Kondisi Cadangan Devisa Indonesia Penyebab Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

Box 2 : Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah melalui Arus masuk Devisa (Peraturan Bank Indonesia No 13/20/PBI/2011 ttg Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

Kinerja Ekspor Nonmigas Indonesia Tahun 2017

KETERANGAN PERS. Penguatan Koordinasi Dan Bauran Kebijakan Perekonomian Dan Keberlanjutan Reformasi

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

Bernavigasi melewati Kerentanan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

Diskusi Terbuka INFID

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka.

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

SISTEM MONETER DI INDONESIA

Kebijakan Percepatan Pelaksanaan Berusaha

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan operasionalnya. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -

S e p t e m b e r

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. tabungan paksa dan tabungan pemerintah (Sukirno dalam Wibowo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

Transkripsi:

Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No. 11/I/Puslit/Juni/2018 19 SOLUSI JANGKA PENDEK STABILISASI NILAI TUKAR RUPIAH Lisnawati Abstrak Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan seiring penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap seluruh mata uang dunia. Pelemahan nilai tukar ini akan berdampak pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan, seperti aliran modal asing yang keluar semakin tinggi, pelemahan daya saing produk Indonesia, dan risiko terbesar adalah beban pembayaran cicilan dan bunga utang pemerintah semakin besar. Tulisan ini membahas mengenai penyebab pelemahan nilai tukar rupiah, kondisi cadangan devisa, dan solusi jangka pendek untuk stabilisasi nilai rupiah. Cadangan devisa menjadi menjadi salah satu alat dalam mengatasi fluktuasi nilai rupiah. Meskipun cadangan devisa terus tergerus akibat stabilisasi nilai tukar rupiah, namun kondisi keamanan cadangan devisa ini masih terjaga. Dalam jangka pendek Bank Indonesia mengambil tindakan dengan menaikkan suku bunga, sedangkan Kementerian Keuangan lebih melihat dari kinerja keuangan BUMN. Koordinasi antara keduanya sebagai anggota KSSK juga diperlukan agar stabilitas nilai tukar terjaga. DPR khususnya Komisi XI perlu mengawal kebijakan-kebijakan yang akan dikeluarkan dalam mengatasi fluktuasi nilai tukar rupiah. PUSLIT BKD Pendahuluan Nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi seiring penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap seluruh mata uang dunia. Gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar mulai terjadi sejak akhir April 2018 dan mencapai puncaknya pada awal Mei yang ditutup pada level Rp14.264,-. Menurut Menteri Keuangan, penyebab melemahnya nilai tukar rupiah ini adalah faktorfaktor eksternal, khususnya dari AS. Perekonomian AS terus mengalami perbaikan baik dari sisi lapangan pekerjaan maupun inflasi. Selain itu juga adanya beberapa kebijakan yang akan diambil Pemerintahan AS, seperti rencana Bank Sentral Amerika untuk menaikkan suku bunga dan penurunan pajak yang akan dikeluarkan oleh Presiden Trump. Senada dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia menilai terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan tekanan pada nilai tukar rupiah. Pertama, rencana kenaikan suku bunga The

Fed yang oleh sejumlah pelaku pasar diperkirakan lebih agresif. Prediksi tersebut didasarkan pada perekonomian AS yang semakin membaik, sehingga pelaku pasar memperkirakan The Fed kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali atau tiga kali lagi. Kedua, kebijakan fiskal AS yang lebih ekspansif, penurunan pajak, dan ekspansi fiskal yang lebih besar sehingga menyebabkan defisit fiskal yang lebih tinggi. Terakhir, sejumlah risiko geopolitik, termasuk juga ketidakpastian global, perang dagang antara AS dan China. Pelemahan nilai tukar ini harus diwaspadai. Pelemahan nilai tukar yang terus-menerus dapat memberikan dampak terhadap perekonomian Indonesia. Dampak yang dapat terjadi antara lain aliran modal asing yang keluar semakin tinggi, pelemahan daya saing produk Indonesia, dan risiko terbesar adalah beban pembayaran cicilan dan bunga utang pemerintah semakin besar. Tulisan ini membahas mengenai penyebab pelemahan nilai tukar rupiah, bagaimana dampaknya terhadap kondisi cadangan devisa Indonesia jika penurunan ini berkelanjutan, dan bagaimana solusi jangka pendek yang harus diambil oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Penyebab Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Pelemahan nilai tukar yang terjadi sejak akhir April 2018 terutama dipicu oleh arus keluar dana asing seiring ekspektasi kenaikan lebih cepat bunga acuan AS. Nilai tukar rupiah tercatat telah menembus Rp14.000,- per dolar AS. Level ini merupakan yang terlemah sejak Oktober 2015. Pada bulan Juni 2018, bank sentral AS, Federal Reserve, diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunga acuan untuk dolar AS. Menaikkan suku bunga berarti menaikkan harga uang dengan cara menurunkan jumlah uang beredar. Akibatnya jika jumlah dolar AS yang beredar turun, namun jumlah mata uang yang lain (misalnya rupiah, ringgit, rand, atau reais) tetap, maka nilai dolar AS akan meningkat. Hal ini dapat terjadi karena AS merupakan perekonomian terbesar di dunia dan secara de facto dolar AS merupakan mata uang perdagangan internasional. Konsekuensi dari meningkatnya nilai dolar AS, maka China sebagai negara produsen terbesar di dunia akan terkena imbasnya. China merupakan negara yang membeli banyak barang mentah atau setengah jadi dari seluruh negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Melambatnya perekonomian China tentu akan menurunkan ekspor dari tiap-tiap negara di dunia, termasuk Indonesia. Dengan menurunnya ekspor Indonesia, maka penawaran mata uang dolar AS akan turun sehingga harga dolar AS akan meningkat. Kondisi Cadangan Devisa Indonesia Upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah memerlukan kehadiran otoritas moneter dan fiskal. Ketersediaan cadangan devisa menjadi salah satu alat dalam mengatasi fluktuasi nilai rupiah agar rupiah berada pada tingkat yang sesuai secara fundamental. Berdasarkan konsep International Reserves and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) yang dikeluarkan International Monetary Fund (IMF), 20

21 cadangan devisa didefinisikan sebagai seluruh aktiva luar negeri yang dikuasai oleh otoritas moneter dan dapat digunakan setiap waktu untuk membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran dan untuk menjaga stabilitas moneter. Dari definisi tersebut sangat jelas bahwa salah satu fungsi cadangan devisa adalah untuk mempertahankan nilai tukar mata uang. Cadangan devisa diperlukan untuk memelihara kepercayaan pasar, digunakan untuk intervensi pasar sebagai upaya mengendalikan fluktuasi nilai tukar, dan memberikan kepercayaan kepada pelaku pasar bahwa mata uang domestik senantiasa didukung oleh aset valuta asing. Oleh karena itu keamanan cadangan devisa harus terus dipantau jika nilai tukar rupiah terus menurun. Peranan cadangan devisa di dalam rejim devisa bebas yang dianut Indonesia tereliminasi akibat dari bebasnya arus devisa masuk-keluar. Dengan mudahnya devisa masuk-keluar, maka stabilitas nilai tukar mata uang dapat terjaga karena terjadinya pelemahan atau penguatan nilai tukar secara mekanisme pasar dapat diatasi dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) devisa secara bebas. Namun pada kenyataannya, pasar valuta asing Indonesia bersifat tidak simetris di mana penawaran lebih condong berasal dari aliran dana jangka pendek, sedangnya permintaan yang bersifat fundamental untuk impor atau membayar hutang luar negeri relatif besar. Sementara itu, penawaran devisa yang terutama berasal dari hasil ekspor pada kenyataannya tidak sepenuhnya masuk ke Indonesia, lebih banyak mengendap di bank di luar negeri. Kondisi ini menyebabkan rentannya stabilitas nilai tukar rupiah dari keluarnya modal secara mendadak sehingga diperlukan pertahanan psikologis berupa cadangan devisa yang kuat. Berdasarkan data Bank Indonesia, Penurunan cadangan devisa ini telah terjadi sejak Januari 2018. Saat itu cadangan devisa tercatat US$131,98 miliar. Memasuki Februari cadangan devisa tercatat US$128,06 miliar atau tergerus sekitar US$3,92 miliar menjadi US$128,06 miliar. Pada Maret 2018, cadangan devisa tercatat US$126 miliar, berkurang lagi sebesar US$2,06 miliar. Terakhir pada periode April 2018 cadangan devisa RI tercatat US$124,9 miliar. Penurunan cadangan devisa yang terjadi terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Meskipun cadangan devisa terus tergerus akibat stabilisasi nilai tukar rupiah, namun menurut Bank Indonesia cadangan devisa tersebut masih aman. Pada bulan Januari dengan kondisi cadangan devisa sebesar US$131,98 miliar, masih cukup untuk membiayai 8,5 bulan impor atau 8,2 bulan impor sekaligus pembayaran utang luar negeri pemerintah. Pada bulan Februari kondisi cadangan devisa masih cukup untuk membiayai 8,1 impor atau 7,9 bulan impor sekaligus pembayaran utang luar negeri pemerintah. Pada bulan Maret, Bank Indonesia menyebut cadangan devisa masih cukup untuk membiayai 7,9 bulan impor atau 7,7 bulan impor sekaligus pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Terakhir pada bulan April kondisi cadangan devisa masih dapat membiayai 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor sekaligus pembayaran utang luar negeri pemerintah. Berdasarkan data tersebut, kemampuan cadangan devisa terus mengalami penurunan. Namun berdasarkan standar IMF, pedoman cadangan devisa yang aman senilai 3-4 bulan impor. Namun, negaranegara emerging market berpedoman cadangan devisa setara dengan nilai 6,6 bulan impor. Dengan demikian jika melihat kondisi Indonesia saat ini berdasarkan pedoman tersebut, kondisi keamanan cadangan devisa ini masih dalam relatif aman. Namun demikian harus terus dipantau fluktuasi nilai tukar rupiahnya. Perekonomian Indonesia tidak boleh terpaku pada masuknya dana-dana panas dari luar negeri yang dengan cepatnya kembali ke negara asalnya. Pasokan modal yang bersumber dari devisa hasil ekspor akan lebih menjamin kesinambungan kecukupan cadangan devisa yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan untuk menjaga ketahanan ekonomi domestik dari goncangan global dan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi pengembangan ekonomi nasional. Solusi Jangka Pendek Pemerintah dan Bank Indonesia Dalam mengatasi rentannya gejolak nilai tukar rupiah, Indonesia butuh kebijakan yang fokus pada stabilitas, yakni dari sisi nilai tukar rupiah, surat utang, dan pasar saham. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam mengatasi hal ini adalah mengkombinasikan kebijakan suku bunga dan intervensi ganda. Pada 18 Mei 2018, Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga sebesar 25 bps. Dampak dari kenaikan suku bunga ini terhadap nilai tukar akan terlihat satu bulan kemudian. Langkah kedua adalah melakukan intervensi ganda dengan menyuplai valuta asing di pasar uang dan membeli Surat Berharga Negara. Dari sisi pemerintah, yang dilakukan adalah memonitor keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meskipun saat ini kondisinya masih terkendali. BUMN yang memiliki beban utang terlalu banyak dan tidak mampu membayarnya dapat menghilangkan kepercayaan investor sehingga menyebabkan arus modal yang keluar membesar. Meskipun BUMN mendapatkan mandat Pemerintahan Jokowi sebagai agen pembangunan, namun BUMN harus mengoptimalkan pembiayaan ekuitas sehingga rasio utang untuk membiayai perusahaan tetap dalam batas aman dan tidak menimbulkan persepsi negatif. Untuk itu BUMN diharapkan menggunakan pembiayaan alternatif seperti sekuritisasi, menerbitkan surat utang, atau obligasi rupiah terbitan institusi Indonesia yang dijual dan dicatatkan di luar negeri dan melakukan kerja sama dengan investor strategis dalam meningkatkan sinergi antara BUMN atau dengan swasta. Pemerintah dan Bank Indonesia perlu melakukan sinergi dalam mengontrol nilai tukar rupiah, tidak hanya fokus pada tugas masingmasing. Di samping itu, dipandang penting untuk mengaktifkan kinerja Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam mengatasi tekanan nilai tukar rupiah. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 Undang- Undang Nomor 9 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis 22

23 Sistem Keuangan, KSSK bertugas untuk melakukan koordinasi dalam rangka pemantauan dan pemeliharaan stabilitas sistem keuangan. KSSK yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan harus berkoordinasi dan memantau agar pelemahan nilai tukar rupiah tidak terus berlanjut sehingga menyebabkan krisis di kemudian hari. Besarnya cadangan devisa negara yang telah digunakan untuk stabilisasi nilai rupiah dan pentingnya koordinasi antara pemerintah dari sisi kebijakan fiskal dan Bank Indonesia dari sisi kebijakan moneter maka segala kebijakan yang dikeluarkan harus mendapatkan pengawasan, dalam hal ini oleh DPR, khususnya Komisi XI. Pengawasan ini sangat penting guna memastikan bahwa kebijakan yang dikeluarkan berdasarkan pertimbangan kuat dan dapat tepat sasaran. Selain itu, apabila dipandang perlu DPR juga dapat mendorong penguatan dan perluasan koordinasi tersebut dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Penutup Pelemahan nilai tukar yang terjadi sejak akhir April 2018 hingga Mei 2018, terutama dipicu oleh arus keluar dana asing seiring ekspektasi kenaikan lebih cepat bunga acuan AS. Pelemahan nilai rupiah juga harus terus dipantau menyusul akan ada rencana kenaikan suku bunga acuan dolar AS bulan Juni mendatang. Sementara ini, untuk meminimalisir dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap perekonomian secara keseluruhan diatasi dengan mengandalkan cadangan devisa yang saat ini dalam kondisi aman. Namun demikian, kondisi kemanan cadangan devisa harus terus ditingkatkan dengan memperkuat hasil ekspor produk-produk dalam negeri. Sebagai solusi jangka pendek, Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan menaikan suku bunga serta intervensi di pasar valuta asing dan surat berharga negara. Solusi jangka pendek ini harus diperkuat dengan meningkatkan koordinasi antar Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, OJK, dan LPS yang tergabung dalam KSSK untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah agar pelemahan nilai tukar tidak berkelanjutan dan menyebabkan krisis dikemudian hari. Dalam hal ini, DPR RI, khususnya Komisi XI yang membidangi keuangan dan perbankan perlu mengawal kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam mengatasi pelemahan nilai tukar dengan selalu berkoordinasi dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, OJK, dan LPS. Referensi Cadangan Devisa Turun ke US$ 124 Miliar, Perry: Lebih dari Cukup. https://finance.detik.com/ moneter/d-4038446/cadangandevisa-turun-ke-us-124-miliarperry-lebih-dari-cukup, diakses 29 Mei 2018. Intervensi Nilai Tukar Kuras Cadangan Devisa Bulan Lalu. http://finansial.bisnis.com/ read/20180307/9/747309/ intervensi-nilai-tukar-kurascadangan-devisa-bulan-lalu, diakses 28 Mei 2018.

Ini 3 penyebab melemahnya nilai tukar Rupiah versi gubernur Bank Indonesia. https://www. merdeka.com/uang/ini-3- penyebab-melemahnya-nilaitukar-rupiah-versi-gubernurbank-indonesia.html, diakses 29 Mei 2018. Intervensi Nilai Tukar Kuras Cadangan Devisa Bulan Lalu. http://finansial.bisnis.com/ read/20180307/9/747309/ intervensi-nilai-tukar-kurascadangan-devisa-bulan-lalu, diakses 29 Mei 2018. Jaga stabilitas pasar, pemerintah monitor neraca BUMN, https:// nasional.kontan.co.id/news/ jaga-stabilitas-pasar-pemerintahmonitor-neraca-bumn, diakses 28 Mei 2018. KSSK Bertanggung Jawab atas Keputusan dalam Forum Stabilitas Keuangan. http://finansial.bisnis. com/read/20160619/9/559225/ kssk-bertanggung-jawab-ataskeputusan-dalam-forum-stabilitaskeuangan, diakses 28 Mei 2018. Perry Warjiyo Fokus Stabilisasi Rupiah, Suara Pembaruan, Jumat 25 Mei 2018, hal. 7. Relaksasi Perbankan Berlanjut, Bisnis Indonesia, Senin 28 Mei 2018, hal. 24. Stabilisasi Moneter & Solusi Jangka Panjang, Bisnis Indonesia, Senin 28 Mei 2018, hal. 1. 24 Lisnawati lisnawati@dpr.go.id lisnawati.dpr@gmail.com Lisnawati S.Si., M.S.E., menyelesaikan pendidikan S1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia pada tahun 2005 dan pendidikan S2 ilmu ekonomi universitas indonesia pada tahun 2008. Saat ini menjabat sebagai Peneliti Muda kepakaran Ekonomi Terapan pada Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI. Beberapa karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan melalui jurnal dan buku antara lain: "Pembangunan Sektor Perikanan Laut dan Pemberdayaan Nelayan" (2010), "Kebijakan Penetapan Upah Minimum di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta" (2013), dan "Implementasi Sistem Keuangan Pusat dan Daerah dalam Memperkuat Perekonomian Nasional" (2015). Info Singkat 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI http://puslit.dpr.go.id ISSN 2088-2351 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi tulisan ini tanpa izin penerbit.