubuh bagian luar sebagai pembentukannya yaitu, mune 胸. Mune 胸 jika diartikan dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia dapat berarti hati, perasaan, dan pikiran. Adapun penulis memberikan batasan kepada kanyouku 慣用句 yang diteliti sesuai korpus data. Penulis mengambil sepuluh contoh kanyouku 慣用句 yang terdapat pada Kodansha s Dictionary of Basic Japanese Idioms (2002). Dari kanyouku 慣用句 yang ada, penulis akan menganalisisnya dengan teori medan makna. Setiap kata dapat dikelompokan sesuai dengan medan maknanya. Akan tetapi, perlu diketahui pula bahwa pembedaan medan makna tidak sama untuk setiap bahasa. Misalnya, bahasa Indonesia membedakan medan makna melihat atas : melirik, mengintip, memandang, meninjau, menatap, melotot, dan sebagainya (Parera, 2004: 140). Dalam analisis kali ini penulis akan mencari medan makna dari kata mune 胸 dan medan makna untuk setiap kata pembentuk kanyouku 慣用句 yang berdasarkan kanji mune 胸 tersebut. Seringkali pemelajar bahasa Jepang yang sudah menguasai bahasa Jepang dengan baik, mendapat kesulitan untuk berbicara dengan nuansa yang alami atau ingin mengungkapkan sesuatu dengan tepat. Hal ini dikarenakan penguasaan kanyouku 慣用句 yang terbatas, sehingga apa yang ingin diungkapkan tidak tepat pada arti yang ingin diungkapkan. Dengan memperhatikan banyaknya keuntungan dalam penguasaan kanyouku 慣用句 maka penulis melakukan penelitian ini karena menganggap hal ini 4

merupakan hal yang penting. Penulis bermaksud mengajak para pemelajar bahasa Jepang menjadi sadar akan pentingnya memahami arti kanyouku 慣用句 dalam bahasa Jepang. Sehingga, dapat menguasai bahasa Jepang lebih baik lagi dan mampu berkomunikasi dengan penggunaan kanyouku 慣用句 yang tepat. 1.2 Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan dalam skripsi ini adalah menganalasis kanyouku 慣用句 yang menggunakan kanji mune 胸 dengan teori semantik. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Pada penelitian kali ini, penulis hanya akan menganalisis sepuluh kanyouku 慣用句 yang menggunakan kanji mune 胸 yang terdapat pada Kodansha s Dictionary of Basic Japanese Idioms (2002). Kanyouku 慣用句 yang akan penulis analisis, yaitu mune ga ippai ni naru 胸が一杯になる, mune ni kiku 胸に聞, mune ni semaru 胸に迫る, mune wo haru 胸を張る, mune ni egaku 胸に描く, mune wo nadeorosu 胸をなで下ろす, mune ni kotaeru 胸に応える, mune ga sawagu 胸が騒ぐ, mune ga fukuramu 胸が膨らむ, dan mune wo kasu/mune wo kariru 胸を貸す/ 胸を借りる. Dalam hal ini penulis akan membuktikan makna kanyouku 慣用句 yang ada dalam Kodansha s Dictionary of Basic Japanese Idioms (2002) sesuai dengan makna yang ada dalam kamus. Penulis juga 5

akan menggunakan buku-buku teori semantik yang akan digunakan sebagai landasan teori dalam bab 2. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami fungsi penggunaan kanyouku 慣 用句 dalam bahasa Jepang serta memahami manfaat dan pentingnya kanyouku 慣用 句 dalam bahasa Jepang. Manfaat dari penelitian ini agar membantu mahasiswa jurusan Sastra Jepang untuk memahami arti kanyouku 慣用句 dalam bahasa Jepang dan menggunakannya dengan benar dalam percakapan sehari-hari. Melalui pemahaman kanyouku 慣用句 akan sedikit banyak berkontribusi dalam pemahaman budaya bangsa Jepang. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya. 1.5 Metode Penelitian Pertama untuk mengumpulkan data dan teori pendukung, peneliti akan menggunakan metode kepustakaan, data diperoleh dari buku, jurnal, dan internet. Untuk menganalisis data penulis menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu penelitian yang mencari dan mengumpulkan data, kemudian melakukan analisis berdasarkan data-data yang diperoleh. 6

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab 1 pendahuluan, pada bab ini penulis akan menjelaskan latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan penelitian ini. Bab 2 memberi landasan teori yang digunakan dalam menganalisis 慣用句 kanyouku yang menggunakan kanji mune 胸 sebagai pembentukannya. Teori yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teori semantik. Bab 3 analisis data, berisi hasil analisis data dari penulis. Setelah membaca dan menganalisis data, penulis akan memilah-milah data yang akan dijadikan sebagai acuan penelitian dan dengan itu penulis akan membandingkan dan meneliti anatara teori yang ada dan materi dari korpus data. Dari hasil tersebut penulis akan membuat simpulan untuk penelitian ini. Bab 4 simpulan dan saran. Pada bab ini penulis akan menuliskan simpulan dari keseluruhan penelitian ini serta saran-saran untuk peneliti selanjutnya. Bab 5 ringkasan. Pada bab ini penulis akan menuliskan ringkasan dari hasil analisis data penelitian ini. 7