70 PENGARUH FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN PANJER TAHUN 20 Ni Luh Puspareni¹, I Made Patra², Ni Ketut Rusminingsih³ Abstract: Dengue hemorrhagic fever is a disease that often leads to environmentally based Extraordinary Events is transmitted very quickly. Poverty has been carried out through program control dengue fever include, environmental sanitation, education and exhibitions, developing larvae monitoring officers interpreter (jumantik), mobilizing community participation in the eradication of mosquito breeding through the motions in to clean, to protect, to cover activities, but still figure-free Flick in the last three years has decreased and is still below the standard threshold of success is 9%. The purpose of this study to determine the effect community participation to Dengue Fever. This study investigate the effect determinant of people's participation in eradication dengue mosquito breeding. The population in this study was the head of a family that is in nine Banjar in the Kelurahan Panjer, there were 96 respondents in November to December 20. The result show there is a influence of level of education, knowledge, attitudes, health advice, advice health cadres, a formal recommendation to the mosquito nest eradication community participation in dengue, and here is no suggestion of informal relationships and participation in the eradication of mosquito breeding dengue hemorrhagic fever. It s recommend for officer and jumantik to socialize sustainable to the community and the importance of mosquito nest eradication and conduct regular monitoring and evaluation. Key words: mosquito nest eradication; public participation Penyakit DBD merupakan suatu penyakit berbasis lingkungan yang sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan menyebabkan kematian terutama pada anak-anak, dan dapat menimbulkan kepanikan di masyarakat. Penyakit ini juga merupakan penyakit yang penularannya sangat cepat, insidennya sangat dipengaruhi oleh ketepatan penanganan dan pencegahan Di Provinsi Bali Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan pertama kali di Kabupaten Badung pada tahun 1973, dengan jumlah kasus 17 orang dan orang diantaranya meninggal (case fatality rate = CFR =,4 %). Sejak tahun itu jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) cendrung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas keseluruh kabupaten/kota serta merupakan penyakit endemis di Bali. Kelurahan Panjer merupakan salah satu di antara empat kelurahan yang termasuk wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan dan merupakan salah satu daerah yang endemis DBD di Kecamatan Denpasar Selatan. Data IR tiga tahun terakhir berturut 471,7/.000penduduk (2009), 1.734,6/.000/penduduk (2010) dan 289,9/.000 penduduk (2011). Hasil di Kelurahan Panjer, dimana Angka Bebas Jentik (ABJ) dalam tiga tahun terakhir yaitu tahun 2009 Angka Bebas Jentik (ABJ) sebesar 94,10 %, tahun 2010 Angka Bebas Jentik (ABJ) sebesar 90,47 %, tahun 2011 Angka Bebas Jentik (ABJ) sebesar 92,1 %. ABJ yang dicapai masih jauh dibawah standar ambang keberhasilan yaitu 9% (Dinkes Kota Denpasar,2011). Hal ini sangat tergantung dari partisipasi atau peran serta masyarakat 1 Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekes Denpasar 2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekes Denpasar
Pengaruh Faktor-Faktor Determinan... ( Puspareni, Patra, Rusminingsih ) dalam PSN DBD dan juga peran dari petugas atau kader pemeriksa jentik. Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor- faktor determinan terhadap partisipasi masyarakat dalam DBD. Sedangkan tujuan khusus adalah untuk mengetahui tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap masyarakat, anjuran petugas kesehatan masyarakat, kader kesehatan, tokoh formal dan tokoh informal terhadap partisipasi masyarakat dalam PSN DBD serta menganalisis faktor-faktor determinan terhadap partisipasi masyarakat. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan cross-sectional analitik (Arikunto S, 2002). Waktu penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan Bulan Desember 20. Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga yang terpilih secara sampling sebanyak 96 kepala keluarga. Teknik pengambilan sampel KK melalui sistim simple random sampling (Arikunto S, 2002). Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer melalui wawancara dan kuesioner, serta pengamatan langsung terhadap tempat-tempat penampungan air (container) yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Untuk menguji pengaruh faktor determinan dengan partisipasi masyarakat di uji dengan Chi Square (X 2 ) dengan tingkat kemaknaan α = 0.0, dengan daerah kritis penolakan p (probabilitas) <α. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian yang dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut: a. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap partisipasi masyarakat dalam PSN Pada penelitian ini diperoleh responden yang sebagian besar adalah menengah. Hal ini merupakan modal dasar didalam memahami tentang perihal yang mendukung kesehatan dalam kehidupannya. Sehingga PSN DBD dianggap penting bagi kesehatan lingkungannya sehingga responden berpartisipasi melakukan PSN DBD Hasil menunjukkan secara statistik ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap sarang nyamuk DBD Tabel 1. Tabel Silang Tingkat Pendidikan Terhadap Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD Di Kelurahan Panjer Denpasar Tahun 20 Tingkat Pendidikan Rendah Menengah Tinggi 10 2 90,9 48, 11, 1 3 1 9,1 1, 88,2 11 68 17 4 1 96 Dari hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003), yang menyatkan bahwa pendidikan pada individu/kelompok bertujuan untuk mencari peningkatan kemampuan yang diharapkan. Sesorang yang telah menyelesaikan pendidikan dalam suatu bidang akan mempunyai pengetahuan dan keterampilan tertentu pula. Pendapat Choirul Hadi (2003)), menyatakan bahwa faktor-faktor dominan yang mempengaruhi perilaku positif adalah tingkat pendidikan. Sedangkan menurut Green (dalam Notoatmodjo, 2007) menyatakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan prilaku kesehatan individu dan kelompok adalah faktor pendidikan. b. Pengaruh tingkat pengetahuan terhadap partisipasi masyarakat dalam Hasil uji statistik menunjukkan secara ada perbedaan tingkat pengetahuan terhadap sarang nyamuk DBD. Hal ini dapat disebabkan karena responden sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan cukup 6 berpartisipasi dan memahami manfaat positif dari pengetahuan yang dimilikinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori 71
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 1, Mei 2014 : 70-74 Green (dalam Notoatmojo, 2007) yang menjelaskan bahwa pengetahuan berpengaruh langsung terhadap prilaku seseorang. Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Terhadap Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD di Kelurahan Panjer Denpasar Tahun 20 Tingkat Berpartisipasi Pengetahuan Berpartisipasi f % F % f % Baik Cukup Kurang 4 17,4 1,8 70,6 19 27 82,6 48,2.4 23 6 17 4 1 96 c. Pengaruh sikap terhadap partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk Hasil uji statistik menunjukan ada perbedaan sikap dengan partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengue di kelurahan Panjer tahun 20. Tabel 3. Tabel Silang Sikap Dengan Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD di Kelurahan Panjer Denpasar Tahun 20 Sikap F % F % f % Negatif Positif 88,9 9,8 46 11,1 90,2 4 1 4 1 96 Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memandang bahwa PSN itu penting bagi dirinya, sehingga responden melakukan PSN dilingkungannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Subagia (200) yang mengatakan bahwa manusi tidak dilahirkan dengan sikap pandang ataupun perasaan tertentu, tetapi sikap tadi dibentuk sepanjang perkembangannya. nya sikap akan menyebabkan manusia bertindak secara khas terhadap obyek-obyeknya. Dengan kata lain sikap merupakan produk dari proses sosialisasi, dimana seseorang memberikan reaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. d. Pengaruh anjuran petugas kesehatan Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan anjuran petugas kesehatan dengan sarang nyamuk. nya pengaruh anjuran petugas kesehatan memegang peranan sangat penting dalam partisipasi dalam demam berdarah dengue. Karena responden berpendapat bahwa petugas kesehatan merupakan orang yang dapat dipercaya tentang kesehatan yang bermanfaat bagi dirinya maupun keluarganya. Keadaan tersebut diatas sesuai dengan teori Green (dalam Notoatmojo, 2007), dimana faktor penguat (reinforcing factor) yaitu faktorfaktor yang menguatkan termasuk disini adalah teman, tokoh masyarakat, petugas kesehatan. Semakin baik peranan petugas kesehatan semakin baik pula pelaksanaan PSN di lapangan. Tabel 4. Tabel Silang Petugas Kesehatan Dengan Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD Petugas Kesehatan f % F % F % 38 7 63,3 19,4 22 36,7 80,6 60 36 4 1 96 e. Pengaruh anjuran kader kesehatan Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan anjuran kader kesehatan dengan sarang nyamuk DBD. nya pengaruh anjuran kader kesehatan memegang peranan 72
Pengaruh Faktor-Faktor Determinan... ( Puspareni, Patra, Rusminingsih ) sangat penting dalam partisipasi masyarakat dalam dengue. Karena responden berpendapat bahwa kader kesehatan merupakan orang yang yang dirancang untuk diperbantukan menyampaikan edukasi kesehatan kepada masyarakat yang bermanfaat. Sesuai dengan teori Green (dalam Notoatmojo, 2007), dimana faktor penguat (reinforcing factor) yaitu faktorfaktor yang menguatkan termasuk disini adalah teman, tokoh masyarakat, petugas kesehatan. Semakin baik peranan kader kesehatan semakin baik pula pelaksanaan PSN di lapangan. Tabel. Hubungan Kader Kesehatan Dengan Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD di Kel. Panjer Denpasar Tahun 20 Kader Berpartisipasi Kesehatan Berpartisipasi 60,3 22 70,7 41 4 1 96 f. Pengaruh anjuran tokoh formal Hasil penilitian menunjukkan secara statistik ada perbedaan anjuran tokoh formal demam berdarah dengue di kelurahan Panjer tahun 20. Tabel 6. Hubungan Tokoh Formal Dengan Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD di Kelurahan Panjer Denpasar Tahun 20 Tokoh Formal 4,8 21,7 18 4,2 78,3 73 23 4 1 96 Hasil penelitian diatas memberikan gambaran bahwa keterlibatan jalur formalistik masih dipertimbangkan kebenarannya oleh masyarakat Panjer oleh karena tokoh formal merupakan seseorang yang dapat menjadi panutan dalam masyarakat ataupun individu itu sendiri sehingga anjuran tokoh formal memiliki efek positif terhadap prilaku masyarakat di Panjer. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Green (dalam Notoatmojo, 2007), dimana faktor penguat (reinforcing factor) yaitu faktor-faktor yang menguatkan termasuk disini adalah teman, tokoh masyarakat, petugas kesehatan g. Pengaruh anjuran tokoh informal Hasil ini menunjukkan uji statistic tidak ada perbedaan anjuran tokoh informal dan partisipasi dalam pemberantasan sarang nyamuk dengue di kelurahan Panjer tahun 20. Tabel 7. Hubungan Tokoh Informal Dengan Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Berpartisipasi Tokoh Berpartisipasi Informal F % F % F % 38 7 49,4 36,8 39 0,6 63,2 77 19 4 1 96 Hasil penelitian diatas menyiratkan bahwa anjuran informal tidak berdampak pada prilaku masyarakat dalam demam berdarah dengue di kelurahan Panjer. Karena masyarakat menilai bahwa PSN merupakan jalur formal bukan jalur informal sehingga kurang mendapat respon dan partisipasi PSN tidak efektif. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Green (dalam Notoatmojo, 2007), dimana faktor penguat (reinforcing factor) yaitu faktor-faktor yang menguatkan termasuk 73
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 1, Mei 2014 : 70-74 disini adalah teman, tokoh masyarakat, petugas kesehatan. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat pendidikan masyarakat dalam PSN DBD yang berpendidikan rendah sebanyak 11 orang (11.%), berpendidikan menengah sebanyak 68 orang (70,8%) dan bependidikan tinggi sebanyak 17 orang (17,7%) 2. Tingkat pengetahuan masyarakat dalam PSN DBD yang berpengetahuan cukup sebanyak 6 (8,3%), berpengetahuan baik sebanyak 23 (23%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 17 (17,7%). 3. Sikap masyarakat dalam PSN DBD yang bersikap positif sebanyak 1 orang (3,1%) daripada yang negative sebanyak 4 orang ( 46,9%) 4. petugas kesehatan dalam PSN DBD yang tidak mendapat anjuran lebih banyak 60 orang (62,%) daripada yang mendapat anjuran petugas kesehatan sebanyak 30 orang (37,%).. kader kesehatan dalam PSN DBD yang tidak mendapat anjuran kader lebih banyak orang (7,3%) daripada yang mendapat anjuran kader sebanyak 41 orang (42,7%). 6. tokoh formal dalam PSN DBD yang tidak mendapat anjuran tokoh formal lebih banyak 73 orang (76%) daripada yang mendapat anjuran tokoh formal sebanyak 23 orang (24%). 7. tokoh informal dalam PSN DBD yang tidak mendapat anjuran tokoh informal lebih banyak 77 orang (80,2%) daripada yang mendapat anjuran tokoh informal sebanyak 19 orang (19,8%). 8. masyarakat dalam PSN DBD yang berpartisipasi lebih bayak 1 orang (3,1%) daripada yang tidak berpatisipasi sebanyak 4 orang (46,9%) 9. Berdasarkan analisis faktor-faktor determinan (tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap, anjuran petugas kesehatan, anjuran kader kesehatan, dan anjuran tokoh formal) ada pengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam PSN DBD, sedangkan anjuran tokoh informal tidak berpengaruh terhadap partisipasi PSN DBD di Kelurahan Panjer Denpasar Selatan. Diharapkan petugas puskesmas untuk melakukan penyuluhan secara berkesinambungan kepada masyarakat dan kelompok tentang pentingnya PSN serta melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap petugas jumantik. Daftar Pustaka Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. Choirul Hadi, M., 2003, Risbinakes Tahun 2003, (Kajian Sosial Budaya dan Prilaku Masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengue di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, Politeknik Kesehatan Denpasar. Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2011, Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2011, Kota Denpasar. Notoadmojo, S, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar, Cetakan Kedua, Rineka Cipta, Jakarta., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Cetakan Pertama, Rineka Cipta, Jakarta. Subagia, K, 200, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Sesetan, Skripsi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar 74